Kisah Pencipta Lagu "Tinggal Sertaku"

Hanya orang yang bisa menghadapi kematian dengan pikiran yang realistis yang mampu menjalani hidup ini dengan tujuan dan keyakinan. Inilah yang dialami oleh pendeta Inggris, Henry F. Lyte. Ia menulis lirik nyanyian pujian “Abide With Me” atau “Tinggal Sertaku” pada tahun 1847, tidak lama sebelum ia meninggal. Lagu yang diangkat dari Lukas 24:29 ini kemudian menjadi lagu favorit dikalangan umat Kristen. Teks lagu ini dalam bahasa Indonesia adalah, “Tinggal sertaku hari telah senja. Gelap makin turun, Tuhan tinggallah. Lain pertolongan tiada kutemukan, Maha Penolong tinggal sertaku. Hidupku surut ajal mendekat, nikmat duniawi hanyut lenyap, tiada yang tahan, tiada yang teguh. Kau yang abadi tinggal sertaku. Aku perlukan Dikau tiap jam, dalam cobaan Kaulah yang kupegang. Siapa penuntun yang setaraMu, siang dan malam tinggal sertaku.”

Henry F. Lyte lahir di Skotlandia pada tanggal 1 Juni 1793. Dia belajar di Trinity College , Dublin, Irlandia. Sepanjang hidupnya ia dikenal sebagai orang yang bekerja keras didalam melayani Tuhan. Meskipun secara fisik ia lemah karena asma dan TBC, tetapi ia kuat secara roh dan imannya tak tergoyahkan. Ia adalah seorang penyair, musisi dan pelayan Tuhan. Dimanapun melayani, ia dicintai dan dikagumi oleh orang-orang yang dilayaninya. Selama 23 tahun terakhir dalam hidupnya, ia melayani gereja miskin yang kebanyakan adalah nelayan. Kesehatannya semakin memburuk dan dokter memberikan saran agar ia pindah sejenak ke Italia, daerah yang lebih hangat. Dengan berat hati, ia terpaksa meninggalkan jemaat yang dilayaninya. Pada hari Minggu perpisahan ketika ia menyampaikan khotbah terakhirnya pada tanggal 14 September 1847, ia sama sekali tak berdaya lagi, ia sudah sekarat dan ia berkhotbah dengan berurai air mata. Ada rasa hancur di dada, ketika ia beranjak pergi meninggalkan jemaat Tuhan yang dilayaninya. Namun ia yakin seperti lirik lagu yang ditulisnya bahwa sekalipun ia pergi, namun Tuhan akan tinggal tetap. Ia memohon agar Tuhan tetap tinggal ditengah persekutuan umatNya. Dua bulan setelah itu ia meninggal ketika dalam perjalanan ke Roma, Italia.

Lagu pujian “Abide With Me” atau “Tinggal Sertaku” mengingatkan kita tentang seseorang yang tetap setia melayani Tuhan sekalipun ia menderita. Ia tidak kecewa karena Tuhan tidak menyembuhkannya, ia tidak menjadikan kelemahan tubuh sebagai alasan untuk tidak melakukan sesuatu, namun ia menjalani sisa umur hidupnya dengan melakukan pekerjaan yang bermakna. Melalui lirik lagu yang ditulisnya disela-sela penderitaan karena penyakitnya, kita dapat melihat keteguhan imannya kepada Tuhan. Ia menyadari bahwa ajalnya sudah mendekat, tetapi kalaupun kematian menjemputnya, ia percaya bahwa Tuhan akan tetap tinggal bersamanya, Tuhan yang ia layani akan menjadi bagiannya selamanya.

1 comment:

  1. Zenegra 100mg Tablet works by relaxing the blood vessels in your penis, thereby increasing blood flow into the penis on sexual stimulation. This helps you achieve and maintain a hard, erect penis suitable for sexual activity.

    ReplyDelete

Informations From: Omnipoten

Featured post

Melihat Melalui Mata yang Berbeda

Melihat Melalui Mata yang Berbeda Aku melihat melalui matamu. Dan ketika saya melakukannya, dunia semuanya biru, ungu dan hijau. Warnanya s...