Berpuasa: Melepas Belenggu Dosa

Baca: Yesaya 58:1-12

"Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi." (Yesaya 58:4)

Tuhan tidak pernah melihat cara berpuasa secara lahiriah, yang Ia perhatikan adalah hati. Puasa seseorang akan menjadi sia-sia jika tidak disertai dengan sikap hati yang benar, atau tetap melakukan perbuatan dosa (terbelenggu dosa). Adalah penting sekali kita menyediakan waktu secara khusus untuk berdoa dan berpuasa supaya dengan pertolongan Roh Kudus kita dilepaskan dari roh-roh jahat yang selama ini membelenggu hidup kita: roh percabulan, roh kesombongan, roh iri dengki, roh amarah, roh sulit mengampuni dan sebagainya. Puasa jenis ini adalah bentuk pertobatan secara pribadi!

Secara terperinci, jujur dan terbuka kita mengakui segala dosa dan kesalahan di hadapan Tuhan. Jangan pernah menyembunyikan dosa sekecil apa pun, sebab "...tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab." (Ibrani 4:13). Dosa harus benar-benar dibereskan di hadapan Tuhan secara tuntas, jika tidak, pertumbuhan rohani kita tidak akan pernah maksimal dan berkat-berkat Tuhan pun akan menjadi terhalang. Karena itu kita harus menjadi orang Kristen yang benar-benar merdeka, terbebas dari segala belenggu dosa dan kuk. Tuhan berkata, "Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk," (Yesaya 58:6).

Kesalahan yang sering dilakukan ketika sedang berpuasa yaitu berpuasa tanpa disertai pertobatan. Puasa model demikian tak lebih dari sekedar rutinitas dan hanya akan menyiksa badan tanpa membawa hasil, karena "...suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi." (ayat nas), doa kita tidak akan didengar Tuhan. Berpuasa yang benar adalah belajar menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Menyalibkan kedagingan itu memang sakit, tetapi buahnya kelak pasti manis.

Puasa yang benar adalah puasa yang disertai dengan pertobatan, olehnya kita dibebaskan dari belenggu dosa dan menjadi seorang yang lebih dari pemenang!

No comments:

Post a Comment

Informations From: Omnipoten

Featured post

Melihat Melalui Mata yang Berbeda

Melihat Melalui Mata yang Berbeda Aku melihat melalui matamu. Dan ketika saya melakukannya, dunia semuanya biru, ungu dan hijau. Warnanya s...