Skip to main content

Cerpen Cinta Matiku


     Pagi ini aku merasa senang sekali karena kemaren boy menjanjikan akan mengajakku ke pantai yang berada di luar kota, yang membuatku senang bukan acara ke pantai tapi aku akan menghabiskan hariku bersama boy, satu-satunya cowok yang sangat kucintai saat ini.

Aku sudah mempersiapkan semua yang aku butuhkan dari semalam, mulai dari baju renang, sunblock, dan beberapa keperluan lainnya karena boy mengatakan kami akan menginap disana.

"siap berangkat yol?", sapa boy yang baru saja tiba dikosan ku.

"bareng siapa aja boy kesananya?", tanyaku, kemaren aku gak sempat berdiskusi panjang mengenai perjalanan kami ini berhubung telepon kita terputus karena ponselku lowbatt.

"sekarang cuma ada yopi sama ceweknya raisa, nanti kayaknya bakalan nambah karena teman si yopi ada yang mau ikutan juga", sahutnya sambil membantuku mengemasi barang-barang bawaanku kedalam mobilnya

     Hari ini cuacanya sangat mendukung, langit begitu cerah, menambah semangat kami yang akan melewati perjalanan jauh. Mobil boy penuh sesak karena kami semua berjumlah 8 orang, mereka harus rela duduk berdempetan satu sama lain, berbeda dengan aku yang memilih duduk didepan karena boy yang mengendarai mobilnya.

     Kami berangkat dari jam sebelas siang dan harus menempuh perjalan selama kurang lebih enam jam menuju pantai. Perjalanannya sangat menyenangkan, waktu demi waktu kami lewati dengan canda tawa, saling ngeledek satu sama lain, bercerita pengalaman masing-masing tentang kenangan mereka saat jalan-jalan. ada waktunya kami tertidur kecuali boy.

"laper nih, mampir dulu makan yuk", pintaku, sebelum berangkat aku hanya sempat sarapan roti plus susu coklat kesukaanku, wajar aja sekarang perutku minta di isi lagi karena sekarang sudah menunjukkan jam lima sore.

     Selesai makan kami melanjutkan lagi perjalanan, yang menurut boy gak jauh lagi koq sekitar satu jam lagi, jadwalnya memang melebihi perkiraan, akibat macet terus belum lagi jeda istirahat makan yang baru saja ditunaikan.

     Tepat jam delapan malam kami sampai dipenginapan sodara boy yang gak jauh dari pantai, setelah selesai mandi kami berpencar keluar mencari makan, aku dan boy berangkat bersama keluarga boy dengan mobil, mencari tempat makan yang dekat dengan pantai. Sedangkan yang lainnya memilih berjalan kaki agar lebih menikmati angin malam seru mereka sebelum berangkat tadi.

     Dan yang pasti gak akan terlupakan adalah mengabadikan gambar-gambar kami lewat kameraku dan ponsel boy.

     Kembali lagi kerumah jam setengah dua belas malam, berbincang-bincang bersama, bercerita tentang hari ini menurut versi mereka masing-masing, dan baru dapat merebahkan badan dipembaringan setelah jam dua malam, kita harus menyimpan energi untuk hari esok ucap boy mengakhiri.

     aku terbangun jam sembilan, dan ternyata teman-teman yang lain telah lebih dulu dariku, karena mereka sudah selesai mandi saat ku bangun, sekarang mereka sedang bersiap-siap keluar mencari sarapan.

     Sekarang giliran boy yang mandi setelah aku, boy selalu lebih mengutamakan aku duluan baru dia setelah aku, untuk setiap hal, bahkan malam ini dia rela tidur di sofa demi menjagaku, begitu perhatiannya boy padaku, sepertinya gak bakalan ada yang menggantikan sosok boy dihatiku. Apapun yang dilakukan boy adalah demi kebahagiaanku, jadi wajar aja hatiku telah dipenuhi nilai plus untuk boy.

      Kami berangkat menuju pantai udah jam sebelas siang, yang pastinya matahari telah menampakkan diri sepenuhnya dan siap membakar kulit orang-orang yang berada dibawahnya, tapi hal itu tidak menyurutkan semangat kami untuk pergi ketempat yang ingin kami tuju yaitu pantai.

      Pantai dengan pasir putih, air yang biru membuat suasana menjadi begitu syahdu, bukit beserta pepohonan kayu rindang ikut menyemarakkan suasana pantai, begitu banyak pengunjung yang siap mengacak-acak keasrian pantai ini.

     Aku telah siap dengan kameraku untuk mengabadikan keindahan pantai, dan tidak ketinggalan untuk mengambil gambar-gambar yang membuatku tertarik, gambar ulah teman-temanku, gambar boy tentunya yang sedari tadi kuambil, entah itu dia yang meminta atau aku ambil tanpa sepengetahuannya. Termasuk gambar aku bersama boy, gambar kami saat menyisiri tepi pantai melangkahi ombak kecil dan juga gambar saat boy menggendongku saat aku gak kuat berjalan di batu-batu karang yang menusuk-nusuk kakiku.

     Tak sedetikpun waktu kulalui tanpa boy, bahkan saat dia telah berenang menjauhiku, tak berapa lama dia akan kembali lagi menghampiriku, atau dia lebih memilih berenang bersamaku, memegangi tanganku menuju tengah laut. Dia tidak ingin jauh-jauh dariku, "gak tega ninggalin kamu sendirian", ucapnya selalu padaku, dan selalu akan kubalas dengan senyuman, karena menurut boy dia suka saat aku tersenyum.

     Semua moment indah aku dan boy kuabadikan lewat kamera kesayanganku, karena aku ingin ini menjadikan ini hal yang akan kami kenang nantinya.

     Sepulang dari pantai kami singgah makan disebuah cafe yang menyedikan berbagai macam seafood segar yang bisa dipilih sendiri menunya, aku adalah pecinta udang dan pastinya akan memesan udang, beda dengan boy yang memesan ayam panggang di sebuah cafe seafood, karena boy alergi sama seafood.

"gak makan boy?",tanya salah seorang teman pada boy yang baru aja kembali dari toilet.

"iya,tunggu disuapin sama yola",jawab boy yang langsung saja aku suapin.

     Aku sering berfikir begitu besarnya cinta dan sayangnya boy padaku, sampai setiap detik-detik perjalanan hubungan aku dan boy selalu kami lewati bersama. Kami seperti pasangan yang tak akan terpisahkan, kami seperti memang sudah dijodohkan tuhan. Seperti yang orang-orang katakan kalau kami berjodoh karena kemiripan wajah kami. Aku juga berharap begitu, karena rasa sayangku yang sudah teramat dalam pada boy, membuat aku gak bisa apa-apa tanpa dia.

     Selesai makan kami langsung pulang, kami harus beres-beres karena hari ini kami akan pulang.

     Perjalanan yang sangat melelahkan, selama perjalanan pulang aku memilih tidur, berbeda dengan yang lainnya lebih memilih menikmati pemandangan sepanjang perjalanan pulang yang kami tempuh.

"kamu bahagia gak yol?",ucap boy padaku saat mengantarku kekosan sambil mengecup keningku.

     Aku hanya menjawab dengan senyuman, artinya aku sangat bahagia sekali karena sepanjang perjalanan aku benar-benar menikmati setiap waktu bersama boy, dengan begitu rasa sayangku pada boy semakin bertambah.

     Perjalanan yang paling berkesan bagiku yang mungkin akan tetap kukenang selamanya, selama perjalanan seakan-akan gak ada orang lain diantara kami hanya aku dan boy.

     Gak bisa aku ungkapkan bagaiman rasa sayangku terhadap boy, yang telah memberi warna indah di setiap hari-hari yang kami lewati. Aku berharap ini gak akan ada akhirnya, hanya kematianlah yang akan memisahkan kami nantinya. Aku tau kita punya rencana dan tuhanlah yang punya kuasa atas segalanya. Gak bisa ku bayangkan seandainya tuhan berkehendak lain suatu saat nanti, tapi yang pasti harapanku boy adalah cinta matiku. Love u forever boy.

Penulis: Yossi Febriani


Comments

Popular posts from this blog

The Painting of Destiny

"Are you sure of this, Navan?" The old pirate stared at King Mannas' chief merchant. However, his bright emerald green eyes sparkled with laughter. "The information came from Daoud, one of my former crew members, when I was ravaging the coastal villages of Vyrone." Navan smiled at the expression crossing Gerrod's face, whose family had fled from one of these villages. The Iron Falcon was a legend and parents had always used the threat of its crew and its flaming-haired captain to scare naughty children into sleeping and behaving differently. Gerrod quickly recovered and smiled. "Then he must be a man to be trusted, indeed." "Ah!" cried Navan. "Daoud will take the coin from the mouth of a dead man while it is still warm. I trust him only because he knows the fate of him who lies to me." I may have made him captain when I decided to infiltrate King Mannas' court, but he still knows who is in charge. "We must tell ...

Good Morning America is a popular

Good Morning America is a popular morning news show that airs on ABC. It has been a staple in American households since its debut in 1975. The show covers a wide range of topics including news, entertainment, lifestyle, and pop culture. With its team of talented hosts and reporters, Good Morning America provides its viewers with the latest updates on current events and trending stories. One of the things that sets Good Morning America apart from other morning shows is its lively and energetic atmosphere. The hosts, including Robin Roberts, George Stephanopoulos, Michael Strahan, and Lara Spencer, bring a sense of fun and camaraderie to the show. They engage with their audience and each other in a way that feels genuine and relatable. In addition to its engaging hosts, Good Morning America also features a variety of segments that cater to a diverse audience. From cooking demos and fashion tips to celebrity interviews and human interest stories, the show offers something for everyone. Wh...

The liz hatton

The liz hatton is a unique piece of headwear that has been gaining popularity in recent years. This hat is characterized by its wide brim and low crown, which gives it a distinctive and fashionable look. The liz hatton is often made of materials such as wool, felt, or straw, making it a versatile accessory that can be worn in various seasons. One of the key features of the liz hatton is its versatility. This hat can be dressed up or down, making it suitable for a range of occasions. Whether you're going for a casual look or a more formal outfit, the liz hatton can easily complement your ensemble. Additionally, the wide brim of the hat provides excellent sun protection, making it ideal for outdoor activities such as picnics or garden parties. In terms of style, the liz hatton can be compared to other types of hats such as the fedora or the boater. While these hats may have similar silhouettes, the liz hatton stands out for its unique shape and design. The low crown and wide brim of ...
  • Tak Sekalipun Tuhan Ingkar Janji (1)

    Baca: Bilangan 23:4-30 "Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?" (Bilangan 23:19) Ada banyak di antara orang Kristen yang masih bertanya-tanya dalam hati, "Benarkah ... Readmore

  • Jemaat Berea: Hati Yang Rela

    Baca: Kisah Para Rasul 17:10-15 "Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian." (Kisa... Readmore

  • Interupsi Allah

    Imamat 26:14-46 Hdup manusia penuh dengan dinamika. Suka duka datang dan pergi silih berganti. Pada saat dukacita datang menghampiri dan kita berdiam diri merenungkan makna peristiwa dalam hidup ini, maka ada pesan yang hendak Allah sampaikan kepada kita secara personal. Kadang kala Allah memakai ... Readmore

  • Golongan Darah Yesus

    Sebuah percakapan antara seorang jemaat dengan seorang pendeta setelah selesai suatu kebaktian. Pendeta: “Tahukah kamu golongan darah Yesus? Tak mungkin ada yang tahu. Kamu tahu?” Jemaat : “Ya, golongan darahNya O” Pendeta: “Bagaimana kamu tahu?” Jemaat: “Ka... Readmore

  • Orang Percaya:Surat Kristus Yang Hidup (2)

    Baca: 2 Korintus 3:1-18 "Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia." (2 Korintus 3:3) Untuk bi... Readmore

  • Orang Percaya:Surat Kristus Yang Hidup (1)

    Baca: 2 Korintus 3:1-18 "Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang." (2 Korintus 3:2) Tidak semua orang percaya mengerti bahwa sebagai pengikut Kristus, sesungguhnya keberadaan kita di tengah-tengah dunia adalah menjadi s... Readmore

  • Hidup Dalam Kepura-puraan

    Baca: Mazmur 28:1-9 "Janganlah menyeret aku bersama-sama dengan orang fasik ataupun dengan orang yang melakukan kejahatan, yang ramah dengan teman-temannya, tetapi yang hatinya penuh kejahatan." (Mazmur 28:3) Hidup dalam kepura-puraan sama artinya hidup dalam kemunafikan. Munafik berarti bermuk... Readmore

  • Hargai Simbol yang Ditetapkan Allah

    Imamat 24:1-9 Carl G. Jung pernah menyimpulkan: anomali psikologis dan psikis terjadi pada pribadi yang tidak menghargai simbol. Allah tidak antisimbol karena itulah jendela untuk merefleksikan kedalaman diri dan karya-Nya. Allah menetapkan prinsip ini dalam Imamat 24:1-9. Di hadapan terang lampu ... Readmore

  • Menghormati Tuhan dengan Semestinya

    Imamat 24:10-23 Robin A. Parry, seorang teolog kontemporer pernah mengemukakan bahwa gereja kurang menghargai jati diri Allah yang disembahnya. Hal ini tampak melalui nyanyian mereka. Mayoritas nyanyian tidak menyebut Allah Tritunggal. Referensi akan nama-Nya yang berkuasa dan kudus pun kurang men... Readmore

  • Sabat: Percaya dan Patuh

    Imamat 25:1-34 Banyak kebutuhan dasar hidup yang sulit dipenuhi tanpa seorang mengikat diri dalam perjanjian hutang-piutang. Pembelian motor, mobil, tempat tinggal, biaya pengobatan, dan lainnya dengan cara berhutang sering menjerat seseorang seumur hidupnya. Realitas ini mengondisikan manusia unt... Readmore