Skip to main content

Cerpen Bangku Terlarang



Hari ini adalah hari awal aku masuk sekolah setelah libur panjang kenaikan kelas. Namaku Tania. Aku duduk di kelas 1 SMA PERWIRA HUSADA. Aku berjalan melewati koridor kelas yang cukup panjang dengan langkah santai. Dari kejauhan ku lihat anak-anak berkerumun di depan kelasku. Aku berlari dan mencari tau apa yang terjadi.


“Ada apa sih Nit?” tanyaku pada Nita.
”Ada yang kesurupan, Lira.” Balasnya.
“Kok bisa sih? Atau jangan-jangan dia duduk di bangku kosong depan bangkuku?” tanyaku detail.
“Sepertinya sh gitu Tania.” Jawab Nita singkat.


Tiba-tiba anak yang mengerumuni Lira itu serentak terpental.
“Kekuatan Lira hebat banget.” Teriak Anton yang tersungkur pada sebuah pot bunga. Lira pun tiba-tiba pingsan. Anak-anak membawanya ke ruang UKS karena guru belum ada yang berangkat.


Berbagai hal aneh selalu terjadi, jikalau bangku di depanku ini ada yang menduduki. Sudah 10 kali kasus seperti ini terjadi. Aku tak habis pikir, kenapa bangku itu selalu membuat masalah. Di saat aku melamunkan perihal bangkul ini, tiba-tiba Rere sahabat baikku datang.


“kenapa kamu?” Tanyanya sambil menepuk pundakku. Seketika itu aku terperanjat. Aku menatap Nita tajam.
“mm, kamu tahu sesuatu tentang bangku ini gak?” tanyaku serius sambil menunjuk bangku di depanku itu.
Rere menatap mataku seakan menyelidik apa yang ada di otakku, Lalu tangannya dilambai-lambaikan tepat di depan mukaku.
“ih, apaan sih kamu Re? Gak jelas banget deh” ocehku kesal, karena Rere seakan meledekku.
“Aku gak tahu persis sih. Tapi aku pernah denger cerita orang, kalau bangku ini itu bangku terlarang. Disebut terlarang karena dulu, kira-kira 5 tahun yang lalu ada seorang murid perempuan, dia sangat cantik dan pintar. Lalu di antara teman-temannya ada yang tidak menyukainya. Dan dia akhirnya dibunuh oleh temannya itu. Semua kejadian itu terjadi di bangku ini.” ucap Rere panjang lebar.
“terus, terus, terus?” tanyaku semakin penasaran.
“Ya, terus karena murid cantik itu merasa ini bangkunya, jadi gak ada seorang pun yang boleh duduk di bangku ini.” jelasnya lagi semakin serius.


Sesaat aku menoleh ke seluruh penjuru kelas. Ku lihat anak-anak yang lain masih berkerumun menceritakan perihal Lira yang kesurupan pagi tadi.
“tan ada darah.” bisik Rere pada telingaku.
“Mana Re? gak ada apa-apa kok.” balasku selagi membetulkan kerudung putihku.
“Lihat deh darah itu deh masih segar!” Tegas Rere ketakutan. Mendadak wajahnya pucat pasi seperti mau pingsan. Aku melihat sekitar bangku terlarang itu. Ternyata setelah aku teliti memang ada bercak darah segar di bangku itu. “Perasaan tadi bangku itu bersih, kok tiba-tiba ada darah ya?” batinku.


Semenjak kejadian itu, kami sering dihantui oleh hantu bangku terlarang itu. Situasi ini memancing kami untuk menjadi detektif dadakan. Semua hal yang berkaitan dengan bangku terlarang itu kami selidiki satu per satu dengan detail.


Hingga pada suatu hari ketika aku sedang belajar di kelas badanku terasa dingin dan lelah. Seketika itu pula aku melihat kejadian tragis yang menimpa seorang gadis. Mungkin dia adalah pemilik bangku terlarang itu. Aku melihat jelas ketika gadis itu sedang duduk membereskan alat tulisnya, dan tiba-tiba muncul seorang yang ingin membunuhnya. Awalnya dia berusaha berlari dan mencari pertolongan. Namun apa daya, karena sekolah sudah sepi. Akhirnya ia terbunuh.


Kepalanya dipenggal. Tubuhnya terkulai lemah di bangku itu. Dan kepalanya disimpan di koper yang berada di gudang. Orang yang membunuhnya tak lain adalah teman sebangkunya yang sirik terhadap dia. Aku tak tega melihat semua ini. Aku menangis seketika melihat peristiwa ngeri ini. Tiba-tiba gadis tanpa kepala mendekatiku. Aku hampir pingsan dibuatnya. Aku takut setengah mati, tapi aku juga merasa kasihan. Dan aku tahu tujuan gadis itu mendekatiku adalah untuk meminta bantuanku menemukan kepalanya dan menguburkannya dengan sewajarnya.


Aku menceritakan apa yang kualami siang itu pada Rere. Kami berusaha mencari kepalanya. Seluruh penjuru gudang kami obrak-abrik.
“Ta, koper itu bukan?” Rere menyeretku menuju koper di pojok jendela.


Setelah kami buka, ternyata benar. Di dalamnya ada kepala manusia yang usang dan sudah berubah menjadi tengkorak kepala. Kami pun membawanya ke halaman sekolah dan menguburkannya dengan layak. Dan kami pun mendoakannya. Sesaat setelah itu, munculah gadis yang cantik di depan kami. Dia mengulurkan tangannya pada kami. Dan dia mengucapkan terima kasih, karena telah menguburkan kepalanya. Kami pun menjabat tangannya dan tersenyum. Tidak lama kemudian gadis itu menghilang.


Setelah kejadian itu kami tidak dihantui hantu bangku terlarang lagi. Kini bangku itu aman diduduki oleh siapa saja karena arwah gadis itu telah tenang setelah kami menguburkan kepalanya sore kemarin di halaman sekolah.


TAMAT


Cerpen Karangan: Fitri Nur Azizah

Comments

Popular posts from this blog

The Painting of Destiny

"Are you sure of this, Navan?" The old pirate stared at King Mannas' chief merchant. However, his bright emerald green eyes sparkled with laughter. "The information came from Daoud, one of my former crew members, when I was ravaging the coastal villages of Vyrone." Navan smiled at the expression crossing Gerrod's face, whose family had fled from one of these villages. The Iron Falcon was a legend and parents had always used the threat of its crew and its flaming-haired captain to scare naughty children into sleeping and behaving differently. Gerrod quickly recovered and smiled. "Then he must be a man to be trusted, indeed." "Ah!" cried Navan. "Daoud will take the coin from the mouth of a dead man while it is still warm. I trust him only because he knows the fate of him who lies to me." I may have made him captain when I decided to infiltrate King Mannas' court, but he still knows who is in charge. "We must tell ...

Good Morning America is a popular

Good Morning America is a popular morning news show that airs on ABC. It has been a staple in American households since its debut in 1975. The show covers a wide range of topics including news, entertainment, lifestyle, and pop culture. With its team of talented hosts and reporters, Good Morning America provides its viewers with the latest updates on current events and trending stories. One of the things that sets Good Morning America apart from other morning shows is its lively and energetic atmosphere. The hosts, including Robin Roberts, George Stephanopoulos, Michael Strahan, and Lara Spencer, bring a sense of fun and camaraderie to the show. They engage with their audience and each other in a way that feels genuine and relatable. In addition to its engaging hosts, Good Morning America also features a variety of segments that cater to a diverse audience. From cooking demos and fashion tips to celebrity interviews and human interest stories, the show offers something for everyone. Wh...

The liz hatton

The liz hatton is a unique piece of headwear that has been gaining popularity in recent years. This hat is characterized by its wide brim and low crown, which gives it a distinctive and fashionable look. The liz hatton is often made of materials such as wool, felt, or straw, making it a versatile accessory that can be worn in various seasons. One of the key features of the liz hatton is its versatility. This hat can be dressed up or down, making it suitable for a range of occasions. Whether you're going for a casual look or a more formal outfit, the liz hatton can easily complement your ensemble. Additionally, the wide brim of the hat provides excellent sun protection, making it ideal for outdoor activities such as picnics or garden parties. In terms of style, the liz hatton can be compared to other types of hats such as the fedora or the boater. While these hats may have similar silhouettes, the liz hatton stands out for its unique shape and design. The low crown and wide brim of ...
  • Nelson Sardelli: A Rising Star in the World of [Specify Field]

    Nelson Sardelli, while perhaps not a household name to the general public, is a rapidly ascending figure within the [Specify Field, e.g.,  world of independent filmmaking,  Brazilian music scene,  technological innovation]. His contributions, characterized by [Describe key characteris... Readmore

  • Kindness doesn't require omniscience

    ‘Kate lives near here.’ Augustus tried to push the thought from his head, but the more he attempted to discredit it, the more sense it made. After all, she already knew what he was going through and, up to this point, had been pretty actively involved. With newfound confidence, he made his way to h... Readmore

  • Keluar dari Kegelapan

    Hidup dalam kegelapan dipenuhi dengan teror. Gatal yang tak terlihat bisa berupa sepotong pasir, atau tikus yang mengunyah kulit. Dalam kegelapan, ketika saya tersentak tegak, saya mendengar hama meluncur pergi. Karena tidur tidak mungkin, saya hidup dalam mimpi buruk yang tak ada habisnya. Faktor ... Readmore

  • Gema di Dalam

    Sylas membenci hutan. Baunya seperti busuk dan penyesalan yang lembab, seperti yang Anda bayangkan lemari yang penuh dengan mantel yang terlupakan mungkin berbau jika dibiarkan mati. Lumpur menempel di sepatu botnya seperti kenangan buruk, dan cabang-cabang yang kusut mencakar jaketnya seolah-olah ... Readmore

  • Hari Pertama

    Saya terbangun di trotoar yang dingin, menatap langit. Masih biru, masih ada. Akrab, tapi yang lainnya adalah... Off. Udaranya berbau tidak enak—basi, seperti daging tua yang dibiarkan terlalu lama di bawah sinar matahari. Kepala saya terasa seperti diisi dengan sesuatu yang berat, dan lengan saya ... Readmore

  • Petualangan Off-Road

    Itu dimulai sebagai perjalanan yang menyenangkan di sepanjang Route 50 East ke garis pantai Maryland di Samudra Atlantik. Perjalanan kami dimulai pada pukul 6 pagi untuk memberi kami banyak waktu untuk berjemur di bawah sinar matahari Ocean City dan kemudian bermain-main di ombak – mungkin melihat ... Readmore

  • Maria Berdarah

    Saya setengah tertidur dan kesal, tapi itu bukan alasan untuk hal gila yang saya lakukan. Itu adalah kasus regresi usia mental. Saat itu sekitar pukul 3:00 pagi pada malam Oktober yang dingin dan berangin. Super belum menyalakan panas, dan front dingin yang bepergian telah membuatnya perlu untuk me... Readmore

  • Bisikan Dari Kehampaan

    Kelaparan tidak pernah tidur. Ia menggeliat di dalam diri saya seperti makhluk hidup, menggerogoti sisa-sisa kesadaran apa pun yang masih berkedip-kedip di pikiran saya yang membusuk. Kadang-kadang aku lupa bahwa aku pernah menjadi sesuatu yang lain—apa pun kecuali kehampaan yang tak terpuaskan ini... Readmore

  • Jalan Bumble

    Mengintip televisi tuanya di sudut ruang tamunya yang berantakan. Elke mengintip dengan ngeri. Sejak dia bangun, Elke mengintip dengan ngeri. Sejak dia bangun, hari Sabtunya telah berubah menjadi berbentuk buah pir. Elke telah berbalik untuk mencium suaminya yang tampan, Everard. Dia bangun setiap ... Readmore

  • Menyiarkan

    mediasi penipuan keuangan kasus pengkhianatan pernikahan… Halo? Apakah ada orang di luar sana? … … Apakah ada yang membaca saya? … Sialan! Pasti ada seseorang... Tolong!? … … … menghela nafas... Saya pikir sinyal analog dari radio ini mungkin telah menjangkau orang-orang lain yang berpikiran s... Readmore