Skip to main content

Cerpen Perhaps It’s Accident (Part 1)

Gadis itu beberapa kali terlihat menghela lalu menghembuskan napas panjang. Dipijit keningnya yang terasa pusing karena memikirkan sesuatu dan yang pasti hal tersebut sangatlah penting bagi dirinya. Kakinya dihentak-hentakkan di atas lantai keramik dengan cukup keras. Sementara itu, tangan kirinya berada di pinggang dan tangan kanannya masih terus memijit keningnya yang terasa pusing.


“Are you sure, Chev?” sebuah suara bernada halus namun sangat terdengar cempreng di kuping membuat Gadis tersebut segera berpaling. Ia menatap lekat wajah sahabatnya untuk menunjukkan bahwa ia serius. “You’re not forget it, right?” kali ini suara tersebut terdengar seperti bisikan.
“Oh, my! Come on, Faye. I’m not such an idiot. Meninggalkannya begitu saja? Itu sama saja cari mati!” ucap Gadis itu dengan nada yang terdengar'sangat'panik. Keadaannya saat ini cukup membuktikan bahwa ia begitu stress karena sesuatu yang membuat dia dan sahabatnya itu harus rela menyerahkan diri mereka.

Di tengah-tengah kepanikan yang melanda keduanya, seorang wanita paruh baya -terlihat berumur 40 tahun- bertubuh sedikit gempal berjalan memasuki kelas mereka. Ia mengenakan blazer berwarna chocolate cream kotak-kotak yang cukup longgar dipadu dengan rok selutut yang berwarna sepadan dengan blazer miliknya yang membuat tubuh gempalnya tidak terlalu mencolok. Kemudian dia meletakkan beberapa buku tebal yang sedari tadi ia dekap di atas meja guru.

GULP!

Kepanikan kembali melanda keduanya. Kali ini keringat dingin bercucuran dari pelipis, dahi, leher dan tengkuk mereka. Mereka merasakan seolah-olah mereka akan segera mati atau mungkin sekarang. Saat ini wanita paruh baya yang tak lain dan tak bukan adalah guru bidang studi Sejarah mereka sedang menatap seluruh penjuru kelas 'tanpa terkecuali' dengan tatapan yang tajam.

BRAAKK!

“Please, be quiet student! Duduk di tempat kalian masing-masing segera!” titahnya seraya menjentikkan jari telunjuk miliknya. Semua murid segera mematuhinya dan segera duduk di bangku masing-masing dengan perasaan bingung yang menyelimuti mereka. Yang mereka tahu saat ini, biasanya guru mereka yang satu ini ketika masuk akan langsung menagih pekerjaan rumah atau langsung mengerjakan soal dan atau yang lebih parahnya lagi langsung ulangan harian tanpa membahas kembali pelajaran yang sudah dipelajari maupun yang belum dipelajari.

“Oi, Chev. What happen to Madame Ro? Apa dia punya suatu penyakit? Astaga! Jika itu terjadi aku akan segera menyiapkan tempat makam,” bisik Faye kepada Chev untuk menenangkan perasaan Chev sejenak. Akan tetapi, Chev, dia hanya dapat terdiam saking paniknya. Tubuhnya bergetar cukup hebat dan wajahnya terlihat hampir pucat. Keringat dingin terus menerus bercucuran.

Faye yang menyadari keadaan Chev yang cukup tegang, segera menyikutnya bersamaan ketika dia menyadari bahwa Madame Ro melirik ke arah keduanya. Terlebih lagi menatap tajam ke arah Chev. Chev, dia hanya dapat menghela napas panjang mencoba untuk rileks sejenak selain itu, ia berusaha untuk menghindari tatapan tajam Madame Ro. Ya, dia tahu bahwa Madame Ro tidak begitu menyukai murid yang terlihat cukup tegang maupun sakit. Entah apa alasannya ia sendiri pun tak tahu.

Tak lama segera setelah itu, Madame Ro memejamkan mata sejenak seraya menghela lalu menghembuskan napas. Suara dehem yang sengaja dibuat keras terdengar oleh seisi kelas dan hal tersebut semakin membuat Chev kalang-kabut. Dia semakin takut kalau-kalau Madame Ro akan menghukum dirinya -tidak tetapi Faye juga. Hening. Begitu sunyi. Tak ada satu pun dari siswa maupun siswi dari kelas 2-A yang berani membuka mulut mereka untuk sekedar bicara maupun berbisik. “I’ll be die! I’ll be die! I’ll be die! God please help me!” batin Chev. Dia terus berharap dan berdoa.

“Good morning, students. I know this morning you’re all really confused why am I act like this? But, it’s okay. Jangan terlalu tegang,” suara berat dan serak khas Madame Ro membuat seluruh siswa-siswi kembali terdiam. Justru mereka semua semakin bertambah bingung. “Hari ini kita kedatangan tamu spesial. Ya, silahkan masuk!”

Dari arah bibir pintu ruang kelas, masuk seorang pemuda bertubuh tegap namun tinggi badannya bisa dikatakan lumayan pendek. Dia berjalan menunduk seperti tak mau menunjukkan wajahnya di depan seluruh murid penghuni ruang kelas tersebut. Ia terlihat terus menerus mendekap sebuah amplop berwarna cokelat.
“Baiklah, Nak. Silahkan perkenalkan dirimu. Your friends want to know about you!”

Pemuda tersebut masih tak bergeming. Sesaat kemudian, dia berbalik menghadap papan tulis hitam dan mengambil sebatang kapur. Tangan kanannya segera menari-nari di atas papan tulis. Lalu, dia meletakkan kembali batangan kapur tersebut ke tempatnya dan berbalik dengan kepala tertunduk.
“Ah, ada apa dengan pemuda itu? Cih, pelit sekali memperlihatkan wajahnya!” celoteh Faye. Dia cukup kesal karena sejak pemuda tersebut masuk ke dalam kelas, dia tak sedikit pun menunjukkan wajahnya. “Dasar kerdil!” dengus Faye.

Seperti mendengar celotehan Faye dan beberapa anak murid lainnya, pemuda tersebut perlahan mendongakkan kepalanya. Chev yang biasanya akan terlihat senang dan bersemangat untuk menyambut anak baru, kini tak lagi bersemangat seperti biasanya. Kini, dia tak lebih dari sekedar patung yang diam tertunduk dan terlihat pucat.

BRAAAKK!

“UN GAR'ON!”

Suara teriakan bernada halus nan cempreng segera terdengar oleh seluruh penghuni ruang kelas 2-A. Hampir seluruh pasang mata siswi menatap dengan kagum pemuda tersebut -terkecuali Chev. Dia, pemuda yang merupakan murid pindahan tersebut memiliki bentuk wajah oval, bibir mungil, mata yang mirip seperti boneka dengan bulu mata yang lumayan lentik, memiliki lensa mata berwarna blue ocean, dan hidung yang tak terlalu mancung. Belum lagi tinggi badan yang tak terlalu tinggi. Hanya sekitar 168 cm. Pendeskripsian yang lebih tepat untuknya adalah… IMUT! dan cantik -hampir menyerupai perempuan jika dilihat sekilas.

“Cute!!!! Kyaaa!!!!”
“He’s more beautiful than me!!!”

Jeritan histeris akan kekaguman pun segera berkumandang di dalam ruang kelas tersebut atau bahkan terdengar hingga ke kelas tetangga mereka.
“Alois Dwight Beaufort from England. Nice to meet you.”

Begitu dingin dan singkat. Perkenalan yang sangat jarang ditemui oleh mereka. Beberapa pasang mata siswa melirik tajam seolah-olah ingin menindas. Chev masih sama. Duduk terdiam dengan tubuh bergetar, panik, takut dan pucat. Semuanya terasa lengkap bagi dirinya.
“Well then, Mr. Beaufort. You can sit behind Miss Chevalier and Fremont!”

Madame Ro mempersilahkan murid pindahan tersebut duduk di belakang Chev dan Faye yang memang kebetulan kosong. Mata Faye begitu berbinar-binar begitu melihat murid pindahan tersebut berjalan ke arah bangku mereka'tepatnya di samping Chev. Sementara itu, sepasang blue oceans melirik ke arah Chev yang terlihat sangat galau. Dia hanya dapat terkekeh pelan namun, kekehan tersebut terdengar oleh Chev.
“Oh, Shut up you bastard!” teriak Chev.

Chev segera sadar bahwa ia sedang berteriak kepada murid pindahan, sedangkan murid pindahan tersebut hanya dapat menyeringai yang membuat Chev terkejut dan semakin ketakutan. Reflek saja dia berdiri. Membungkukkan badan seraya berkata, “Aku minta maaf!”
Setelah Chev mengucapkan permintaan maaf, dia kembali duduk diikuti oleh pemuda tersebut yang juga duduk di bangkunya. Madame Ro dan beberapa siswa maupun siswi lainnya hanya dapat terdiam seolah-olah mereka semua telah mengerti tabiat Chev ketika terkejut akan tanpa sengaja mengeluarkan kata-kata kasar.

“Okay, students. Hari ini kita akan melanjutkan pelajaran kita. About homeworks, maybe later. And for you Miss Chevalier,” jari telunjuk Madame Ro menunjuk tepat ke arah Chev yang kini benar-benar diam seribu bahasa. “Next time, if you get shock. Jangan gunakan bahasa kasar!”
“Now, open your book page 248!”

Sebuah telapak tangan yang terasa sangat besar berada di bahu kiri Chev. Chev yang semula diam seribu bahasa, hanya dapat menoleh dan melihat pemilik telapak tangan tersebut. Kedua mata Chev hanya tertuju pada sebuah amplop cokelat besar yang disodorkan ke arahnya.
“Hi, long time no see! It’s yours. Next time, please be careful, Cheals. Or should I called Chelsea Antoinette Chevalier.”
“Oh, okay. Merci beaucoup!”

Sesaat Chev terdiam setelah mengucapkan kata terima kasih dan mengambil amplop besar yang disodorkan pemuda tersebut. Ada yang mengganjal dari ucapan pemuda tersebut. Sebenarnya untuk memikirkan hal tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama. Entah mengapa ia tak dapat mengerti bagaimana dan mengapa hal tersebut bisa terjadi.

“Long time no see,” “Next time,” dan “Cheals,” Ketiga kata tersebut terus terngiang-ngiang di otak Chev. Bagaimana orang tersebut tahu? Dan kapan dia pernah bertemu pemuda tersebut? Terlebih lagi, dia mengatakan “Lama tidak bertemu?” Sebenarnya siapa pemuda ini?

Ketika Chev hendak memutar badannya untuk sekedar bertanya kepada pemuda tersebut, sebuah tangan besar yang hangat telah lebih dahulu memegang pundaknya. Sebuah bisikan halus dan menenangkan, “It’s okay if you don’t remember!” Tak tahu mengapa, setelah pemuda itu membisikkan kata-kata tersebut, Chev hanya dapat terdiam dan menurutinya.

Madame Ro menangkap basah Chev yang terlihat melamun. Faye yang sedari tadi sibuk mencatat kalimat yang tertulis di papan tulis, segera menyadari lirikan dari Madame Ro. Segera Faye menyenggol keras siku Chev tapi, kelihatannya Chev tak kunjung sadar.

“Miss Chevalier!!! Page 248!!!”

Chev segera tersadar begitu mendengar suara Madame Ro yang setengah berteriak hanya untuk membangunkan dirinya dari lamunan. Rona merah di kedua pipi Chev terlihat jelas sekali. Ia sungguh malu. Tak perlu menunggu waktu lama, dia segera membuka halaman tersebut dan membacakan beberapa paragraf.

“It’s feel so nostalgic when I hear his voice. But, who is he? When am I met him?”

Cerpen Karangan: JilZee
Email: srizhillan_sabila@yahoo.com
Blog: tempsparadis.wordpress.com

Comments

  1. Bigfun 50mg Tablet belongs to a group of medicines called PDE5 inhibitors. It works by relaxing the blood vessels in your penis. This allows blood to flow into the penis and produce an erection when sexually aroused. This medicine will only help get an erection if you are sexually stimulated.

    ReplyDelete

Post a Comment

Informations From: Omnipotent

Popular posts from this blog

The Painting of Destiny

"Are you sure of this, Navan?" The old pirate stared at King Mannas' chief merchant. However, his bright emerald green eyes sparkled with laughter. "The information came from Daoud, one of my former crew members, when I was ravaging the coastal villages of Vyrone." Navan smiled at the expression crossing Gerrod's face, whose family had fled from one of these villages. The Iron Falcon was a legend and parents had always used the threat of its crew and its flaming-haired captain to scare naughty children into sleeping and behaving differently. Gerrod quickly recovered and smiled. "Then he must be a man to be trusted, indeed." "Ah!" cried Navan. "Daoud will take the coin from the mouth of a dead man while it is still warm. I trust him only because he knows the fate of him who lies to me." I may have made him captain when I decided to infiltrate King Mannas' court, but he still knows who is in charge. "We must tell ...

Good Morning America is a popular

Good Morning America is a popular morning news show that airs on ABC. It has been a staple in American households since its debut in 1975. The show covers a wide range of topics including news, entertainment, lifestyle, and pop culture. With its team of talented hosts and reporters, Good Morning America provides its viewers with the latest updates on current events and trending stories. One of the things that sets Good Morning America apart from other morning shows is its lively and energetic atmosphere. The hosts, including Robin Roberts, George Stephanopoulos, Michael Strahan, and Lara Spencer, bring a sense of fun and camaraderie to the show. They engage with their audience and each other in a way that feels genuine and relatable. In addition to its engaging hosts, Good Morning America also features a variety of segments that cater to a diverse audience. From cooking demos and fashion tips to celebrity interviews and human interest stories, the show offers something for everyone. Wh...

The liz hatton

The liz hatton is a unique piece of headwear that has been gaining popularity in recent years. This hat is characterized by its wide brim and low crown, which gives it a distinctive and fashionable look. The liz hatton is often made of materials such as wool, felt, or straw, making it a versatile accessory that can be worn in various seasons. One of the key features of the liz hatton is its versatility. This hat can be dressed up or down, making it suitable for a range of occasions. Whether you're going for a casual look or a more formal outfit, the liz hatton can easily complement your ensemble. Additionally, the wide brim of the hat provides excellent sun protection, making it ideal for outdoor activities such as picnics or garden parties. In terms of style, the liz hatton can be compared to other types of hats such as the fedora or the boater. While these hats may have similar silhouettes, the liz hatton stands out for its unique shape and design. The low crown and wide brim of ...
  • Cerpen 1 Minggu

    “Hahahaha apa?, mentang mentang lo tau gue gak akan tinggalin lo, jd lo belaga suruh gue istirahat?” Lagi-lagi caci maki terucap dari mulut Hani untuk kakaknya Cipta. “Uwes toh ndok, sabar” tiba-tiba bi Ira menyeletuk, Dengan kesal Hani menuju kamarnya dan masuk lalu mengu... Readmore

  • Cerpen 06.15.30

    Minggu, 17.30 WIB. 'Keputusan Astrid sudah bulat! Apapun yang ayah dan ibu bilang gak akan mengubah pendirian Astrid untuk kuliah di Yogya!!!' bentak Astrid ketus kepada kedua orangtuanya. Sore itu memang sedang terjadi ketegangan di rumah itu, karena perbedaan keinginan antara Astrid yang ingin ... Readmore

  • Cerpen 5 Wishes (Part 2)

    Tak terasa mereka sudah berada di sebuah kursi, ujung taman. Tak banyak yang mengunjungi ujungannya taman ini. Terlihat bunga cosmos dan Lily bermekaran saat ini. Deidara menghampiri hamparan bunga itu lalu duduk di tanah yang dikelilingi bunga. Sigh 'benar kata Okaa nya, Deidara sangat merepotka... Readmore

  • Cerpen 5 Wishes (Part 1)

    Pagi itu, pagi yang cerah. Tiap detik dan menit rasanya tak terasa. Juga, tak ada yang menyangka apa yang akan terjadi pada hari yang secerah ini? Entalah… Tak terasa sekitar 7 bulan ini Deidara terbaring lemah di rumah sakit karena penyakitnya tak kunjung sembuh dari bulan-bulan yang lalu.... Readmore

  • Cerpen A Note of Drama Emergency Class

    Hari ini adalah hari kamis, bayang bayang UTS akan segera berakhir. Pengawas yang galak dan soal ujian yang sulit akan segera berakhir. Jam sudah menunjukan 9 pukul pagi, bel istirahat pun belum juga berdentang namun banyak di antara siswa telah selesai mengerjakan soal. Ika dan kawan kawannya pu... Readmore

  • Cerpen 07.30

    “Gubraaakk!!” Haduh keadaan jalanan di sekitar sekolahku memang tak pernah kunjung baik. Berkali-kali angkutan umum yang kunaiki terjebak beberapa detik di lubang yang sama. Aku memang berniat untuk memiliki kendaraan motor pribadi, agar aku tidak lagi merasakan guncangan itu lagi yan... Readmore

  • Cerpen Princess Pinochio

         Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang putri cantik yang tinggal di sebuah istana megah dan selalu dikawal oleh banyak prajurit yang gagah perkasa ketika sang putri ingin pergi ke luar istana. Namanya, putri Angelita. Sesuai dengan namanya, putri Angelita memiliki paras yan... Readmore

  • Cerpen Boneka Misterius

    Seperti biasa aku sekolah, apalagi hari ini adalah hari piketku. “Vika, Jangan lupa! Kamu kebagian bersihin gudang sekolah!” kata ketua piket. “Sabar ya, Vika!” kata temanku Talia menghibur. Ketika aku akan mengambil sapu, Nessa menghampiriku. “kamu juga kebagian... Readmore

  • Cerpen Di sanalah Semuanya Berakhir

    Ku susuri lorong belakang sekolahku, seusai jam kegiatan tambahan. Gelap menyelimutiku sore ini, membuat jantungku berdetak kencang. Bulu kudukku berdiri, mengingat betapa seramnya kisah masa lampau dari bangunan tua ini. Ya! Sekolahku memang dulunya milik belanda. Pintunya yang tinggi besar den... Readmore

  • Cerpen Kenapa Harus Aku

    by : Yoshe Azura Kehidupan itu sungguh suatu misteri. Banyak kejadian yang takterduga yang terkadang menimpa kita. Itu lah yang aku rasakan, kejadian demikejadian yang datang membawa kesedihan.  Aku putra sulung di keluargaku. Sebagai seorang anak akuingin selalu bersama kedua orang tuak... Readmore