Skip to main content

Cerpen Adakah Bahagia Untukku? (Part 1)



Malam belum terlalu larut. Mentari baru saja terbenam di ufuk barat. Dicka sedang mengendarai sepeda motornya mengelilingi kota, ketika dia melihat seorang cewek yang sedang diganngu oleh beberapa orang cowok. Mereka mengitari cewek itu, menggodanya. Naluri Dicka sebagai seorang lelaki tiba-tiba bangkit. Dia tidak bisa membiarkan hal itu terjadi di depan matanya. Sekalipun dikenal sebagai cowok jalanan, dia masih tetap memiliki hati nurani.
“Hai, cantik. Mau ikut dengan kami?” kata salah seorang di antara mereka. Cewek itu semakin terpojok. Dia tampak sangat ketakutan.
Tanpa berpikir panjang, Dicka melangkah maju. Ternyata dia mengenal Rudi, anak atasan ayahnya berada di tengah-tengah mereka. Sesaat, dia menjadi bimbang.
“Rudi…”
Serentak, mereka menoleh ke arah datangnya suara, dan melihat Dicka sedang berjalan mendekat.
“Lepaskan cewek itu, Rud. Kalau tidak..”
“Kalau tidak, apa?” tantang Rudi, “Ka, kamu jangan berlagak jadi jagoan deh. Nggak ada untungnya. Gimana kalau kamu juga ikut menikmati cewek ini?”
“Nggak! Lepaskan dia atau kalian akan…”
Namun, Rudi sudah memotong pembicaraan Dicka.
“Atau, kami akan kau hajar? Iya? Ha… ha… ha…, kau jangan membuatku tertawa. Mustahil kau berani melawanku. Selama ini, kau cuma bisa berlindung di bawah ketiak ayahmu. Nggak lebih. Huh!”
Kini, Dicka sudah benar-benar kehilangan kesabarannya. Dia tidak peduli, jika nanti Ayah memukulinya ketika dia sampai di rumah. Yang terpenting, cewek itu selamat terlebih dahulu.
Mereka berempat mengeroyok Dicka, tetapi Dicka bukanlah tipe orang yang mudah dikalahkan. Akhirnya, setelah bersusah payah, dia pun berbalik menang.
“Awas kau! Tunggu saja pembalasanku,” ancam Rudi, sebelum mereka lari pontang-panting meninggalkan tempat itu.
“Kamu tidak apa-apa?” tanya Dicka, sambil membersihkan debu yang menempel di bajunya.
“Aku… aku…” jawab cewek itu gemetar. Selama beberapa saat, dia tidak mampu berkata apa-apa.
Lalu, Dicka pun mengajaknya untuk duduk di rerumputan.
Dia benar-benar ketakutan, pikir Dicka.
“Kamu baik-baik saja?” tanya Dicka, sebab wajahnya tampak pucat.
Cewek itu mengangguk.
“Ter… terima kasih.”
Dicka tersenyum, “Untuk apa?”
Hening.
Tempat ini sungguh sepi, batin Dicka. Saat itu, dia sedang memandang jalan raya di kejauhan.
Tiba-tiba, cewek itu menoleh.
“Bolehkah aku…”
“Apa?” tanya Dicka mengalihkan pandangannya kepada cewek itu.
“Bolehkah aku… meminjam bahumu sebentar? Aku tahu kamu tidak mengenalku, tetapi…”
“Tentu saja,” jawab Dicka tanpa menunggu kelanjutan kata-kata cewek itu. Kemudian, tanpa diduga Dicka, cewek itu menangis tersedu-sedu, seakan ingin mengeluarkan segala beban yang ada di hatinya.
Dicka menunggu, walaupun hatinya harus bersabar.
Dia adalah cewek baik-baik. Aku tidak boleh memeluknya, pikir Dicka.
Selama ini, dia selalu bersama dengan teman-teman yang dikenalnya di jalanan. Hubungan antara seorang pria dan wanita menjadi tidak punya batasan yang jelas. Mereka sudah terbiasa dipeluk, bahkan lebih. Dia paham, mereka adalah korban dari ketidakharmonisan keluarga, sama seperti dirinya.
Dicka jadi teringat dengan Devi, temannya yang pernah mengatakan bila ayahnya mempunyai dua orng istri, lalu Ardi yang ayahnya berselingkuh dengan wanita lain dan ibunya hanya diam, menerima saja dengan pasrah.
Tiba-tiba, suara cewek itu membuyarkan lamunan Dicka.
“Terima kasih, kamu sudah menolongku. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika kau tidak ada.”
Kini, Dicka mendengar suara yang lebih tegar. Ternyata, dia sudah lebih pulih, batinnya.
“Nggak apa-apa. Aku memang harus melakukannya.”
Inilah pertama kalinya Dicka menerima ucapan terima kasih. Sebersit perasaan senang menyelusup ke dalam hatinya. Dia merasakan kehangatan kata-kata cewek itu.
Kukira, hatiku telah lama mati, pikirnya.
“Kamu sudah merasa baikan?” tanya Dicka.
Cewek itu mengangguk.
“Aku Dicka.”
“Oh, maaf. Namaku Ana,” kata Ana memperkenalkan dirinya.
“Kamu mau pulang?”
Ana mengangguk.
“Mau kuantar?”
Ana memandang Dicka dengan pandangan tidak percaya, dan Dicka sudah terlanjur melihat tatapan itu.”
“Kamu tidak percaya padaku?”
Ana tampak terkejut. Matanya terlihat gelisah.
“Bukan. Bukannya aku tidak percaya, tapi…”
“Tapi…” kata Dicka menirukan ucapan Ana.
“Tapi, aku masih takut dengan…”
Dicka tidak memaksa. “Baiklah, kamu bisa menunggu taksi di ujung sana.”
Ana bergidik. Jalan yang ditunjukkan Dicka gelap sekali. Justru lebih berbahaya jika berada sendirian di sana.
“Aku ikut denganmu,” kata Ana akhirnya.
Dicka tersenyum. Ana sampai terperanjat melihatnya.
Dia benar-benar tampan, pikir Dicka.
Hampir sebagian besar perjalanan mereka dihabiskan untuk berdiam diri. Sibuk dengan pikirannya masing-masing.
Akhirnya, karena sudah tidak tahan, Ana mulai berbicara.
“Kamu tahu? Aku tak pernah merasa bahagia.”
Dicka terkejut, tetapi segera menjawab.
”Mengapa?” tanyanya sambil berpikir bahwa dunia ini memang memiliki banyak masalah yang membuat orang menjadi kehilangan harapan, juga kebahagiaan.
Ana terdiam.
“Oh, nggak usah bilang jika kamu tidak ingin mengatakannya.”
Beberapa saat kemudian, Ana berkata, “Orangtuaku jarang berada di rumah. Mereka selalu sibuk dengan pekerjaannya, tanpa memikirkan perasaanku. Aku rindu pada kasih sayang mereka.”
Tanpa sadar, Dicka menjawab, “Kamu masih beruntung, Ana. Aku sudah kehilangan ibu, juga kasih sayang seorang ayah.”
“Ibumu… meninggal?”
“Ya, dia sudah meninggal sejak aku masih kecil.”
Ana merasakan kegetiran dalam suara Dicka.
“Ha… ha… ha…, aku tadi ngomong apa, sih? Lupakan aja semua yang kukatakan tadi. Lagipula, setelah ini kita nggak akan ketemu lagi.”
“Ka, kamu nggak perlu maksa untuk tertawa.” Namun, kalimat itu hanya ada di dalam pikiran Ana.
“Ngapain tadi kamu sendirian di sana?” tanya Dicka mengalihkan pembicaraan.
“Aku menunggu teman,”
“Oo…” sahut Dicka.
Padahal, Ana berharap Dicka akan bertanya lebih banyak tentang dirinya.
Lho, ada apa denganku? pikir Ana bingung.
Sesampai di depan rumah Ana.
“Terima kasih. Kamu orang baik.”
Aku orang baik? pikir Dicka sambil mengemudikan motornya. Dari kaca spion, Dicka melihat Ana melambaikan tangan. Mungkin, artinya ‘sayonara untuk selamanya’.

Cerpen Karangan: Tiara Citra Septiana


Comments

Popular posts from this blog

The Painting of Destiny

"Are you sure of this, Navan?" The old pirate stared at King Mannas' chief merchant. However, his bright emerald green eyes sparkled with laughter. "The information came from Daoud, one of my former crew members, when I was ravaging the coastal villages of Vyrone." Navan smiled at the expression crossing Gerrod's face, whose family had fled from one of these villages. The Iron Falcon was a legend and parents had always used the threat of its crew and its flaming-haired captain to scare naughty children into sleeping and behaving differently. Gerrod quickly recovered and smiled. "Then he must be a man to be trusted, indeed." "Ah!" cried Navan. "Daoud will take the coin from the mouth of a dead man while it is still warm. I trust him only because he knows the fate of him who lies to me." I may have made him captain when I decided to infiltrate King Mannas' court, but he still knows who is in charge. "We must tell ...

Good Morning America is a popular

Good Morning America is a popular morning news show that airs on ABC. It has been a staple in American households since its debut in 1975. The show covers a wide range of topics including news, entertainment, lifestyle, and pop culture. With its team of talented hosts and reporters, Good Morning America provides its viewers with the latest updates on current events and trending stories. One of the things that sets Good Morning America apart from other morning shows is its lively and energetic atmosphere. The hosts, including Robin Roberts, George Stephanopoulos, Michael Strahan, and Lara Spencer, bring a sense of fun and camaraderie to the show. They engage with their audience and each other in a way that feels genuine and relatable. In addition to its engaging hosts, Good Morning America also features a variety of segments that cater to a diverse audience. From cooking demos and fashion tips to celebrity interviews and human interest stories, the show offers something for everyone. Wh...

The liz hatton

The liz hatton is a unique piece of headwear that has been gaining popularity in recent years. This hat is characterized by its wide brim and low crown, which gives it a distinctive and fashionable look. The liz hatton is often made of materials such as wool, felt, or straw, making it a versatile accessory that can be worn in various seasons. One of the key features of the liz hatton is its versatility. This hat can be dressed up or down, making it suitable for a range of occasions. Whether you're going for a casual look or a more formal outfit, the liz hatton can easily complement your ensemble. Additionally, the wide brim of the hat provides excellent sun protection, making it ideal for outdoor activities such as picnics or garden parties. In terms of style, the liz hatton can be compared to other types of hats such as the fedora or the boater. While these hats may have similar silhouettes, the liz hatton stands out for its unique shape and design. The low crown and wide brim of ...
  • Gendeng MiYABi

    Gendeng MiYABi Dono:mah nih gambar siapa..?? Nyodorin gambar miyabi mama:oh ini miyabi alias maria ozawa. Dono: pasti dia hidupnya melarat ya mah.. Mama:ya nggak lah dia kan artis dari jepang Dono:iya mah hidupnya melarat bngt sampe" gx bisa beli baju kemarin Dono liat ratusan foto miyabi di hp pap... Readmore

  • Hidup Jangan Tidur

    Untuk dapat menikmati hidup, hal terpenting yang perlu Anda lakukan adalah menjadi SADAR. Inti kepemimpinan adalah kesadaran. Inti spiritualitas juga adalah kesadaran. Banyak orang yang menjalani hidup ini dalam keadaan “tertidur.” Mereka lahir, tumbuh, menikah, mencari nafkah, membesark... Readmore

  • Semua Terjadi Karena Sesuatu Alasan

    Semua dimulai dari impianku. Aku ingin menjadi astronot. Aku ingin terbang ke luar angkasa. Tetapi aku tidak memiliki sesuatu yang tepat. Aku tidak memiliki gelar. Dan aku bukan seorang pilot. Namun, sesuatu pun terjadilah. Gedung Putih mengumumkan mencari warga biasa untuk ikut dalam penerbangan 51... Readmore

  • Hidup Ini Adalah Kesempatan

    Baca: Pengkhotbah 9:10-12 "Karena manusia tidak mengetahui waktunya." (Pengkotbah 9:12a) Dalam menjalani hidup ini umumnya kita cenderung berjalan dengan kekuatan sendiri dan memandang segala sesuatu dari sudut pandang mata jasmaniah, akibatnya kita seringkali jatuh dan menuai kegagalan, sebab ... Readmore

  • BATAL NIKAH

    BATAL NIKAH Di sore hari terlihat 3 orang pemuda (Cuplis, Gatot, Gundul) yang sedang bertukar cerita tentang pernikahan mereka yang batal. Cuplis : Mot, kamu kenapa batal nikah, bukannya seharusnya bulan lalu kamu nikahnya Gatot : Iya Plis, aku batal nikah karena kami Beda Agama. Kalau kamu kenapa ... Readmore

  • Somad Dan Singa

    Somad Dan Singa Pada suatu hari di taman safari, Somad, tour guide taman safari itu membawa penumpang dengan bus safari ke kandang singa. Para pengunjung sangat senang dengan perilaku Somad yang bersahabat. Tetapi saat ditengah-tengah kandang singa, mobil safari itu mogok. Semua pengunjung ketakutan... Readmore

  • Komitmen Akan GOAL

    Lomba marathon internasional 1986 di New York  diikuti ribuan pelari dari seluruh dunia. Lomba ini berjarak 42 km. mengelilingi kota New York. Jutaan orang  di seluruh dunia menyaksikan acara ini melalui televisi secara langsung. Ada satu orang peserta yang menjadi pusat perhatian di lomba... Readmore

  • Sebuah Kisah Indah

    Sebuah kisah yg Indah.. Jerry adalah seorang manager restoran di Amerika. Dia selalu dalam semangat yang baik dan selalu punya hal positif untuk dikatakan. Jika seseorang bertanya kepadanya tentang apa yang sedang dia kerjakan, dia akan selalu menjawab, ” Jika aku dapat yang lebih baik, aku le... Readmore

  • Bangsa Tikus

    Bangsa Tikus Pada suatu hari ibu tikus dan anak sedang ngobrol di atas selokan, tiba-tiba kelelawar lewat di atas mereka. Anak tikus: bu yang tadi lewat di atas kita apa yah..?? Ibu: oww..!! yang tadi itu namanya kelelawar. Anak tikus: tapi, bu!! kok mukanya mirip kita..?? Ibu: iyaa... mukanya meman... Readmore

  • Jagung dan Ayam

    Jagung dan Ayam Alkisah ada orang gila yang mengira dirinya itu jagung jadi dia takut sekali sama ayam. Karena takut sekali di makan. Setiap kali lihat ayam dia pasti lari terbirit-terbirit. Akhirnya, orang gila ini dimasukin ke rumah sakit jiwa. Setahun... dua tahun.. tiga taun... akhirnya dia dipa... Readmore