Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2019

Belum Berakhir

1 Samuel 1:1-28 Penderitaan adalah salah satu penyebab terbesar manusia merasa putus asa. Terlebih jika penderitaan itu seakan tak berujung. Tidak sedikit yang menyerah dan memilih untuk mengakhirinya dengan berbagai cara, termasuk bunuh diri. Orang percaya seharusnya bertindak positif dalam mengambil keputusan ketika mengalami keputusasaan. Hana mengalami tekanan dan penderitaan yang seakan tak berakhir. Kemandulanya menjadi bahan ejekan tak berujung Penina (6). Hingga suatu saat, kepedihannya memuncak dan ia tidak mau makan. Elkana, suaminya, mencoba menghiburnya. Namun, hati Hana tetap sedih dan hancur. Di tengah kepedihan itu, Hana memilih untuk mencurahkan isi hatinya kepada Allah. Ia memohon pertolongan kepada Allah dan bernazar di hadapan Allah (11). Nazar yang ia naikkan kepada Allah menunjukkan permohonan yang begitu serius kepada Allah. Ia berharap Allah mengabulkan doanya untuk dapat memiliki seorang anak. Dengan demikian, Penina tidak lagi dapat mengintimidasi dan meren...

Jangan Memberontak Kepada Tuhan (1)

Baca:  Bilangan 14:1-38 "Bersungut-sungutlah semua orang Israel kepada Musa dan Harun; dan segenap umat itu berkata kepada mereka: 'Ah, sekiranya kami mati di tanah Mesir, atau di padang gurun ini!'" (Bilangan 14:2) Sesudah melakukan pengintaian 40 hari lamanya sepuluh pengintai memberikan laporannya:  "Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita... Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya. Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami." (Bilangan 13:31-33). Reaksi umat Israel atas laporan tersebut adalah menerima, kemudian bersungut-sungut dan mengeluh. Bahkan berani menyalahkan Tuhan:  "'Mengapakah TUHAN membawa kami ke negeri ini, supaya k...

Tak Sekalipun Tuhan Ingkar Janji (2)

Baca:  Bilangan 24:1-9 "Allah, yang membawa mereka keluar dari Mesir, adalah bagi mereka seperti tanduk kekuatan lembu hutan. Bangsa-bangsa yang menjadi lawannya akan ditelannya habis, dan tulang-tulang mereka akan dihancurkannya dan akan ditembaknya tembus dengan panah-panahnya." (Bilangan 24:8) Tuhan telah berfirman,  "Sesungguhnya seperti yang Kumaksud, demikianlah akan terjadi, dan seperti yang Kurancang, demikianlah akan terlaksana:" (Yesaya 14:24),  dan  "TUHAN semesta alam telah merancang, siapakah yang dapat menggagalkannya? Tangan-Nya telah teracung, siapakah yang dapat membuatnya ditarik kembali?" (Yesaya 14:27). Bileam yang pekerjaannya melakukan tenung dibuat Tuhan tak berdaya. Ia yang biasanya tergiur dengan upah kini bisa berkata,  "Sekalipun Balak memberikan kepadaku emas dan perak seistana penuh, aku tidak akan sanggup melanggar titah TUHAN dengan berbuat baik atau jahat atas kemauanku sendiri; apa yang akan difirmankan TUHAN, itula...

Aturan yang Menolong

Imamat 27:1-34 Peraturan dibuat untuk menolong manusia. Allah membuat aturan substitusi bagi mereka yang tidak dapat memenuhi peraturan yang telah disampaikan. Allah tidak murka dengan ketidakmampuan manusia. Allah meminta manusia menggantinya. Lewat tindakan penggantian itu, manusia diajak melihat keadilan dan kebaikan Allah. Peraturan subsitusi ditujukan kepada mereka yang tidak mampu memenuhi nazar atau janjinya kepada Allah. Nazar yang dimaksud adalah berkaitan dengan pemberian diri (3), janji pemberian hewan (9), rumah (14), dan ladang (16). Untuk penggantian bagi mereka yang bernazar dan untuk melakukan pemberian diri diatur berdasarkan usia juga jenis kelamin (3-7). Namun jika seseorang tetap tidak bisa membayar karena keadaan ekonomi, imam akan dengan bijaksana menentukan nilai penggantiannya (8). Untuk pemberian berjenis hewan dan benda, orang boleh menebusnya dengan nilai yang ditetapkan (13, 15). Yang tidak boleh ditebus adalah anak sulung manusia dan hewan karena anak su...

Tak Sekalipun Tuhan Ingkar Janji (1)

Baca:  Bilangan 23:4-30 "Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?" (Bilangan 23:19) Ada banyak di antara orang Kristen yang masih bertanya-tanya dalam hati, "Benarkah Tuhan akan memulihkan dan memberkati hidupku? Benarkah janji-janji Tuhan yang tertulis di Alkitab ini akan digenapi, ataukah tak lebih dari sekedar teori?" Pertanyaan-pertanyaan yang mengindikasikan keragu-raguan, kebimbangan dan ketidakpercayaan, yang keluar dari mulut orang percaya adalah hal yang sangat ditunggu-tunggu Iblis. Semakin orang ragu dan bimbang terhadap firman Tuhan semakin memuluskan jalan bagi Iblis untuk melancarkan serangan dan menghancurkan kehidupannya. Bileam berasal dari Petor, di tepi sungai Efrat. Ia bekerja sebagai penenung dan dari pekerjaannya ini ia beroleh upah. Suatu ketika Bileam diminta oleh Balak (raja Moab) untuk mengucapkan kutuk atas ba...

Jemaat Berea: Hati Yang Rela

Baca:  Kisah Para Rasul 17:10-15 "Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian." (Kisah 17:11) Alkitab mencatat bahwa jemaat di Berea disebut lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika. Mengapa bisa seperti itu? Jemaat di Berea bisa menjadi orang-orang yang jauh lebih baik karena mereka menerima firman Tuhan yang diberitakan oleh Paulus dan Silas dengan segala kerelaan. Artinya mereka mau belajar, dibentuk dan diproses oleh firman Tuhan. Ini adalah dampak dari kuasa firman Tuhan!  "Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita." (Ibrani 4:12). Dinyatakan bahwa  ...

Interupsi Allah

Imamat 26:14-46 Hdup manusia penuh dengan dinamika. Suka duka datang dan pergi silih berganti. Pada saat dukacita datang menghampiri dan kita berdiam diri merenungkan makna peristiwa dalam hidup ini, maka ada pesan yang hendak Allah sampaikan kepada kita secara personal. Kadang kala Allah memakai derita agar kita sadar diri. Interupsi dari Allah, melalui berbagai peristiwa, mengajak kita untuk mawas diri, apakah sudah menjadi pribadi yang taat kepada-Nya? Jika sudah taat, Allah ingin kita lebih taat. Jika belum, Allah ingin kita bertobat dan taat. Ketika manusia tidak taat kepada perintah-Nya, Allah akan melakukan tindakan-tindakan yang mengejutkan (16). Mulai dari penyakit yang sederhana seperti batuk dan demam (16), sampai dengan wabah sampar yang tak tersembuhkan, yang membuat manusia menderita (25). Mulai dari tanah yang sulit digarap (19), sampai dengan kehilangan tanah dan menjadi bangsa yang terbuang (33). Semua itu dilakukan Allah agar umat-Nya mawas diri dan sadar atas kesa...

Golongan Darah Yesus

Sebuah percakapan antara seorang jemaat dengan seorang pendeta setelah selesai suatu kebaktian. Pendeta: “Tahukah kamu golongan darah Yesus? Tak mungkin ada yang tahu. Kamu tahu?” Jemaat : “Ya, golongan darahNya O” Pendeta: “Bagaimana kamu tahu?” Jemaat: “Kan ada di Kidung Jemaat no. 36, ‘O, darah Tuhanku’.”

Orang Percaya:Surat Kristus Yang Hidup (2)

Baca:  2 Korintus 3:1-18 "Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia." (2 Korintus 3:3) Untuk bisa menjadi surat Kristus yang hidup, dari pihak kita harus ada pertobatan yang sungguh supaya bisa memberi kesan bagi siapa pun yang membacanya. Sebagaimana sebuah pohon dikenal lewat buahnya, pula kita akan dikenal lewat buah-buah pertobatan yang dihasilkan melalui kehidupan secara nyata. Rasul Paulus menyatakan bahwa 'surat' itu  "...ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia." (ayat nas). Mengapa Tuhan menulisnya di dalam hati? Karena hati merupakan pancaran sumber kehidupan  (baca  Amsal 4:23 ),  dan  "Seperti air mence...

Orang Percaya:Surat Kristus Yang Hidup (1)

Baca:  2 Korintus 3:1-18 "Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang." (2 Korintus 3:2) Tidak semua orang percaya mengerti bahwa sebagai pengikut Kristus, sesungguhnya keberadaan kita di tengah-tengah dunia adalah menjadi surat-surat Kristus yang terbuka, yang bisa dibaca oleh semua orang. Karena itu, baik perkataan maupun tingkah laku kita haruslah bisa menjadi berkat dan kesaksian yang baik bagi dunia. Seringkali kita diingatkan dengan ayat ini:  "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." (1 Yohanes 2:6). Kalau kehidupan kita sama sekali tidak mencerminkan kehidupan seperti Kristus, maka kita bisa disebut sebagai orang-orang Kristen yang gagal total, sebab sasaran utama hidup kekristenan adalah menjadi serupa dengan Kristus.  "Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan ...

Hidup Dalam Kepura-puraan

Baca:  Mazmur 28:1-9 "Janganlah menyeret aku bersama-sama dengan orang fasik ataupun dengan orang yang melakukan kejahatan, yang ramah dengan teman-temannya, tetapi yang hatinya penuh kejahatan." (Mazmur 28:3) Hidup dalam kepura-puraan sama artinya hidup dalam kemunafikan. Munafik berarti bermuka dua, orang yang sedang memainkan peran ganda, orang yang perkataannya berbeda dengan isi hatinya, atau orang yang perkataannya tidak sesuai dengan perbuatan yang sesungguhnya. Dalam Perjanjian Baru kata 'munafik' diterjemahkan dari kata Yunani,  hypokrites,  yang berarti orang yang sedang memainkan peran di atas panggung. Bagi pemain drama/sandirawa, karakter yang mereka lakoni di atas panggung belum tentu sama, bahkan bisa sangat bertolak belakang dengan karakter yang sesungguhnya atau perilaku dalam kesehariannya. Hidup dalam kepura-puraan inilah yang dilakukan oleh para ahli Taurat dan orang-orang Farisi  (baca  Matius 23:1-26 ).  Meskipun secara teori mereka...

Hargai Simbol yang Ditetapkan Allah

Imamat 24:1-9 Carl G. Jung pernah menyimpulkan: anomali psikologis dan psikis terjadi pada pribadi yang tidak menghargai simbol. Allah tidak antisimbol karena itulah jendela untuk merefleksikan kedalaman diri dan karya-Nya. Allah menetapkan prinsip ini dalam Imamat 24:1-9. Di hadapan terang lampu tersebut ada dua belas roti sajian sebagai simbol dua belas suku Israel (24:5-9). Roti tersebut mendapat terang dari lampu minyak yang ditetapkan Allah untuk menyala terus menerus (24:1-3). Terang itu menyinari dua susun roti sajian yang diganti tiap hari Sabat. Terang menyoroti dua belas roti merupakan simbol penerimaan Allah atas dua belas suku Israel. Roti sajian tersebut kemudian dimakan oleh Harun dan anak-anaknya di hadapan Allah sebagai simbol persekutuan antara Allah dan umat-Nya (bdk. Kel 24:8). Hal ini menegaskan bahwa Allah menginginkan persekutuan dengan umat-Nya. Sabat, hari perhentian, menjadi momen terjadinya komuni yang direpresentasi oleh perjamuan makan para imam di hadapa...

Menghormati Tuhan dengan Semestinya

Imamat 24:10-23 Robin A. Parry, seorang teolog kontemporer pernah mengemukakan bahwa gereja kurang menghargai jati diri Allah yang disembahnya. Hal ini tampak melalui nyanyian mereka. Mayoritas nyanyian tidak menyebut Allah Tritunggal. Referensi akan nama-Nya yang berkuasa dan kudus pun kurang mendapat sorotan yang semestinya. Nas kita berbicara tentang hal ini, secara khusus disoroti dalam ayat 10-16. Sekilas ketujuh ayat ini tampak tidak terkait dengan ayat 1-9. Namun, jika kita merenungkannya dengan seksama, ada kesamaan pokok pikiran yaitu kehadiran Allah di tengah perkemahan umat-Nya. Di satu sisi, kehadiran Allah lewat simbol terang dan dua belas roti perlu ditaati oleh imam. Di sisi lain, penghormatan atas kehadiran Allah didemonstrasikan melalui sikap umat terhadap nama-Nya yang kudus (Kel 20:7 dan Im 19:12). Perikop ini menarasikan kebenaran tersebut melalui dua aspek. Pertama, melalui situasi perkelahian antara anak dari perempuan Israel (Selomit binti Dibri, suku Dan) den...

Sabat: Percaya dan Patuh

Imamat 25:1-34 Banyak kebutuhan dasar hidup yang sulit dipenuhi tanpa seorang mengikat diri dalam perjanjian hutang-piutang. Pembelian motor, mobil, tempat tinggal, biaya pengobatan, dan lainnya dengan cara berhutang sering menjerat seseorang seumur hidupnya. Realitas ini mengondisikan manusia untuk terus mencari nafkah dan profit tanpa ada perhentian atau sabat. Imamat 25 mengajarkan kebenaran yang mengejutkan. Prinsip Sabat diperluas sampai pada perlakuan atas tanah (1-5). Perlakuan ini adalah tindakan penghormatan bagi Allah. Tahun ketujuh adalah tahun perhentian penuh, yang berarti tanah tidak boleh diolah untuk usaha pertanian (2, 4, 5). Prinsip tahun Sabat bagi tanah diperluas dengan adanya tahun Yobel, tahun pembebasan. Setiap tahun ketujuh, umat melakukan tahun Sabat dan setelah siklus tujuh kali tujuh tahun, maka tahun ke-50 adalah tahun kudus. Dalam tahun itulah, setiap orang dan keluarga diperkenankan kembali ke tanah miliknya masing-masing (25:8-17). Esensi dari tahun Yo...

Mengasihi Sesama Menghormati Allah

Imamat 25:35-55 Karya tulis Victor Hugo dari Perancis yang kemudian digubah menjadi drama musikal tersohor menuangkan sebuah pikiran integratif yang indah. Di penghujung musikal Les Misérables, ada lirik menyerukan: "To love another person is to see the face of God." Tampaknya, Allah menuangkan prinsip ini dalam lanjutan instruksi seputar tahun Yobel. Ada beberapa kondisi sosial yang diatur oleh Tuhan. Pertama (25:35-38), orang Israel perlu menyokong orang saudara yang jatuh miskin tetap dapat hidup. Penerapan instruksi ini mencerminkan seorang yang takut akan Allah dan tidak melupakan karya keselamatan-Nya (25:38). Kedua (25:39-43), dipaparkan agar seorang Israel tidak memperbudak saudaranya sendiri ketika ia jatuh miskin. Jika ia dipekerjakan, maka pada tahun Yobel, pembebasan harus diberikan kepadanya (25:40-43). Tuhan juga memberi petunjuk dari mana umat Israel memperoleh budak (25:44-46). Namun, mereka tidak boleh diperlakukan dengan kejam dan kasar. Pada paparan ber...

Taat Diganjar Berkat

Imamat 26:1-13 Dalam sebuah perjanjian, komitmen kedua belah pihak terhadap perjanjian tersebut adalah sangat penting. Tanpa komitmen, perjanjian itu menjadi kosong. Allah telah beriniasitif membuat perjanjian dengan manusia. Komitmen Allah pada janji-Nya tentu tak perlu diragukan lagi. Komitmen ketaatan manusia, itulah yang perlu ditumbuhkan tiap waktu. Allah selalu setia kepada janji-Nya, manusia belum tentu. Allah tidak hanya melepaskan umat-Nya dari perbudakan Mesir (13), tetapi juga membuat perjanjian dengan mereka. Umat Israel kini telah berganti tuan. Dari kekejaman bangsa Mesir, kepada Allah yang penuh kasih dan rahmat. Di dalam perjanjian itu, umat Israel dipanggil untuk taat kepada Allah. Ketaatan dimulai dari hal sederhana yaitu larangan membuat patung atau tugu untuk disembah (1). Ketaatan yang lebih dalam melalui perayaan Sabat (2). Pada perayaan itu, umat Israel diajak untuk berfokus kepada Allah. Allah berkenan pada ketaatan. Allah berjanji akan memberikan berkat bag...