التخطي إلى المحتوى الرئيسي

Cerpen L.D.R (Long Distance Relationship), It’s Okay!


Kisah ini bermula di sebuah tempat dimana terbentang luas hamparan hijau nan indah, Star Hill. Malam itu tepatnya Saturday night pukul 20.30 WIB, aku yang seorang gadis periang begitu girangnya berada di Star Hill ditemani oleh seorang cowok. Ya, dia adalah teman bermain sekaligus teman belajar, teman curhat, dan bukan teman biasa.

Entah apa yang ada di benakku saat itu, rasanya tak seperti hari lalu ketika sering menghabiskan waktu bersamanya. Perasaan deg-degan tepatnya yang mampu menggambarkan suasana hatiku. “Mungkin dia lebih gelisah dan gak jelas perasaannya”, kataku dalam hati.

Seminggu sebelumnya memang kami telah membuat kesepakatan bahwa malam itu adalah saatnya aku memberikan jawaban atas permintaan dia untuk menjadikanku pacar.

“Hemmm…”, basa-basi yang terlontar dari mulut cowok tampan itu.
Lalu dia berusaha mengulangi lagi apa yang pernah dia katakan padaku.
“Sejak pertama kenal kamu sampai sekarang, kamu istimewa di mataku. Aku jatuh cinta sama kamu. Maukah kamu jadi pacarku?”, kata-kata dia ketika menyatakan cintanya padaku. Waktu itu aku belum bisa kasih kepastian, aku butuh waktu satu minggu. Kini tiba saatnya aku untuk menjawab. Baru mau ngomong, bukan main aku dikejutkan dengan pernyataan dia yang mendadak,
“Sebenarnya aku udah memendam cinta dalam hati selama dua tahun… Aku baru berani ngungkapin perasaanku ke kamu sekarang”.
Mataku terbelalak lebar tapi berkaca-kaca. Aku mencoba tersenyum. Aku mulai diberi kesempatan untuk menjawab, dengan terbata-bata seperti pasien yang kritis,
“Ma…’af… ma’afin aku. A-ku ga bi-sa… Aku gak bisa nolak kamu!”.
Spontan semua ketegangan berubah wujud menjadi cair.

Keesokan harinya, aku mengawali Minggu pagi dengan jogging. Aku dengan dia pastinya. “Yeeyee… Ayo lari terus biar sehat!”, kataku sok’ atlet.

“Go! Go! Go!”, sambung dia dengan nada supporter big match.
Status baru yang telah kami sandang membuat kami berseri serasa di taman bunga. Rasanya dunia ini milik kami berdua, yang lain ngontrak.
Aku suka kebaikannya, parasnya, otaknya, suara merdunya, dan yang paling ku suka darinya adalah dia lucu gokil. Aku pikir bila selalu ada di dekatnya, gak akan terkena virus emosi bahkan akan selalu tersenyum dan tertawa. Tapi ternyata sifat pemarahku lebih kuat dari jelangkung (datang tak diundang, pulang tak diantar).
Balik lagi ke-jog-ging! Setelah merasa lelah, aku dan dia pulang ke rumah masing-masing. SMS juga telepon kerap menyandera keseharian kami meskipun kami terbilang sering melakukan pertemuan.

***

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan 1 tahun berlalu, belum 2 tahun. Aku menerima kabar dari dia. Entah kabar buruk atau baik, yang jelas itu membuat aku shock dan migrain disertai mual-muntah. Dia akan terbang ke Negeri Gingseng, Korea (naik elang kaya yang di sinetron laga indosiar, tapi jaman sekarang ya naik pesawatlah). Keputusan yang dia ambil sudah bulat. Akupun pasrah, hanya bisa mendo’akan dan memberikan semangat.

Namun dalam lubuk hatiku yang terdalam, “Aku gak mau kamu pergi jauh!”. “Ku tak bisa… jauh… jauh… darimu… (nyanyi sambil meringis nangis, huh uhu hhu hiks)”.

Suatu hari, trending topic obrolan kami seputar boyband asal Korea. Bukan, maksudnya kebenaran akan kepergiannya ke Korea.

“Bagaimana bisa? Bagaimana kita menjalani hubungan ini? Bagaimana kalo kita gak ketemu selama bertahun-tahun? Bagaimana? Kapan? Di mana? Siapa?”, pertanyaan demi pertanyaan menghujam jantungku.
Aku ragu, aku kecewa, kesal, bingung, penasaran, es campur paling gak enak yang pernah aku makan. Bawaan dia yang slow but sure, ternyata mampu mengkondisikan aku menjadi sedikit lebih tenang.

Kata dia, “Aku mendapatkan kesempatan bagus dan sayang kalo dilewatkan begitu saja”.
“Aku lulus ujian dari sekian puluh ribu yang ikut seleksi government to government untuk bekerja di Korea, kurang lebih tiga tahun lamanya”.
“Aku pengen cari pengalaman dan cari uang sendiri”.
“Nanti kalo aku pulang, aku bawakan oleh-oleh buat kamu”, katanya menggodaku.
Kali ini aku mengalah, aku harus merelakan kepergiannya demi masa depannya.
“Tapi janji yah, kita tetap berhubungan, komunikasi jangan putus, saling percaya, dan menjaga diri”, jawabku seolah sudah siap dengan perbedaan intensitas pertemuan sebelum dan sesudah keberangkatan dia.

***

September kelabu di Jl. Pengantin Ali Ciracas Kampung Rambutan Jakarta, aku bela-belain nyamperin dia yang akan berangkat menuju Bandara Soekarno-Hatta bersama rombongan terpilih seleksi.
Setelah muter-muter sampai nyasar-nyasar akhirnya aku menemukan alamat itu. Aku bertemu dengannya untuk yang terakhir sebelum dia terbang. Kali ini tidak ada percakapan serius, hanya body language kami yang mewakili kesedihan.

“Hati-hati ya pacarku… Aku selalu mendukungmu, mendo’akanmu, dan menunggumu”, ucapanku diiringi air mata yang tiada henti.
Dia menjawab, “OK Thanks My Honey… Aku pergi ya… Daadaaghhh!!! (lambai-lambai tangan)”.
Mungkin dia gak tahu kalo aku terus mengikuti busnya dari belakang sampai kami terpisahkan oleh lampu merah.

***

Indonesia-Korea. Terpaut jarak yang lumayan menyiksa. Hari pertama menjalani hubungan jarak jauh, dia menelpon aku.
“Hallo Sayang. Apa kabar?”, suaranya terdengar melalui udara.
“Baik. Bagaimana kesan pertama menginjakkan kaki di Korea? Kapan pulang?”, sahutku.
Dengan termehek-mehek dia bilang, “Baru aja tiba, malah ditanya pulang. Emangnya Jakarta-Purwokerto?”.
Kemudian kamipun bercakap-cakap sampai pulsanya abis.

Suatu hari via video call on facebook+skype, aku suka sekali dengan ide iseng dia. Waktu liburan musim panas kalo gak salah, dia mengajak aku melihat tempat kerjanya, lewat dunia maya. Dia mengenalkan mesin-mesin canggih, produk-produk perusahaannya, semua tentang pekerjaannya. Aku terkesima melihat pemandangan yang gak ada di Indonesia itu.

“Gimana rasanya abis jalan-jalan ke Korea?, kata dia mengejekku.
Dengan senang hati aku jawab, “Korea hebat ya? Aku suka. Ajak aku ke sana dong…”.

Waktu berjalan begitu cepat. Suatu waktu dimana aku dibuatnya kesal.
“Gak berasa ya udah dua tahun aku di Korea”, kata dia via webcam on Yahoo Messenger.
Aku menjawabnya, “Iya, yes! Sebentar lagi kita ketemu”.
Sambungnya lagi, “Tiga tahun kan masa kontrak kerjaku habis, jadi aku pengen nambah satu tahun lagi ya?” (dia bertanya tanpa rasa berdosa).
“Ya sudahlah”, kataku bukan kata Bondan Prakoso & Fade 2 Black.
“Harus berapa lama aku menunggumu hah?”, bentakku.
Kemudian dia berkata lirih, “Sabar ya sayang… Aku pasti kembali”.

Di sela kesibukanku sebagai pelajar, aku hobby membuat puisi. Aku suka mencurahkan isi hati dan menuangkannya ke dalam tulisan. Saat aku mulai jenuh dengan hubungan ini, berikut ini salah satu goresanku mengenai seorang dia.
Pribadi lembut yang baik hatinya
Mampu menopang gundah
Sosok kuat tapi lemah…
Bisakah hatinya terbuka untuk yang lain?
Setiap kali aku ingin melepasnya
Dia selalu di posisi benteng pertahanan
Adakah dia yg begitu cintaiku, aku tega meninggalkannya?
Dia tak pantas dihujat, dia layak untuk dikasihi
Aku harus mencoba instropeksi diri
Dia lebih segalanya dariku, seakan sempurna di mataku
Mengenalnya adalah anugerah
Dicintainya lebih dari kekuatan apapun
Dia…
Dia makhluk Tuhan yang berwibawa…

Selama keberadaannya di negeri orang, aku tak pernah lupa memberikan semangat setiap harinya, selalu berdo’a demi keselamatan dan kesuksesannya. Aku belajar banyak dari L.D.R (Long Distance Relationship) atau hubungan jarak jauh ini. Aku bisa melatih kesabaran, sabar menunggu dia pulang. Aku bisa mengerti arti pengorbanan dan perjuangan. Aku percaya dia, begitu juga sebaliknya. Komunikasi yang tercipta antara aku dan dia sangat lancar. Apalagi sekarang jamannya facebook, twitter, skype, yahoo messenger, email, dan lain-lain. Walau terkadang kami sering salah paham, marahan, bahkan putus-nyambung gak jelas, apapun itu, semuanya dapat kami atasi dengan bijak. Hidup itu penuh tantangan dan aku suka sekali tantangan. So, L.D.R (Long Distance Relationship), It’s Okay!


تعليقات

المشاركات الشائعة من هذه المدونة

The Painting of Destiny

"Are you sure of this, Navan?" The old pirate stared at King Mannas' chief merchant. However, his bright emerald green eyes sparkled with laughter. "The information came from Daoud, one of my former crew members, when I was ravaging the coastal villages of Vyrone." Navan smiled at the expression crossing Gerrod's face, whose family had fled from one of these villages. The Iron Falcon was a legend and parents had always used the threat of its crew and its flaming-haired captain to scare naughty children into sleeping and behaving differently. Gerrod quickly recovered and smiled. "Then he must be a man to be trusted, indeed." "Ah!" cried Navan. "Daoud will take the coin from the mouth of a dead man while it is still warm. I trust him only because he knows the fate of him who lies to me." I may have made him captain when I decided to infiltrate King Mannas' court, but he still knows who is in charge. "We must tell ...

Good Morning America is a popular

Good Morning America is a popular morning news show that airs on ABC. It has been a staple in American households since its debut in 1975. The show covers a wide range of topics including news, entertainment, lifestyle, and pop culture. With its team of talented hosts and reporters, Good Morning America provides its viewers with the latest updates on current events and trending stories. One of the things that sets Good Morning America apart from other morning shows is its lively and energetic atmosphere. The hosts, including Robin Roberts, George Stephanopoulos, Michael Strahan, and Lara Spencer, bring a sense of fun and camaraderie to the show. They engage with their audience and each other in a way that feels genuine and relatable. In addition to its engaging hosts, Good Morning America also features a variety of segments that cater to a diverse audience. From cooking demos and fashion tips to celebrity interviews and human interest stories, the show offers something for everyone. Wh...

The liz hatton

The liz hatton is a unique piece of headwear that has been gaining popularity in recent years. This hat is characterized by its wide brim and low crown, which gives it a distinctive and fashionable look. The liz hatton is often made of materials such as wool, felt, or straw, making it a versatile accessory that can be worn in various seasons. One of the key features of the liz hatton is its versatility. This hat can be dressed up or down, making it suitable for a range of occasions. Whether you're going for a casual look or a more formal outfit, the liz hatton can easily complement your ensemble. Additionally, the wide brim of the hat provides excellent sun protection, making it ideal for outdoor activities such as picnics or garden parties. In terms of style, the liz hatton can be compared to other types of hats such as the fedora or the boater. While these hats may have similar silhouettes, the liz hatton stands out for its unique shape and design. The low crown and wide brim of ...
  • Written in Stone

    Written in Stone For someone who's future had been foretold with a mixture of intense words, one would expect a cinematic scenery during their entry into this world. Wind howling. Heavy rain. Lightning accompanied by thunder. Overall, magnificent. But no. Ellie was brought into the world during a he... Readmore

  • Mimpi ramalan

    Mimpi ramalan Dalam ruang hampa waktu adalah di mana kisah perubahan itu terjadi. Alam semesta paralel yang seharusnya terus paralel sampai Mark mengganggu keseimbangan semua keberadaan dan kedua dunia menjadi tegak lurus sejenak dan berpapasan dengan konsekuensi yang tidak dapat diubah, tidak perna... Readmore

  • PESAN DALAM KAPSUL WAKTU

    PESAN DALAM KAPSUL WAKTU Penyisipan dalam kapsul waktu: 2020 Target tahun peluncuran kapsul waktu: 2520 (Kapsul waktu dapat dikubur atau diluncurkan ke luar angkasa dan diambil setelah 500 tahun.) Subjek pesan yang dikirim ke kapsul waktu: Keyakinan dan kejadian 21st century.in India. Narasi sa... Readmore

  • Manusia

    Manusia Apa artinya menjadi manusia? Apa artinya menjadi ilahi? Ada momen dalam kehidupan Ramos di mana pertanyaan-pertanyaan ini hanya seperti menembak mulai dikagumi sesaat dengan kepergiannya masuk dan keluar dari keberadaan. Tetapi suatu hari, tanpa mengetahui alasannya, dia mulai mengejar binta... Readmore

  • Kebijaksanaan Lansia Eksentrik

    Kebijaksanaan Lansia Eksentrik Kenangan tentang teman-teman sekelasnya yang guffawing masih mengikuti Shari menyusuri trotoar di mana dia melewatkan jalan menyeringai di sekitar pengunjung makan malam awal dan sembilan-ke-lima yang tidak bertugas. Sepatu bot cokelatnya dibalut dengan kemenangan meng... Readmore

  • Tuan Naga

    Tuan Naga Tongkat sparring melesat melewati telingaku, hanya beberapa inci jauhnya dari menjatuhkanku. Saya membalas serangan itu dengan pukulan ayunan dari tongkat kayu saya sendiri, tetapi itu bertemu dengan tongkat Yona dengan cengkeraman. Lengan dan kaki saya terbakar dengan urgensi ya... Readmore

  • Kenangan Yang Tidak Terlalu Penting-- atau Apakah Itu?

    Kenangan Yang Tidak Terlalu Penting-- atau Apakah Itu? "Dan... di sana!" seru seorang pria yang lebih tua. Dia menepuk-nepuk tanah dengan sekopnya, tersenyum pada dirinya sendiri dengan persetujuan. Pria itu memiliki rambut beruban, mata cokelat yang baik, dan garis stres yang cukup untuk bertahan s... Readmore

  • Putra Presiden

    Putra Presiden DISCLAIMER: Saya memilih Rusia karena saya merasa seperti itu - ini tidak mencerminkan pendapat saya tentang pemerintah Rusia saat ini. PENAFIAN LAIN: Saya tahu bahwa cerita ini seharusnya fantasi tentang "karakter yang masa depannya diramalkan sejak lahir - tetapi tidak yakin apakah ... Readmore

  • Penganan yang Menempuh Perjalanan Melalui Waktu

    Penganan yang Menempuh Perjalanan Melalui Waktu "Apa di bumi abu-abu Tuhan yang merupakan tali minuman keras? Saya pikir pil cukup untuk kita semua?" kata Liza , dengan mata melotot brutal , kemarahan atau ketidakpercayaan tidak bisa dibedakan . Dia kemudian mengintip ke dalam kapsul silinder seukur... Readmore

  • James dan Seorang Penyihir

    James dan Seorang Penyihir Dahulu kala, ada pasangan bernama Albert dan Alexa yang tinggal di sebuah kota di sebuah rumah yang sangat kecil. Albert adalah seorang pandai besi dan Alexa adalah seorang ibu rumah tangga dan mengharapkan bayi. Dia puas dengan semua yang mereka miliki tetapi tidak dengan... Readmore