Cerpen Aku Berpenyakit Kanker


“Mah, Pah kenapa aku sering mimisan, pusing dan pingsan.” Tanyaku kepada orangtuaku. “mah, pah cerita sama aku, apakah aku mempunyai penyakit kanker?!” tanyaku lagi kepada orangtuaku.
Mamaku dan papaku tersontak kaget mendengar ucapan ku. “Kamu hanya kecapean sayang”. ucap mamaku sambil menahan air matanya. “Kata mamah kamu benar sayang, kamu hanya kecapean”. sambung papaku sambil menahan air matanya.
Mama dan papaku mencoba menenangkan aku yang tiba tiba menangis histeris. “Hiks… hiks… Ya sudah kalau mamah dan papah enggak mau cerita sama aku”. Ucapku, sambil melepaskan pelukan mereka dengan pelan, dan beranjak pergi ke kamar. “Maafkan mamah sayang, mamah enggak mau cerita sama kamu karena mamah khawatir sama kamu, mamah takut sampai kamu kepikiran terus”. Batin mamahku.

Di kamar aku hanya diam merenung, tiba tiba pikiran ku punya ide, segera aku ambil ipad ku yang ada di meja belajar ku, dan aku mencari di Google “penyebab penyakit kanker” aku memilih salah satu dari pilihan Google. “HAH!!!, ternyata aku berpenyakit kanker”, TES… Air mata ku jatuh satu per satu dan menjadi deras. “kenapa mamah dan papah enggak mau cerita sama aku tentang penyakit ini Aaaa!!!”. aku menjerit sekeras kerasnya, dan aku menyimpan ipad ku, dan aku mencoba menenagkan pikiranku dan akhirnya tertidur pulas.

Keesokan harinya, aku seperti biasa beranjak ke kamar mandi dan segera berangkat ke sekolah, tak lupa aku meminta izin kepada orangtua ku ya… meskipun mereka membuat aku kecewa.

Sampai di sekolah, dan masuk kelas, aku bertemu sahabat ku yang bernama, Claudia, cindy, angel dan Catty.
“Hello Pagi Guys”. Sapaku kepada sahabatku, dan tak lupa aku memberi senyuman kepada mereka. “Pagi juga Fayna”. Sapa mereka kepadaku. “Oh iya fay, entar anterin aku ke perpustakaan yuk!” Ucap claudia. “iya aku pasti anterin kamu ke perpustakaan”. Ucapku sambil tersenyum. “jadi fayna saja yang di ajak”. Ucap cindy, angel dan catty. “hahhaha enggak kok kalian juga aku ajak ke perpustakaan ya enggak fay”. “iya dong” Ucapku Kepada Sahabatku.
TIBA TIBA!! TES!… Jatuhlah darah segar yang mengalir di hidungku, cepat cepat aku membuka tas dan mengambil sapu tangan, untung aku membawanya. “Kambuh lagi”. Ucapku. “hmmm… aku.. aku ke toilet dulu ya”. Ucapku dengan nada gugup. “Perlu aku antar?”.ucap cindy dan sahabatku yang lainnya. “hmm terima kasih aku buru buru bye” ucapku sambil pergi. Sahabatku hanya heran melihatku, dan sebenarnya, sahabat aku ini tidak tahu aku mempunyai penyakit mematikan ini, hanya Allah, aku dan kedua orangtuaku.

Sampai di toilet aku segera membersihkan hidungku terlebih dahulu, setelah itu aku membersihkan sapu tanganku yang penuh dengan darah. “nah udah selesai”. Ucapku sambil bercermin sebentar, dan berlalu keluar toilet, aku berjalan santai di koridor sekolah, TET! TET! TET! bel pun berbunyi, itu tandanya jam ke 1 sudah dimulai.

Di depan kelas “Aduh!! fayna kemana lama banget ke toiletnya, malah jam pelajaran ke 1 sudah di mulai lagi” ucap claudia yang begitu cemas keadaanku. “iya nih! lama banget!” sambung cindy, angel dan catty.
Oh TIDAK! pelajaran jam ke 1 sudah dimulai, aku berlari secepatnya, sampai di pintu kelas. “Haduh mampus nih!, udah ada ibu yetinya lagi”. Ucapku dengan nafas tak beraturan, aku hanya pasrah dan mengetok pintu kelasku. “Permisi…” Ucapku. Semua teman dan sahabatku menengok ke arahku terutama ibu yeti. “fayna kamu kemana saja, kamu sudah terlambat 15 menit yang lalu!” Ucap ibu yeti agak sedikit membentak. “maaf bu saya tadi dari toilet” ucapku sambil menundukan kepalaku, dan tiba tiba aku merasa pusing sekali, aku hanya menhan rasa sakit ini. “huft… Ya sudah ibu maafkan lain kali kamu jangan mengulangi nya lagi ya”. Ucap ibu yeti kepadaku. “iya bu terima kasih” ucapku sambil masuk ke dalam. TIBA-TIBA!… “BRUK”, aku terjatuh di lantai dan segera sahabatku dan bu yeti menghampiriku. “ASTAGFIRULLAH… Fayna!!”. Ucap Sahabatku bersamaan, dan langsung menghampriku. “Ada apa in..”. Ucap ibu yeti sambil menengok ke arahku. “Ya Allah!…”. Sambung ibu yeti kaget dan menghampiriku. “cepat kalian bawa fayna ke UKS, ibu akan Telpon Orangtuanya” ucap ibu yeti panik! menyuruh sahabatku membawa aku ke ruang UKS.

Sampai di Ruang UKS disana sudah ada dokter, sahabatku, ibu yeti, dan kedua Orangtuaku. “engh…” aku meringis dan berusaha untuk melihat dengan jelas. “Aku ada dimana?”. Sambungku. “Kamu ada di Ruang UKS sayang”. Ucap mamahku dan papahku. “Iya benar fay kamu ada di Ruang UKS”. Sambung sahabatku. “kalau gitu saya permisi dulu”. ucap ibu yeti. “Iya Fay aku, cindy, angel dan catty ke kelas dulu ya, semoga cepat sembuh dah”. Ucap Sahabatku, sambil melambaikan tangan. “iya makasih, Dah..”. Ucapku. “Sayang mamah, papah, dan dokter rizky mau keluar sebentar ya, kamu istirahat saja di sini”. Ucap mamah ku sambil mencium keningku, dan berlalu pergi keluar dan diikuti oleh dokter rizky dan papa. “Iya mah”. Ucapku sambil tersenyum Sedangkan di luar ruangan UKS “Dokter gimana keadaan anak saya?” ucap mamah. “Iya dok keadaan anak saya gimana?”. Sambung papaku. “mmhh…. kankernya semakin parah, dan kira kira beberapa bulan lagi akan mamasuki stadium 2.” Ucap dokter. “Dokter boleh tahu anak saya mengalami penyakit kanker apa?.” Ucap Papaku. “Hiks… hiks.. iya dok anak saya mengalami penyakit kanker apa!”. Ucap mamahku yang sudah menangis deras. “Kanker Otak”. Ucap dokter rizky. “APA!!” ucap mama dan papaku. “Pah…. hiks… hiks..” ucap mamaku memeluk papahku. “yang sabar ya mah, kita terus berdoa kepada tuhan yang maha esa”. Ucap papaku sambil membalas pelukan mamah. “Iya benar kita hanya bisa berdoa kepada tuhan yang maha esa, oh iya anak bapak dan ibu, segera melakukan kemotrapi selama 2 bulan sekali, kalau begitu saya permisi banyak pasien yang harus saya periksa, permisi”. Ucap dokter rizky pamit kepada orangtuaku. “iya dok terima kasih, mari silahkan”. tanpa sengaja aku mendengar percakapan dokter rizky dan ke dua orangtuaku. “Ternyata… aku berpenyakit kanker otak, dan beberapa bulan lagi aku bakal memasuki stadium 2″ ucapku sambil meneteskan air mata.

Beberapa bulan kemudian penyakit kankerku ini memasuki stadium 2 aku selalu berobat jalan, dan selalu kemotrapi karena hari hari ini aku sering pingsan, dan mimisan. Mamaku menawarkanku untuk Home Schooling karena, mamaku khawatir dengan keaadaanku sekarang, tetapi aku menolak tawaran itu karena bagiku sekolah di luar lebih asik dibandingkan dengan di rumah, dan sahabat aku yang selalu support aku di sekolah maupun di luar sekolah.

Keesokan paginya aku berangkat ke sekolah, mata yang sangat pucat di tambah dengan rasa sakit, padahal aku selalu minum obat tepat waktu, tapi, aku sampai di ruang makan mama bertanya padaku. “sayang kamu kenapa, kamu sudah makan, apa kamu belum makan obat?”. Ucap mamaku dengan sangat khawatir kepadaku. “mamah aku enggak apa-apa, aku sudah makan, aku sudah makan obat mamah”. Ucapku dengan penuh penekanan. “tapi kamu pucat sekali fay”. Ucap mamaku. “udah aku enggak apa-apa, oh iya papah kemana?” Ucapku tersenyum lalu bertanya kepada mamaku. “papah sudah berangkat, kamu diantar sama pak budi ya”. Ucap mamaku. “iya mah, ya sudah aku berangkat Assalamualaikum…”. Ucapku Sambil mencium tangan mamaku. “Waalaikumsalam… Hati-hati ya di jalan”. “iya mah”. Ucapku.
Sampai di depan pintu TES… jatuhlah darah segar di hidungku, dan ada saat itu aku merasa pusing sekali. DAN… BRUK..!! aku terjatuh di lantai, mama ku segera membopongku masuk ke mobil, dan dibawa ke Rumah Sakit.

Sampai di Rumah sakit aku ditangani oleh dokter rizky dan suster, dan mamaku hanya menunggu di ruang tunggu, dan meminta pak budi (supir pribadi) untuk ke sekolah aku, karena hari ini aku dikarenakan sakit. sampai pak budi di sekolahku dan memberi tahu kepada ibu yeti. “Permisi…” Ucap Pak budi sambil mengetok pintu kelas. “iya ada apa ya pak?.” Ucap ibu yeti. “begini bu non fayna sekarang tidak bisa mengikuti pelajaran dikarenakan sakit” Ucap pak budi. “oh iya pak”. Ucap ibu yeti.
“HAH! fayna sakit!” Ucap sahabatku bersamaan. “sekarang dia ada dimana pak budi”. Ucap cindy, angel, catty dan Claudia. “di Rumah sakit kasih Bunda, ya sudah kalau gitu saya permisi… Mari”. Ucap pak budi berpamitan. “iya iya mari silahkan”. Ucap ibu yeti, “ya sudah anak anak kita lanjutkan lagi pelajaran. “iya bu…”. Ucap semua murid.

Di sisi lain: dokter pun keluar dengan wajah gelisah. “Dokter gimana keadaan anak saya?!”. Ucap mamaku khawatir. “ya sudah mari kita bicara di ruangan saya, di sini tidak enak untuk dibicarakan tentang privasi, mari bu…”. ucap dokter. “iya mari”. Ucap mamaku.

Sampai di ruangan dokter rizky, dokter rizky pun memulai bicara. “begini bu anak ibu ini sangat cepat sekali memasuki kankernya”. Ucap dokter rizky. “memang sudah memasuki kanker stadium berapa?”. Ucap mamaku. “Stadium 3″ singkat dokter rizky. “Ya Allah Seberat itu kah cobaan buat anak hamba-mu ini yang satu satu nya”. Ucap mamaku dalam hati. “Dokter tolong berikan yang terbaik buat anak saya dok saya mohon”. Ucap mamaku. “iya saya akan berusaha semaksimal mungkin”. Ucap dokter rizky. “Anak saya sudah sadar kan dok”. Ucap mamaku. “iya dia sudah sadar”. Ucap dokter rizky. “ya sudah saya, mau nengok anak saya permisi…”. ucap mamaku. “ya mari.. mari silahkan..” Ucap dokter rizky.

Sampai itu mamahku memasuki ruanganku, mamaku tersenyum, aku pun membalasnya. “Sudah sadar sayang”. Ucap mamaku. “sudah mah, mah penyakitku tambah parah ya.. mamah bilang yang jujur sama fayna…”. Ucapku. “Kamu yang sabar ya nak, iya kamu memasuki stadium 3″. Ucap mamaku, dan meneteskan air mata. “DEGH Ya Allah ini cobaan berat bagiku, sahabatku, terutama kedua orangtuaku”. Ucapku dalam hati.

Tiba tiba sahabatku datang “fayna kamu baik baik saja kan, aku khawatir dengan kondisimu”. Ucap claudia. “aku semua khawatir makannya kita datang kesini, untuk memastikan kondisimu baik atau tidak”. Ucap Sahabatku. “Iya aku enggak apa apa kok, kalian tenang saja”. Ucapku. “Aaaa… Aku salut sama kamu fayna”. Ucap sahabatku sambil memelukku, mamaku hanya tersenyum melihat aku dengan sahabatku.

Beberapa hari kemudian rambutku sudah menipis dan itu artinya penyakitku ini akan lebih parah dari sebelumnya, aku hanya berbaring lemah di rumah sakit. Aku meminta kepada mamaku. “Mah.. tolong bawakan pulpen, kertas dan amplop ya… aku mohon”. Ucapku, nafasku mulai tak beraturan. Aku menulis di suratku:

Assalamualaikum….. hallo mamah, papah, dan sahabatku yang unyu unyu, pasti kalian membaca surat ini aku sudah tidak ada, makasih buat mamah dan papah sudah merawatku dari kecil hingga sekarang, makasih juga buat sahabatku yang unyu unyu sudah support aku, tanpa kalian aku ini bukan siapa siapa, makasih atas semuanya… :) Wassalamualaikum… semua membaca surat itu…

Nafasku sekarang tidak beraturan jantungku mulai sakit “hah.. hah… ha.. laila…” aku sudah menghembuskan nafas terakhirku.. mama, papa, dan sahabatku nangis histeris. jenazahku dikuburkan di dekat rumahku, aku hanya bisa melihat orangtuaku dan sahabatku dari kejauhan…

TAMAT

Cerpen Karangan: Sifa Nur Fauziah
Facebook: Sifa Nur Fauziah

Assalamualaikum…. Teman , hay perkenalkan nama aku sifa nur fauziah akrab di panggil sifa , aku bersekolah di smp negeri 1 ciranjang , hobby aku , menyanyi dan menulis cerpen , ini adalah cerpen pertama ku semoga kalian tertarik untuk membacanya.
Follow Twitter : @sifanu18
Add : Sifa Nur Fauziah
Follow Sound Cloud : Sifa Nur Fauziah

-Salam Manis
Sifa Nur Fauziah

No comments:

Post a Comment

Informations From: Omnipoten

Featured post

Melihat Melalui Mata yang Berbeda

Melihat Melalui Mata yang Berbeda Aku melihat melalui matamu. Dan ketika saya melakukannya, dunia semuanya biru, ungu dan hijau. Warnanya s...