Skip to main content

Cerpen Ada Teman di Balik Pelangi


'Buku cerita itu hanya bohong kok..' kata sang kakak.
Adiknya terus murung. Ada pelangi sore itu, teringat di buku cerita itu bahwa ada teman di balik pelangi.
'Aku ingin pergi ke sana..' kata sang adik.
'Baca akhir cerita itu, bukannya sebenarnya tak ada teman di balik pelangi!' kakaknya mulai sebal. Dari seminggu yang lalu adiknya selalu berkata, jika ada pelangi aku ingin pergi kesana. Mungkin disana ada teman.

Kakak beradik itu tinggal bersama Ibunya dan pembantu-pembantunya. Rumahnya besar. Rumah yang terlalu besar untuk mereka bertiga. Sang ibu adalah pejabat sebuah Bank ternama.
Kakaknya sudah SMA. Dia sangat tampan dan pintar. Rapi dan sangat bersih. Di sekolah dia sangat disegani. Selain nilainya bagus, dia juga terpilih sebagai ketua OSIS. Kekurangannya mungkin karena dia kadang terlalu congkak. Beberapa kali dia berdebat dengan teman-temannya karena kecongkakannya itu. Bahkan banyak juga yang berusaha menggulingkan dia dari ketua OSIS. Hidupnya tak nyaman di sekolah. Teman-teman didekatnya tak bisa dipercayai sepenuhnya. Pulang ke rumah, malah bertemu sang adik yang menurutnya sedikit aneh. Pendiam, murung, dan berkhayal kesana kemari.

Adiknya, kelas 3 SD, home schooling. Dia tidak pergi ke sekolah formal karena kondisinya. Kakinya tak mampu berjalan sejak lahir. Saat sang ibu mengandung, sang ayah meninggalkan mereka. Ehm bukan meninggalkan, tapi di usir. Sang ibu melihat ayahnya bersama wanita lain. Karena punya harga diri dan harta, tak segan-seganlah sang ibu mengusir ayahnya yang aslinya tak punya apa-apa itu.

Adiknya menjalankan kursi roda elektroniknya ke arah kamarnya. Sang kakak sibuk bermain-main dengan hamster kesayangannya. Mame, namanya. Hamster imut, lucu, yang diberikan seorang temannya waktu SMP. Teman karibnya itu sekarang sudah tinggal jauh di Australia. Mereka sudah jarang lagi berkomunikasi. Paling lewat jejaring sosial.

Malam datang. Sang ibu belum juga menampakkan diri di rumah.
'Aden makan malamnya sudah siap,' seorang pembantu berumur membungkkan badannya di hadapan seorang anak yang sibuk mengetik di laptopnya.
Anak itu menoleh sejenak, lalu melanjutkan mengetik.
'Non Rima sudah menunggu di ruang makan,' lanjut sang pembantu.
Akhirnya Rindra, anak laki-laki itu mengalah. Mematikan laptopnya dan pergi ke ruang makan.
Rindra memulai mengambil sesendok nasi di campur dengan sayur sop. Rasanya enak seperti biasa, pembantunya itu memang pandai memasak.
'Jangan sisakan makananmu lagi…' kata Rindra.
Sang adik menatap makanannya dengan malas. Aku harus menghabiskannya, tiba-tiba kata-kata kakaknya menjadi motivasi untuk menghabiskan makanan di depannya.

Sebelum mereka selesai makan, seseorang datang. Dengan badan lelah dan setumpuk beban di kepalanya.
'Assalamualaikum..' sang ibu tersenyum sambil mengucap salam.
Rindra dan Rima membalas salam ibunya dengan semangat. Mereka tahu ibunya itu bekerja keras untuk mereka.
'Ibu gak makan sama kami?' tanya Rima seperti memohon.
'Iya..iya.. ibu ganti baju dulu..' kata sang ibu.
Rindra meneruskan makannya. Rima berhenti menunggu sang ibu.
'Aku duluan, bilang ke ibu aku mau mengerjakan PR,' Rindra beranjak dari ruang makan.

Siang itu cerah. Ada bulatan kuning yang memancarkan sinar. Rima sudah menyelesaikan kegiatan home schoolingnya. Di atas pahanya ada perlengkapan menggambar. Pensil, kertas gambar A4, karet penghapus, dan sebuah alas dari kayu. Sang pembantu membantunya untuk naik ke lantai dua, ia ingin menggambar pemandangan dari atas.

Kegiatan menggambar memang sangat disukainya. Menggambar pemandangan salah satu yang sering ia lakukan. Pemandangan taman, pemandangan gunung, pemandangan hutan, pemandangan jalan, dan sebagainya. Kali ini dia ingin mengambar pemandangan kota dan pelangi. Ya, dia masih teringat pada buku cerita itu. Buku cerita yang menyebutkan ada teman di balik pelangi.
Digambarnya menggunakan pensil. Hati-hati sekali, Rima tipe yang tidak sering menghapus goresannya. Gambarnya lumayan bagus untuk anak seumurannya.

Sejam, dua jam… lama sekali Rima menggambar pemandangan kota dan pelangi itu. Digambarnya sedetil-detilnya. Rumah-rumah penduduk, gedung-gedung pemerintah, dan kabel-kabel listrik tak luput dari pengamatannya. Siang itu tak ada pelangi. Namun, Rima tetap akan menggambarnya. Ia ingat betul kemarin sore, saat hujan mulai reda ada pelangi besar disana. Ya di sana, menggantung indah di angkasa.

'Ehem.. anak ibu sedang menggambar apa?' tiba-tiba sang ibu sudah ada di belakang Rima.
'Ah.. ibu tumben sudah pulang..' tanya Rima.
'Ya, ibu mau mengajakmu ke suatu tempat…'
'Kemana bu?' tanya Rima antusias.
'Ke sekolah.. ibu mau mendaftarkanmu ke sekolah,' kata sang Ibu.
Hari itu rasanya pelangi sudah dekat sekali. Rima tersenyum lagi, tersenyum membayangkan esok hari akan bertemu banyak teman.

Sekolah yang ia kunjungi tadi tidak begitu besar. Tapi sungguh modern. Rima melihat anak-anak seumurannya belajar di dalam kelas. Ternyata mereka pulang agak sore. Ibunya sudah menjelaskan pada Rima kalau jam belajar di sekolah tidak sama seperti home schooling.
'Besok lusa aku akan bertemu banyak teman kak,' kata Rima pada kakaknya.
'Iya…' Rindra sibuk mengerjakan tugas sekolahnya. Nanti malam ia harus mengurus acara Mapensi di sekolahnya. Rindra ikut senang akhirnya ibunya berinisiatif mengusahakan agar sekolah itu bisa menerima Rima, walaupun harus membayar lebih pada sang kepala sekolah. Setidaknya adiknya tidak akan kesepian lagi di rumah.
'Belajarlah yang rajin, jangan mau kalah dengan teman-temanmu nanti..' kata Rindra menasehati.
'Iya kak… aku akan belajar yang rajin,' kata Rima. Rima lalu kembali ke kamarnya. Dia memeriksa baju seragam yang baru saja ia peroleh. Betapa bagusnya seragam itu. Berwarna biru muda dengan rok biru tua bermotif kotak-kotak.
Hari itu tiba, hari saat Rima memakai seragam biru muda itu. Melukis senyuman di wajah dan menggambarkan pelangi besar di atas kepalanya.

Kelasnya lumayan luas, sebagian besar tembok tak terlihat tertutup berbagai benda yang di pajang. Ada papan absen, karton-karton berisi lukisan-lukisan siswa, gambar organ tubuh, gambar-gambar dengan keterangan bahasa inggris dan tak lupa ada gambar presiden dan wakilnya terpajang di atas papan tulis.
Rima, dengan kursi rodanya memasuki kelas. Masih sepi.
Ada sekitar dua puluh pasang kursi-meja. Hmm.. berarti aku akan memiliki sekitar 20 orang teman. Banyak!, kata Rima dalam hati.
'Tap..tap,' suara sepatu berjalan terdengar. Rima, menoleh. Ada seorang anak seumuran dia, perempuan.
Dia tersenyum, melangkah menghampiri Rima.
'Kamu anak baru itu ya?' tanya anak itu.
'Iya.. kenalkan aku Rima…' Rima tersenyum lalu mengulurkan tangannya.
'Aku Sarah,' kata anak itu. Rima senang sekali. Sarah adalah teman pertamanya di sekolah ini.

Rima sangat gembira bisa bersekolah dan memiliki banyak teman. Sarah, ya dia salah satu teman terdekatnya. Di kelas mereka selalu duduk berdekatan, saat istirahat mereka juga bersama-sama. Pergi ke perpus juga, tak segan-segan Sarah membantu Rima untuk mengambilkan buku yang letaknya di atas.

Hari itu Rima mengajak Sarah pergi ke rumahnya. Sarah terlihat sangat senang sekali. Rumah Rima memang lebih luas dan lebih bagus dari milik Sarah.
'Wah… bagus sekali…' kata Sarah. Diperhatikannya barang-barang mewah di rumah Rima. Rima menyediakan makanan yang enak setiap kali Sarah ke rumahnya. Sarah jadi betah dan sering belajar di rumah Rima.

Suatu hari.
'Bibi…mana buku ceritaku,' Rima mendorong kursi rodanya ke dapur. Di sana ada seorang pembantu yang sedang memasak.
'Buku yang mana..?' tanya sang pembantu sambil menghentikan kegiatan memasaknya.
'Buku cerita Toby! Buku kesayanganku…' kata Rima.

Malam itu Rima ribut sendiri, mencari buku kesayangannya ke sana kemari.
'Apa tak di pinjam temanmu itu?' tanya Rindra, sang kakak.
'Siapa? Sarah.. dia tidak bilang apa-apa kok.. mana mungkin dia mengambilnya tanpa seijinku,' kata Rima.

Rima tak bisa tidur, ia terus memikirkan buku ceritanya yang hilang itu. Apa Sarah yang mengambilnya? Tapi mana mungkin dia sejahat itu.

Keesokan harinya.
Sarah terlihat membawa sebuah buku. Buku yang tak asing buat Rima.
'Pagi Rima, eh ini bukumu mau ku kembalikan,' Sarah menyodorkan buku cerita kesayangan Rima.
'Oh.. jadi kamu yang mengambilnya, kok kamu gak bilang-bilang sih…!!' Rima berteriak marah. Sarah kaget, dia tidak tahu Rima akan marah seperti itu. Seharian itu mereka tidak berbicara. Sarah sudah mencoba meminta maaf tapi Rima tak mau mendengarkan.

Rima termenung. Melihat langit dari lantai dua rumahnya. Buku Toby ada di pangkuannya. Tak ada pelangi di langit, yang ada hujan gerimis rintik-rintik.
'Teman itu memang begitu… jangan terlalu berharap mereka sesuai dengan yang kita inginkan, mereka punya mimpi yang tak selalu sama dengan kita…' kakaknya berkata, beriring dengan gerimis yang berubah menjadi hujan.
'Tapi apakah kalian sudah tidak butuh teman lagi… pelangi tak selalu datang setelah hujan, jaga teman-teman yang kalian punya,' Ibunya datang meredam suara hujan.

Cerpen Karangan: Senja Nilasari
Blog: senjanila.blogspot.com

Comments

Popular posts from this blog

The Painting of Destiny

"Are you sure of this, Navan?" The old pirate stared at King Mannas' chief merchant. However, his bright emerald green eyes sparkled with laughter. "The information came from Daoud, one of my former crew members, when I was ravaging the coastal villages of Vyrone." Navan smiled at the expression crossing Gerrod's face, whose family had fled from one of these villages. The Iron Falcon was a legend and parents had always used the threat of its crew and its flaming-haired captain to scare naughty children into sleeping and behaving differently. Gerrod quickly recovered and smiled. "Then he must be a man to be trusted, indeed." "Ah!" cried Navan. "Daoud will take the coin from the mouth of a dead man while it is still warm. I trust him only because he knows the fate of him who lies to me." I may have made him captain when I decided to infiltrate King Mannas' court, but he still knows who is in charge. "We must tell ...

Good Morning America is a popular

Good Morning America is a popular morning news show that airs on ABC. It has been a staple in American households since its debut in 1975. The show covers a wide range of topics including news, entertainment, lifestyle, and pop culture. With its team of talented hosts and reporters, Good Morning America provides its viewers with the latest updates on current events and trending stories. One of the things that sets Good Morning America apart from other morning shows is its lively and energetic atmosphere. The hosts, including Robin Roberts, George Stephanopoulos, Michael Strahan, and Lara Spencer, bring a sense of fun and camaraderie to the show. They engage with their audience and each other in a way that feels genuine and relatable. In addition to its engaging hosts, Good Morning America also features a variety of segments that cater to a diverse audience. From cooking demos and fashion tips to celebrity interviews and human interest stories, the show offers something for everyone. Wh...

The liz hatton

The liz hatton is a unique piece of headwear that has been gaining popularity in recent years. This hat is characterized by its wide brim and low crown, which gives it a distinctive and fashionable look. The liz hatton is often made of materials such as wool, felt, or straw, making it a versatile accessory that can be worn in various seasons. One of the key features of the liz hatton is its versatility. This hat can be dressed up or down, making it suitable for a range of occasions. Whether you're going for a casual look or a more formal outfit, the liz hatton can easily complement your ensemble. Additionally, the wide brim of the hat provides excellent sun protection, making it ideal for outdoor activities such as picnics or garden parties. In terms of style, the liz hatton can be compared to other types of hats such as the fedora or the boater. While these hats may have similar silhouettes, the liz hatton stands out for its unique shape and design. The low crown and wide brim of ...
  • Orang Benar Bermassa Depan Cerah (1)

    Baca: Yeremia 29:1-14 "Sungguh, beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Janganlah kamu diperdayakan oleh nabi-nabimu yang ada di tengah-tengahmu dan oleh juru-juru tenungmu, dan janganlah kamu dengarkan mimpi-mimpi yang mereka mimpikan!" (Yeremia 29:8) Punya masa depan yang cerah ada... Readmore

  • Mengapa Tuhan Ingin Anda Sehat

    Bacaan Hari ini: 1 Korintus 6: 19-20 “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah ... Readmore

  • Di Balik Tantangan Besar:Ada Berkat Besar (2)

    Baca: Keluaran 15:22-27 "Musa berseru-seru kepada TUHAN, dan TUHAN menunjukkan kepadanya sepotong kayu; Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis. Di sanalah diberikan TUHAN ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan kepada mereka dan di sanalah TUHAN mencoba mereka," ... Readmore

  • Di Balik Tantangan Besar:Ada Berkat Besar (1)

    Baca: Keluaran 15:1-21 "Kereta Firaun dan pasukannya dibuang-Nya ke dalam laut; para perwiranya yang pilihan dibenamkan ke dalam Laut Teberau." (Keluaran 15:4) Perjalanan hidup bangsa Israel menuju ke tanah Perjanjian adalah gambaran perjalanan hidup orang percaya yang tak lepas dari tantangan ... Readmore

  • Kuasa Manusia Tidak Kekal

    Zakharia 1:18-21 Penglihatan ketiga Nabi Zakharia adalah empat tanduk (18). Malaikat menjelaskan bahwa empat tanduk itulah yang menyerakkan Yehuda, Israel, dan Yerusalem (19). Artinya, empat tanduk itu menggambarkan kerajaan-kerajaan yang menjadi musuh Yehuda dan Israel. Namun, bersama dengan keemp... Readmore

  • Tetaplah Fokus pada Rencana Tuhan atas Hidup Anda

    Bacaan Hari ini: Lukas 9:62 “Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah." Saya bertemu dengan ribuan orang yang berkata kepada saya bahwa mereka ingin dipakai oleh Tuhan, tetapi yang tidak akan pernah dipakai ole... Readmore

  • Anda Tidak Harus Sempurna untuk Dipakai Tuhan

    Bacaan Hari ini: 2 Timotius 2:21 "Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia." Jika Anda ingin dipakai Tuhan, bersihkan hati A... Readmore

  • Jika Anda Ingin Berubah, Mulailah dengan Pemikiran Anda

    Bacaan Hari ini: Efesus 4:23 "Supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu," Perubahan memerlukan pemikiran yang baru. Untuk bisa berubah, kita harus belajar tentang kebenaran dan mulai mengambil pilihan-pilihan yang baik, namun kita juga harus mengubah cara pikir kita. Misalnya, Anda berkat... Readmore

  • Kelemahlembutan Tidak Sama dengan Kelemahan

    Bacaan Hari ini: Matius 5: 5 "Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi." Jika Anda ingin mengambil pilihan-pilihan yang sehat dan ingin kembali menjadi seorang Kristen yang seutuhnya, maka Anda harus belajar untuk menjadi lemah lembut. Anda harus belajar untuk menj... Readmore

  • Cara Berinvestasi ke dalam Persekutuan Gereja Anda

    Bacaan Hari ini: Roma 12:13 "Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!" Tuhan ingin kita menggunakan sebagian dari uang kita untuk menguatkan persekutuan, untuk menunjukkan kasih kita kepada orang percaya lainnya, dan untuk membangun hu... Readmore