Skip to main content

Cerpen Dari Pengagum Menjadi Kekasih

Hari itu adalah hari pertamaku untuk memulai prakerin di sebuah universitas swasta di kota Malang, rasanya senang bisa memulai prakerin di sana bukan karena Universitasnya namun ada seorang mahasiswa yang membuatku merasa nyaman dan betah untuk berlama-lama berada disana. Dia bernama Arya, pesonanya yang membuatku menaruh rasa pada dirinya, dia sungguh tampan, pintar dan yang paling membuatku senang, dia seorang mahasiswa yang sholeh.

      Suatu ketika sahabatku Okta mengajakku untuk menemui mas Arya untuk mengajari cara mensharing printer, sontak saja aku langsung bersemangat untuk mengantar sahabatku ini. "Ayo cepet" pintaku pada Okta, "Iya, semangat banget kalau mau ketemu sama mas Arya" Jawab Okta dengan sedikit senyuman yang membuat wajahnya semakin manis.

      Sesampainya di ruangan mas Arya, aku dan Okta langsung minta ajarin bagaimana cara sharing printer. Panjang lebar plus tinggi mas Arya ngejelasin sambil selalu tersenyum yang membuat aku semakin suka sama dia. Hampir 1 jam mas Arya ngejelasin, tanpa terasa aku dan Okta telah menguasai sharing printer. "Udah ngerti dan bisa kan kalian?" Tanya mas Arya padaku dan Okta, sontak aku pun menjawab "Udah mas, kan mas Arya ngejelasinnya sabar dan telaten, hehehe".

      Aku ingin ngobrol panjang lebar sama mas Arya tetapi Okta langsung mengajakku kembali ke ruangan Dosen untuk kembali mengerjakan tugas masing-masing "Ayo put, buruan balik ke ruangan kita ntar keburu di marahin sama pembimbing lho, oh ya mas makasih ya", "Iya bener tuh put, buruan balik ntar kamu dicariin loh sama pembimbing kamu, iya Okta sama-sama" ucap mas Arya padaku dan akupun langsung mengiyakan apa kata mereka.

      Saat aku berada di ruanganku ternyata pembimbingku sedang tidak ada di kampus lalu aku membuka laptop dan mulai untuk bermain facebook, akupun kepikiran untuk mencari akun dari mas Arya tanpa basa basi aku menuliskan nama Arya Sadega dan hasilnya aku menemukan akun tersebut lalu aku tambahkan sebagai teman facebookku, tanpa ku sangka mas Arya menerima permintaan temanku, aku senaaaaaanggg pake kata banget deh.

      Setelah 2 bulan aku prakerin di sana aku mulai dekat sama mas Arya, bercanda bareng di facebook dan tanpa kusangka sangka mas Arya mengirim sebuah pesan yang isinya "Putri, aku boleh minta nomer hp kamu gak? Kalau boleh kirim yaa cantik" tanpa piker panjang aku langsung memencet tombol angka dan ku kirimkan nomer hpku padanya. Sesaat kemudian hpku bergetar dan benar saja mas Arya mengirim sms "Putri, ini aku Arya di save ya nomerku. Oh ya kalau mau nanti pulang prakerin aku antar ya" isi sms itu membuat aku berbunga-bunga seperti terbang ke awan, akupun membalasnya "Iya mas pasti aku save kok, Ok deh mas Arya boleh mengantarku pulang, hehehe tapi aku tunggu di depan gerbang ya mas,".

      Jam tanganku menunjuk pukul 14.00 WIB dan itu tandanya waktunya aku pulang namun sebelum pulang aku meminta izin sama Okta dan Lisa karena tidak bisa menemani mereka ke toko buku. "Sorry deh aku gak bisa ikut kalian, lain kali pasti aku bakalan ikut kalian, oh ya lis kamu bawa motorku aja, ini kuncinya. Maaf ya sayang" ujarku pada mereka, awalnya mereka kecewa tapi akhirnya mereka ngerti setelah aku jelasin kalau aku mau pulang bareng mas Arya. "Iya deh iya percaya kalau kamu mau pulang bareng mas Arya, semoga kalian bisa resmi menjadi pasangan kekasih ya. Hahahahaha" jawab Lisa dengan tawanya yang membuat dia semakin cantik. Oktapun nggak kalah heboh mendengar aku akan jalan sama mas Arya, ia angkat bicara "Oke deh, ntar kalau udah jadian jangan lupa pajak jadiannya bakso di depan mata loh, hahahahha" sontak aku ketawa lepas dan tanpa kusadari mas Arya lewat di depanku mengendarai motor sambil memberi kode padaku untuk segera bergegas ke gerbang, tanpa pikir dua kali aku langsung meluncur ke arah depan gerbang.

       Dag dig dug bunyi jantungku setelah 2 bulan aku prakerin disana baru hari sabtu itu aku bertemu dan hanya berdua bersama mas Arya. "Maaf nunggu lama ya mas?" Tanyaku ke mas Arya namun mas Arya malah menjawab dengan santai dan sedikit menggombal "Selama apapun kalau nunggu kamu sih nggak jadi masalah yang berarti buatku, hehehe" aku hanya tertawa mendengar kata-kata lelaki tampan itu. "Kita jalan kemana nih put?" Tanya mas Arya sebelum berangkat ke tempat tujuan yang masih belum di rencanakan. "Terserah kamu deh mas, aku sih nurut aja" jawabku. "Ke kota Batu aja deh tapi kamu aku antar pulang dulu sekalian mandi, ganti baju dan pamitan sekaligus aku numpang mandi juga, boleh kan?" ujar mas Arya, seperti biasa aku hanya mengangguk tanda setuju.

       Setelah hampir 1 jam dirumahku, mas Arya langsung meminta izin pada nenekku untuk mengajakku pergi ke kota wisata Batu dan nenekku setuju, dan nggak panjang panjang kami langsung tancap gas menuju kota Batu. Udara kota yang dingin membuat tubuh mas Arya kedinginan dan reflex mas Arya menarik tanganku dan melingkarkannya ke perutnya. "Maaf put, dingin banget sih tapi gakpapa kan" ucap mas Arya, aku hanya diam. Saat itu hatiku berdegub begitu kencangnya dan kurasa aku mulai jatuh cinta pada mas Arya.

       Aku merapatkan tanganku pada perut mas Arya dan kusandarkan kepalaku yang tertutup helm pada bagian belakang tubuh mas Arya, entah mengapa aku merasa nyaman. Sesampainya di alun-alun Kota Batu kami memutuskan untuk naik salah satu wahana yang ada disana. "Putri," mas Arya memanggilku dan dengan memegang tanganku namun aku hanya tersenyum yang membuat lesung pipiku terlihat. "Aku merasa nyaman sama kamu put, jujur saja pertama kali aku ngeliat kamu, aku merasa ada yang beda dari diri kamu. Kamu cantik, lucu, pintar dan kamu rajin melakukan ibadah. Dan saat kamu melingkarkan tanganmu di perutku dengan kuat, hatiku mulai berdegub kencang, put apa kamu mau jadi cinta pertama dan terakhirku? Jujur saja put aku belum pernah merasakan cinta seperti ini. Aku harap kamu bisa terima aku." Lanjut mas Arya yang sontak membuatku semakin merasa berada di taman bunga yang bermekaran dan aku mulai memberanikan diri untuk berkata jujur pada mas Arya "Mas, Putri sebenarnya juga menaruh rasa yang sama kayak mas Arya, sejak putri bertemu sama mas Arya, Putri merasa senang dan betah untuk lama-lama di kampus. Tapi Putri malu mas buat bilang sama mas kalau Putri suka sama mas Arya. Mas, Putri janji Putri akan selalu mencintai mas Arya dan Putri mau untuk hidup bersama mas Arya hingga nanti ajal yang memisahkan kita" ujarku sambil sedikit meneteskan air mata bahagia. Lalu mas Arya memelukku dan mencium keningku.

      Jam tanganku mengarah pukul 20.00 itu tandanya aku dan mas Arya harus pulang. Sesampainya di rumahku mas Arya langsung berpamitan untuk pulang, "Besok aku jemput ya Putri" ucap mas Arya namun aku hanya mengangguk pelan karena motorku di bawa pulang Lisa kerumahnya dan Okta di antar kekasihnya.
Akhirnya hari itu aku menjadi kekasih mas Arya dan aku sangat senang bisa memiliki mas Arya yang dulunya hanya mengagumi dari jauh namun sekarang berakhir dengan bahagia yang tanpa batas.

Penulis: Echa Aprillia

Comments

Popular posts from this blog

The Painting of Destiny

"Are you sure of this, Navan?" The old pirate stared at King Mannas' chief merchant. However, his bright emerald green eyes sparkled with laughter. "The information came from Daoud, one of my former crew members, when I was ravaging the coastal villages of Vyrone." Navan smiled at the expression crossing Gerrod's face, whose family had fled from one of these villages. The Iron Falcon was a legend and parents had always used the threat of its crew and its flaming-haired captain to scare naughty children into sleeping and behaving differently. Gerrod quickly recovered and smiled. "Then he must be a man to be trusted, indeed." "Ah!" cried Navan. "Daoud will take the coin from the mouth of a dead man while it is still warm. I trust him only because he knows the fate of him who lies to me." I may have made him captain when I decided to infiltrate King Mannas' court, but he still knows who is in charge. "We must tell ...

Good Morning America is a popular

Good Morning America is a popular morning news show that airs on ABC. It has been a staple in American households since its debut in 1975. The show covers a wide range of topics including news, entertainment, lifestyle, and pop culture. With its team of talented hosts and reporters, Good Morning America provides its viewers with the latest updates on current events and trending stories. One of the things that sets Good Morning America apart from other morning shows is its lively and energetic atmosphere. The hosts, including Robin Roberts, George Stephanopoulos, Michael Strahan, and Lara Spencer, bring a sense of fun and camaraderie to the show. They engage with their audience and each other in a way that feels genuine and relatable. In addition to its engaging hosts, Good Morning America also features a variety of segments that cater to a diverse audience. From cooking demos and fashion tips to celebrity interviews and human interest stories, the show offers something for everyone. Wh...

The liz hatton

The liz hatton is a unique piece of headwear that has been gaining popularity in recent years. This hat is characterized by its wide brim and low crown, which gives it a distinctive and fashionable look. The liz hatton is often made of materials such as wool, felt, or straw, making it a versatile accessory that can be worn in various seasons. One of the key features of the liz hatton is its versatility. This hat can be dressed up or down, making it suitable for a range of occasions. Whether you're going for a casual look or a more formal outfit, the liz hatton can easily complement your ensemble. Additionally, the wide brim of the hat provides excellent sun protection, making it ideal for outdoor activities such as picnics or garden parties. In terms of style, the liz hatton can be compared to other types of hats such as the fedora or the boater. While these hats may have similar silhouettes, the liz hatton stands out for its unique shape and design. The low crown and wide brim of ...
  • Permata Tersembunyi

    Permata Tersembunyi Siapa pun yang tahu bahwa sesuatu yang begitu kecil akan sangat berarti bagi saya? Saya adalah seorang gadis kecil yang tinggal di Dhaka, Bangladesh, mengisi hari-hari saya dengan rasa sakit yang tajam sementara ma berteriak di udara agar ayah kembali ke rumah. Kami tinggal di se... Readmore

  • Permainan imajinasi nenek

    Permainan imajinasi nenek Nenek ada di kamar bersama cucunya yang sakit. Dia ada di sana untuk menjaganya saat orang tuanya sedang bekerja. Saat dia melihat gadis kecil itu tidur, dia mulai memikirkan hidupnya.. Melihat semua mainan yang indah dan ruang bermain yang menarik ini dia kembali ke masa k... Readmore

  • Setengah lainnya

    Setengah lainnya Dahulu kala saya meninggalkan kampung halaman saya Caracas untuk tinggal di pedesaan dan sekarang saya telah kembali. Lebih dari empat puluh tahun berlalu dan, meskipun kota ini terlihat sama, banyak bangunan tua telah dihancurkan dan yang baru dibangun, yang lain baru saja direnova... Readmore

  • Bagian dari kehidupan

    Bagian dari kehidupan Ini dia, Siddharth meneruskan surat itu kepada bosnya. Bos membaca sekilas surat itu dan berkata, Oke, tidak masalah. Jaga ibumu sampai dia sembuh. Kami berdoa untuk kesehatannya. Terima kasih banyak, Pak, Siddharth mengakhiri sambil tersenyum. Dia sangat bahagia di dalam karen... Readmore

  • Ulang Tahun ke-12 Saya

    Ulang Tahun ke-12 Saya Saya berada di hari Sabtu, sekitar tiga puluh tahun lebih yang lalu. Saya berusia dua belas tahun dan kegembiraannya sangat tinggi. Dan ulang tahun Anda mengambil dimensi ekstra ketika jatuh pada akhir pekan ketika tidak ada yang memiliki alasan terkait pekerjaan untuk tidak m... Readmore

  • MAINAN PERAK

    MAINAN PERAK Undangan tertanggal sebulan sebelumnya, dikirim melalui email, berbunyi: "Teman dan kerabat, Anda diundang untuk bergabung dengan kumpul-kumpul yang diatur di Jubilee Hall pada pukul 10 pagi pada tanggal 14Oktober2020 untuk merayakan ulang tahun kelahiran Kupp ke-502 dan makan siang ses... Readmore

  • Pohon yang Mengambil Mommies

    Pohon yang Mengambil Mommies 'Apakah itu yang mengambil ibu?' Eszti mengangguk sambil mendongak. Langit membawa cahaya oranye fajar. 'Ya, itulah yang ayah katakan.' "Sama sekali tidak terlihat berbahaya," bisik Dani sambil mengintip pohon yang berdiri di antara petak-petak rumput kuning, akarnya dik... Readmore

  • Seribu butir pasir

    Seribu butir pasir Saya menolak musik saat mendekati tempat parkir, mata memindai tempat terdekat. Saya memarkir dan mematikan mobil saya, tetapi jangan keluar. Saya tidak yakin saya siap. Kemudian lagi, saya tidak berpikir saya akan pernah melakukannya. Sambil menghela nafas, saya keluar dari mobil... Readmore

  • Catatan Bunga

    Catatan Bunga Jari-jarinya menelusuri tikungan pegangan mug. Keramiknya hangat dari kopi panas di dalamnya. Di sekelilingnya kursi-kursi kaki besi mewah mengikis teras batu bulat secara berkala. Skuter lewat di jalan sempit dengan klakson feminin mereka mengembik sesekali. Samuel tergantung di antar... Readmore

  • Aroma

    Aroma Hari-hari biasanya berjalan seperti kilat. Atau lebih baik lagi, seperti kecepatan cahaya. Satu menit matahari terbit, dengan rona kuning yang indah di langit. Menit berikutnya, kuning yang dulu indah membuat segala sesuatu di sekitarnya panas terik. Yup, tebakanmu benar, ini tengah hari. Lalu... Readmore