التخطي إلى المحتوى الرئيسي

Cerpen Lima Sekawan

Pagi cerah yang ditemani oleh pelangi yang indah, soalnya shubuh tadi hujan jadi ada pelangi deh hehe.. gadis yang berumur 15 tahun ini baru selesai sarapan pagi, pagi ini gadis yang bernama novia candrani akan bersekolah dengan nuansa yang berbeda. Ya, karena hari ini dia akan bersekolah di new school-nya. Ia melihat ke arah cermin, ia betulkan kerudung paris yang ia pakai, yaa.. tadinya ia bersekolah di MTs (madrasah tsanawiyah), ia pindah karena abinya pindah tugas dari bandung ke Jakarta. Kata abinya, di Jakarta sangat sulit mencari MTs jadi ia harus bersekolah di sekolah yang umum. Di sekolahnya yang sekarang, tadinya gadis yang akrab dipanggil via ini tidak diperbolehkan memakai kerudung, karena seragam yang disediakan adalah seragam pendek, guru-gurunya pun jarang yang memakai kerudung, paling-paling guru agama islam. Tapi, abinya berhasil membujuk kepala sekolah dan bersedia menjahit sendiri seragamnya, hanya minta bahannya saja dari sekolah, tentu harganya lebih mahal, karena bahan yang dihabiskan lebih banyak. Okey, back to the story!


Via berangkat sekolah dengan abinya menggunakan mobil dinas abinya, sebelum itu, ia berpamit serta mencium tangan dulu pada uminya. Setelah sampai, ia diantar abinya untuk bertemu dengan walikelasnya yang baru. Setelah bertemu.. walikelasnya mengantarkan Via ke kelasnya yang baru, sedangkan abinya langsung pamitan berangkat kerja.

Ketika Via dan walikelas nya yang bernama pak Uus memasuki kelas, semua siswa ataupun siswi memasang wajah cengo secengo-cengonya. Entah kenapa, mungkin kaget melihat penampilan Via, karena di sekolah ini yang berhijab hanya Via. Pak Uus mempersilahkan Via untuk duduk di samping siswi yang ternyata namanya Charon. Namanya sih kaya orang barat, tapi mayoritas di sekolah ini muslim kok. Charon itu anaknya cantik sekali, rambutnya yang terurai panjang dihiasi oleh pita hijau, karena katanya dia suka warna hijau. Via bersyukur karena bisa duduk dengan orang sebaik Charon.

Ketika jam istirahat, Charon mengajak Via berkeliling sekolah, Via menyetujui itu dengan hati yang sangat bahagia. Charon menyebutkan nama ruangan yang mereka lewati, sampai akhirnya berhenti di sebuah ruangan yang isinya rak-rak yang dipenuhi buku-buku. Yaps! Perpustakaan. Charon mengajak Via masuk ke ruang itu, lalu duduk di bangku perpus paling pojok.

'biasanya, kalau istirahat aku disini' ujar gadis pita hijau yang bola matanya pun berwarna hijau, eits tanpa soft-lens loh. Wajar saja kalau tempat nongkrongnya di perpus, kan Charon itu juara kelas. Via menjawabnya hanya dengan manggut-manggut.

Ting! ting! ting! bell masuk telah berdering, Via dan Charon melangkah menuju kelas. Di koridor sekolah, terlihat tiga perempuan yang sedang berjalan ala-ala orang paling cakep di dunia, haha… Mereka memakai bando, gelang, kalung, dan kaus kaki berwarna merah muda, tapi yang bahasa kerennya pink, eh itu kan bukan bahasa keren, tapi bahasa Inggris! ya kan? hehe… Sekeliling orang yang berada di dekat tiga perempuan itu terlihat tegang, kaku, takut.

'Charon, itu kenapa? Kok anak-anak pada kaya takut sih sama cewek-cewek itu?' tanya Via penasaran.

'Itu The Pinky's Vi, yang ketuanya namanya Jessica. Dia anak pemilik yayasan sekolah ini. Makanya anak-anak takut, soalnya kalau ada yang macam-macam sama dia, dia bakalan laporin ke papihnya' jelas Charon.

Tak disangka The Pinky's telah ada di hadapannya.

'Eh, kalian ngomongin kita ya?' hentak Jessica.

Via dan Charon yang terkejut pun gelagapan, apalagi Via, dia kan anak baru, dia enggak mau punya urusan sama anak pemilik yayasan sekolah, bisa-bisa berabe.

'Eng-enggak ko jess, kita gak ngomongin kamu, ki-kita lagi ngomongin pelajaran ipa tadi kok' Charon menjelaskan dengan sedikit berbohong

'Mmm… kamu siapa? Kok tampilannya aneh gitu sih? Anak baru?' tanya Jessica dengan laga sok keren.

'iya, aku Via' Via mengulurkan tangannya, namun Jessica tak menerima tangannya, akhirnya Via menurunkan kembali tangannya.

'Eh, Charon! Kamu kasih tahu tuh ke temen baru kamu yang gayanya kaya ibu-ibu pengajian, kalau aku itu siapa disini,' ujarnya sombong.

'I-iya Jess, sorry. Ki-kita mau ke kelas, t-takut ketinggalan pelajaran.'

Via dan Charon langsung ngacir.. hosh! hosh! untung belum ada guru yang masuk kelas. Via dan Charon mengatur nafas yang ngosh-ngoshan karena lari tadi.

Malam harinya, Via sedang makan malam bersama abi dan uminya. Via menyantap ayam bakar kesukaannya itu, apalagi ada sambelnya. Wih. Suka lupa doa makan kalau gitu, alhasil abinya suka kultum sebelum makan. Haha!

'Gimana hari pertama sekolahnya?' tanya umi sambil membereskan piring-piring yang kotor.

'Alhamdulillah umi, aku seneng dapat teman baru, apalagi temanku sebaik Charon,'

'Siapa itu Charon?' tanya abi sambil melahap pudding coklat yang masih terisi penuh.

'sahabat baru aku, baik deh, nanti kapan-kapan aku ajak dia main ke sini'

Keesokan harinya, Via menolak untuk diantarkan oleh abinya, ia lebih memilih untuk jalan kaki ke sekolah, karena jarak nya tidak terlalu jauh, itung-itung sambil olah raga.

Via melihat Charon yang sedang duduk di bangku dengan berurai air mata? Kenapa? Pagi-pagi ngejreng gini sudah menangis.. Via langsung menghampiri Charon dengan tampang panik tingkat dewa 19, lah? Grup band dong, akikik.

'Charon,' Via memberi tissue yang selalu ia bawa, 'Kamu kenapa?'

'Hks, hks. Bu-buku tugas ku.. hks, buku tugas ku di robek oleh The Pinky's. hks' Charon menangis sambil mengumpulkan robekan-robekan buku tugasnya.

'Emang kamu salah apa charon?'

'Aku gak ngasih jawaban tugas ku sama dia,hks'

'Ini keterlaluan, gak bisa dibiarkan'

Tanpa ba-bi-bu-be-bo, Via keluar kelas dengan kepalan kedua tangannya, mukanya memerah, ia memang tidak senang jika ada orang yang bertindak semena-mena. Via menghampiri The Pinky's yang sedang cengangas-cengenges di bangku panjang koridor sekolah. Kemarahannya tak bisa tertahankan, ia meluapkan semuanya pada The Pinky's.

'Jessica!'

'Ow, ow, ow. Ada apa ini?'

'Kamu gak usah sok gak tahu. Kamu ngapain robek buku tugasnya Charon?'

'Kamu berani ngelawan aku?'

'Buat apa aku takut sama orang sombongnya selangit kayak kamu?'

Jessica mengepal kedua tangannya, amarah nya naik seketika, ia menarik Via ke ruang pemilik yayasan, skak! Harus apa Via? Bagaimana kalau dia di out dari sekolah, aduh! Kenapa tadi dia nekat sih.. hu! Tenang..tenang..

'Papi,'

Bapak Robert, mengadahakan kepalanya. 'Ada apa sayang?'

'Liat nih! Cewek ini berani banget bentak-bentak aku, pokoknya aku mau dia di out!'

'Via?' bapak Robert memang sudah mengenal Via waktu pendaftaran ke sekolah.

'Papi kenal?'

'Ya, dia anak baik. Kamu yang memang bertindak semena-mena, papi juga tau dari anak-anak. Via, saya minta tolong sama kamu.. rubah Jessica supaya menjadi anak baik, jangan takut, kalau dia melawan, lakukan apa saja yang kamu inginkan'

'Papi?!'

'Baik pak Robert.'

Via kembali ke kelas, ternyata tidak seburuk yang ia kira. Malah jauh dari pemikirannya. Terlihat di kelas Charon yang super panik bukan tingkat dewa 19 lagi. Tapi udah tingkat NOAH! Akikikik.

Charon mengeluarkan botol tuppie-nya, ia menteguk air yang ia bawa dari rumah. Kebanyakan siswa/I disini membawa botol tuppie, karena lebih steril kalau bawa air dari rumah, Via juga bawa.

'Kamu dari mana sih Vi, kamu gak ngelakuin hal yang enggak-enggak kan?'

'Aku habis labrak Jessica dan cs nya,'

'APA?!!!'

'Tenang aja, aku gak apa-apa, malah pak Robert nyuruh aku buat rubah Jessica supaya lebih baik'

'Kamu serius?'

Via angguk-anggukan, disusul dengan cekikikan. Haha

Hari demi hari telah berlalu, sudah 1 bulan Via menjadi siswi di sekolah ini, ia juga berhasil merubah setengah kejelekan dari Jessica, hanya sifat gengsi nya saja belum hilang, susah banget..

Yang tadinya Jessica and cs suka bolos pelajaran dan nongkrong di kantin, sekarang jadi enggak lagi, terus yang gak pernah ngerjain tugas rumah jadi lebih rajin ngerjain, yang biasanya seenaknya usir-usir anak-anak sekarang lebih bisa menghargai satu sama lain.. pokoknya masih banyak lagi deh perubahannya.

'Jessica, nova, uti. Belajar bareng yuk di rumahku? Sama Charon juga' ajak Via dengan bersemangat. Ketiga perempuan itu terus-terusan gelagapan a-i-u-e-o. sebenarnya mereka mau menerima ajakan itu, tapi syaiton gengsi masih melekat di hati mereka. Astagfirullah.. 'Pokoknya aku tunggu ya di rumah, nih alamatnya' Via memberi sesobek kertas ke tangan Jessica.. lalu pergi sambil tersenyum.

Di siang hari yang cerah seperti wajah Via sehari-hari.

Via dan Charon sedang asik belajar di rumah Via dengan di temani lawakan-lawakan kecil dari abi dan uminya Via. Charon memang sudah sangat dekat dengan keluaga Via. Begitupun sebaliknya! Dan yang paling cetar membahana badai, Charon sudah berkerudung seperti Via. Charon bilang pakai jilbab itu menambah kecantikan, haha memang benar!

Tingnong.. tingnong..

Bell rumah Via berbunyi, siapa yang datang? Via dan Charon membuka pintu, yaps! Seperti yang mereka kira, yang datang adalah Jessica, Nova, dan Uti. Mereka sudah tidak mau lagi di panggil The Pinky's. karena Via pernah bilang kepada mereka kalau berteman tidak usah memakai nama genk gitu, soalnya kebanyakan yang pakai genk, persahabatannya tidak bertahan lama.. gitu katanya.. entah benar atau tidak hehe.

'Kalian jadi datang?' Charon memulai pembicaraan, ketiga insan itu senyum-senyum sendiri.

'Ayo masuk' Via mempersilahkan masuk.

Mereka kembali ke ruang tamu, masih ada umi dan abi disana, dan yang membuat news headline adalah mereka bertiga mencium tangan orangtua Via. Via dan Charon sempat bengong sekejap. Namun disusul dengan senyuman yang merangkai indah bibir mereka.

'Halo, kita belum kenalan ya?' ledek abinya Via

'Aku Jessica om,'

'Aku Nova om,'

'Aku Uti om,'

'Panggil abi aja ya, lebih akrab!'

'Baik abi'

Mereka berbincang-bincang dengan penuh tawa, haha hihi tiap detik! Abinya via memang pandai melawak. Tiba-tiba Jessica bicara serius.

'Abi, jess boleh tanya nggak?'

'Boleh cantik, nanya apa?'

'Kenapa sih umi, Via, Charon pada pakai jilbab?'

'Hmm, kamu muslim?'

'Walaupun namaku nama orang barat, tapi aku islam bi..'

'Bagi wanita muslim, memakai jilbab itu hukumnya wajib.. karena seluruh tubu
hanya adalah aurat kecuali telapak tangan dan wajah,'

'Oh gitu, jadi aku, Nova, dan Uti juga harus pakai jilbab?'

'Harusnya sih gitu, tapi harus ada niat dulu dari hati kamu..'

'Oo'

Keesokan harinya, mengejutkan! Tebak siapa yang datang ke kelas Via dan Charon? Yes! That's right, itu Jessica Nova dan Uti. Tapi enggak kayak yang kemarin-kemarin, hari ini mereka dengan new style. Seperti Via dan Charon mereka berkerudung, menutup aurat, dah mengucapkan salam. Waw banget gak? Biasa aja yah, hehe… sekarang mereka enggak punya sifat gengsi lagi, pak Robert juga berterimakasih banyak sama Via. Karena Via anaknya menjadi seperti ini. Mereka berlima jadi sering main bersama.. mainnya sambil belajar tentang agama, soalnya mereka belum banyak tahu tentang islam.

Cerpen Karangan: Rahma Bella Aghnia
Facebook: Rabella.aghnia.10[-at-]facebook.com
Nama saya Rahma Bella Aghnia, saya lahir 21 mei 1999, saya suka menulis sejak SMP kelas 1. kunjungi saya di fanspage saya di facebook ‘Rahma Bella Aghnia’

تعليقات

المشاركات الشائعة من هذه المدونة

The Painting of Destiny

"Are you sure of this, Navan?" The old pirate stared at King Mannas' chief merchant. However, his bright emerald green eyes sparkled with laughter. "The information came from Daoud, one of my former crew members, when I was ravaging the coastal villages of Vyrone." Navan smiled at the expression crossing Gerrod's face, whose family had fled from one of these villages. The Iron Falcon was a legend and parents had always used the threat of its crew and its flaming-haired captain to scare naughty children into sleeping and behaving differently. Gerrod quickly recovered and smiled. "Then he must be a man to be trusted, indeed." "Ah!" cried Navan. "Daoud will take the coin from the mouth of a dead man while it is still warm. I trust him only because he knows the fate of him who lies to me." I may have made him captain when I decided to infiltrate King Mannas' court, but he still knows who is in charge. "We must tell ...

Good Morning America is a popular

Good Morning America is a popular morning news show that airs on ABC. It has been a staple in American households since its debut in 1975. The show covers a wide range of topics including news, entertainment, lifestyle, and pop culture. With its team of talented hosts and reporters, Good Morning America provides its viewers with the latest updates on current events and trending stories. One of the things that sets Good Morning America apart from other morning shows is its lively and energetic atmosphere. The hosts, including Robin Roberts, George Stephanopoulos, Michael Strahan, and Lara Spencer, bring a sense of fun and camaraderie to the show. They engage with their audience and each other in a way that feels genuine and relatable. In addition to its engaging hosts, Good Morning America also features a variety of segments that cater to a diverse audience. From cooking demos and fashion tips to celebrity interviews and human interest stories, the show offers something for everyone. Wh...

The liz hatton

The liz hatton is a unique piece of headwear that has been gaining popularity in recent years. This hat is characterized by its wide brim and low crown, which gives it a distinctive and fashionable look. The liz hatton is often made of materials such as wool, felt, or straw, making it a versatile accessory that can be worn in various seasons. One of the key features of the liz hatton is its versatility. This hat can be dressed up or down, making it suitable for a range of occasions. Whether you're going for a casual look or a more formal outfit, the liz hatton can easily complement your ensemble. Additionally, the wide brim of the hat provides excellent sun protection, making it ideal for outdoor activities such as picnics or garden parties. In terms of style, the liz hatton can be compared to other types of hats such as the fedora or the boater. While these hats may have similar silhouettes, the liz hatton stands out for its unique shape and design. The low crown and wide brim of ...
  • Cerpen (Serigala Putih) Daun Dari Angin

    Kalau aku mengikuti angin, mungkinkah bisa bertemu. Aku mengharapkannya. Sudah berhari-hari aku menelusuri sungai ini, tapi yang aku lihat masih belum berubah. Hari sudah semakin terik, sejenak istirahat untuk memulihkan staminaku. Tak ada yang bisa kulakukan selain menikmati indahnya susunan pep... Readmore

  • Cerpen Artis Keren Itu Suamiku

    Velizah menatap atap kamarnya dengan perasaan getir, hujan di luar sana seakan mewakili perasaan giris di hatinya. Velizah seolah tak dapat melukiskannya, bayangan masa lalunya seakan tak bisa lepas dari ingatannya. Rasanya, baru kemarin dia merasakan cinta dari seorang Revan, suami yang sangat d... Readmore

  • Cerpen 1 Cinta di Antara 3 Pilihan

    Memilih? Memilih adalah salah satu hal yang paling sulit untuk aku lakukan. Aku mencintainya, dia dan dirinya. Aku merasa bahwa aku terlalu serakah apabila aku tidak bisa memilih satu di antara mereka bertiga. “Cukup! Aku tidak bisa jika aku harus selalu seperti ini, aku harus bisa memilih ... Readmore

  • Humor Kakek Koplak

    Kakek Koplak Suatu waktu si kakek lg mancing ikan, udah 3 jam blom dapet2... Anak: "Lagi Ngapain Kek..??" Kakek: "Lo kagak liat?? Gue lagi mancing, goblokk..!!" Anak: "Udah dapet kek..??" Kakek: "Belom Goblok...!! Brisik!! Banyak bacotLuh..!!" Anak: "Emang.. umpannya pake apaan kek..?" Kakek: "Yaa p... Readmore

  • Humor Blackberry Dan Laptop Baru

    Bendol Jokey ceritanya waktu dulu pas mbah bendol kelas 6 SD bendol : weh jo.. bolos yuk jokey : enggak ah takut ketauan pak guru bendol : udah gapapa kita kan udah UN jadinya bebas jokey : ywdh deh tiba-tiba pak guru melihat guru : mau kemana kalian bendol : bolos pak guru : kalo kmu tetep bolos.. ... Readmore

  • Kekuatan Manusia : Menghalangi Tuhan Bekerja

    Baca: 1 Korintus 1:18-31 "supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah." (1 Korintus 1:29) Di dunia ini ada banyak orang pintar, hebat, jenius dengan berbagai titel yang mentereng, banyak pula orang kaya dan berkedudukan tinggi. Banyak di antara mereka terlibat dal... Readmore

  • Orang Kristen Sebagai Orang Percaya

    Baca: Yohanes 1:1-18 "Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;" (Yohanes 1:12) Ketika mendengar kata 'Kristen' yang langsung timbul di dalam pikiran semua orang adalah mereka yang percaya kepada Yesus Kristus... Readmore

  • Pergumulan Yang Berat (2)

    Baca: Markus 14:32-42 "Ia maju sedikit, merebahkan diri ke tanah dan berdoa supaya, sekiranya mungkin, saat itu lalu dari pada-Nya." (Markus 14:35) Ketika menghadapi pergumulan yang berat, sebagai manusia Yesus membutuhkan teman untuk berbagi beban, karena itu Ia mengajak Petrus dan kedua anak ... Readmore

  • Pergumulan Yang Berat

    Baca: Matius 26:36-46 "Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: 'Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa.'" (Matius 26:36b) Mendengar kata taman Getsemani kita teringat kisah Yesus yang berdoa dengan mengajak beberapa murid menjelang Ia akan ditangkap dan disalibkan.... Readmore

  • Melewati Proses Penajaman

    Baca: Amsal 27:1-27 "Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya." (Amsal 27:17) Ketika mengalami masalah, penderitaan, tekanan, himpitan dan berbagai gesekan yang terjadi umumnya kita meresponsnya secara negatif: menyalahkan keadaan, orang lain, bahkan berani menyalahkan Tuhan. Padahal ad... Readmore