Skip to main content

Cerpen Because Allah or Desire



"Aku tak pernah tahu bagaimana rasanya itu sebelum mengenalmu. Aku sudah lama mengenalmu dan mengapa di ujung hatiku sudah hampir bisa melupakanmu kau datang lagi memberi sejuta kenangan bagiku. ohh, bisik hatiku kembali mencintaimu. Entah bagaimana denganmu, yang kutahu sekarang AKU MENCINTAIMU ADIT. Walau begitu aku masih bingung aku cinta kamu karena Allah atau Hawa Nafsu?"

     Hari ini, hari yang paling membahagiakan bagiku karena aku bisa tinggal di rumahku. Yah, itu karena aku anak santri dari pesantren Ummul Makassar. Ini adalah hari pertamaku berlibur, aku kangen banget dengan orang tuaku dan adikku dan sekarang sudah bisa tersampaikan. Aku bernama Hasanah Daniyah, bisa di sapa Ani. Aku duduk di bangku kelas 10 dengan wajah yang tak terbilang cantik, aku hanyalah ukthy biasa yang tak terpeduli dengan perawatan diriku tetapi itu dulu saat ku SMP, semuanya telah berubah saat ku SMA.

     Aku mempunyai masa lalu yang begitu menyedihkan, masa SMPku itu adalah masa yang begitu paling tidak kusukai karena saat itu aku sering di ejek, diperolok dan di pukuli. Begitu menyedihkan dan ku sudah berniat bahwa saat SMA itu akan berubah. Aku kan merubah penampilanku begitu pula mengubah gayaku dan sekarang itu telah terwujud. Semuanya telah berubah, aku bukanlah Ani yang di kenal dulu.
Aku telah berbeda, aku telah membuka lembaran dan mengunci buku harian lamaku. Buku harian dengan cerita yang relatif banyak kesedihan, ku kunci erat-erat tak ingin membukanya saking ku kuncinya aku tak pernah lagi membuka Twitter dan Facebook, aku tak ingin menginggat masa laluku dan nomor Hpku pun ku ganti, aku memang munafik dan aku sebenarnya tak boleh melakukan itu tetapi ku ingin membuka lembaran baru, tanpa seorangpun mengenalku dan di pesantren Ummul itulah sekolah yang kupilih, tempat mewujudkan mimpiku menjadi Ustadzah dan membuka lembaran baru.

"Mama, aku sangat kangen denganmu" kalimat pertama yang ku ucapkan pada Ibuku saat pertama kali menginjak rumahku, sosok mulia yang telah mengandung dan merawatku hingga sekarang. Aku sangat kangen dengannya, ibuku itulah orang pertama yang kuucapkan rasa kangenku.
"Iya nak, aku juga" ujar ibuku sambil memelukku, hangat dan lembut pelukannya melebihi selimut yang paling bagus sedunia. aku begitu kangen dengan mamaku, 6 bulan ku tinggalkan ibuku mengejar mimpiku di atas langit dan sekarang aku bisa bertemu dengannya. Hari ini hari liburan sekolah dan 2 Minggu ini tak kusia-siakan setiap detik bersama keluargaku.
Disusul Ayah, sosok pekerja keras yang menghidupi kami. Ayahku menepuk pundakku dan menyinggungkan senyum di bibirnya, kulihat wajahnya telah berubah. Ayahku berbeda dengan dulunya dan di sampingnya ku lihat adikku Amat riang melihatku menampakkan lesung pipinya lalu Adikku yang cantik jelita dan memiliki kulit putih memegang tanganku dan menarikku ke kamar.
"Mama, Ayah aku pinjam sebentar dulu yah kakakku ini" sahut Adikku dan Mama Papa hanya tertawa melihat tingkah adikku yang lucu itu.
Adikku membawaku ke kamarnya lalu akupun duduk di di tempat tidurnya sambil melepaskan tasku yang kurangkul dan adikku pun mulai membuka pembicaraan.
"Kakak gimana kabarnya?" tanya adikku sambil merapikan rambutnya yang bergelombang terurai dengan menyipitkan rambutnya menggunakan penjepit rambut di atas telinga.
"baik-baik saja, kalau SMA nanti susul kakak yah di pesantren Ummul?" ujarku dan menyarankan adikku untuk mengikuti jejakku. Adikku sekarang kelas 1 di SMP Neg. 2 Maros tempatku dulu mendapatkan ijazah sekolah.
"Aku tak maulah kak, takut! O iya kak kata mama dan ayah kakak rengking 4 Umum di sekolah yah?" tanya adikku penasaran menggebu-gebu
Aku tersenyum simpul "Iya, kakak pintar toh masih adikku kalah sihh ayo kejar peringkat kakak" ujarku tak bermaksud menyombongkan diriku tapi aku ingin melihat adikku bisa menjadi orang pintar dan anak sholeh.
"Ihh kakak aku pasti bisa dong seperti kakak, masa sih aku kalah? Lihat ajah nanti aku pasti lebih pintar kakak. Aku yakin itu!" ujar adikku sambil mengangkat tangannya dan bersorak "aku pasti bisa seperti kakak"

     Inilah adikku, kadang dia membuatku kesal melihat tingkahnya tetapi sebenarnya dia itu baik sekali. Dan mulailah ritual adikku sejak kecil sampai sekarang, Adikku curhat padaku. Yah itulah sifat adikku, aku masih ingat sejak kecil setiap kali pulang sekolah adikku pasti akan curhat dehh, adikku menganggapku seprti teman curhat. Aku sangat senang karena aku bisa masuk ke kehidupan adikku.
"Kakak, aku mau curhat?" (-_- sifat adikku kok masih begini sih?)

***

     Sore harinya di depan laptop, jari-jari tanganku dengan sigap mengetik karya ilmiah untuk perlombaan se-provensi, aku sangat senang karena aku bisa mewakili Sulsel untuk perlombaan karya ilmiah. Aku tak pernah membayangkan aku terpilih dari perwakilan sekolahku, aku bisa melewati rintangan-rintangan dari kabupatan sampai provensi.
Saking fokusnya aku pada pekerjaanku ini, aku tak sadar adikku berada di sampingku.
"Kakak!" sahut adikku membuatku terkaget dan aku hanya bisa mengelus-ngelus dadaku. Bagaimana tidak? Suaranya itu lohh besar banget dan jaraknya dariku hanya sekitar 5 cm.
"Kau ini, ada apa?" tanyaku masih fokus mengejarkan karya ilmiah ini.
kulihat gerak-gerik adikku mencurigakan "Kakakku yang baik hati, temani adikmu ini ke rumah temannya" pinta Adikku kepadaku. Ku memutar kepalaku menghadap ke adikku, Aku hanya bisa menghela nafas tersadar bahwa adikku ini ada maunya. Pantas dia baik sekali -__-
"Yah, baiklah. Memangnya dimana?" tanyaku sambil mematikan laptopku dan meneguk air putih yang berada di samping laptop itu.
"Anu kak, di Maros jalan ..." jawab adikku dan saat ku dengar tempat itu sontak saja ku tersedak. Astaga, apa adikku sudah lupa? di situkan jalan rumahnya Arga, sesorang yang dulu kusuka.
"Aku tak maulah, kau lupa yah disitukan jalan rumahnya Arga" tolakku
"Kak, aku mau ke rumah temanku bukan ke rumah Arga. Lagi pula kakak juga tidak tahu yang mana rumahnya jadi kakak pasti tidak ketemu kok"
"Tapi"
"Kakak sudah janji. Aku tak mau tahu, kakak harus tetap menemaniku!"
Bagaimana ini. Ya Allah semoga aku tidak ketemu dengan Arga deh, kalau ketemu Arga bagaimana coba nasibku. Sebelumnya ku kenalkan Arga, dia adalah adik kelasku saat SMP, aku tak mengerti kenapa bisa aku menyukainya. Cinta itu datang dengan sendiri dan aku tidak bisa menghindari itu.
"Yah, baiklah" ujarku lirih

***

"Stop Pak"
Pintaku pada Pak Sopir, maka aku bersama adikku keluar dari Mobil pete-pete dan membayar biaya.
"Ini pak" ujarku lalu mengulurkan tanganku memberikan uang itu.
Aku pun bersama adikku masuk ke dalam jalan... dan di tengah jalan, adikku menghentikan jalannya di depan toko peralatan alat tulis dan entah adikku mengulangi ektingnya lagi, yah ekting meminta tolongg ("_" BODOH)
"Kakak cantik deh..! cantik bangett... bantuin adikmu ini dong?" pintanya padaku sambil memasang muka memelas seperti kucing meminta makan. Ohh, adikku jago banget bisa membuat hatiku luluh. Ceritanya sih aku tidak mau, dia sudah menguras uang tabungku. Biayanya kesini pakai uangku dan sekarang uangku lagi dipake '-_-'
"Baiklah, sini kakak beliin" ujarku sambil memonyongkan mulutku dan menarik lengan adikku ke toko itu.
Saat berada di depan toko itu, jantungku berdetak tak menentu bagaikan bom yang siap meledak. Bodoh, kenapa aku mengikuti kata adikku. Toko buku, astaga kenapa otakku lalot banget kenapa juga aku bisa lupa kalau Arga punya toko buku.

"Mau beli apa?" tanya sih arga yang sibuk memainkan Hpnya (TIDAK COCOK JADI PENJUAL KALAU GINI! HISHH)
Dengan suara lantang adikku berkata sambil menunjuk-nunjuk benda yang ingin dia beli dan disaat itulah Arga menyimpan Hpnya di kantong celana sebelah kanan dan melayani adikku dan belum menyadari kehadiranku.
"Pulpen Angry Birds yah dik, warna apa?" tanya Arga.
Cowok jangkung itu belum juga melihatku. Alhamdulillah, aku sok lihat-lihat ke jalanan karena tak mau ketahuan. Aku malu, tidak ada satu pun orang yang ada di masa laluku sudah melihat perubahanku sekarang tetapi takdir tetaplah takdir dan masih ku dengar pembincangan adikku.
"Warna biru dan juga warna merah untuk kakakku Ani yang cantik" dengan suara keras. Aku berdecik lidah, adikku sengaja melakukan itu karena dia tahu kalau itu Arga, aku sontak membalikkan tubuhku ke adikku dan kujitak kepalaya.
"Ihh kakak jahat dehh, bayarin tuh! Aku pergi dulu yah" ujar adikku lari meninggalkanku seorang diri bersama Arga. Aku sekarang mengerti maksud adikku dia sengaja melakukan ini dan juga Pulpen Angry Birds, dia kan sudah punya koleksinya (Amat menyebalkan *_*)

Aku menghadap Arga, mencoba menyinggungkan senyum tetapi sulitnya minta ampun, dia memandangku dengan ekspresi yang sulit di tembak.

_BERSAMBUNG_

Penulis: Nuni Niari

Comments

Popular posts from this blog

The Painting of Destiny

"Are you sure of this, Navan?" The old pirate stared at King Mannas' chief merchant. However, his bright emerald green eyes sparkled with laughter. "The information came from Daoud, one of my former crew members, when I was ravaging the coastal villages of Vyrone." Navan smiled at the expression crossing Gerrod's face, whose family had fled from one of these villages. The Iron Falcon was a legend and parents had always used the threat of its crew and its flaming-haired captain to scare naughty children into sleeping and behaving differently. Gerrod quickly recovered and smiled. "Then he must be a man to be trusted, indeed." "Ah!" cried Navan. "Daoud will take the coin from the mouth of a dead man while it is still warm. I trust him only because he knows the fate of him who lies to me." I may have made him captain when I decided to infiltrate King Mannas' court, but he still knows who is in charge. "We must tell ...

Good Morning America is a popular

Good Morning America is a popular morning news show that airs on ABC. It has been a staple in American households since its debut in 1975. The show covers a wide range of topics including news, entertainment, lifestyle, and pop culture. With its team of talented hosts and reporters, Good Morning America provides its viewers with the latest updates on current events and trending stories. One of the things that sets Good Morning America apart from other morning shows is its lively and energetic atmosphere. The hosts, including Robin Roberts, George Stephanopoulos, Michael Strahan, and Lara Spencer, bring a sense of fun and camaraderie to the show. They engage with their audience and each other in a way that feels genuine and relatable. In addition to its engaging hosts, Good Morning America also features a variety of segments that cater to a diverse audience. From cooking demos and fashion tips to celebrity interviews and human interest stories, the show offers something for everyone. Wh...

The liz hatton

The liz hatton is a unique piece of headwear that has been gaining popularity in recent years. This hat is characterized by its wide brim and low crown, which gives it a distinctive and fashionable look. The liz hatton is often made of materials such as wool, felt, or straw, making it a versatile accessory that can be worn in various seasons. One of the key features of the liz hatton is its versatility. This hat can be dressed up or down, making it suitable for a range of occasions. Whether you're going for a casual look or a more formal outfit, the liz hatton can easily complement your ensemble. Additionally, the wide brim of the hat provides excellent sun protection, making it ideal for outdoor activities such as picnics or garden parties. In terms of style, the liz hatton can be compared to other types of hats such as the fedora or the boater. While these hats may have similar silhouettes, the liz hatton stands out for its unique shape and design. The low crown and wide brim of ...
  • Pengarang

    Pengarang Di sudut paling gelap perpustakaan tua itu duduk sebuah buku, terlupakan berabad-abad yang lalu. Tulang punggungnya yang hancur nyaris tidak menyimpan halaman rapuh yang terkandung di dalamnya, dan debu tergeletak di sampulnya seperti selimut. Tapi ini bukan buku biasa, karena berisi rahas... Readmore

  • Jam

    Jam Saya tidak tahu siapa nama saya. Saya tidak tahu dari mana saya berasal. Saya tidak tahu apakah saya memiliki rumah, apakah saya memiliki keluarga, apakah saya memiliki orang tua / saudara kandung / hewan peliharaan / pasangan / anak-anak. Yang saya tahu adalah apa yang akan terjadi besok. Dan i... Readmore

  • Kapsul Waktu

    Kapsul Waktu Ini Desember 2018, Neil sangat bersemangat karena hari ini dia akan menjadi bagian dari misi bersejarah yang dipimpin oleh guru favoritnya, Stanley River. Neil mencintai sains dan gurunya selalu mendorongnya untuk menjadi bagian dari berbagai eksperimen dan proyek di sekolah. Seringkali... Readmore

  • Chronophobia: Ketakutan akan Waktu (Outliving)

    Chronophobia: Ketakutan akan Waktu (Outliving) Chronophobia: Ketakutan akan Waktu (Outliving) Hitam. Warna yang begitu gelap sehingga tidak hanya tampaknya menyedot semua cahaya tetapi juga memancarkan ketiadaan. Ruang kelaparan yang luas dan menyeringai, dengan hanya satu bentuk kehidupan di dalamn... Readmore

  • Saudara Perempuan Wiccan

    Saudara Perempuan Wiccan Pada saat saya melangkah keluar, daunnya terbakar. "Tikus! Tikus! Tikus!" Seruku. Saya berlari ke sisi rumah dan mengambil selang air untuk memadamkan api yang telah saya mulai di halaman belakang. Ketika saya memadamkannya, saya melihat tumpukan abu basah yang lembek yang d... Readmore

  • Spiral Selatan

    Spiral Selatan Panggilan akrab dimulai, bergema di kepalaku. Saya coo, memberi tahu dunia bahwa saya mendengar desakannya. Saya tidak sendirian dalam hal ini. Kawanan domba merespons dengan baik; gemerisik bulu dan suara naik ke langit. Merupakan penghiburan untuk mengetahui segera kita akan terbang... Readmore

  • Kebun Buah

    Kebun Buah "Kamu salah melakukannya," katanya sambil muncul di belakangnya. Annabelle tahu dia harus meninggalkannya sendirian, tetapi dia merusak apel terbaik di pohon. Dia berbalik untuk menatapnya dan dia memiringkan kepalanya ke arahnya. Dia bukan tipe yang datang dan memetik apel dari kebun. Mu... Readmore

  • BOTAKY

    BOTAKY BOTAKY Susan W. Hudson Aurora dan Val bertemu satu sama lain di sebuah konferensi hukum di Downtown Conference Center di New York City. Mereka masing-masing mendapat secangkir kopi saat istirahat dalam jadwal. Dan, tanpa memperhatikan, mereka secara fisik bertemu satu sama lain. Sebagian besa... Readmore

  • Nubuat yang tidak biasa

    Nubuat yang tidak biasa Itu adalah kegelapan malam Januari yang dingin di desa pesisir Sulanguri. Maya kembali dari dapur di belakang rumah untuk mencari Supti dalam persalinan, di kamar tidur. Dia segera mengirim pesan untuk bidan dan calon ayah Hari. Yang pertama tiba dalam setengah jam dari sebua... Readmore

  • Penjelasan untuk migrasi

    Penjelasan untuk migrasi Hari ini saya melihat sekawanan burung lain terbang dalam formasi aneh itu lagi. Itu adalah migrasi pertama saya, setelah baru belajar cara terbang bulan lalu, jadi saya tidak tahu apa yang diharapkan. Saya terus menatap kagum sewaktu burung-burung terbang semakin jauh, tumb... Readmore