Skip to main content
Prolog:   Angin laut berbisik di telinga, membawa aroma garam dan kisah masa lalu.  Di pesisir utara Jawa, di tengah hiruk-pikuk kerajaan dan pergulatan budaya, hiduplah seorang wali yang namanya terukir abadi dalam sejarah: Sunan Kalijaga.  Bukan sekadar wali, ia adalah seniman, negarawan, dan juru dakwah ulung yang berhasil menyebarkan Islam di Tanah Jawa dengan cara yang unik dan penuh hikmah.  Novel ini akan menguak perjalanan hidup Sunan Kalijaga,  merangkai peristiwa-peristiwa penting,  dan  mengungkap  strategi dakwahnya yang jenius.   Bab 1:  Raden Said, Putra Seorang Adipati   Kisah dimulai di tengah kemegahan dan kemewahan Kesultanan Demak.  Raden Said,  putra seorang adipati,  hidup dalam lingkungan yang kaya akan seni dan budaya Jawa.  Namun,  di balik kemewahan itu,  ia merasakan gelisah batin.  Ia mencari makna hidup yang lebih dalam,  sesuatu yang melampaui batas-batas kesenanga...

Teke Teke (Hantu Penghuni Stasiun Kereta Api) (Part 2)


Spontan Kojima menutup telinganya dengan jari sambil menangis. Namun anehnya seolah hanya Kojima yang mendengar suara gaib itu. Michi yang duduk di sampingnya kaget dan khawatir melihat Kojima dan langsung memeluknya. Sepertinya Michi tahu apa yang terjadi. Sementara Hiraru yang duduk di jok seberang sana hanya melirik dengan tatapan penuh arti.


Mata Kojima seolah dipaksa untuk terbuka. Rasa ingin kencingnya semakin tak dapat ditahan lagi dan itu sangat mengganggu. Kojima terpaksa bangun dari tempat tidurnya dan menyalakan lampu. Diliriknya jam dinding yang ternyata masih menunjukkan pukul 01.00 dini hari.


Kojima berjalan sempoyongan menuju kamar mandi dengan mata setengah terbuka.


KREEETTT! Dibukanya pintu kamar mandi dengan perlahan. Tiba tiba mata Kojima dibulatkan. Hidungnya merasa mencium sesuatu dan itu tercium sangat amis seperti amis darah yang sudah busuk.


Kojima mengendus-endus sembari mencari-cari asal bau itu. Ia langsung berpikir bahwa ada tikus mati di kamar mandinya, namun tak kunjung ketemu. Rupanya bau itu menghilangkan rasa kantuk Kojima walau belum sempat cuci muka.


“Bau apa ya?” gumam Kojima semakin bingung.
Kojima terus mencari-cari asal bau itu sampai sampai ia lupa tujuannya ke kamar mandi untuk apa.


GUBRAK!!


Deg.


Kojima spontan menoleh dengan cepat ke arah suara itu. Nampak sebuah tulang penuh darah tergeletak di lantai kamar mandi. Seluruh tubuh dan jantung Kojima bergetar hebat sampai sampai ia tak mampu berteriak. Kojima bermaksud berlari, namun kakinya tergelincir dan terjatuh.


“Aaaaaaa!!” Kojima berteriak histeris sejadi-jadinya ketika menoleh ke belakang. Wujud itu kembali ia lihat. Wujud gadis dengan tubuh terbagi dua dan tangan menggenggam sebuah celurit bersimbah darah segar.


Michi berjalan lunglai sambil menundukkan kepala. Pikirannya melayang entah kemana. Tiba tiba seseorang menyapanya.


“Ohayou, Michi!” Rupanya Michi sudah kenal suara itu.
“Ohayou, Hiraru,” jawabnya malas tanpa menoleh orang yang menyapanya.
“Hei. Kau kenapa? Tak biasanya murung begitu. Kojima mana?”
“Justru itu. Aku sendiri tak tahu Kojima di mana. Mungkin hari ini dia tidak naik kereta.


“Kojimaaaa!” panggil seorang wanita paruh baya yang langsung masuk ke kamar anaknya itu.
“Kojima! Apa yang kau lakukan?” serunya kaget.


Kojima yang seharusnya berangkat sekolah malah mengemasi barang-barangnya kedalam koper sambil menangis.


“Kojima kau mau kemana?” Mama semakin panik dan bingung.
“Aku mau pulang ke Okinawa, Mah! Aku tidak mau mati..” jawabnya ngelantur seperti orang kehilangan akal sehat.
“Maksud kamu apa? Kita baru pindah.”
“Aku tidak mau bertemu hantu itu lagi!”
“Hantu? Hantu apa maksudmu?” Mama semakin cemas dengan jawaban anaknya yang semakin ngelantur.
“Ayo kita pulang! Jika kita terus di sini kita akan mati..” ucapnya terlihat serius dan menekankan.


Kojima berlari dan turun ke lantai satu sambil menarik dua buah koper besar. Satu koper berisi pakaiannya dan satu lagi berisi pakaian Mamanya.
“Kojimaaaa!!”
“Pokoknya kita harus pulang!”
“Baik, Kojima. Kita pulang!”
Langkah Kojima terhenti.


***


Okinawa, sebulan setelah kepulangan Kojima. Akhirnya Kojima dapat menghirup udara kebebasan. Dengan tangan terlentang dan mata terpejam, Kojima merasakan kesegaran udara sore dan suara aliran air yang deras. Rasanya tenang sekali berada di jembatan yang cukup rimbun dengan pohon sakura putih yang dari dulu menjadi tempat favoritnya ini. Tak ada sedikitpun gangguan.


“Kojima!”


Kojima celingukan merasa ada seseorang yang memanggil namanya.


“Kojima! Aku di sini!”
“Hiraru?” gumam Kojima dengan kening mengkerut. Sosok itu menghampirinya.
“Hiraru? Kau benar Hiraru?” tanya Kojima tak percaya.
“Iya, ini aku,” jawab pemuda manis itu dengan pipi merahnya.


“Bagaimana kau tahu tempatku?”
“Aku mencarimu, Kojima!” ucapnya seolah memaksakan diri mengucapkan kalimat itu.
“Michi mana?” tanya Kojima sambil celingukan melihat lihat ke belakang Hiraru.
“Michi pidah sekolah.”
“Kemana?”
“Paris.”


Ada perasaan sedih dalam hati Kojima mendengar berita kepindahan Michi.
“Tapi Michi merindukanmu.”
“Ng.. Lalu, mengapa kau mencariku?”


Sudah Hiraru duga, pertanyaan itu akan keluar.
“Aku… Rindu padamu!” jawabnya dengan suara bergetar. Gerogi.
“Eh?”
“Dan mulai sekarang aku tinggal di sini.” Entah mengapa, perasaan Kojima begitu senang mendengarnya.


“Ng.. Bagaimana keadaan kereta itu?”


Tiba tiba pertanyaan yang tadinya sama sekali tak ingin dibahas keluar dari mulutnya.


“Sudah saatnya aku jujur padamu. Sebenarnya hantu itu adalah kakak kandung Michi.”
“Makanya Michi tak takut,” sambungnya, “Michi tahu bahwa hantu itu tak akan menyakiti orang-orang yang ia sayang. Namun arwahnya akan terus penasaran dan membunuh orang lain sebelum ia menemukan pacarnya yang telah membuatnya mati.”
“Lalu, jika kau sudah tahu kereta itu angker, mengapa kau mau naik kereta itu?”
“Karena aku… menyukaimu!”


Tek Ke.. Tek Ke..
Tek Ke.. Tek Ke..
Tek Ke.. Tek Ke..


THE END


Cerpen Karangan: Dedeh Kurnia

Comments

  1. buy doxycycline onlineis an anti-microbial used to treat certain contaminations brought about by microorganisms. control skin breaks out. forestall specific sorts of jungle fever. These incorporate microorganisms and parasites that take up home inside our cells, making them difficult for most antibiotics to reach. This medication may darken the shade of your skin, nails, eyes, teeth, gums, or scars.

    ReplyDelete

Post a Comment

Informations From: Omnipotent

Popular posts from this blog

The Painting of Destiny

"Are you sure of this, Navan?" The old pirate stared at King Mannas' chief merchant. However, his bright emerald green eyes sparkled with laughter. "The information came from Daoud, one of my former crew members, when I was ravaging the coastal villages of Vyrone." Navan smiled at the expression crossing Gerrod's face, whose family had fled from one of these villages. The Iron Falcon was a legend and parents had always used the threat of its crew and its flaming-haired captain to scare naughty children into sleeping and behaving differently. Gerrod quickly recovered and smiled. "Then he must be a man to be trusted, indeed." "Ah!" cried Navan. "Daoud will take the coin from the mouth of a dead man while it is still warm. I trust him only because he knows the fate of him who lies to me." I may have made him captain when I decided to infiltrate King Mannas' court, but he still knows who is in charge. "We must tell ...

Good Morning America is a popular

Good Morning America is a popular morning news show that airs on ABC. It has been a staple in American households since its debut in 1975. The show covers a wide range of topics including news, entertainment, lifestyle, and pop culture. With its team of talented hosts and reporters, Good Morning America provides its viewers with the latest updates on current events and trending stories. One of the things that sets Good Morning America apart from other morning shows is its lively and energetic atmosphere. The hosts, including Robin Roberts, George Stephanopoulos, Michael Strahan, and Lara Spencer, bring a sense of fun and camaraderie to the show. They engage with their audience and each other in a way that feels genuine and relatable. In addition to its engaging hosts, Good Morning America also features a variety of segments that cater to a diverse audience. From cooking demos and fashion tips to celebrity interviews and human interest stories, the show offers something for everyone. Wh...

Tingkatkan Kecepatan Situs Web Anda: Teknik Pengoptimalan Front-End Tingkat Lanjut

Jelajahi strategi lanjutan untuk meningkatkan kecepatan dan responsivitas situs web melalui teknik pengoptimalan kinerja front-end yang efektif. Teknik Lanjutan untuk Optimasi Kinerja Front-End Pengguna mengharapkan kepuasan instan dan situs web yang memuat lambat dapat berarti hilangnya konversi, pengunjung yang frustrasi, dan, pada akhirnya, dampak negatif pada keuntungan Anda. Di sinilah pengoptimalan kinerja front-end masuk. Dengan menerapkan teknik pengoptimalan lanjutan, Anda dapat meningkatkan kecepatan dan daya tanggap situs web Anda secara signifikan, menciptakan pengalaman pengguna yang mulus yang membuat pengunjung tetap terlibat. Mengapa Optimasi Kinerja Front-End Penting untuk Bisnis Anda? Pengoptimalan front-end lebih dari sekadar membuat situs web Anda dimuat lebih cepat. Ini tentang menciptakan fondasi untuk pengalaman pengguna yang positif. Inilah mengapa ini penting untuk bisnis Anda: Peningkatan Peringkat Mesin Pencari: Mesin pencari seperti Google mem...