التخطي إلى المحتوى الرئيسي

Cerpen Rubah Tak Berekor


     Di sebuah pedalaman, banyak pemburu yang sengaja memasang perangkap untuk menangkap binatang buruanya. Perangkap yang di pasang beraneka ragam, sesuai dengan buruan mereka. Ada yang kecil untuk menangkap kelinci, hingga yang besar untuk menangkap seekor beruang.

     Pada suatu ketika, seekor rubah memasuki hutan yang penuh dengan perangkap tersebut. Tanpa disadarinya, sebuah perangkap yang terbuat dari penjepit besi hampir saja menebas lehernya. Untung saja dia cepat bereaksi, namun ekornya terhimpit gerigi besi perangkap itu. Dengan susah payah dia berusaha melepaskannya, apabila terlambat nyawanya pasti melayang ditangkap atau ditembak pemburu liar di hutan itu. Dengan meronta-ronta kesakitan, ia akhirnya dapat melepaskan diri dari perangkap tersebut. Namun sayangnya dia harus mengorbankan ekornya yang terpotong.

     Dengan rasa kesakitan, rubah itu menghilang dan bersembunyi di pinggiran hutan untuk menyembuhkan luka pada ekornya. Selang beberapa lama ia berdiam di situ, lukanyapun sembuh. Karena menahan lapar selama bersembunyi, rubah itu memutuskan untuk tetap memberanikan diri memasuki hutan yang penuh dengan perangkap itu. Pada saat ia hendak memasuki hutan, terlihat sekawanan rubah lain sedang bergerombol di situ. Ia pun mengurungkan niat, karena ekornya yang sekarang tidak dimilikinya. Dalam hatinya ia berkata, "Aku pasti terlihat sangat jelek apabila bergabung bersama mereka, aku pasti ditertawakan karena ekorku telah terpotong. Apakah aku masih disebut sebagai seekor rubah ? Dapat saja mereka tidak mengenaliku bahkan dapat menyerangku karena terlihat asing dan aneh bagi mereka."

     Ia pun berpikir keras, untuk mendapatkan sebuah rencana, agar dapat diterima kembali dalam kawanan rubah itu. Tak memerlukan waktu lama, rubah itu mendapatkan suatu rencana, dan bermaksud akan menghampiri kawanan rubah itu pada malam hari agar bentuk tubuhnya tidak terlihat jelas.

     Malampun tiba, rubah itu segera menghampiri kawanan rubah. "Selamat malam kawan-kawanku, apakah kalian memiliki sedikit makanan untuku ? Aku berjalan cukup jauh menuju tempat ini, namun tidak satupun makanan kudapati", Sapanya berterus terang. Medengar suara rubah tanpa ekor itu, pemimpin kawanan rubah menghampirinya. "Bukankah saya mengenal engkau ? Engkau adalah rubah dari hutan ini juga seperti halnya kita semua di sini, mengapa engkau berkata tidak memiliki makanan sedangkan disini banyak makanan yang tersisa dari hasil pemburu liar. Ambilah beberap potong daging kelinci yang tersedia untuk memanaskan tubuhmu yang kelaparan itu." Kata sang pemimpin.

     Rubah tanpa ekor itupun segera mengambil beberapa potong daging kelinci yang tersisa untuk di makan. Karena begitu lapar, dia lupa bahwa bentuk tubuhnya dapat terlihat dengan jelas dibawah sinar bulan pada malam hari itu. "tunggu dulu !" Kata si pemimpin, "Kenapa engkau tidak memiliki ekor seperti kami ? jangan-jangan engkau bukanlah kawanan kami seperti yang tadi saya katakana." Rubah tanpa ekorpun menyadari bahwa bentuk tubuhnya telah terlihat, namun dengan rencana liciknya dia langsung menjawab, "ya, saya memang berasal dari kawanan ini, namun beberapa hari yang lalu saya meninggalkan hutan ini, menuruni lembah dan menemui kawanan rubah baru. Waktu saya menemui mereka, saya disambut dengan sangat ramah. Mereka terlihat gagah dan cantik walau tanpa menggunakan ekor. Oleh sebab itu, saya memutuskan untuk memotong ekor saya, agar dapat terlihat gagah seperti mereka. Apabila kalian ingin terlihat gagah dan cantik seperti saya, kalian juga dapat membuang ekor kalian".

     Mendengar ucapan rubah tanpa ekor itu, seketika itu juga kawanan rubah menertawainya. "Bagaimana mungkin engkau dapat dikatakan rubah, kalau tidak memiliki ekor ? Justeru rubah yang menggunakan ekor adalah rubah yang terlihat gagah dan cantik," kata seekor rubah dari kawanan itu. "Hentikan omong kosong mu rubah tak berekor! ", bentak sang pemimpin kawanan rubah. "Saya akan mengijinkan engkau menghabisi sisa makananmu, namun dengan satu syarat, setelah itu engkau harus pergi dari hutan ini dan bergabung dengan rubah khayalanmu itu". Mendengar perkataan itu, rubah tak berekor menjadi malu dan berlalu dari kawanan rubah sambil membawa sepotong daging kelinci yang tersisa.

     Kawanan rubah yang lain, melanjutkan tidurnya. Mereka bersyukur telah terhindar dari bujuk rayu rubah tak berekor yang licik itu.

     Dari cerita ini, kita diingatkan bahwa tidak semua perbuatan licik dapat berjalan dengan lancar. Suatu waktu, mereka yang kerap berbuat licik akan ketahuan belangnya dan dipermalukan bahkan ditinggalkan orang-orang yang dekat denganya.

Penulis: Damas


تعليقات

المشاركات الشائعة من هذه المدونة

The Painting of Destiny

"Are you sure of this, Navan?" The old pirate stared at King Mannas' chief merchant. However, his bright emerald green eyes sparkled with laughter. "The information came from Daoud, one of my former crew members, when I was ravaging the coastal villages of Vyrone." Navan smiled at the expression crossing Gerrod's face, whose family had fled from one of these villages. The Iron Falcon was a legend and parents had always used the threat of its crew and its flaming-haired captain to scare naughty children into sleeping and behaving differently. Gerrod quickly recovered and smiled. "Then he must be a man to be trusted, indeed." "Ah!" cried Navan. "Daoud will take the coin from the mouth of a dead man while it is still warm. I trust him only because he knows the fate of him who lies to me." I may have made him captain when I decided to infiltrate King Mannas' court, but he still knows who is in charge. "We must tell ...

Good Morning America is a popular

Good Morning America is a popular morning news show that airs on ABC. It has been a staple in American households since its debut in 1975. The show covers a wide range of topics including news, entertainment, lifestyle, and pop culture. With its team of talented hosts and reporters, Good Morning America provides its viewers with the latest updates on current events and trending stories. One of the things that sets Good Morning America apart from other morning shows is its lively and energetic atmosphere. The hosts, including Robin Roberts, George Stephanopoulos, Michael Strahan, and Lara Spencer, bring a sense of fun and camaraderie to the show. They engage with their audience and each other in a way that feels genuine and relatable. In addition to its engaging hosts, Good Morning America also features a variety of segments that cater to a diverse audience. From cooking demos and fashion tips to celebrity interviews and human interest stories, the show offers something for everyone. Wh...

The liz hatton

The liz hatton is a unique piece of headwear that has been gaining popularity in recent years. This hat is characterized by its wide brim and low crown, which gives it a distinctive and fashionable look. The liz hatton is often made of materials such as wool, felt, or straw, making it a versatile accessory that can be worn in various seasons. One of the key features of the liz hatton is its versatility. This hat can be dressed up or down, making it suitable for a range of occasions. Whether you're going for a casual look or a more formal outfit, the liz hatton can easily complement your ensemble. Additionally, the wide brim of the hat provides excellent sun protection, making it ideal for outdoor activities such as picnics or garden parties. In terms of style, the liz hatton can be compared to other types of hats such as the fedora or the boater. While these hats may have similar silhouettes, the liz hatton stands out for its unique shape and design. The low crown and wide brim of ...
  • Pergumulan Yang Berat (2)

    Baca: Markus 14:32-42 "Ia maju sedikit, merebahkan diri ke tanah dan berdoa supaya, sekiranya mungkin, saat itu lalu dari pada-Nya." (Markus 14:35) Ketika menghadapi pergumulan yang berat, sebagai manusia Yesus membutuhkan teman untuk berbagi beban, karena itu Ia mengajak Petrus dan kedua anak ... Readmore

  • Pergumulan Yang Berat

    Baca: Matius 26:36-46 "Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: 'Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa.'" (Matius 26:36b) Mendengar kata taman Getsemani kita teringat kisah Yesus yang berdoa dengan mengajak beberapa murid menjelang Ia akan ditangkap dan disalibkan.... Readmore

  • Melewati Proses Penajaman

    Baca: Amsal 27:1-27 "Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya." (Amsal 27:17) Ketika mengalami masalah, penderitaan, tekanan, himpitan dan berbagai gesekan yang terjadi umumnya kita meresponsnya secara negatif: menyalahkan keadaan, orang lain, bahkan berani menyalahkan Tuhan. Padahal ad... Readmore

  • Kedatangan Tuhan Seperti Pencuri

    Baca: 2 Petrus 3:1-16 "Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri." (2 Petrus 3:10a) Alkitab menggambarkan bahwa hari Tuhan atau kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya seperti seorang mempelai laki-laki yang datang untuk menjemput mempelai perempuannya. Tapi kedatangan Tuhan juga diumpamaka... Readmore

  • Menyambut Kedatangan Tuhan

    Baca: 1 Tesalonika 3:1-13 "Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya." (1 Tesalonika 3:13) Berbicara tentang akhir zaman seringkali menjadikan orang penasaran, kapan sih Tuha... Readmore

  • Cerpen Bukan Binatang Lajang

    Akhirnya, bukan binatang lajang… Jatuh cinta pada pandangan pertama itu memamang indah, apalagi kalau kita bener-bener bisa mendapatkan tuh cintanya. Mungkin ini yang gue rasaain saat untuk pertama kalinya gue mengenal apa itu cinta. Cinta yang membuat hidup gue berubah, dan cinta juga yang... Readmore

  • Cerpen 10 Pesan Singkat Pertama

    Rabu, 7 November 2012, mungkin saat itu aku merasakan kebahagiaan yang sangat-sangat. Bagaimana tidak? hari itu adalah pertama kalinya dimana aku mengirimkan pesan elektronik atau sms pada seorang laki-laki yang aku sukai sejak beberapa bulan yang lalu. Awalnya dia membalas dengan ketus hampir me... Readmore

  • Cerpen (Dinda III) Mawar Merah

    Kau tahu dinda, malam saat kau melingkarkan kedua tanganmu di pundakku dan mencoba merangkulku, aku tahu bahwa kita tidak ditakdirkan untuk bersama. Cinta telah bermain-main di kedalaman hati kita, namun ia tidak memberi ruang bagi kita untuk hidup bersama lebih lama. Aku ingat saat pertama kali ... Readmore

  • Cerpen Dancer Lovers

    Panasnya matahari saat jam 12.00 siang di Sidoarjo tetap tidak membuat seorang cewek untuk menghentikannya tariannya di sekolahnya SMPK Santo Yusup. Padahal semua temannya sedang beristirahat karena capek dan kepanasan. Cewek itu menari Tari Pendet dari Bali. “Gibbie, emangnya loe nggak ist... Readmore

  • Cerpen And The Last Time in Madrid

    Namaku Ran Junpei. Liburan semester ini aku sangat beruntung, mungkin, di karenakan ayahku memberiku sebuah tiket travel menuju Madrid. Aku sungguh kegirangan ketika beberapa lembar mendarat di tanganku. 'Ayah, kau tidak salah memberiku travel ke Madrid,' ujarku kegirangan dengan ketidakpercayaan... Readmore