Prolog: Angin laut berbisik di telinga, membawa aroma garam dan kisah masa lalu. Di pesisir utara Jawa, di tengah hiruk-pikuk kerajaan dan pergulatan budaya, hiduplah seorang wali yang namanya terukir abadi dalam sejarah: Sunan Kalijaga. Bukan sekadar wali, ia adalah seniman, negarawan, dan juru dakwah ulung yang berhasil menyebarkan Islam di Tanah Jawa dengan cara yang unik dan penuh hikmah. Novel ini akan menguak perjalanan hidup Sunan Kalijaga, merangkai peristiwa-peristiwa penting, dan mengungkap strategi dakwahnya yang jenius. Bab 1: Raden Said, Putra Seorang Adipati Kisah dimulai di tengah kemegahan dan kemewahan Kesultanan Demak. Raden Said, putra seorang adipati, hidup dalam lingkungan yang kaya akan seni dan budaya Jawa. Namun, di balik kemewahan itu, ia merasakan gelisah batin. Ia mencari makna hidup yang lebih dalam, sesuatu yang melampaui batas-batas kesenanga...
Ya Tuhan,Sungguh Engkaulah Yang Mahamengetahui,Sungguh hanya Engkau Yang mengetahui Hati Dan pikiran Aku.
Ya Tuhan,Kasihanilah Aku ini,Sebab Aku merana,Aku gundah,Aku bimbang,Aku Sakit,Langkahku Gemetar,Aku Letih Dan lesu,Tuhan,Jiwakupun Kini Lemah Dan Tidak Berdaya Lagi.
Ya Tuhan,Pulihkanlah Aku ini,Selamatkanlah Jiwaku ini,oleh Karena Kasih Setiamu.
Ya Tuhan,Engkau Tahu,Sebab kini Jalanku Penuh Akan lubang-lubang Dan bebatuan,Langkahku kini Sulit,Pikiranku kini Mendapati Jalan kebuntuan untuk Berjalan menuju Ke Jalan Yang Benar,Jalan Yang Di mana Aku Dapati Perkenananmu.
Tuhan,kini Seolah Jalan yang Aku Jalani ini Seolah memerintahkan Aku untuk berpaling,untuk mengambil jalan yang Rata dan mulus,Akan tetapi Aku tahu Jalan itu tidaklah mendapat perkenananmu.
Tuhan,Tolong Dengarkanlah permohonan Aku ini,Keluahan Aku kini Telah menjadi lesu.
Tuhan,terimalah Doa Aku ini.
Tuhan,Berapa Lama Lagi Aku Harus Bersabar Akan Jalanku Yang kini Sulit ini ?
Setiap Malam Aku Mengharapkan Dan membayangkan Pertolonganmu Datang,Di Tempat Tidurku.
Mata Aku Kini Hanya Tertuju Kepada harapan Pertolonganmu Datang Di esok Hari.
Harapku Dan Bayanganku,Tuhan, Kau Akan,Berikan Aku Pertolonganmu Yang Seperti nabi Ayub Dengan Sekejab Mata Lalu Ia Pulih Dari Segala Penderitaan Dan keluh Kesahnya.
Syukur Aku Ucapakan Yang kini Aku masih Dapati memohon Kepadamu,Tuhan Hanya ke Dalam Namamu aku Berdoa,Ya Allahku,Ya Tuhanku,Amin
Ya Tuhan,Kasihanilah Aku ini,Sebab Aku merana,Aku gundah,Aku bimbang,Aku Sakit,Langkahku Gemetar,Aku Letih Dan lesu,Tuhan,Jiwakupun Kini Lemah Dan Tidak Berdaya Lagi.
Ya Tuhan,Pulihkanlah Aku ini,Selamatkanlah Jiwaku ini,oleh Karena Kasih Setiamu.
Ya Tuhan,Engkau Tahu,Sebab kini Jalanku Penuh Akan lubang-lubang Dan bebatuan,Langkahku kini Sulit,Pikiranku kini Mendapati Jalan kebuntuan untuk Berjalan menuju Ke Jalan Yang Benar,Jalan Yang Di mana Aku Dapati Perkenananmu.
Tuhan,kini Seolah Jalan yang Aku Jalani ini Seolah memerintahkan Aku untuk berpaling,untuk mengambil jalan yang Rata dan mulus,Akan tetapi Aku tahu Jalan itu tidaklah mendapat perkenananmu.
Tuhan,Tolong Dengarkanlah permohonan Aku ini,Keluahan Aku kini Telah menjadi lesu.
Tuhan,terimalah Doa Aku ini.
Tuhan,Berapa Lama Lagi Aku Harus Bersabar Akan Jalanku Yang kini Sulit ini ?
Setiap Malam Aku Mengharapkan Dan membayangkan Pertolonganmu Datang,Di Tempat Tidurku.
Mata Aku Kini Hanya Tertuju Kepada harapan Pertolonganmu Datang Di esok Hari.
Harapku Dan Bayanganku,Tuhan, Kau Akan,Berikan Aku Pertolonganmu Yang Seperti nabi Ayub Dengan Sekejab Mata Lalu Ia Pulih Dari Segala Penderitaan Dan keluh Kesahnya.
Syukur Aku Ucapakan Yang kini Aku masih Dapati memohon Kepadamu,Tuhan Hanya ke Dalam Namamu aku Berdoa,Ya Allahku,Ya Tuhanku,Amin
Comments
Post a Comment
Informations From: Omnipotent