Humor Sembilan Dinar Saja

Sembilan Dinar Saja

Suatu malam seorang ulama Sufi bermimpi bahwa ia sedang menjual seekor
kambing yang gemuk.
"Berapa harga kambing ini ?" tanya seorang calon pembeli.
"Dua belas dinar." kata sang sufi.
"Tujuh dinar."
"Tidak boleh."
"Delapan dinar."
"Tidak boleh."
Ketika tawaran mencapai sembilan dinar, sang sufi terbangun dari tidurnya.
Ia membuka kelopak matanya dan mengusapnya. Tak seekor kambingpun ia lihat.
Pun tak ada calon pembeli.
Cepat-cepat ia memejamkan matanya lagi sambil berkata.
"Kalau begitu, baiklah, sembilan dinar boleh kamu ambil."

Nyanyii

Sepulang main, Iman (2,5 tahun) ditanya oleh tantenya yang datang bertamu.
Tante :"Iman, kata Mama, Iman sudah bisa nyanyi ya ?"
Iman:"Iya, Tante."
Tante :"Coba nyanyi, Tante pingin dengar."
Iman:"Nyanyiii..." (sambil berteriak)

Polisi Tidur

Suatu sore ketika ayah pulang dari kantor, Kiki (4 tahun) sedang bermain boneka
di ruang keluarga.
Ayah:"Wah, Bu, tadi ayah hampir saja jatuh dari sepeda motor. Habis banyak
sekali polisi tidur di jalanan."
Kiki:"Yah, kenapa sih, polisinya pakai tiduran di jalanan segala. Memangnya
nggak punya rumah ya ?"

Dua Empat

Ada seorang ayah yang mempunyai anak laki laki berusia 5 tahun. Si anak laki
ini mempunyai kebiasaan buruk yaitu setiap kali ia buang air kecil selalu
celananya basah terkena air seninya.
Si ayah lalu mengajari langkah-langkah yang harus dikerjakan oleh si anak
supaya air seninya tidak berceceran di celananya. Demikian langkah-langkah
tersebut.
1. Buka celana
2. Tarik kulit yang menutupi
3. Kencingkan
4. Tutupkan lagi kulitnya
5. Selesai
Si ayah lalu memberitahu anaknya agar mengingat langkah-langkah yang
diajarkannya. Supaya cepat hafal, si ayah menyuruh si anak agar setiap kali
buang air kecil juga melafalkan langkah demi langkah. Setelah beberapa waktu...
suatu hari si ayah mendengarkan anaknya melafalkan langkah-langkah yang
diajarkannya ... tapi ada suatu keanehan yang membuat si ayah agak terkejut..
karena mendengar si anak melafalkan langkah langkahnya sebagai berikut.
1-2-4-2-4-2-4-2-4-2-4........-2-4-2-4

Muntah

Hiduplah seorang kakek dan nenek di sebuah pulau kecil di pesisir pantai Irian.
Keduanya kebetulan tidak dikaruniai keturunan sehingga segala keperluannya
dikerjakan oleh mereka berdua tanpa syarat.
Suatu hari si kakek hendak mencoba perahu barunya ...( transportasi di
pesisir pantai Irian rata-rata menggunakan perahu, baik dengan menggunakan
dayung maupun motor tempel). Karena suasana laut saat itu kurang menguntungkan
akibat gelombang yang agak besar, maka si kakek mengatakan sama si nenek agar
nggak usah ikut saja, soalnya si kakek kuatir banget jangan-jangan si nenek
mual alias mabuk laut sehingga perahu barunya ini akan dijadikan sasaran muntah
si nenek. Namun si nenek bersikeras agar diizinkan ikut, maklumlah ... pasangan
sejati sich. Segala bujuk rayu sudah diupayakan oleh si kakek agar si nenek
berdiam aza di rumah namun tak berhasil. Akhirnya dengan satu syarat, bahwa si
nenek nggak boleh mabuk laut maka ikutlah si nenek bersama do'inya ini
mengujicobakan perahu baru mereka di seputar pulau tersebut.
Saat itu kondisi laut sekitar pulau tersebut tidak mau diajak kompromi dengan
program layak dayung yang dikomandoi oleh sang kakek ini. Akibatnya fatal,
bahwa si nenek walaupun dari sononyo sudah imun dengan problematika kelautan
(iklim, cuaca, gelombang, dll) ternyata saat itu daya tahan tubuhnya menurun
drastis, sempoyongan di atas perahu, lemas tak berdaya dipermainkan gelombang,
sehingga tanpa disangka-sangka muntahlah si nenek ... namun muntahnya di dalam
perahu barunya si kakek. So pasti ... tanpa basa-basi, tanpa aba-aba
meluncurlah umpatan, caci maki yang keluar dari mulut si kakek akibat perahu
barunya dimuntahin sama si nenek. Saat si kakek "melagukan tembang-tembang
minor" tersebut si nenek hanya diam dan hanya mendengarkan dengan pasrah "lagu"
si kakek tersebut. Setelah si kakek puas "bernyanyi" maka tiba-tiba menyelalah
si nenek, katanya : " masa sich kamu bisa marahin saya seenak perutmu aza
gara-gara saya hanya sekali muntah di perahumu, lupa ya .... kalau kamu setiap
malam selalu muntah di perahuku ... saya sekalipun nggak pernah marahin kamu":)

Guyonan Meduro

Ada anekdot bahwa orang Madura banyak yang takut pada Tentara. Suatu saat, di
sebuah bis kota yang penumpangnya berjubel seseorang bertanya kepada salah satu
penumpang yang badannya kekar dan berambut pendek :
"Maaf pak, apakah sampiyan Polisi ? " (logat Madura)
"Bukan !"
"Apakah sampiyan Angkatan Darat ?"
"Bukan !"
"Angkatan Laut atau Angkatan Udara ya ??"
"Bukaaan...!"
"Kalau begitu jancuk sampiyan !"
"Lho kenapa ?"
"Ini sampiyan nginjak kaki saya ".

Dia Beli Makanan Sendiri

Tiga orang kuli bangunan sedang bekerja di lantai 35 disuatu gedung bertingkat
di Jakarta. Pada saat makan siang mereka mulai membuka bekalnya masing-masing.
Kardiman: "Gile beneer, tempe lagi - tempe lagi...bosen aku. Kalau besok
masih disangoni tempe lagi, aku mau loncat dari lantai ini".
Liem Ban Pit : "Haiya...lagi-lagi Capcai, tiap hali capcai tiap hali capai
bosen laa....., kalau besok pagi isteli owe kasih capcai lagi, owe juga mau
loncat saja dari gedung ini".
Ucok : "Anjing betul bah, masak babi panggang lagi hari ini. Kalau besok
masih panggang juga....aku juga mau loncat dari gedung ini bah."
Maka begitulah besok harinya, saat makan siang mereka duduk bertiga dan mulai
membuka bekalnya. Kardiman dapat bekal tempe lagi...dan meloncatlah dia
kebawah, modar. Begitu pula si Ban Pit, dapat capcai lagi...loncat
kebawah,..ko'it. Si Ucok buka bekal, babi panggang lagi..loncat, mampus.
Untuk menghormati persahabatan mereka, ketiganya dimakamkan di tempat
pemakaman yang sama.
Isteri Kardiman tersedu-sedu katanya.." oalah mas kok nggak bilang-bilang
kalau sudah bosen tempe,...coba mas Kardiman bilang, pasti kumasakin ayam
goreng mas..".
Isteri si Ban Pit juga merintih " aduh Koh..coba engkoh bilang sudah bosen
capcai, pasti owe masakin fuyung hai, dan engkoh tidak mati".
Tapi tiba giliran si Butet isteri Ucok, dia melotot "Jangan lihatin aku
bah...bang Ucok selalu beli makanan sendiri sebelum berangkat kerja"

No comments:

Post a Comment

Informations From: Omnipoten

Featured post

Melihat Melalui Mata yang Berbeda

Melihat Melalui Mata yang Berbeda Aku melihat melalui matamu. Dan ketika saya melakukannya, dunia semuanya biru, ungu dan hijau. Warnanya s...