Skip to main content

Perkemahan Yang Menakutkan


Hari ini adalah hari terakhir bagi anggota Pramuka SMP Negeri 29 untuk berlatih sebelum besok berangkat kemah di Candika. Semua perlengkapan yang diperlukan sudah siap dalam tas kami masing-masing. Waktu sudah menunjukkan pukul 17.30 yang berarti latihan hari ini telah usai, seperti biasa sebelum pulang kami berkumpul dan mendapatkan pengarahan dari Kakak Pembina kami yaitu Kak Panca, Kak Gustab dan Kak Hendra.


“Latihan hari ini selesai. Besok kumpul di sekolah paling lambat pukul 06.00 dan jangan sampai ada barang dan alat yang tertinggal. Semua mengerti?” kata Kak Panca.
“Siap mengerti” jawab kami serentak.
“Baiklah setelah ini langsung pulang kerumah masing-masing. Balik kanan bubar jalan.” Kata Kak Panca
Setelah sampai di rumah aku memeriksa kembali semua perlengkapan untuk besok setelah itu aku segera tidur karena sudah malam.


Keesokkan harinya, pukul 06.00 pagi kami sudah berkumpul di sekolah seperti perintah Kakak Pembina kami kemarin sebelum berangkat kami dibariskan terlebih dahulu lalu setelah diberikan pengarahan semua anggota berangkat menggunakan mobil yang telah tersedia tetapi aku dan dandi dipanggil oleh Kak Panca untuk mengambil tenda dan pasak di Sanggar.
“Danti, Dandi cepat ke sini sebentar!” panggil Kak Hendra.
“Ya, ada apa kak?” jawabku.
“Tolong ambilkan tenda dan pasak di dalam sanggar.”
“Siap kak” ucap kami berdua.


Aku dan andi pun langsung ke sanggar untuk mengambilnya setelah itu kami langsung memberikannya kepada Kak Panca dan berangkat ke lokasi perkemahan.
“Ini tenda dan pasaknya kak” kata Dandi.
“Terima kasih, ayo cepat kalian naik ke mobil nanti kalian bisa tertinggal” kata Kak Hendra.
“Baik, kak” jawab kami.


Di perjalanan Yolan, Anggie, Erisa, Kak Venny dan Kak Intan terus bernyanyi sambil tertawa dan membuat kami semua ikut bernyanyi bersama. Tidak terasa kami sudah sampai di lokasi perkemahan lalu kami turun dari mobil sambil bergotong-royong menurunkan semua perlengkapan yang kami bawa.
“Kak Venny, tolong bawa tali ini?” ucap Nova.
“Ya, dik” jawab kak Venny.
“Anggie, Erisa tolong bantu aku membawa stuk ini?” kataku.
“Oke dan” jawab mereka.


Setelah semua perlengkapan diturunkan dari mobil, kami bersama-sama masuk ke lokasi perkemahan dan mencari lokasi untuk mendirikan tenda. Dari sini semua ketakutan itu mulai muncul. Awalnya kami memilih lokasi yang letaknya di depan tetapi karena di depannya ada tempat sampah yang besar dan semua anggota tidak tahan dengan bau sampah akhirnya kami mendirikan tenda tepat di seberang lokasi tenda milik regu putra. Saat sedang mendirikan tenda, tiba-tiba salah satu dari kami yaitu Kak Intan menangis. Kami pun kaget dan bingung namun kami mencoba untuk bertanya padanya.


“Kak, Kak Intan kenapa menangis?” tanya Anggie.
“Tadi di sana ada cewek pakai baju putih.. hik.. hik.. hik.” jawab Kak Intan.
“Gak ada siapa-siapa tan di sana. Mungkin kamu salah lihat saja” ucap kak Wulan.
“Tapi, dia masih ada di sana.. hik.. hik.. hik.” masih menangis.


Salah satu dari kakak penegak kami yaitu Kak Agus mengajak Kak Intan menjauh dari lokasi tenda dan menenangkan Kak Intan. Setelah tenda selesai didirikan dan Kak Intan sudah mulai tenang kami pun berkumpul dan berbincang dalam tenda tetapi Kak Intan tetap tidak mau kalau pintu tenda bagian belakang dibuka padahal kami semua sudah merasa kegerahan.
“Jangan dibuka pintu belakangnya, aku gak mau masuk kalau dibuka pintu belakangnya.” ucap Kak Intan.
“Tapi kak panas.” Jawab Nova.
“Sudah ikuti saja, jangan dibuka dulu pintu belakangnnya.” Kata Kak Agus.
“Baik, Kak Agus.” Jawab Nova.


Lama-kelamaan Kak Intan sudah mau kalau pintu tenda bagian belakang dibuka dan kami bercanda dengan serunya namun saat pandangan Kak Intan kembali tertuju ke arah sana, Kak Agus langsung bertanya.
“Dik, cewek itu pakai baju apa? lagi ngapain tuh cewek?” Tanya Kak Agus.
“Putih kak, dari tadi dia ngelihat ke sini terus kak!” Jawab Kak Intan.
“Gak usah dilihat itu cewek.” Jelas Kak Agus.
Kak Gustab menyuruh aku dan Anggie untuk membeli garam yang akan ditaburkan di sekitar tenda agar terhindar dari binatang melata.
“Gik, tolong beli garam di depan?” pinta Kak Gustab.
“Baik, kak” jawab Anggie.
“Dan, temani aku beli garam yuk?” kata Anggie.
“ok, gik” jawabku.


Kami berdua langsung ke warung di depan lokasi perkemahan setelah mendapatkan garam kami langsung kembali ke tenda dan menaburnya di sekitar tenda dengan teman-teman yang lain. Sekitar pukul 03.30, masing-masing 10 orang dari regu putri dan putra mengikuti upacara pemindahan batu pertama namun belum lama gladi resik 3 orang temanku kembali ke tenda karena sakit namun saat mulai upacara lama-kelamaan 6 orang lagi izin ke toilet, dan pulang ke tenda sebentar dan tidak kembali lagi ke lapangan upacara. Tinggal aku sendirian sampai aku menangis dan akhirnya ikut barisan SMP negeri 24, upacara itu berlangsung selama 3 jam.


Malam harinya, kami menentukan tempat tidur kami tetapi tidak ada yang mau tidur di bagian ujung dekat pintu belakang akhirnya aku yang memutuskan untuk tidur di ujung sekali. Lalu saat sedang makan kami mendapat berita duka dari Erisa. Kakak sepupunya menelepon kalau tantenya Erisa meninggal dunia. Suasana menjadi sunyi dan penuh air mata.
Kring.. Kring.. Kring, telepon berbunyi.
“Halo, assalamualaikum, ada apa kak? serius kak Tante meninggal jangan bercanda, soalnya Risa lagi kemah sekarang kak! sekarang jenazah Tante ada di mana kak? di Rs. Benteng, ya sudah Risa ke sana sekarang kak. hik.. hik.. hik” Jawab Erisa sambil menangis.
“sabar ris” ucap kami.
Saat Erisa diantar pulang oleh Kak Panca tiba-tiba Kak Venny dan Anggie ikut menangis yang kami pikir mungkin mereka ikut berduka atas meninggalnya Tante yang sangat Erisa sayangi itu.


Saat malam api unggun, tidak ada hal yang menakutkan namun sangat disayangkan baru pukul 11.00 malam tetapi acara api unggun harus dihentikan karena turun hujan deras. Saat kembali ke tenda ternyata banjir jadi pihak panitia menyuruh untuk tidur di Aula dan Mess.
“Kak, bagaimana ini tendanya banjir?” tanyaku.
“Tadi pihak panitia sudah menyuruh agar pindah ke Aula dan Mess, jadi cepat kemasi barang yang kalian perlukan.” Jelas Kak Panca.
“baik, kak” Jawabku.


Saat berada di Aula, Kak Agus tak seperti biasanya. Dia hanya diam dan wajahnya pun pucat pasi. Saat kami tanya dan menyuruhnya untuk makan Kak Agus hanya merespon dengan anggukan kepala saja. Ini seperti bukan Kak Agus yang biasanya karena Kak Agus itu orangnya ceria dan suka ngelawak.
“Kak, makanlah dulu?” ucapku.
Kak Agus hanya diam. Lalu kami bertanya pada Kak Panca soal Kak Agus.
“Kak Panca, Kak Agus itu kenapa?” tanya Nova.
“Sudahlah, dia itu lagi ngurus kalian.” Jawab Kak Panca.


Aku juga bertanya dengan kak Venny kenapa tadi dia nangis waktu makan dan sewaktu Erisa pulang.
“Kak Venny tadi kenapa nangis? sedih karena tantenya Erisa meninggal ya kak?” tanya ku.
“Iya dik, tapi tadi juga Kakak lihat ada bayangan cewek di sebelah Danti” jawab kak Venny.
“Serius kak?!” ucapku.
“Serius, dik.” Ucap kak Venny.


Anggota putri mendapatkan kamar di Mess dengan kakak-kakak dari SMA Negeri 11, satu kamar ditempati oleh 28 orang. Lagi-lagi ada yang melihatnya tetapi bukan kami melainkan dua anggota dari kakak SMA Negeri 11 yang pergi ke toilet.
“tok.. tok.. tok.. tok.”
“Kenapa kalian ini?” tanya Kakak Pembina mereka.
“Kak!! Kami tidak jadi ke toilet. Ada hantu cewek di sana kak.” ucap mereka.
“Kalian ini sudah SMA tetapi masih seperti anak kecil. Apa kalian tidak malu dengan adik-adik SMP?” Kata kakak Pembina itu.


Seperti biasa pukul 04.00 pagi aku sudah terbangun ku lihat semua orang masih tertidur karena semuanya mengobrol sampai pukul 03.00. Tak lama Kak Intan juga bangun ternyata dia tidak tidur semalam. Padahal yang bisa melihat hal-hal aneh sudah diperintahkan untuk tidur duluan dan ku lihat semalam Kak Intan sudah tidur. Aku terkejut saat dia bercerita kepadaku tentang semalam.


“Kak Intan sudah bangun” tanyaku.
“Sudah dik. Oh ya, semalam dia ke sini dik.” Ucap Kak Intan.
“Dia siapa kak?” tanyaku.
“Cewek yang kemarin itu.” Jelas Kak Intan.
“Serius kak! ngapain itu cewek ke sini kak? Bukannya kak sudah tidur ya semalam?” tanyaku.
“Dia cuma ngelihat aja sepertinya ada yang dia cari, Kakak gak tidur semalam dan waktu dia datang Kakak tahu tetapi pura-pura tidur” jawab Kak Intan.
“Jam berapa kak? Apa waktu Kakak-Kakak SMA 11 sudah tidur?” tanyaku.
“Kakak gak lihat jam, yang pasti Kakak-Kakak SMA 11 masih ngobrol namun mereka gak ada yang tahu kalau semalam dia datang.” jelas Kak Intan.


“Tapi, kenapa dia ganggu kita selama di sini?” tanyaku.
“Itu karena dia marah tempat tinggalnya diganggu karena adanya perkemahan ini, lagi pula tadi siang waktu nabur garam, lemparan terakhir oleh Kak Agus dilemparkan tepat ke arah dia. Kemudian, saat Kak Agus bermain senter tembak sehabis api unggun tadi Kak Agus itu sengaja mengarahkan senter itu ke arahnya itu buat dia marah banget. Lalu saat di Aula Kak Agus diam dan wajahnya pucat itu karena dia diikuti oleh cewek itu dan cewek itu tepat berada di belakangnya.” Jelas Kak Intan.
“Berarti itu memang salah kita kak, karena Kak Agus sudah mengusik ketenangannya.” tanyaku.
“Ya, dik. Tidak perlu beritahu anggota lain ya? karena dia tidak mau diketahui orang banyak.” jawab Kak Intan.
“Ya, kak.” ucapku.


Tak terasa Sudah waktunya salat subuh, aku dan Kak Intan membangunkan semua anggota regu kami untuk salat subuh. Pagi hari, kami bersiap-siap pulang dan aku sangat mengingat detail sosok wanita yang diceritakan oleh Kak Intan tadi subuh. Setelah sarapan kami bermain-main dahulu dengan monyet yang ada di lokasi perkemahan. Pagi ini penuh dengan keceriaan. Lalu barulah kami pulang kembali ke SMP Negeri 29.


Cerpen Karangan: Nathalia R

Comments

Popular posts from this blog

The Painting of Destiny

"Are you sure of this, Navan?" The old pirate stared at King Mannas' chief merchant. However, his bright emerald green eyes sparkled with laughter. "The information came from Daoud, one of my former crew members, when I was ravaging the coastal villages of Vyrone." Navan smiled at the expression crossing Gerrod's face, whose family had fled from one of these villages. The Iron Falcon was a legend and parents had always used the threat of its crew and its flaming-haired captain to scare naughty children into sleeping and behaving differently. Gerrod quickly recovered and smiled. "Then he must be a man to be trusted, indeed." "Ah!" cried Navan. "Daoud will take the coin from the mouth of a dead man while it is still warm. I trust him only because he knows the fate of him who lies to me." I may have made him captain when I decided to infiltrate King Mannas' court, but he still knows who is in charge. "We must tell ...

Good Morning America is a popular

Good Morning America is a popular morning news show that airs on ABC. It has been a staple in American households since its debut in 1975. The show covers a wide range of topics including news, entertainment, lifestyle, and pop culture. With its team of talented hosts and reporters, Good Morning America provides its viewers with the latest updates on current events and trending stories. One of the things that sets Good Morning America apart from other morning shows is its lively and energetic atmosphere. The hosts, including Robin Roberts, George Stephanopoulos, Michael Strahan, and Lara Spencer, bring a sense of fun and camaraderie to the show. They engage with their audience and each other in a way that feels genuine and relatable. In addition to its engaging hosts, Good Morning America also features a variety of segments that cater to a diverse audience. From cooking demos and fashion tips to celebrity interviews and human interest stories, the show offers something for everyone. Wh...

The liz hatton

The liz hatton is a unique piece of headwear that has been gaining popularity in recent years. This hat is characterized by its wide brim and low crown, which gives it a distinctive and fashionable look. The liz hatton is often made of materials such as wool, felt, or straw, making it a versatile accessory that can be worn in various seasons. One of the key features of the liz hatton is its versatility. This hat can be dressed up or down, making it suitable for a range of occasions. Whether you're going for a casual look or a more formal outfit, the liz hatton can easily complement your ensemble. Additionally, the wide brim of the hat provides excellent sun protection, making it ideal for outdoor activities such as picnics or garden parties. In terms of style, the liz hatton can be compared to other types of hats such as the fedora or the boater. While these hats may have similar silhouettes, the liz hatton stands out for its unique shape and design. The low crown and wide brim of ...
  • Berusaha Hidup Saleh (2)

    Baca: Mazmur 37:18-20 "TUHAN mengetahui hari-hari orang yang saleh, dan milik pusaka mereka akan tetap selama-lamanya;" Mazmur 37:18 Untuk memiliki kehidupan saleh ada hal yang harus kita kembangkan. Kita harus meningkatkan kualitas diri setiap hari, sebab hidup saleh tidak terbentuk otomatis; ... Readmore

  • Berusaha Hidup Saleh

    Baca: 2 Petrus 1:3-5 "Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib." (2 Petrus 1:3) Kebanyakan orang beranggapan bahwa hidup saleh di masa ... Readmore

  • Humor Format Drive C

    Format Drive C Pada sebuah pameran akbar produk mutakhir komputer, sebuah perusahaan memperkenalkan software baru untuk speech recognition, yang memungkinkan perintah kepada komputer diberikan secara lisan tanpa melalui papan ketik yang merepotkan. Demonstrasi sudah akan segera dimulai, semua ora... Readmore

  • Cerpen Aku Hebat

    “Aku hebat,” kata ayah. Saat mengagumi fotoku yang terpampang di FB ku, terdapat foto keluarga serta anak asuh ayah. Semua kegiatan ayah, sengaja kusimpan di FB ku, agar aku mudah berkomunikasi dengan temen teman di SDN Sukamanah 1. Namaku Tubagus Zikri alias Sultan Mahmud Al Fatih, du... Readmore

  • Cerpen Coklat Misterius

      Namaku Rachell Victoria, aku punya seorang sahabat yang bernama Bryan Elmi Chandra. Dia baik, hari hariku selalu indah bersamanya. Saat kami berdua ingin masuk kelas, tiba tiba di atas mejaku ada coklat dan surat. "Hell, di atas meja kamu kok ada coklat sama surat? dari siapa tuh?" tanya Br... Readmore

  • Cerpen De Paradiso I’m On My Break Heart

    Hatiku terasa tak tenang, gundah kurasa. Setiap denyut jantungku berdetak aku semakin merasa tak tenang. Khawatir. Yah kurasa kurang lebih demikian. Selain itu aku diliputi ketakutan yang merasuki ujung jiwaku. Ketakutan akan kenyataan yang tak bisa ku terima. Haruskah aku berhenti di tengah perjala... Readmore

  • Menjadi Orang Jujur (2)

    Baca: Mazmur 50 "siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya." Mazmur (50:23b) Kebanyakan orang cenderung berani berdusta atau berkata tidak jujur karena mereka lebih memilih untuk takut kepada manusia, sekedar menyenangkan hati orang lain, daripada takut... Readmore

  • Cerpen Blood on Valentine’s Day

    The rain poured out unceasingly, thunders filled the atmosphere and lightning lit up the skies. The street looked empty, few passing cars broke the silent darkness. On the distance, traffic lights blinked dimly unable to cope with the falling rain. Water splashed over the sidewalk each time tires ra... Readmore

  • Cerpen Diam Kepedihan

    Kepalan tangan yang berisi permen kiss dengan kata I MISS YOU aku siapkan untuk dirinya yang sedang bercanda tawa dengan temannya, aku tersenyum dan aku berharap dengan jawaban dia untukku, aku berharap dia memiliki peerasaan yang sama denganku, ya meski aku sadar bahwa aku tidak pantas mengatak... Readmore

  • Cerpen Aku dan Sang ikhwan Misterius

    "Wah mbak, mbok yo diturunin to hargane.. moso' harga sekilonya empat ribu to.." protes salah seorang pembeli. "Yah.. bu' ini udah harga pasar, udah pas, ya nggak bisa ditawar lagi.." kataku pada pembeli tersebut. "Opo ndak bisa diturunin to hargane.. uang saya iku cuman segini to mbak.." rengek... Readmore