Skip to main content

Cerpen Cinderella Merpati


     Amel dan Imel. Sepasang burung merpati yang selama ini mengharapkan diri mereka menjadi manusia. Mereka berdua selalu saja bermimpi diri mereka menjadi manusia yang seutuhnya, padahal, diri mereka hanya dua ekor merpati putih yang elok.
Suatu hari mereka berdua bertemu dengan seorang peri cantik yang ingin membantu mereka menjadi manusia, tetapi hanya dalam waktu semalam. Mungkin, itu mirip dengan cerita Cinderella. Tawaran itu langsung mereka terima tanpa pikir panjang. Sang peri hanya menginginkan mereka berdua bahagia, dan ternyata peri tersebut memberikan sebuah syarat kepada mereka berdua.
"Apa syaratnya peri?" tanya Imel di susul anggukkan Amel.
"Syaratnya adalah... kalian harus menjadi merpati yang baik dan selalu membantu sesama. Jika kalian menginkari itu, saat kalian menjadi manusia, wujud kalian akan menjadi merpati kembali secara tiba-tiba," jelas peri. Imel mengangguk mantap, sedangkan Amel berpikir pendek sebentar lalu mengangguk pelan. Amel memang terkenal dengan kesombongannya, walaupun ia pernah berjanji untuk berubah, namun ucapannya tak pernah terbukti sampai sekarang.
"Baiklah kalau begitu, sekarang, kalian hanya perlu menutup mata kalian..." jelas sang peri dengan suaranya yang anggun. Amel dan Imel pun menutup mata mereka berdua dengan senyuman yang mengembang dan hati yang berbunga-bunga.
"Sekarang... kalian boleh membuka mata kalian," ujar sang peri sesaat setelah ia mengubah Amel dan Imel menjadi manusia.
"Waw!" seru Amel dan Imel. Mereka berdua terlihat menjadi seperti remaja manusia yang berwajah manis. Mereka berpelukkan bersama dan tertawa riang. Sang peri pun ikut bahagia melihat kebahagiaan kedua merpati yang telah menjadi manusia sekarang.
"Nah... ingat! Waktu kalian menjadi manusia hanya semalam, lebih tepatnya lagi, pukul dua belas tengah malam kalian harus kembali ke tempat tinggal kalian sebagai merpati," ingat peri. Amel dan Imel hanya mengangguk tanpa melepas pelukan mereka. Seketika itu, peri pun menghilang.

     Amel dan Imel ternyata sangat mudah bergaul dengan manusia lainnya. Hanya dalam waktu sekitar 5 jam, mereka sudah mendapat teman.
"Amel, Imel... bagaimana kalau nanti malam, kalian ikut kita pesta kembang api, Sekaligus merayakan tahu baru? Bagaimana?" tawar salah seorang teman dari Amel dan Imel, Gina namanya.
"Benarkah? Aku ikut... Aku pasti akan menjadi orang yang paling cantik di sana!" ujar Amel menyombongkan diri. Imel terlihat bingung dengan tawaran temannya, namun, akhirnya ia pun menjawab.
"Baiklah... Aku ikut, tetapi... jangan lewat dari pukul sebelas malam ya!" ujar Imel mengungkapkan pendapatnya.
"Tunggu... pesta kembang api itu diadakan pukul dua belas! Dan akan selesai pukul tiga dini hari, mana ada pesta kembang api yang selesai pukul sebelas malam!" seru Roy.
"Betul itu! Kamu aneh banget sih!" susul Amel. Imel teringat dengan pesan peri yang melarang mereka berdua untuk pergi di dunia luar pada pukul 12.00 tengah malam.
"Tahu nih! Bagaimana? Kamu ikut tidak?" tanya Gina lagi.
"Hmmm... sepertinya, Aku tidak bisa ikut jika harus pukul dua belas!" tegas Imel.
"Hah?! Dasar aneh! Sudahlah teman-teman! Kita tinggalkan saja dia! Memang ketinggalan zaman sekali dia!" cela Amel. Teman-teman barunya pun setuju dengan ucapan Amel.
"Tapi, Amel...kamu kan..." Imel mencoba mengingatkan Amel kalau ia sudah berjanji dengan peri agar tidak pergi lewat dari jam 12, namun Amel sudah terlanjur pergi dengan teman-teman barunya.

     Sekarang, Imel hanya sendiri. Ia mencoba mencari teman di tempat lain, kali ini ia mengunjungi sebuah gubuk kecil yang letaknya tak jauh dari tempat Amel dan teman-temannya berkumpul.
"Permisi..." ujar Imel pelan. Kepalanya mengintip ke dalam gubuk kecil yang terbuat dari kardus di sana.
"Iya. Kakak siapa ya?" tanya seorang anak perempuan berwajah imut.
"Hai! Perkenalkan, namaku Imel... kamu siapa? Bisa kamu kenalkan Aku dengan teman-temanmu?" jawab Imel ramah.
"Hai! Kak Imel! Aku Ratih... dan ini, Reza, ini Raka dan ini Putri," ujar anak itu. Ternyata ia bernama Ratih, Imel mulai tertarik untuk bermain dengan anak-anak kecil ini.
"Hmmm... boleh Aku bermain dengan kalian?" tanya Imel polos.
"Apa Kak? Kakak ingin bermain dengan kita? Kakak tidak lihat penampilan kita? Kotor, dekil, kumuh... tidak seperti Kakak! Bersih dan cantik!" ujar salah seorang teman Ratih, Putri.
"Apa masalahnya? Sejak kapan penampilan menjadi suatu hal yang tidak memperbolehkan kita untu bermain?" jawab Imel seraya menampilkan senyum manisnya.
"Benar Kak? Kalau Kakak mau, ayo kita main!" ajak Ratih. Imel mengangguk serta tersenyum. Lalu, mereka berlima pun bermai dan bercanda ria di sebuah gubuk yang sederhana.
"Hmmm... apa kalian bermain di sini setiap hari?" tanya Imel saat mereka sedang beristirahat.
"Ya..." jawab Reza.
"Apa kalian punya lebih banyak teman lagi?" tanya Imel lagi.
"Ya," jawab Raka.
"Berarti kalian enak dong... memiliki banyak teman!" ujar Imel seraya tersenyum teduh.
"Memangnya Kakak tidak punya teman?" tanya Putri polos.
"Belum... selain kalian dan salah satu teman Kakak," jawab Imel, kali ini mimik wajahnya terlihat sedih.
"Kalau begitu... teman-teman kita bisa menjadi teman Kakak!!!" ujar Ratih senang.
"Benarkah?" tanya Imel tak percaya. Ia membayangkan dirinya bermain dengan banyak teman, bercanda dan bermain bersama.
"Ya, tentu..." jawab keempat anak yang menemani Imel sedari tadi.
"Kalau begitu, terima kasih ya? Kalian akan menjadi teman yang terbaik untukku!" ujar Imel senang. Mereka pun menghabiskan waktu dengan bermain bersama.

     Waktu tetap berjalan. Sampai akhirnya, waktu menunjukkan pukul 11.55. Imel merasa, dirinya harus segera kembali ke tempat asalnya. Ia melihat kawan kecilnya sedang tertidur pulas di atas alas berbahan kardus. Ia tak tega membangunkan mereka, akhirnya, ia memutuskan untuk pergi secara diam-diam.

     Imel sudah berhasil keluar dari gubuk tanpa membangunkan teman-temannya. Dirinya merasa harus menghampiri Amel yang kelihatannya masih bermain bersama teman-teman.
"Amel! Ayo kita pulang!" seru Imel ketika ia mendapati Amel sedang membeli banyak kembang api bersama teman-temannya.
"Apa? Untuk apa Aku pulang?" jawab Amel.
"Tapi, waktu kita hanya tinggal sebentar lagi! Ayo kita pulang!" jelas Imel, kali ini nada suaranya lebih tegas.
"Tidak mau! Aku ingin tetap di sini! Kalau kamu mau pulang, ya pulang saja sendiri! Sana! Jangan ganggu Aku!" teriak Amel seraya mendorong tubuh Imel.
"Tapi..." ucapan Imel terputus, ia merintih kesakitan. Ternyata telapak tangannya lecet akibat terjatuh. Amel tidak menghiraukan Imel, ia segera berkumpul bersama teman-temannya lagi.

     Karena merasa ia tidak dapat melakukan apa-apa lagi, Imel pun pulang ke tempat asalnya. Tepat pada pukul 12.00 tengah malam, tubuh Imel berubah menjadi merpati. Hatinya merasa puas karena ia dapat menjadi manusia yang memiliki banyak teman. Sedangkan Amel, ia terlihat tegang ketika tubuhnya mulai mengecil dan mengeluarkan bulu. Teman-temannya merasa takut melihat perubahan pada tubuh Amel, mereka pun lari terbirit-birit ketakutan. Dan Amel, hanya bisa bersedih karena belum puas dengan kebaikan yang diberikan peri. Ia belum sempat bersenang-senang dengan teman-temannya. Sekarang, ia hanya bisa bersedih dan meratapi kesendiriannya.

Penulis: Fadillah Amalia


Comments

Popular posts from this blog

The Painting of Destiny

"Are you sure of this, Navan?" The old pirate stared at King Mannas' chief merchant. However, his bright emerald green eyes sparkled with laughter. "The information came from Daoud, one of my former crew members, when I was ravaging the coastal villages of Vyrone." Navan smiled at the expression crossing Gerrod's face, whose family had fled from one of these villages. The Iron Falcon was a legend and parents had always used the threat of its crew and its flaming-haired captain to scare naughty children into sleeping and behaving differently. Gerrod quickly recovered and smiled. "Then he must be a man to be trusted, indeed." "Ah!" cried Navan. "Daoud will take the coin from the mouth of a dead man while it is still warm. I trust him only because he knows the fate of him who lies to me." I may have made him captain when I decided to infiltrate King Mannas' court, but he still knows who is in charge. "We must tell ...

Good Morning America is a popular

Good Morning America is a popular morning news show that airs on ABC. It has been a staple in American households since its debut in 1975. The show covers a wide range of topics including news, entertainment, lifestyle, and pop culture. With its team of talented hosts and reporters, Good Morning America provides its viewers with the latest updates on current events and trending stories. One of the things that sets Good Morning America apart from other morning shows is its lively and energetic atmosphere. The hosts, including Robin Roberts, George Stephanopoulos, Michael Strahan, and Lara Spencer, bring a sense of fun and camaraderie to the show. They engage with their audience and each other in a way that feels genuine and relatable. In addition to its engaging hosts, Good Morning America also features a variety of segments that cater to a diverse audience. From cooking demos and fashion tips to celebrity interviews and human interest stories, the show offers something for everyone. Wh...

The liz hatton

The liz hatton is a unique piece of headwear that has been gaining popularity in recent years. This hat is characterized by its wide brim and low crown, which gives it a distinctive and fashionable look. The liz hatton is often made of materials such as wool, felt, or straw, making it a versatile accessory that can be worn in various seasons. One of the key features of the liz hatton is its versatility. This hat can be dressed up or down, making it suitable for a range of occasions. Whether you're going for a casual look or a more formal outfit, the liz hatton can easily complement your ensemble. Additionally, the wide brim of the hat provides excellent sun protection, making it ideal for outdoor activities such as picnics or garden parties. In terms of style, the liz hatton can be compared to other types of hats such as the fedora or the boater. While these hats may have similar silhouettes, the liz hatton stands out for its unique shape and design. The low crown and wide brim of ...
  • 5 Considerations For Reducing Severity And Frequency Of Colds

    We call, colds, common colds, because, they occur frequently! There is no such thing, as a cure, for the common cold! The old joke, about this, is, if you take certain medicines, you'll get rid of it in a week, and, if you don't, it will go away, in seven days. While, it's true, these occu... Readmore

  • Create a Powerful Career Path with Data Science Course

    As per the studies conducted in the market, data scientists have labeled as the hottest job in the market. The advent of big data, artificial intelligence, and machine learning has strengthened the industry with data science needs. Today the data is emerging expeditiously in massive volumes and from... Readmore

  • Enigmatic Experience of Mercedes V Class Chauffeur Service in London

    In London city, car hire services are really reliable and suitable for any event whether it is professional or personal. You will get the better version of your experience by availing the flawless services of chauffeurs and luxury cars. Private hire car services at London are really mos... Readmore

  • 5 Things You Should Notice in Bible Based Christian Movies

    Christian movies are generally bible-based movies that are better known for making people inspire and motivated with their unique concept and content. Christian movies are a great platform where people can make their kids learn good things and also teenagers and any other age group people can learn ... Readmore

  • 10 Incredible Advantages of Dating Online

    When it comes to online dating, most of the people get confused about whether they should go with the same or not. If you are also confused about whether you should date online or not, you first need to go through your dating requirements and budget. When it comes to online dating, most of the pe... Readmore

  • Why Market Research is Necessary before Developing a Mobile App?

    Market research is of utmost importance before developing a mobile app as It helps to know about the target audience, latest trends, marketing strategies, etc. Without thorough research, it could be difficult to develop an impactful mobile app for business. Research gives insights about various f... Readmore

  • The Operational Considerations: How to Run Your Catering Business

    The thought of putting up a catering business is one that might have come across your mind if you're always the first resort of your family and friends in need of a cook or a baker for their momentous celebrations. Serving food for large groups shows that you have the passion, skill, and knowledge r... Readmore

  • The Financial Considerations: How Much Money You Need to Start a Catering Business

    Your financial capability will determine the kind of catering business you are able to put up and maintain in the long run. When checking out your finances for the business, you have to consider the capital and startup costs as well as the required taxes. Startup Capital and Cost The cost of start... Readmore

  • The Booming Catering Industry: Facts and Statistics

    Factual and Statistical Info The revenue from the catering market worldwide is expected to reach $265 billion US dollars 4 years from now with an estimated compound annual growth rate of 5 percent according to Research and Markets. Significantly, the market encompasses the major sectors in various... Readmore

  • The Legalities of Putting Up A Catering Business: Complying With All Legal Requirements

    Choosing the Type of Business Structure As you start offering catering services, you may notice your income increase overtime, especially when you cater to corporate functions. Of course, this is good news to your business, but all your efforts will be for nothing when the governing authority flag... Readmore