Skip to main content

Cerpen Princess Pinochio



     Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang putri cantik yang tinggal di sebuah istana megah dan selalu dikawal oleh banyak prajurit yang gagah perkasa ketika sang putri ingin pergi ke luar istana. Namanya, putri Angelita. Sesuai dengan namanya, putri Angelita memiliki paras yang sangat cantik sehingga banyak pangeran terkesima oleh kecantikannya. Mata bulatnya berbingkai bulu mata lentik berwarna hitam kelam. Rambut panjangnya bergelombang sepunggung. Warna kulitnya senada dengan warna pasir merah. Namun, sayang... Putri Angelita ini senang sekali membohongi orang lain yang bertanya padanya. Sehingga banyak sekali pangeran yang akhirnya tak suka dengan sikap putri Angelita.

     Hingga pada suatu hari, saat putri Angelita sedang berjalan-jalan di tengah keramaian kota. Datanglah seorang nenek tua yang kepada putri Angelita. Dengan hati bersungguh, nenek itu meminta tolong pada putri Angelita untuk menunjukkan arah menuju ke gunung Sukai, gunung yang dianggap keramat oleh sebagian penduduk kerajaan Pangestu. Tapi apa? Putri Angelita malah menunjuk kearah barat. Padahal, arah barat itu menuju ke hutan bukan gunung Sukai. Sebenarnya, gunung Sukai berada di sebelah Selatan. Tentu saja, nenek itu percaya pada perkataan putri Angelina dan pergilah ia kearah Barat.
"Hahaha... Dasar nenek bodoh! Mau-maunya saja dibohongi olehku. Hahaha..." putri Angelica mengatakan itu semua dengan rasa tanpa penyesalan. Ia lalu berjalan-jalan lagi di tengah-tengah pasar kota. Semakin senja, maka akan semakin ramai pula pasar ini.

     Begitu senja menghadang, putri Angelica segera pulang ke istana. Disana, sang Raja dan Ratu beserta para prajurit istana cemas menunggu kedatangan putri Angelita. Putri Angelita segera memasuki ruangan istana, bak seorang model sedang berjalan diatas catwalk. Raja dan Ratu yang menyadari kedatangan putri Agelita ke istana pun bertanya dengan nada cemas, "Putri.. Kemana saja kau sampai senja begini tanpa pengawalan?"
"Tadi... mmm... tadi..." putri Angelita segera mencari jawaban untuk mengelabui ayahnya. Karna ia tahu bahwa ayahnya akan sangat marah ketika tahu bahwa putri Agelita pergi ke pasar kota tanpa berpamitan terlebih dahulu. Matanya bergulir sekali dan kemudian ia melanjutkan, "ke rumahnya putri Nindi, Ayah..."
"Benar? Kamu tidak sedang membohongi ayah, kan?" tanya sang Raja. Kedua alisnya bertaut sejenak. Sontak, putri Angelita menggeleng-gelengkan kepala.
"Lain kali, kalau mau pergi kemana-mana itu pamitan dulu sama ayah atau ibu. Dari tadi, kami cemas menunggumu disini!" nasihat sang ayah. Lawan yang diajaki bicaranya itu hanya tersenyum dan menganggukkan kepala.
"Ya, maafkan aku ya, Yah... Sekarang, aku mau istrahat dulu di kamar. Hoaaamm... Sudah ngantuk nih, Yah... Dadaaaa, Ayah... Dadaaa, Ibu..." Putri Angelita mencium kening kedua orang tuanya dan langsung menaiki tangga, menuju ke kamarnya sendiri. Untuk sesaat, ia sempat bercermin untuk membetulkan gulungan rambutnya. Sudah 10 kali sejak ia duduk di depan kaca, putri Angelita memuji kecantikannya sendiri. Setelah itu, putri Angelita membanting dirinya di atas tempat tidur yang empuk.

     Perlahan-lahan, pikirannya mulai melayang-layang kea lam mimpi. Percaya atau tidak, dalam mimpinya itu, putri Angelita bertemu dengan seorang nenek tua yang tadi ia temui di pasar kota. Dalam mimpinya, nenek tua itu tidak seperti nenek tua seperti biasanya. Ia membawa sebuah tongkat dan akhir tongkatnya berbentuk bintang. Jubahnya juga berwarna ungu bermotif bintang kecil kuning bertebaran diatas kain. Sama persis seperti penyihir lainnya. Sesaat setelahnya, tiba-tiba, nenek tua itu mengarahkan tongkatnya marah kearah putri Angelika. Dan, akhirnya sang putri berubah menjadi boneka pinokio berambut panjang dan berbaju bak seorang putri.
Saat itu jugalah, putri Angelita terbangun dari mimpinya. Napasnya tersengal-sengal karna mungkin mimpi yang dialaminya terlalu mengerikan. Putri Angelita tak sadar kalau hidungnya sudah sedikit bertambah panjang dari ukurannya yang semula. Karna hari masih malam, akhirnya, putri Angelita melanjutkan kembali tidurnya yang sempat terganggu oleh mimpi konyol itu.

     Sinar mentari menyelinap masuk dari sela-sela jendela. Putri Angelita beranjak dari tempat tidurnya dan pergi ke kamar mandi untuk membasuh diri. Seusainya membersihkan diri, putri Angelita segera bersiap memakai baju kebesarannya sebagai seorang putri kerajaan dan menuruni anak tangga untuk pergi ke ruang makan kerajaan.
Sang Raja dan ratu terkejut sekali begitu melihat hidung putri Angelita sedikit memanjang dari biasanya.
Tetap memasang muka heran, sang raja bertanya, "Hidung kamu... Kenapa jadi panjang begitu?"
Putri Angelita yang baru saja tahu bahwa hidungnya memanjang, segera memegang hidungnya untuk memeriksa kebenaran perkataan ayahnya, Raja Edrik. Setelah tahu bahwa hidungnya memang benar tlah memanjang, putri Angelita menjerit histeris. Air matanya meleleh dari sudut mata, membanjiri pipi dan tetesannya membasahi lantai di bawahnya. Ternyata, selain pandai berbohong, putri Angelita ini juga gampang sekali menangis loh, Teman-teman... Ckckck...

"Ayah! Ada apa dengan hidungku ini? Hiks... Hiks..." putri Angelita bertanya dengan nada sendu dan terisak-isak. Ia terus saja memegang hidungnya, berharap agar panjang hidungnya bisa kembali seperti semula lagi.
"Ayah juga tidak tahu kenapa hidung kamu jadi panjang begini. Memangnya kamu sering membohongi orang ya?" sergah raja Edrik. Kali ini, ia berada di samping putri Angelita. Dan lagi, putri Angelita berbohong pada ayahnya. Ia tetap tidak mengakui kesalahannya. Seusai putri Angelita mengucapkan kalimat pembelaan dirinya yang bohong itu, hidung putri Agelita menjadi lebih panjang lagi, Semakin putri Angelita berbohong maka akan semakin panjang pula hidungnya. Sehingga akhirnya, sang raja menyuruh prajuritnya memanggil seorang penasihat yang sangat terkenal dengan kebijaksanaan dan pengetahuannya.

"Temui dia dan hantarkanlah ia ke hadapanku" perintah Raja. Para prajurit segera pergi menuju rumah sang penasihat, ia biasa disebut dengan penasihat Ufuk. Rumahnya cukup jauh dari kerajaan. Sehingga butuh waktu satu hari untuk pergi menuju ke rumah penasiat Ufuk.
Setelah bertemu, para prajurit langsung membawa penasihat ufuk ke kerajaan dengan tandu kerajaan. Tentu dengan sikap yang sopan. Raja menyambut baik kedatangan penasihat Ufuk ke kerajaannya. Ia mempersilahkan penasihat Ufuk duduk di kursi kehormatan yang berada di hadapan kursi kehormatan raja. Disamping kanan raja, duduklah putri Angelita masih dengan hidungnya yang semakin panjang karna sang putri terus saja berbohong ketika dilontari pertanyaan oleh raja maupun sang ratu.

     Rupanya, penasihat Ufuk mengerti betul permasalahan putri Angelita. Buktinya, sedari tadi ia hanya tersenyum sambil memandangi wajah putri Angelita.
"Maafkan kelancangan hamba, Tuanku... Tapi, apa pernah putri Angelita membohongi seorang nenek tua yang biasa bersemedi di gunung Sukai?" tanya penasihat Ufuk. Putri Angelita menundukkan kepalanya dalam-dalam. "Sudahlah, tuan putri berkata jujur saja. Karna jika tuan putri berkata bohong maka panjang hidungnya akan semakin bertambah.." terangnya. Kali ini, putri Angelita tak bisa berbuat banyak lagi selain mengakui semua kesalahannya pada nenek tua yang pernah ia temui di pasar kota.

Penasihat Ufuk memanggut-manggutkan kepala dan mendengarkan cerita putri Angelita sampai selesai.
"Saran saya, sebaiknya putri Angelita menemui nenek tua yang pernah putri bohongi. Beliau sekarang berada di gunung Sukai. Tapi, seetelah tuan putri meminta maaf, kutukan itu tidak langsung hilang begitu saja. Selama 6 bulan, putri akan mengalami masa pencobaan. Pada masa itu, tuan putri tidak boleh berdusta sekecil apapun dan pada siapapun juga. Maka, kutukan itu akan hilang dengan sendirinya."
Setelah tuan raja tahu bahwa semua saran penasihat Ufuk itu baik, raja langsung menyuruh putri Angelita dengan diantar oleh prajurit-prajuritnya pergi menuju gunung Sukai, meminta maaf pada si nenek tua misterius. Ketika bertemu dengan nenek tua, putri Angelita segera menghampirinya dan meminta maaf atas semua kesalahannya. Baru kali ini, ia serius mengucapkan kalimat 'maaf' dalam hidupnya. Hati nenek pun tersentuh dan akhirnya mengembalikan hidung putri Angelita seperti semula. Hanya saja, dalam kurun waktu 6 bulan ini, putri Angelita tidak boleh berbohong sekecil apapun dan juga pada siapapun. Entah itu bohong putih atau bohong hitam. Semuanya sama. Jika putri Angelita berbohong maka konsekuensinya adalah hidung putri Angelita akan kembali panjang 2 kali lipat dari yang sebelumnya dan tidak akan pernah bisa kembali seperti semula lagi.

     Putri Angelita berusaha melakukannya meskipun pada awalnya terasa sulit. Tapi, nyatanya, dalam 6 bulan ini, ia berhasil melewati masa-masa percobaannya. Bahkan, putri Agelita sekarang benar-benar menjadi putri yang sangat jujur meskipun sudah melewati masa pencobaannya

Penulis: Evangelina Tessia Pricilla


Comments

Popular posts from this blog

The Painting of Destiny

"Are you sure of this, Navan?" The old pirate stared at King Mannas' chief merchant. However, his bright emerald green eyes sparkled with laughter. "The information came from Daoud, one of my former crew members, when I was ravaging the coastal villages of Vyrone." Navan smiled at the expression crossing Gerrod's face, whose family had fled from one of these villages. The Iron Falcon was a legend and parents had always used the threat of its crew and its flaming-haired captain to scare naughty children into sleeping and behaving differently. Gerrod quickly recovered and smiled. "Then he must be a man to be trusted, indeed." "Ah!" cried Navan. "Daoud will take the coin from the mouth of a dead man while it is still warm. I trust him only because he knows the fate of him who lies to me." I may have made him captain when I decided to infiltrate King Mannas' court, but he still knows who is in charge. "We must tell ...

Good Morning America is a popular

Good Morning America is a popular morning news show that airs on ABC. It has been a staple in American households since its debut in 1975. The show covers a wide range of topics including news, entertainment, lifestyle, and pop culture. With its team of talented hosts and reporters, Good Morning America provides its viewers with the latest updates on current events and trending stories. One of the things that sets Good Morning America apart from other morning shows is its lively and energetic atmosphere. The hosts, including Robin Roberts, George Stephanopoulos, Michael Strahan, and Lara Spencer, bring a sense of fun and camaraderie to the show. They engage with their audience and each other in a way that feels genuine and relatable. In addition to its engaging hosts, Good Morning America also features a variety of segments that cater to a diverse audience. From cooking demos and fashion tips to celebrity interviews and human interest stories, the show offers something for everyone. Wh...

The liz hatton

The liz hatton is a unique piece of headwear that has been gaining popularity in recent years. This hat is characterized by its wide brim and low crown, which gives it a distinctive and fashionable look. The liz hatton is often made of materials such as wool, felt, or straw, making it a versatile accessory that can be worn in various seasons. One of the key features of the liz hatton is its versatility. This hat can be dressed up or down, making it suitable for a range of occasions. Whether you're going for a casual look or a more formal outfit, the liz hatton can easily complement your ensemble. Additionally, the wide brim of the hat provides excellent sun protection, making it ideal for outdoor activities such as picnics or garden parties. In terms of style, the liz hatton can be compared to other types of hats such as the fedora or the boater. While these hats may have similar silhouettes, the liz hatton stands out for its unique shape and design. The low crown and wide brim of ...
  • Renungan Peka Suara Roh Kudus

    Baca: Yohanes 14:15-26 "tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu." (Yohanes 14:26) Setiap kita pasti pernah merasakan ada suara yang berbis... Readmore

  • Cerpen Asembagus, Situbondo

         Arum cepat-cepat melepaskan sandal jepitnya yang usang. Melipat celana panjangnya. Lalu, merendam kakinya buru-buru. Ia duduk di bibir sungai. Merendam kaki mungilnya di sungai kecil itu. Cara ini memang selalu ampuh melepas duka Arum. Dalam tatapan kosongnya, Arum terisak sed... Readmore

  • Cerpen Jambu Untuk Anakku

         Riuhnya bunyi dedaunan di sebabkan angin pagi yang gelisah. Kicauan burung hutan memecah kesunyian. Sang mentari memercik sinarnya pada wajah-wajah yang saling bercermin pada bola mata masing-masing. Terlihat dua orang ayah dan anak sedang bertatapan. "Tidak nak, Abah sangat m... Readmore

  • Renungan Warisan Bagi Kita

    Baca: Efesus 1:3-14 "Aku katakan 'di dalam Kristus', karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan - kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendaknya - " (Efesus 1:11) Siapa pu... Readmore

  • Renungan Terluka Karena Tertolak

    Baca: 2 Samuel 16:15-23 "Maka dibentangkanlah kemah bagi Absalom di atas sotoh, lalu Absalom menghampiri gundik-gundik ayahnya di depan mata seluruh Israel." (2 Samuel 16:22) Absalom adalah salah satu anak Daud. Ia memiliki perawakan nyaris sempurna. Sebagai anak raja, masa kecil Absalom berlim... Readmore

  • Renungan Kehilangan Sesuatu Yang Berharga

    Baca: Rut 1:1-22 “Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku.” (Rut 1:20) Ketika di tanah Israel terjadilah kelaparan hebat, Naomi dan keluarganya memutuskan meninggalkan Betlehem dan menetap di Moab sebagai or... Readmore

  • Renungan Jadilah Orang Yang Berhikmat

    Baca: Amsal 9:1-18 “Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.” (Amsal 9:10) Ayat nas di atas menyatakan, setiap orang yang memiliki hati takut akan Tuhan akan mendapatkan hikmat. Jadi kunci memiliki hikmat adalah ketaatan kita melakukan... Readmore

  • Cerpen Jambu Untuk Anakku

         Riuhnya bunyi dedaunan di sebabkan angin pagi yang gelisah. Kicauan burung hutan memecah kesunyian. Sang mentari memercik sinarnya pada wajah-wajah yang saling bercermin pada bola mata masing-masing. Terlihat dua orang ayah dan anak sedang bertatapan. "Tidak nak, Abah sangat m... Readmore

  • Cerpen Kebahagiaan

    Kucing-kucing hitam yang lucu bercerita padaku. "Sebenarnya aku dulu manusia, namun aku lelah menjadi manusia, aku memilih menjadi seekor kucing, aku seperti ini adalah kehendakku..." katanya. Lalu aku tanyakan, "kenapa kamu lelah menjadi manusia? apakah karena manusia memiliki perasaan, dan di a... Readmore

  • Cerpen Cindy dan Ella

    "pangeran itu tidak akan pernah menjadi bintang di hatimu, akulah perempuan paling cantik di desa ini dan dia akan memilihku menjadi pasangannya, sedangkan kau akan jadi perawan tua yang hidup kesepian tanpa siapapun yang mencintai dan menyayangimu". "Cindy, kenapa kata-katamu selalu bernada kebe... Readmore