Cerpen SenyumMu Masih Bisa Ku Lihat


     Zhena dan yongki adalah teman dari kecil, rumah mereka bersebelahan dan mereka dilahirkan pada hari yang sama juga. Sejak mamanya meninggal dan papanya menikah lagi Zhena dititipkan pada mama Yongki yang juga sahabat mama Zhena untuk menjaga dan mendidik Zhena.

     Saat itu Zhena berusia 6 tahun, dia harus kehilangan kasih sayang ibu dan ayahnya yang memang tidak menyayanginya setelah ia tergoda dan berselingkuh dengan seorang janda. Hal itu yang membuat mama Zhena kaget dan akhirnya meninggal karena serangan jantung. Namun Zhena juga tidak kekurangan kasih sayang karena mama papa Yongki juga sangat menyayangi Zhena seperti mereka menyayangi Yongki.

     Suatu hari saat itu Zhena sedang duduk melamun didepan rumah. Dia mengingat semua kenangan bersama mamanya, saat bercanda bersama, bermain bersama, dan melewati hari-hari indah bersama. Zhena tersenyum melihat semua itu, namun senyuman itu berubah menjadi raut wajah yang sedih, karena ia juga harus mengingat kenangan terburuk karena melihat sosok mama yang sangat dicintainya meninggal didepannya. Air matanya sulit untuk terbendung dan terus menetes. Dalam hatinya ia sangat sedih dan kecewa karena ia tidak bisa menjaga mamaya seperti yang pernah ia katakan pada mamanya.

" Zhena janji akan jaga mama, dan akan menghapus air mata yang keluar dari mata mama " kata Zhena saat ia berusaha menenangkan mamanya yang sedang sedih. Zhena tertunduk lesu, seakan ia tidak bisa lagi melanjutkan hidupnya saat ia mengingat mamanya. Dari jauh Yongki memperhatikan Zhena yang tertunduk didepan rumah dan begegas untuk menghampiri karena ia tau Zhena sedang sedih mengingat mamanya.
" Dooorr...!!! Zhena lagi ngapain?? "
Namun Zhena tidak merespon yongki sedikitpun. Yongki berusaha membuat Zhena tersenyum kembali.
" Zhena, main yuk, main sepedah-sepedahan, atau makan ice cream, mama baru beli looh.. " hibur Yongki
Namun tetap saja Zhena diam. Yongki bingung cara papa lagi agar Zhena bisa melupakan kesedihannya, lalu ia memanggilkan mamanya untuk berusaha menghibur Zhena dan mengembalikan senyum Zhena yang diam-diam selama ini dikagumi Yongki. Mama Yongki pun datang dan membujuk Zhena agar ia tidak bersedih lagi.
" Zhena, kamu kenapa sayang? "
Zhena hanya diam saja.
" Kamu nggak boleh kayak gitu sayang, kalau mama kamu lihat, mama kamu bakal sedih Zhena.. "
" Zhena kangen sama mama, Zhena ingin ketemu mama.. "
" Kalau kamu kangen sama mama kamu, kamu bisa bilang sama tante, nanti kita sama-sama nengokin mama kamu " kata mama Yongki
berusaha menenangkan Zhena dan berniat mengajak Zhena ke makan mamanya.

     Setelah sampai dimakan mamanya, Zhena langsung duduk bersimpuh dan memeluk nisan mamanya. Seakan ia tidak ingin melepasnya. Terlintas diingatannya saat ia masih bisa memeluk mamanya, hatinya sangat hancur, dalam usia yang seharusnya masih dalam kasih sayang kedua orang tuanya, namun ini berbeda, Zhena harus menerima kenyataan yang terjadi pada dirinya

      Angin berhembus kencang, menyebabkan daun pohon kamboja itu jatuh mengotori tempat persemayaman seorang wanita yang 15 tahun telah menempati dan menjadikannya tempat peristirahatan terakhirnya. Sosok gadis berusia 20 tahun duduk disamping gundukan tanah merah yang penuh dengan daun pohon kamboja. Tangannya yang halus mengambil dan membersihkan daun-daun yang jatuh diatasnya, dengan sesekali tangannya mengelus batu yang bertuliskan nama seorang wanita yang sangat dicintainya. Matanya yang mulai penuh dengan air mata itu tidak lagi bisa membendung kesedihannya. Zhena, seorang gadis kecil yang ditinggal kedua orangtuanya 15 tahun lalu, kini tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik, yang tegar menghadapi kenyataan terpahit dihidupnya. Ia tidak menyangka kalau ia bisa melewati semua yang terjadi padanya. Dengan air mata yang menetes dipipi merahnya, sesekali mulutnya tersenyum saat ia menatap dalam sebuah batu yang bertuliskan "Santi Natasia" namun lama kelamaan senyuman itu terasa sakit saat ia harus mengingat peristiwa 15 tahun lalu, saat ia berusia 6 tahun, saat ia melihat papa dan mamanya bertengkar, saat ia melihat mamanya jatuh dengan nyawa yang keluar dari tubuhnya, saat ia juga harus melihat mamanya dipakaikan kain putih ditubuhnya dan dimasukkan kesuatu te pat yang akan tertutup rapat oleh tanah. Saat itu juga ia harus kehilanagan seseorang yang berharga dihidupnya. Disela-sela isakan tangisnya ia berkata.

" Lihat ma, Zhena udah besar, Zhena udah kuliah ma.. Zhena berhasil menjadi apa yang mama mau, Zhena berhasil menjadi anak yang mandiri, yang tegar dan tabah ma.., mama pasti senang lihat Zhena yang sekarang.. "
" Mama kamu pasti bangga punya anak sepertimu Zhen. " tiba-tiba suara
Itu terdengar dibelakang Zhena.
Teman Zhena dari kecil yang selama 15 tahun mengagumi dan tidak ingin melihat Zhena bersedih, ia rela melakukan apa saja asalkan Zhena bahagia. Ia duduk disebelah Zhena, merangkul dan menenangkan Zhena.
" Ma, Zhena beruntung banget ma, ada tante Dini, om doni dan Yongki yang sayang sama Zhena, mereka segalanya bagi Zhena ma. " katanya
dengan kepalanya disandarkan ke batu nisan mamanya.
" Tapi mama nggak usah khawatir, mama tetap segalanya buat Zhena. " imbuhnya dengan tersenyum.
Berjam-jam Zhena berada ditempat itu. Waktu kini menunjukkan pukul 2 siang. Cuaca hari ini tidak secerah kemarin, dari tadi awan hitam itu menyelimuti langit yang seharusnya berwarna biru.

      Gerimis mulai mengguyur pemakaman itu. Zhena dan Yongki bergegas untuk eninggalkan tempat itu sebelum gerimis menjadi hujan yang lebat. Ditengah perjalanan menuju mobil Zhena dan Yongki bertemu dengan seorang laki-laki yang duduk bersandar dibawah pohon pinggir jalan pemakaman itu. Saat Zhena memandangnya , seakan Zhena tidak tega dan ingin menghampirinya, namun ia merasa tidak enak dengan Yongki, kepalanya yang sering celengokan menoleh kebelakang untuk melihat laki-laki itu ternyata diketahui Yongki, Yongki pun tau maksud Zhena. Akhirnya Yongki mengajak Zhena untuk menghampiri laki-laki itu. Laki-laki itu terlihat sangat sedih dan sangat putus asa, entah apa penyebabnya.

" Mas, ngapain disitu? Udah mau hujan loooh.. " Zhena mulai menyapa laki-laki itu dan akhirnya mereka berkenalan. Dendy nama laki-laki itu.

     Beberapa bulan berlalu, hubungan Zhena dan Dendy sepertinya bertambah dekat, merka berdua pacaran. Kabar itu didengar Yongki, sebenarnya hati Yongki sakit mendengar kabar itu karena Yongki diam-diam menyukai Zhena, tapi Yongki berusaha menerima semua itu dengan ikhlas, karena baginya melihat Zhena bahagia itu sudah lebih dari cukup untuknya.

     Suatu malam Dendy berencana mengajak Zhena ke suatu tempat yang sudah dipersiapkannya. Waktu itu saat Dendy ingin menjemput Zhena, kejadian tragis menimpanya. Mobilnya menabrak pohon, saat ia berusaha menghindari seseorang yang tiba-tiba menyeberang ditengah jalan. Orang-orang disekitar kejadian mengerumuninya dan membawanya kerumah sakit. Dirumah perasaan Zhena sangat cemas, ia berusaha menelefon Dendy tapi tidak ada jawaban. Selang semenit setelah Zhena berusaha menghubungi Dendy, tiba-tiba handphonenya berbunyi, dia senag karena yang menelfon Dendy, tapi kebahagiaannya berubah menjadi kekecewaan, karena ternyata dia bukan Dendy. Sempat Zhena bingung, kenapa yang berbicara bukan Dendy?? Dendy dimana?? Pertanyaan itu mengiang difikirannya. Lebih kaget saat Zhena mendengar kabar kalau Dendy mengalami kecelakaan. Tanpa pikir panjang Zhena menyusul Dendy ke Rumah Sakit ditemani Yongki. Setelah sampai dirumah sakit Zhena cemas memikirkan keadaan Dendy. Air matanya terus mengalir dipipinya, hatinya sedih, ia merasa tidak mau kehilanagn oarang yang ia sayangi kedua kalinya. Yongki berusaha menenagkannya, diraihnya tubuh Zhena kedalam pelukan Yongki.

" Menangislah dipeukanku Zhena, luapkan semua apa yang kamu rasakan"
Setelah beberapa jam Zhena menunggu, dokter keluar UGD dan memberitahu keadaan Dendy.
" Dokter, gimana keadaan Dendy?? "
" Dendy bisa diselamatkan kan Dok?? "
" Alhamdulillah Dendy selamat.. "
Hati Zhena terasa lega mendengar pernyataan Dokter.
" Tapiii... " Dokter melanjtkan perkataannya.
" Tapi kenapa Dok?? " Zhena mulai cemas
" Dendy baik-baik saja kan Dok?? "
" Dendy selamat dari kecelakaan itu, tapi kamu minta maaf, kami tidak bisa
Menyelamatkan organ penting yang dimiliki Dendy. " tutur Dokter.
" Maksud Dokter ?? " Zhena semakin cemas dan fikirannya kembali kacau.
" Kornea mata Dendy rusak karena mengalami benturan hebat pada waktu
Kecelakaan. "
Zhena hanya diam mematung, hatinya terasa sakit mendengar kekasih yang sangat dicintainya tidak bisa melihat.

    1 minggu setelah kejadian itu Zhena kelihatan sanagt bersedih, sesekali ia menangis membayangkan mamanya meninggal dihadapannya, membayangkan kekasihnya tidak bisa melihat, hatinya benar-benar hancur. Dari jauh Yongki memperhatikan Zhena, ia tidak tega melihat keadaan Zhena. Yongki yang tidak pernah ingin melihat Zhena bersedih, tidak pernah ingin melihat air mata Zhena membasahi pipinya, Yongki yang selama ini mencintai Zhena dan hanya ingin melihat senyumnya.

     Yongki mendatangi dokter yang menangani Dendy, ia bermaksud untuk menolong Dendy agar Zhena bahagia. Dokter tidak bisa mengiyakan permintaan konyolnya itu, karena itu sangat membahayakan dirinya, namun Yongki tetap pada pendiriaannya, ia ingin mendonorkan matanya buat Dendy. Ia sudah siap dengan semua konsekuensinya, ia rela mati untuk melihat Zhena bisa tersenyum kembali dan akhirnya Dokterpun menyetujuinya.

" walaupun aku nanti harus mati, toh aku masih bisa melihat senyum Zhena dengan mataku yang ada pada Dendy. " pikirnya saat ia terbaring
ditempat operasi.
" Zhena, ini semua untuk kamu. " katanya dalam hati.
" Sudah siap Yongki? " tanya Dokter.
" Siap Dok, lakukan dengan baik untk Zhena ya Dok.. "
" Sebelum operasi dilakukan, ada yang mau disampaikan? "
" Saya mau sms Zhena bentar ya Dok?! "
" Silahkan.. "
Yongki mengambil handphonenya dan menulis sms untuk Zhena
"Zhena, jaga diri kamu baik-baik, tetaplah tersenyum, jangan menangis lagi. Aku sayang kamu.." kata-kata itu yang terakhir kali diucapkannya. Hingga sampai saatnya tiba, ia merasa waktunya sedah semakin dekat, pelan-pelan ia pejamkan matanya dan untuk selamanya.

" Ini siapa sih, malam-malam ada sms.. " ketika saat ingin membaca sms tersebut, tiba-tiba ada panggilan masuk dari dokter yang menangani Dendy. Dokter berkata ada kabar baik untukknya dan menyuruh datang ke Rumah Sakit. Setelah tiba dirumah sakit Dokter menyampaikan bahwa ada orang yang sangat baik yang mau mendonorkan matanya untuk Dendy. Zhena sangat bahagia melihat kekasihnya dapat melihat lagi. Ditengah senyumnya yang lebar itu tiba-tiba Zhena berfikir sejenak.

" Kamu kenapa sayang?? " tanya Dendy yang sedang melihat Zhena agak sedikit bingung.
" Yongki kemana, dari tadi pagi kok nggak kelihatan. " katanya sambil membuka sms yang tadi velum sempat dibacanya.
Kanget saat Zhena membaca sms dari Yongki, ia semakin bingung kenapa Yongki bilang seperti itu, ia juga bingung karena Dokter tidaj memberi tahunya siapa yang sudah mendonorkan matanya buat Dendy. Zhena pun bertanya kepada Dokter, dia ingin membalas kebaikan orang tersebut, namun Dokter tidak memberitahukannya, karena Yongki sudah meminta agar merahasiakannya.
" Ada apa ya,, rumah kok rame banget..?? " pikirnya saat ia melihat dirumahnya banyak sekalu orang berdatangan dengan memakai pakaian hitam-hitam. Zhena semakin curiga, dan langsung masuk kedalam rumah.

     Seperti guntur yang menyambar hatinya, bagaikan hujan pisau yang menghujam jantungnya. Ia tidak bisa berkata-kata, kakinya terasa berat untuk melangkah, hatinya terus berkata "Itu bukan Yongki" Zhena lari kedepan rumah, duduk ditempat biasanya ia merenung. Disitu ia muali berfikir, apakah Yongki yang mendonorkan matanya untuk Dendy?? Tapi kenapa Yongki melakukannya dan mengorbankan dirinya?? Zhena ingat dengan sms yang terakhir dikirim Yongki. "Zhena, jaga diri kamu baik-baik, tetaplah tersenyum, jangan menangis lagi. Aku sayang kamu.." Zhena mencermati tulisan itu dan mencari-cari arti tulisan itu.

     Tiba-tiba mama Yongki menghampiri Zhena, menenagkan Zhena, dan menceritakan semua pada Zhena. Zhena kaget dan hampir tak percaya Yongki melakukan semua itu untuknya. Zhena merasa bersalah kepada orangtua Yongki.

" Tante, maafin Zhena. Zhena yang udah bikin Yongki jadi kayak gini, tante boleh laporin Zhena ke kantor polisi.."
Namun tante Dini hanya tersenyum mendengar perkataan Zhena.
" Tante, Zhena udah terlalu banyak hutang budi sama tante, dan sekarang Zhena malah buat anak satu-satunya tante meninggal. Hukum Zhena tante... "
" Zhena, tante nggak marah sama kamu, Yongki begini bukan karena kamu, ini karena Yongki sayang sama kamu, Yongki ingin lihat kamu tersenyum.. "
" Tapi dengan dia mengorbankan diri?? "
" Dia bilang sama tante, walaupun dia meninggal, tapi dia masih bisa melihat senyummu Zhena, dia bahagia seperti itu.. "
Zhena terharu mendengar ucapan tante Dini, ternyata tanpa ia sadari sekama ini begitu besar sayang Yongki padanya hingga Yongki mengorbankan nyawa untuknya.

" Dooorr...!!! Zhena lagi ngapain?? "
" Zhena, main yuk, main sepedah-sepedahan, atau makan ice cream, mama baru beli looh.. "
" Mama kamu pasti bangga punya anak sepertimu Zhen. "
" Menangislah dipeukanku Zhena, luapkan semua apa yang kamu rasakan"
"Zhena, jaga diri kamu baik-baik, tetaplah tersenyum, jangan menangis lagi. Aku sayang kamu.."

     Zhena tersenyum mengingat semua itu. Mengingat perhatian yang diberikan Yongki padanya sampai akhir hayat Yongki. Dari belakang Dendy datang menyusul Zhena yang sedang melamun disebuah taman,
" Senyum-senyum sendiri, kayak orang gila tauu.. "
" Itu kan yang kamu ingin lihat matanya Yongki.. "
Mereka berdua tertawa lebar sambil berjalan bergandengan meninggalkan taman. Namun tiba-tiba ada seseorang yang menabrak Zhena, laki-laki berkacamata yang sepertinya Zhena mengenalnya.

" Cowok ituu..... "

The End

Penulis: Risty Cahya Yuantika


Cerpen Karena Kamu Pertama Kali



Menangis,
Dalam ringis,
Saat gerimis...

***

     Itu karenamu. Untuk pertama kalinya, aku mengagumi seseorang. Selama ini, yang kukagumi hanyalah para filosofi, ilmuwan, atau pun orang-orang luar biasa. Kemudian, kau datang. Mengganjal pikiran, mencuri perhatian. Kekagumanku padamu di luar dari ranah yang bisa kujelaskan. Rasanya agak, mmm... menggelitik. Membuatku begitu penasaran, begitu asam manis.

     Itu karenamu. Untuk pertama kalinya, aku bersikap salah tingkah. Setiap kali menghampirimu, atau bahkan hanya memandangimu, ada gemerisik perasaan gugup yang menghampiriku. Napasku seperti tercekat, di mana jantungku ingin meloncat keluar raga. Apa itu terdengar hiperbolis? Baiklah, mungkin memang iya. Tapi aku benar-benar merasakannya. Degup tak bisa kuhindari. Hanya saja, akan terlihat konyol jika aku dikalahkan gaya gravitasi bumi di hadapanmu. Jadi, kunikmati saja anomali tubuhku saat dekatmu. Membiarkannya melantunkan nadanya sendiri.

     Itu karenamu. Untuk pertama kalinya, aku terkesima oleh senyum yang tidak diperuntukkan bagiku. Semua orang tahu, kau bukan tipikal yang akan bisa akrab dengan orang yang baru saja kau kenal. Keramahanmu padaku hanyalah suatu sikap formalitas. Hanya menyapa dengan lengkung senyum tertarik tiga detik. Akh, juga ada dua lesung pipi di sudutnya, dalam sekali. Biarpun begitu, aku tahu kau cuma berbasa-basi dengan sikapmu yang seperti itu. Selebihnya, tertinggal sikap acuhmu. Bukan karena kau membenciku, tapi karena kau memang tidak terbiasa berlaku di luar "sikap formalitasmu". Tawamu, hanya untuk teman-temanmu saja.

      Itu karenamu. Untuk pertama kalinya, aku tak bisa mengenali diriku dengan baik. Kupikir, cukup dengan berusaha menjadi lebih baik, aku telah memenuhi kebutuhanku. Dan lagi-lagi, aku salah. Biarpun tak pernah bercengkrama secara pribadi denganmu, aku mempelajari banyak hal baru. Bukan mengenai apa yang menjadi tujuan, melainkan tentang bagaimana kita berproses mencapai tujuan itu. Layaknya sebuah keramik yang harus menahan serbuan panas untuk menjadi lebih kuat. Kau, dengan usaha kerasmu itu yang terkadang membuatmu harus jatuh sakit mengingatkanku untuk terus bersemangat menghadapi tantangan.

      Itu karenamu. Untuk pertama kalinya, aku merasa ada hal yang tak harus disampaikan. Mengagumimu dengan diam-diam, berhasil membuatku tersenyum geli. Kau pasti tak tahu. Aku selalu memperhatikanmu. Gayamu saat bersandar di dinding; dengan tangan yang dilipat di depan dada dan kaki yang saling menyilang. Aku tergila-gila pada detective style-mu itu. Oh ya, masih ada lagi. Sikap sombongmu karena menjaga jarak dariku, keseriusanmu pada setiap hal, kehebatanmu menendang bola, pembawaanmu yang sok misterius, kegemaranmu pada kimia. Semuanya tentang dirimu. Selalu mengingatkanku pada karakter manga kesukaanku, Shinichi Kudo. Kau benar-benar replikanya yang sempurna.

      Itu karenamu. Untuk pertama kalinya, aku menghela napas panjang. Saat kau berlalu begitu saja di hadapanku. Begitu saja. Seakan kehadiranku tak cukup untuk membuktikan keberadaanku padamu. Itu menyebalkan, sangat. Lebih menyebalkan lagi, aku tak bisa protes akan segala kelakuanmu itu. Yang bisa kulakukan hanya memandangi punggungmu saja. Berpikir betapa jauhnya jarak antara kita.

      Itu karenamu. Untuk pertama kalinya, aku begitu jenuh dengan persaingan. Aku lelah. Berusaha mengalahkanmu menjadi juara kelas. Kau rivalku, bukan? Tapi mengalah begitu saja, tanpa alasan jelas, akan terlihat aneh. Dan menurutku, masalah perasaan aneh padamu telah termasuk alasan yang tidak jelas. Memusingkan juga ternyata. Memiliki perasaan aneh yang malah membuatku semakin aneh. Benar-benar aneh pokoknya. Ya, apa boleh buat. Kelihatannya membiarkan keanehan ini mengalir satu-satunya cara untuk mengurangi kadar keanehan itu sendiri.

     Itu karenamu. Untuk pertama kalinya, aku menikmati senandung yang ditorehkan alam. Mengintegralkannya ke bentuk yang lebih parsial. Memahami setiap pecahan romantismenya. Akan terdengar begitu puitis jika kudeskripsikan secara panjang kali lebar kali tinggi. Begitu bervolumenya hingga aku tak bisa menentukan bagian mana yang akan kubahas lebih dahulu. Jadi izinkan saja kusimpan keindahan senandung itu untuk diriku sendiri. Sebait sonata darimu, yang tak pernah tersenandungkan olehmu.

Itu karenamu. Untuk pertama kalinya, aku...
Untuk pertama kalinya, aku...
Bisakah kudefinisikan perasaan ini dengan sebuah kata yang lebih mudah? Tunggu dulu! Bukankah definisi hanya untuk membatasi ruang lingkup dari apa yang didefinisikannya? Padahal perasaan yang seperti ini seharusnya tidak memiliki batas, kan?
Akh, malah terlihat merumitkan!
Lagipula, belum saatnya aku mengakui perasaan ini.

***

Itu karenamu.
Untuk pertama kalinya.
Aku, sepertinya begitu menyukaimu...

***

"Gerimis, ya?"
Ada lengkung-lengkung perak yang menggantung di batas langit. Berombak dalam rintihan. Namun, muatan hidrogen di sana belum mau meretas. Menahan tangis kumulus yang seharusnya menetes.
Kuhela napas panjang. Membiarkan paru-paruku dipenuhi kelembaban udara. Dingin, tapi aku sudah mati rasa. Sakit.

      Mungkin memang seharusnya aku berdiri dalam lingkaran amanku saja. Di mana setiap kesal, jengkel, marah, sakit, dan kekaguman hanya kubelenggu dalam ekspresi kata. Menciptakan duniaku di tempat berbeda dari tempatku berpijak sekarang. Seharusnya kusimpan saja perasaan ini. Atau, tak seharusnya kubiarkan rasa itu menggerogotiku perlahan.
Punggungmu yang berlalu begitu saja. Tawamu yang kupandangi dari balik jendela kelas. Detective style-mu yang menyeruakkan aura misterius.

Aku terjebak di sana.
Aku benar-benar terjebak. Lebih parahnya lagi, aku tersesat. Seperti bunga matahari yang mengira bisa menggapai surya karena setia mengaguminya.
Dan, aku kembali pada identitasku. Ke dunia akrasa, ke tempat pelarianku. Berdiri dalam kesendirian, ditemani kesemuan. Kedengarannya memang sangat sadis. Tapi...
Tapi lebih menyakitkan mengetahui kau masih menyimpan perasaan lain yang lebih dalam, yang lebih tulus pada gadis masa lalumu.
Bukan padaku.

***

Itu karenamu.
Untuk pertama kalinya.
Aku ingin menyimpan seruat perasaan ini.
Bukan lagi tertuju padamu.
Sayounara, daisuki na hito*...

***

Menangis,
Dalam ringis,
Saat gerimis...

Hanya untukmu, kubiarkan hatiku terluka,
Hanya untukmu, kubiarkan diriku menduka,
Hanya untukmu, kubiarkan semua kehilangan peka...

Tapi, maaf,
Aku tak bisa sakit lebih dari ini...

~~~karenamu, pertama kali~~~

Footnote:
*Selamat tinggal, orang yang sangat kusukai

Penulis: mapletea.hime


Humor Cerita Lucu Di Toilet

Cerita Lucu Di Toilet

Seseorang yang sedang berada dalam toilet tiba-tiba merasa risih karena seorang yang sedang memakai toilet di sebelahnya bertanya,
" Hai kamu lagi ngapain?" Sebenarnya dia merasa sangat tidak enak diajak ngobrol ketika sedang membuang hajat, tetapi demi kesopanan dia menjawab,
" Saya lagi sibuk nih." Tapi rupanya orang yang di sebelahnya itu masih betah ngobrol,

" Saya boleh datang ke tempatmu ga?" Dia merasa sangat risih, tapi tetap dengan alasan demi kesopanan dia menjawab, " Wah kayaknya tidak bisa ya, saya benar-benar sedang sibuk nih." Lalu dia mendengar tetangganya berkata lagi,
" Saya akan menelponmu lagi nanti ya, ada orang idiot di toilet sebelah yang terus menjawab setiap pertanyaanku."

Salah Alamat

Alkisah ada Mr.Smith seorang pengusaha yang kaya raya. Ia sedang menikmati masa liburan musim panasnya dan pergi ke California. Ia pergi sendiri berlibur sementara isrinya akan berangkat menyusulnya 3 hari kemudian.

Sesampainya disana dia ingin mengirimkan surat kepada istrinya, tetapi ia lupa alamat rumahnya(maklum orang sibuk). Ia pun nekat menulis alamatnya seingatnya saja. Tetapi awal musibah terjadi disini.

Surat pun ia langsung kirimkan dan ternyata surat itu sampai ke tetangga di sebelah rumahnya yang sedang dirundung duka karena tuan pemilik rumah itu baru saja meninggal dunia.

Surat Mr.Smith pun dibaca oleh istri Almarhum. Begitu selesai membaca ia pun berteriak dan kemudian pingsan. Orang2 heran apa yang sedang terjadi???

Lalu mereka pun menemukan sepucuk surat yang berisi :

"Hallo sayang apa kabar? Aku sudah sampai disini. Segalanya telah dipersiapkan disini untuk menyambutmu besok. Ahh... sayang disini panas sekali..."

Dua Pemabuk

Dua orang pemabuk sedang minum-minuman disebuah bar. Ada seekor anjing yang duduk saja dilantai sembari memperhatikan orang-orang disana.
Tiba-tiba anjing itu berdiri dan mendekati bartender lalu berkata, "Okay, saya musti pergi sekarang. Sampai nanti."
Pemabuk pertama berkata kepada temannya, "Hei...kau dengar itu, anjing itu bisa bicara"
Temannya menjawab, "Ah..ngaco kamu...kamu mabuk berat..mana mungkin anjing bisa bicara."
"Tapi aku dengar anjing itu berkata kepada bartender itu..."
Si pemabuk kedua menjawab, " Iya...aku juga dengar...tapi itu bukan anjing tau...itu kucing yang coba-coba menirukan suara anjing..."

Menunggu

Jepri bergegas menaiki anak tangga apartemen menuju kelantai tiga dimana Sinta yang diincarnya tinggal. Dilantai dua, Jepri bertemu dengan adiknya Sinta.
Jefri : Hei, Lis, aku mau main kerumahmu, apakah kakakmu berharap aku datang ?
Elis : Ya.
Jefri : Syukurlah kalau gitu, tapi dari mana kamu tahu ia mengharapkan aku datang ?
Elis : Karena ia sengaja pergi keluar.
Jefri : ....*?*??!!!?*??

Humor Kisah Si Burki

Jangan Di Kasih Ayam

Pembeli: Bang, mie ayam satu tapi jangan dikasih ayam.
Penjual: Lho ini kan mie ayam, kenapa ngga mau dikasih ayam?
Pembeli: Kalo mie ayamnya dikasih ayam, sayanya mau makan apa?

Kok Belum Makan

Ibu: Nak, kok belum makan?
Anak: Ntar bu.
Ibu: Ntar kenapa?
Anak: Si doi belum SMS nyuruh makan.

Kisah Si Burik

Suatu hari si Burik mendapatkan SMS yang mengabarkan bahwa anak dan istrinya tewas. Ia sungguh bersedih dan tidak menerima keadaan.
Ia akhirnya ingin bunuh diri dengan melompat dari gedung setinggi 30 lantai.
Burik lupa bahwa dirinya adalah pelupa.
Ketika mencapai ketinggian 20 lantai, Burik ingat bahwa dirinya tidak punya anak.
Ketika mencapai ketinggian 10 lantai, Burik lupa bahwa dirinya tidak punya istri.
Dan Akhirnya Burik ......

Kumpulan Kata Galau Lucu

Jomblo galau, punya pacar galau, putus apalagi, kapan nggak galaunya?

Nggak perlu galau kalau belum punya pasangan. Mungkin belum waktunya.

Musim hujan ini pada galau karena jemuran nggak kering-kering.

Cewek kalo lagi galau mah uring-uringan, mojok di kamar, kalo capek lalu tidur.

"Galau banget nggak difollow Nabila JKT48" *lebay*

Masih kuliah galau nilai, giliran udah lulus galau nyari kerjaan, giliran udah kerja galau gajinya kurang mencukupi.

Jomblo bahagia lebih baik daripada yang pacaran tapi galau.

Galau itu manusiawi, tapi kalo galau melulu itu nggak baik.

Jangan sampai kegalauan malah mengakibatkan kegilaan.

Anda galau? Kepengen nggak merasakan galau? Tidur!

Orang galau minum tolak mantan.

Tak ada galau move on pun jadi.

Sedia galau sebelum putus :D

Karena galau setitik, rusak move on sebelanga.

Tenang saja mblo, nggak usah galau, kalau jodoh pasti bertemu.

Nggak usah galau kalau dikatain jelek, belum tentu penilaian orang itu salah.

Galau pasti berlalu.

Menyamar Jadi Polisi

Seorang polisi menangkap seorang preman yang menyamar jadi polisi gadungan. Polisi kemudian bertanya kepada preman tersebut," Mengapa kamu memakai seragam polisi?"

Sang preman dengan enteng menjawab," Loh, bapak saja yang polisi bisa menyamar dengan berpakaian preman, lalu mengapa preman tidak boleh menyamar jadi polisi?"

Cerpen 5 Sekawan

Pada suatu hari sedang diadakan ulangan semester. Mata pelajaran yang sedang diulangankan adalah pelajaran ilmu pengetahuan alam. Semua siswa kesulitan menjawab soal tersebut. Terlihat 5 sekawan sedang berdiskusi, mereka adalah Naura, Nana, Riska, Dewi dan icha. Riska dan dewi duduk di depan naura dan nana duduk di belakang dewi dan riska, sedangkan icha duduk sendiri di belakang nana dan riska. mereka pun mulai berdiskusi

Naura: “aduh susah banget soalnya, riska, kamu tau nggak jawaban nomor 3 dan 5″
riska: “nomor 3 A dan nomor 5 C”
nana: “ris, nomor 7 kamu tau nggak?”
riska: “aku belum jawab”
dewi: duh, soalnya susah sekali,”
nana: “iya”
naura: “cha, kamu sudah selesai ?”
icha: “belum lagi 3 nomor”
naura: “cha bagi jawaban donk, nomor 10 sampai 20″
icha: “nggak bisa”
nana: “emangnya napa cha kita kan sahabat, harus saling tolong menolong dong,”
icha: “tetap nggak bisa”
dewi: “emang napa cha kamu nggak mau ngasihin jawaban kamu”
icha: “iya aku tau kita sahabat harus saling tolong menolong tapi bukan kayak gini saling nyontek minta jawaban,”
naura: “ya udah cha kalau kamu nggak mau ngasih jawaban kamu ke kita, ya udah kita buka buku aja nyari sendiri”

Mereka pun membuka buku
nana: “udah dapat belum ra,”
naura: “udah nih, kalian dengerin yah nomer 10 a, 12 b, 13 d, 14 c, 15 a, 16 c, 17 b, 18 a, 19 d, 20 a”
karena terlalu keras, sehinggah bu guru mendengarnya
“kalian nyontek yah?”
Bu guru melihat ada buku di atas meja naura dan mendengar kunci jawaban
“karena kalian berempat telah menyontek ibu akan menghukum kalian berdiri di lapangan sampai jam istirahat selesai”

Mereka pun dihukum berjemur di lapangan sampai jam istirahat selesai sedangkan icha mengerjakan soal tersebut dengan sendirinya dan menyelesaikannya
naura: “aku menyesal tidak mendengarkan perkataan icha tadi”
dewi: “iya aku juga”

Bel pun berbunyi tanda telah waktunya istirahat icha pun datang berdiri bersama ke 4 orang temannya
naura: “kenapa kamu ada di sini bukanyanya kamu tidak dihukum, memangnya kamu nggak istirahat”
icha: “aku memang nggak dihukum aku disini berdiri ingin bersama kalian dan merasakan kebersamaan”
nana: “cha aku minta maaf yah nggak dengerin kamu”
naura: “aku juga minta maaf yah”
icha: “iya nggak apa kok tapi nanti kalian jangan mengulanginya lagi yah”
dewi: “iya kok cha kami nggak ngulanginya lagi”
riska: “iya cha”
mereka pun berpelukan…

Cerpen Karangan: Ghina Fikriyah Nur Ilmi

5 Sahabat Berpetualang Ke Hutan Flora

Aku bernama Lisa aku mempunyai 4 sahabat yang bernama Nadia, Yusti, Nayla dan Tyas. Kami berkumpul di rumah pohon rahasia kami.

“eh teman-teman yuk kita berpetualang ke hutan Flora?” ajak Tyas.
“ya mumpung besok libur…” jawab Yusti.
“untuk tidurnya gimana aku nggak punya tenda nih…” ucap Nadia.
“aku ada 2 di rumah..” kata Nayla.
“ya sudah besok kita ke hutan Flora.” tambah Nayla.
“jangan lupa nanti bawa peralatan-peralatan ya.. besok kita berkumpul di sini ya..” kata Lisa.
“iyaaa…”
“aku pulang ya”
“yaa kami juga mau pulang dadaaa…”

“Ma aku pulang, assalamualaikum..”
“walaikumsalam..”
“Ma boleh enggak besok ke hutan flora bareng temen-temen?”
“boleh kok tapi hati -hati ya!”
“ya, Ma”

Keesokannyaa.
“hai teman-teman mana Tyas?”
“belom datenglah”
“maksudku lagi ngapain?”
“ya nggak tahulah!”

“kamu bawa apa yus?” tanya Lisa.
“aku bawa bahan-bahan untuk dimakan”
“kalau kamu Nad?”
“bawa alat-alat mandi.”
“kamu Nay? alat-alat tidur. Tuh Tyas lama banget yas!”
“maaf ya..”
“ya.. bawa apa yas?”
“pakaian sama Mba Lala biar aman tunggu, apa lagi yoo kita berangkat yu!”

Setelah sampai mereka memilih tempat yang ada sungainya kata Mba Lala kalau sudah sampai langsung diriin tenda biar nggak keburu magrib. Setelah diriin tenda kami mencari kayu bakar dan mandi. Dan kami memasak mie instan.
“Mmm.. enak ya?”
“iya..”

Kami pun tidur. Saat paginya kami bangun dibangunin Mba Lala dan salat subuh bersama. Setelah salat kami mandi makan dan pulang.

TAMAT

Cerpen Karangan: Nadia El-Haq Ansori
Nama Nadia El-Haq Ansori. Kelas dua SDN Wates Lampung Tengah.

Mencari Tuhan Di Waktu Pagi

BacaMazmur 5

"TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu." (Mazmur 5:4)

Sudahkah kita mengucap syukur kepada Tuhan atas berkat, kasih, pemeliharaan dan perlindungan-Nya yang sempurna? Pagi merupakan awal hari dan jika kita mengawali hari dengan benar, dengan mencari wajah Tuhan dan bersekutu dengan-Nya sebelum memulai segala sesuatunya, kita akan mengalami sukacita, pertolongan, mujizat dan kekuatan dari Tuhan sepanjang hari. Pagi hari bisa diibaratkan sebuah fondasi bangunan; jika kita memulai dengan fondasi yang benar maka bangunan itu akan tetap tegak berdiri dan kokoh, meskipun ada hujan badai.

Demikian juga dalam kehidupan ini. Jika kita mengawali setiap hari bersama Tuhan, mencari wajah-Nya, mencari kehendak-Nya dan membangun persekutuan yang karib dengan Dia, apa pun tantangan yang datang, seberat apa pun situasi yang kita hadapi, kita pasti sanggup mengatasinya karena Tuhan beserta kita. Inilah yang dilakukan Daud yaitu mencari Tuhan setiap pagi sebagai pertanda bahwa ia mengutamakan Tuhan dan menjadikan Dia prioritas dalam hidupnya.

Selain berdoa Daud juga tidak lupa mempersembahkan puji-pujian bagi Tuhan. "...pada waktu pagi aku mau bersorak-sorai karena kasih setia-Mu; sebab Engkau telah menjadi kota bentengku, tempat pelarianku pada waktu kesesakanku." (Mazmur 59:17). Itulah sebabnya Daud dikenal sebagai orang yang berkenan di hati Tuhan. "Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku." (Kisah 13:22b).

Ada banyak orang Kristen yang ketika bangun pagi bukannya pertama-tama mencari Tuhan atau berdoa, tetapi kopi hangat, smartphone atau mencari-cari program menarik di televisi. Bila Saudara rindu mengalami terobosan dalam hidup ini jadikanlah doa sebagai kunci pembuka hari. Awalilah hari-hari Saudara dengan membangun persekutuan dengan Tuhan.

Yesus memberi resep keberhasilan hidup: "carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:33)

Berkat Tuhan Adalah Pasti

Baca: Mazmur 115

"memberkati orang-orang yang takut akan TUHAN, baik yang kecil maupun yang besar." (Mazmur 115:13)

Berkat adalah topik yang paling menarik dan selalu punya pusat perhatian bagi orang Kristen. Siapa pun tidak ada yang akan menolak berkat dari Tuhan karena berkat adalah sesuatu yang selalu ditunggu-tunggu dan diharapkan. Bagi orang percaya berkat Tuhan adalah sesuatu yang pasti.

Untuk mengalami berkat Tuhan pemazmur memberikan kuncinya yaitu takut akan Tuhan. Berbicara tentang berkat bukan berarti mengiring Tuhan akan terbebas dari masalah dan persoalan; bukan berarti di depan kita tidak akan ada tantangan; bukan berarti kita akan melihat langit selalu biru. Inilah yang tidak dipahami oleh banyak orang Kristen. Kita hanya menuntut berkat tetapi tidak mau mengikuti jalan Tuhan, padahal "Segala jalan TUHAN adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya." (Mazmur 25:10).

Berkat Tuhan adalah pasti bagi orang yang takut akan Dia. Berkat Tuhan juga pasti bagi orang yang mau melakukan sesuatu bagi Tuhan atau bekerja bagi Dia. "supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa." (Mazmur 67:3). Mengapa kita harus bekerja? "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga." (Yohanes 5:17). Jika Bapa dan Tuhan Yesus saja bekerja sampai sekarang, masakan kita hanya berpangku tangan dan bermalas-malasan? "Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya." (Eesus 2:10).

Orang yang takut akan Tuhan adalah orang yang mau berjalan dalam tuntunan Tuhan. Artinya memiliki keberanian untuk tunduk sepenuhnya kepada kehendak Tuhan, apa pun keadaannya. Tuhan Yesus tunduk sepenuhnya-Nya kepada kehendak Bapa sehingga Ia berkata: "...janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39).

Untuk menikmati berkat Tuhan tidak ada jalan lain, kita harus hidup takut akan Tuhan dan mengikuti jalan-Nya. "Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya TUHAN, tunjukkanlah itu kepadaku." (Mazmur 25:4.)

Siapa Menabur Siapa Menuai

Baca: 2 Korintus 9:6-15

"Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga." (2 Korintus 9:6)

Tak bisa dipungkiri bahwa dalam kehidupan ini berlaku hukum tabur-tuai: siapa yang menabur, dia yang akan menuai; apa yang ditabur itu juga yang akan dituai. Rasul Paulus memperingatkan, "Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu." (Galatia 6:7-8).

Bila kita menabur kebaikan kita pasti akan menuai kebaikan. Kalau kita menabur keburukan, maka hal-hal yang buruk pula yang akan kita tuai. Contoh konkret menabur adalah tindakan memberi: memberi persembahan untuk Tuhan maupun memberi sesuatu kepada orang lain. Dalam hal memberi sikap hati harus diperhatikan. Jangan sampai kita memberi semata-mata karena mengharapkan balasan atau imbalan.

Bagaimanapun juga tindakan memberi itu bagaikan menabur benih yang suatu saat nanti akan menghasilkan buah. Jadi tindakan memberi bukanlah tindakan sia-sia atau percuma, justru merupakan tindakan yang baik dan tepat. "Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman." (Galatia 6:9-10). Jangan pernah menunda-nunda waktu untuk berbuat baik. Biarlah kebaikan itu terus mengalir dari hari ke sehari, sehingga "...kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!" (Filipi 4:5).

Memberi harus dengan kerelaan hati: bukan berarti memberi dengan sesuka hati, tapi memberi sepantasnya sesuai dengan berkat Tuhan yang telah kita terima. Namun bukanlah hal yang mudah bagi orang yang hatinya melekat pada uang dan harta.

Buanglah sifat kikir, egois dan materialistis dalam diri kita, dan jadilah berkat bagi orang lain, karena apa yang kita tabur tidak akan pernah sia-sia!

Yohanes Markus : Bangkit Dari Kegagalan

Baca: 2 Timotius 4:9-18

"Jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari, karena pelayanannya penting bagiku." (2 Timotius 4:11b)

Meski sempat mundur dari pelayanan dan dinilai sebagai orang yang gagal dalam ujian kesetiaan, dan bahkan menjadi penyebab terjadinya perselisihan Paulus dan Barnabas, Yohanes Markus mampu bangkit dari kegagalannya. Dari mana kita mengetahui Yohanes Markus sudah tidak seperti dulu lagi? Dari pernyataan Paulus melalui suratnya kepada Timotius: "Jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari, karena pelayanannya penting bagiku." (ayat nas). Ini menunjukkan bahwa Yohanes Markus telah berubah dan berada di jalur yang benar yaitu melayani Tuhan dengan sungguh dan berani membayar harga! Jadi kisah perjalanan hidup Yohanes Markus tidak berakhir pada kegagalan dan kesalahan.

Siapa yang berperan penting dalam kebangkitan iman Yohanes Markus? Keluarganyalah yang sungguh berperan amat penting bagi pertumbuhan imannya. Beruntung sekali Yohanes Markus tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarga yang takut akan Tuhan. Apa buktinya? Rumahnya sering dijadikan tempat persekutuan doa sehingga banyak orang percaya berkumpul dan berdoa. "...pergilah ia (Petrus) ke rumah Maria, ibu Yohanes yang disebut juga Markus. Di situ banyak orang berkumpul dan berdoa." (Kisah 12:12).

Atmosfer sorgawi memenuhi rumah keluarganya, dan hal itu berdampak besar bagi pertumbuhan rohaninya. Tekadnya melayani Tuhan pun semakin berkobar-kobar, ketika mendengar kesaksian Petrus yang dibebaskan Tuhan dari penjara melalui pertolongan malaikat yang diutus langsung oleh Tuhan. Apa yang dialami oleh Petrus itu semakin meneguhkan iman Markus. Bahkan di dalam suratnya, secara khusus Petrus memanggil Markus sebagai anak rohaninya (baca 1 Petrus 5:13).

Selain itu Barnabas dan Paulus adalah dua pribadi yang punya andil besar dalam hidup Markus, sehingga ia mengalami titik balik dalam hidupnya. Dari merekalah Markus belajar bagaimana menjadi pelayan Tuhan yang penuh integritas; dan karena kasih karunia Tuhan semata Markus kembali beroleh kesempatan mengerjakan panggilan Tuhan.

"Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya." (Roma 8:30)

Humor Kata Lucu Gokil Dan Kocak

Kata Lucu Gokil Dan Kocak

Pacar itu ibarat BlackBerry. Gue nggak punya BlackBerry.

Saat pagi, kasur dan WC sama-sama berusaha merebut perhatian kita.

Wanita suka pria yang gendut, gendut rekeningnya.

HP idaman itu yang secanggih iPhone, awet seperti Nokia, seberagam Android, dan semurah Mito.

Semacet macetnya kemacetan, nggak bakalan macet kalo emang lagi nggak macet.

Kejebak hujan aja nggak enak, apalagi kejebak kenangan masa lalu.

Dalam setiap ujian, selalu ada saja soal yang nggak tau jawabannya apa.

Payung itu lebih keren ketimbang jas hujan. Kalo payung bisa dipake saat panas, tapi kalo jas hujan dipake saat panas, pikir-pikir deh.

Facebook-an berjam-jam kuat, baca buku baru sebentar udah ngantuk.

Yang namanya hidup, kadang benar, kadang salah, kadang benar-benar salah.

Jika kau merasa sulit dan berat tuk melepaskannya, makanlah makanan yang banyak mengandung serat.

Nggak usah bangga kalo hafal banyak lirik lagu, pas ujian juga nggak bakalan ditaya.

Pacaran itu seperti tabung gas, orang tahu kalo itu bahaya, tapi tetep aja laku, giliran 'kecelakaan', nyalahin rame-rame.

Nasib bola yang semalam diperebutkan gimana? Giliran udah selesai, malah dicampakkan begitu saja.

Kemungkinan akhir pacaran: 1. digantungin; 2. diselingkuhin; 3. diputusin; 4. dihamilin; 5. dinikahin. Jadi, kemungkinan pacaran diakhiri dengan happy ending itu cuma 1:5. #UdahPutusinAja

Mencela orang itu nggak baik, apalagi mencelakakan orang.

Cepet banget malem Minggu, perasaan baru kemarin malam Sabtu.

Kesel itu pas ujian jawaban yang udah diisi diganti. Abis ujian ternyata baru tau kalo jawaban awal yang bener.

Mungkin yang bikin utang gampang dilupain itu karena huruf T nya, coba kalo tanpa huruf T.

Cinta tidak memandang status, karena cinta tidak punya akun Facebook.

Bahagia itu pas katanya mau ulangan, tapi tiba-tiba gurunya nggak masuk.

Seenak-enaknya makanan, jauh lebih enak kalo dibayarin.

Sekolah itu tempat untuk mencari ilmu, bukan tempat cari jodoh.

Tidak semua yang enak bisa dijadikan hobi. Misalnya, hobi nikah.

IPK bagus bukan jaminan gampang dapet pekerjaan, apalagi IPK yang jelek.

Katanya motor bebek, giliran kena banjir kok nggak bisa berenang?

Kejahatan bukan diawali dengan niat, tapi huruf K.

Waktu yang pas untuk unfriend seseorang di FB adalah ketika foto profil dan namanya berubah jadi online shop.

Dalam pernikahan, hal-hal kecil terkadang menjadi masalah. Misalnya, pendapatan suami yang terlalu kecil.

Saya bukan pemalas, saya lagi sibuk mengubah oksigen menjadi karbondioksida.

Tidak Melihat Bapak

Suatu hari ada seorang pengendara yang melanggar lampu lalu lintas kemudian ada polisi yang menghentikannya.
Polisi: Apakah Sodara tidak melihat lampu merah?
Pengendara: Lihat Pak.
Polisi: Lantas mengapa Anda tidak berhenti?
Pengendara: Saya nggak lihat Bapak.

Beli Tiket

Andre: Maksudnya apaan tuh tukang periksa tiket, bikin sebel aja.
Sule: Emang kenapa Ndre?
Andre: Itu lho tadi, gue udah beli tiket mahal-mahal masa disobek gitu aja.

Mencari Burung

Suatu hari ada seorang anak yang hendak membeli burung. Saking lamanya memilih burung yang hendak dibeli, akhirnya penjaga toko pun menegurnya.
Penjaga Toko: Dek, dari tadi lama liatin burung ini itu, mau beli burung yang mana?
Anak: Bentar Pak, ini lagi nyari nggak ketemu-ketemu.
(30 menit kemudian)
Penjaga Toko: Emang mau beli burung apa?
Anak: Angry Bird sama Flappy Bird, Pak.

Pasien RSJ

Seorang pasien RSJ hendak memesan makanan di restoran.
Pasien: Mas, pesen nasi sama ayam, tapi entar ayamya dipisah ya.
Pelayan: Emnang kenapa kok mesti dipisah?
Pasien: Saya takut kalo nasinya dimakan sama ayamnya.

Cerita Kakek Waktu Muda

Suatu hari seorang cucu meminta kakeknya agar menceritakan pengalamannya ketika muda.
Cucu: Kek, cerita dong masa muda kakek.
Kakek: Iya deh, dulu waktu kakek masih muda, cuma bawa uang 10 perak ke supermarket sudah dapet daging, susu, gula. Pokoknya dapet banyak belanjaan.
Cucu: Wah asyik dong, kalo sekarang gimana kek?
Kakek: Kalo sekarang susah, soalnya banyak CCTV.

Keluhan Gaji

Karyawan: Bos, saya kan sudah kerja di sini 3 tahun, tapi gajinya masih Rp 750.000.
Bos: Kamu maunya gimana?
Karyawan: Saya mau gaji saya jutaan, Bos.
Bos: Ok, sekarang gaji kamu setengah juta.
Karyawan: Hore! Makasih ya Bos!

Humor Klinik Tong Fang

Jembatan Surga & Neraka

Ada Cerita Pada suatu hari disorga dan neraka ada yang bawa Handphone, jadi mereka cerita punya cerita ingin menyatukan sorga dan neraka dengan inisiatif membuat jembatan. Jadi dari sorga membuat jembatan sampai batas neraka, dan dari neraka buat jembatan sampai batas sorga nah nanti kan bisa saling kunjung mengunjungi begitu rencana nya.
Dan dimulailah rencana itu karena orang sorga rajin rajin PASTI mereka selesai duluan pikir orang neraka, berhari hari kerja kerja kerja dan sampailah enam bulan dan orang orang neraka selesai membuat jembatan sampai batas sorga.
Tapi orang neraka jadi kaget!!! lho??!! kemana nih orang sorga kok jembatan nya belum jadi ??!!! akhirnya ditelepon lah orang sorga " woi.. Bagaimana sih?? gua uda bangun jembatan sampai sini kok elu belum jadi seperti yang telah kita sepakati?
orang sorga nya ngomong " aduh.. maaf disini ngak ada KONTRAKTOR.?!
Akhirnya ribut mulut lah mereka ditelepon dan orang sorganya tersinggung karena omongan orang neraka pedes. trus orang sorga ngomong "lu jangan ngomong sembarangan ya..! nanti gua tuntut luh! Orang nerakanya juga ngak mau kalah ngomong , orang neraka trus ngomong " silahkan aja lu tuntut.. HAKIM, PENGACARA, JAKSA ada disini semuanya "!!???

Jam Di Surga

Di depan gerbang surga, banyak manusia yg mengantri untuk diadili oleh Tuhan, yg baik masuk surga, yg jahat masuk neraka.. sambil mengantri, manusia yg baru pertama kali ke depan gerbang surga itu pun takjub.. melihat banyak pemandangan yg luar biasa indahnya.. tapi perhatian mereka tertuju pada suatu hal yg menarik, di tembok gerbang surga terdapat JAM Dinding dan label negara-negara di dunia.
Tapi ada yg aneh dari jam tersebut, setiap negara mempunyai kecepatan putaran yg berbeda dengan jam negara lainnya
melihat hal yg unik itu, salah seorang dari mereka bertanya,
Orang Filipina : "Malaikat, knapa tuh kok jamnya beda-beda muternya?"
Malaikat : "Oh kecepatan putaran itu bedasarkan tingkat korupsi negara anda, semakin cepat berarti semakin besar tingkat korupsi di negara anda"
Orang Filipina : "Ooohhh begitu... (sambil berbisik ke yg lain) emang bener kata orang si Estrada korupnya gila gilaan.. tuh jam jadi bukti.."
Orang Thailand : "wah brengsek ! tnyata Somchai Wongsawat juga korupsi ! pantes negara gue miskin !"
Orang Singapore : "Hahahah jam negara gw Slow bgt... kebukti negara gw bersih dari yg namanya Korupsi... Buahahaha"... 
Orang Indonesia : (melihat sekeliling)
Orang Indonesia : (ga menemukan jam negaranya) lalu dia pun bertanya, "Malaikat, kenapa jam negara saya ga adaaaa ????"
Malaikat : "Maaf, anda dari negara mana?"
Orang Indonesia : "Indonesia"
Malaikat : "sebelumnya saya minta maaf atas ketidaksopanan ini, tapi Jam negara Anda, kami pakai di dapur sebagai kipas angin.."

Wulan dan Riyan. Mereka sudah saling kenal sejak sekolah dan bersahabat baik. Mereka telah menghabiskan banyak waktu bersama. Tetapi hubungan mereka tidak berkembang, hanya sebatas teman. Wulan sebenarnya memendam rasa cinta kepada Ryan, tapi terpaksa menyimpan rahasia kekagumannya karena tidak ingin persahabatannya terganggu.

Waktu terus berjalan. Riyan lulus SMA dan melanjutkan studinya ke Thailand. Sedangkan Wulan mendapatkan pekerjaan di

Jakarta. Meski berjauhan, mereka tetap berhubungan walau hanya melalui surat. Satu tahun mereka saling surat2an. Dan Wulan terus merindukan Riyan akan kembali.Hingga tiba-tiba, surat dari Riyan terhenti. Surat2 yang Wulan kirim tidak pernah ada balasan. Wulan bingung, merasa sangat kehilangan. Dimana Riyan? Apa yang terjadi? Kenapa begitu saja melupakanku? Banyak pertanyaan di benak Wulan.
Dua tahun berlalu, tapi Wulan masih berdoa dan berharap Riyan akan kembali atau setidaknya ingat dan mengiriminya surat. Doanya terkabul. Suatu sore, dia menerima surat dari Riyan:

Wulan Dan Ryan

"Wulan… Maaf lama tak mengabarimu. Aku bener2 kangen sama kamu. Dan dua hari lagi aku pulang ke Jakarta. Aku punya kejutan untukmu. Tunggu aku di bandara ya jam 7 malam. Aku ga sabar bertemu kamu. Peluk Rinduku untukmu Wulan…."
Wulan kaget sekaligus bahagia. Hatinya langsung berbunga-bunga. Peluk Rinduku untukmu, Wulan begitu gembira atas kata2 itu.

Ketika harinya tiba, Wulan menunggu dengan cemas. Di bandara dia mencari Riyan kesana kemari. Tapi belum ada Ryan.

Tak lama kemudian seorang wanita berpakaian ketat warna merah yg seksi menghampiri Wulan. Dia memperhatian Wulan cukup lama.
"Hai… Kamu Wulan kan?" tanyanya.
"Iya," Wulan mengangguk. "Kamu siapa?"
"Aku.. Aku seseorang yang mengenal Ryan..
"Oh ya? Ryannya mana?"
"Maaf, aku punya kabar buruk buatmu. Ryan tidak akan datang. Dia tidak akan pernah kembali lagi. Kamu sabar yah…" kata wanita itu pelan.

Wulan sangat terkejut. Wajahnya langsung pucat. Dia tidak percaya berita yg baru dia dengar itu. "Apa yang terjadi? Katakan padaku.." Wulan memohon.

Si wanita memandang lembut Wulan, lalu tertawa kemayu: "MHIHIHI… YA AMPYYUN WULAAAN. INI EIKEH, RIYAN. TAPI NAMA EIKE SEKARANG RIA. CUCOK GA SIH BO? MHIHI… EIKE CANTIK KAN SEKARANG? YEI SAMPAI GA NGENALIN EKE LAGI.. IHHH…SEBEL DWEH…
Wulan: *stroke*

Klinik Tong Fang

   1. Sudah 3 tahun saya terkena kencing manis. Setelah saya berobat ke klinik Tong Fang, kencing saya menjadi asin! terima kasih klinik tong fang.
   2. Sudah 3 tahun saya menderita sakit kepala sebelah. Setelah saya berobat ke klnik Tong Fang, kepala saya tinggal sebelah.
   3. Dulu saya sering gonta-ganti pacar. Setelah ke klinik Tongfang, saya jadi rajin gonta-ganti kelamin. Trims tongfeng
   4. Cucu saya alergi susu sapi. Setelah 3x berobat ke klinik Tongfeng, syukurlah, skrg dia rajin minum susu saya *expire*
   5. Dulu, pacar saya matanya suka jelalatan. Setelah konsul ke klinik tongfeng, kini matanya belekan. Trims tongfeng.
   6. Dulu, koruptor dihukum potong tangan. Setelah ke klinik tongfeng, skrg koruptor dihukum potong masa tahanan
   7. Dulu saya senang nonton motoGP. Tapi sejak berkunjung ke klinik Tong Feng, saya jadi kecanduan nonton 3gp.
   8. Teman saya kencing manis. Setelah 2x ke klinik tongfeng, jd kencing teh manis,. 3x berobat menjadi kencing es teh manis.
   9. Dulu saya suka mabok alkohol. Setelah ke klinik tongfeng, sy jd suka mabuk timah panas. Trims tongfeng
  10. Dulu saya banci. Stlh ke klinik tongfeng, akhirnya saya mempunyai suami. Trims tongfeng.
  11. Saya punya kebiasaan ngumpet dibalik pintu. Stlh ke klinik tongfeng, mereka mengirim sy kebalik jeruji. Trims tongfeng.
  12. Dulu saya sering kena setrap. Setelah ke klinik Tongfeng, sekarang sy sering kena setrum. Trims tongfeng.
  13. Saya sering telat datang ke sekolah. Setelah ke klinik tongfeng, saya jd telat dtg bulan. Trims tongfeng.
  14. Dulu, perut saya besar. Setelah konsul ke tongfeng, kini dada saya yg membesar. Trim's tongfeng
  15. Dulu mama minta pulsa. Setelah ke klinik tongfeng, syukurlah, skrg mama minta suami baru. Trims tongfeng.
  16. Dulu saya sering bolos psikotest di sekolah. Setelah ke klinik tongfeng, skrg saya menjadi psikopat.
  17. Saya sangat terobsesi dgn lagu2 Rumor. Setelah dirawat di klinik tongfeng, kini sy berubah jd butiran debu. Trims tongfeng
  18. Saya bekerja sbg tukang gali kubur. Setelah minum jamu dr klinik tongfeng, sekarang saya yg dikubur
  19. Di sekolah, sy kurang mahir berbahasa inggris. Setelah ke klinik tongfeng, sy jd mahir berbahasa binatang.
  20. Saya selalu lupa dimana sekolah saya. Saya ingin ke klinik tongfeng, tapi tidak tau alamatnya
  21. Dulu, guru saya sering tdk masuk kelas. Setelah ke klinik tongfeng, skrg beliau masuk surga. Trim's tongfeng
  22. Dulu saya sering terlambat ke sekolah. Setelah ke klinik tongfeng, skrg saya terlambat dapat jodoh
  23. Dulu, saya sgt malu maju ke depan kelas. Setelah ke klinik tongfeng, kini kemaluan sy sering maju ke depan
  24. Setiap ke sekolah, sy slalu lupa bawa buku. Stlh konsul ke klinik tongfeng, kini sy slalu lupa pake celana
  25. Dulu saya sgt menutup diri. Setelah berobat ke klinik tongfeng, kini sy menutup usia. Trims tongfeng
  26. Saya nakal, sampai2 org tua sy sering dipanggil ke sekolah. Setelah ke klinik tongfeng, sy dipanggil tuhan. Trims tongfeng
  27. Dulu sy sering dijewer guru. Stlh ke klinik tongfeng, sy tak pernah dijewer lg krn kuping sy dicopot
  28. Awalnya, saya rajin sekali ikut TAWURAN. Tp setelah berobat ke klinik tongfeng, kini saya rajin LULURAN. Trim's tongfeng
  29. Dulu, anak sy sering dihukum di depan kelas. Setelah ke klinik tongfeng, anak sy malah dihukum gantung. Trims tongfeng
  30. Dulu teman saya ga mau masuk ekskul. Setelah ke klinik Tongfeng, skrg dia ga mau sekolah. Trims Tongfeng
  31. Dulu saya susah tidur. Stlh berobat ke klinik tongfeng, sekarang sy gampang ditidurin. Trims tongfeng
  32. Dulu, saya lemah dalam matematika. Setelah konsul ke klinik tongfeng, kini saya lemah syahwat. Klinik tongfeng, efektif!
  33. Dulu saya takut kehilangan pacar. Stlh ke klinik tongfeng, pacar sy benar2 hilang. Trims TongFeng
  34. Dulu saya pernah DO dr kampus. Stlh minum jamu dr klinik tongfeng, alhamdulilah, skrg sy OD. Trim's tongfeng.
  35. Dulu saya sering terlambat sekolah. Stlh ke klinik tongfeng, alhamdulillah sy terlambat naik kelas. Trims tongfeng
  36. Dulu sy suka dikejar satpam krn kabur dr sekolah. Stlh ke klinik tongfeng, kini sy suka dikejar satpol PP *bencong*
  37. Saya dulu sering ketiduran di kelas. Stlh ke klinik Tongfeng, Alhamdulilah, seluruh kelas tidur semua.
  38. Dulu, saya sangat malas bergaul dgn teman2 sy. Stlh ke klinik tongfeng, syukurlah, sy jd rajin menggauli mereka. Trims tongfeng.
  39. Waktu SD saya sering boker di celana. Setelah ke klinik tongfeng, guru2 pun ikut boker di celana.
  40. Dulu saya slalu dijauhi teman2 sekolah. Tp setelah ke klinik tongfeng, skrg sy selalu dianiaya. Trims tongfeng
  41. Sudah 3 bulan anak saya menunggak SPP. Setelah ke klinik tongfeng, syukurlah, anak sy kini telat 3 bulan. Trims tongfeng
  42. Dulu saya sgt pemalu. Stelah ke klinik tongfeng & berobat 3x, skrg saya jd malu-maluin. Trims tongfeng
  43. Saya pernah tdk naik kelas. Setelah ke klinik tongfeng, alhamdulilah sy dikeluarin dr sekolah. Trim's tongfeng
  44. Dulu rapor saya selalu merah. Setelah ke klinik tongfeng, merah2nya pindah ke leher. Trim's tongfeng
  45. Dulu, saya pernah naksir kakak kelas yg cantik. Setelah ke klinik tongfeng, akhirnya sy naksir satpamnya jg. Trims tongfeng
  46. Dulu umur sy divonis tinggal 2 tahun karena penyakit. Setelah ke klinik tongfeng, sy malah divonis mati. Trims tongfeng
  47. dulu saya pernah diberi harapan palsu. Setelah saya ke klinik tongfeng, saya malah diberi janji palsu. #pfftt >,<
  48. dulu saya divonis kencing manis, semenjak ke klinik tong feng, kencing saya asseemm (>a/..<a/). Trims tong feng
  49. Dulu saya mengidap tumor otak. Setelah ke klinik tongfeng, otak sy diambil, lalu diganti dgn otak-otak. Trims tongfeng
  50. Dulu nama saya Frans. Setelah ke klinik TongFeng, nama saya jadi Fransisca. Trims Tongfeng
  51. Dulu saya menderita kencing batu. Stlh ke klinik tongfeng, kini saya jd boker batu. Yess!
  52. Dulu aku mengidap kencing manis. Stlh ke klinik tongfeng, skrg aku tak pernah kencing lagi
  53. Saya punya tahi lalat di pipi. Stlh ke klinik Tongfeng, tahi lalat sy berubah jd tahi kebo. Trims Tongfeng
  54. Dulu sy menderita gagal ginjal. Stlh ke klinik tongfeng, kini sy gagal hidup. Trims tongfeng
  55. Dulu sy mengidap tumor otak. Setelah ke klinik tongfeng, kini tumor sy hilang, beserta otaknya
  56. Saya perokok berat. Setelah ke klinik tongfeng, skrg saya lbh sering ngenyot menyan. Trim's tongfeng
  57. Saya tuyul pencuri uang warga. Setelah ke klinik tongfeng, sy berhenti nyolong duit mereka. Skrg sy nyolong duit rakyat
  58. Dulu saya jarang tertawa. Setelah baca tulisan Tongfeng ini, sekarang saya seperempat gila.
  59. Tadi pagi badan saya bau, setelah mandi badan saya jadi wangi, terimakasih klinik tong fang !
  60. Sudah Puluhan Tahun Sy Menjomblo, Tp Semenjak Saya Ke Klinik Tong Fang, Kini Sy Sudah Punya Pacar, Tp Sejenis Sama Sya




Cerpen Cinta Itu Pengakuan


       Aku tak pernah mengagumi atau mengidolakan siapapun dalam 15 tahun perjalanan hidupku. Bahkan ibupun aku tak tahu, tak pernah bertemu. Hhhhh entahlah. Aku bahkan pernah berfikir akan lebih baik bila aku tak pernah dan tak akan pernah bertemu seseorang yang seharusnya kupanggil ibu itu bila benar dulu ia membuangku.

"Ra tadi malem liat dramkor boys Before Flower ga?" tasya membuyarkan lamunanku.
"Iya liat dikit." Jawabku dingin.
"Sedih banget kan tuh pas si Pyo hilang ingatan, trus malah bareng ma cewek lain. Oooooohhhh ga kuat nih ceritainnya juga, meleleh deh entar ni air mata."
"....................." nocomment.
"Ya ampuuuun dah itu muka lempeeeeeng aja gitu? Emang udah mati rasa kali yah. Miris banget punya temen kaya gini Ya Allah!"
"Abisnyaaaa cerita, aktor, sama aktrisnya juga ga ada yang menarik tuh. Apalagi itu tuh yang aktor utamanya, yang rambutnya keriting sama kaya bibirnya. Hhhhh sumpah deh jiji banget."
"Dasar katro, itu namanya seksi tauuu."
"Seksi kok kaya gitu."
"Kamu ga bakalan tahu atuh, orang kamu ga pernah terjamah makhluk yang namanya cowok."
"bukan muhrim"
"Jiahahaha bilang aja ga laku." Tasya tertawa puas.
"....................."

       Aku sering sekali menjadikan bajuku sebagai teempat Tasya menumpahkan air matanya. Masalahnya hanya seputar jatuh cinta dan patah hati, berkali-kali. Tapi aku salut padanya karena ia selalu berhasil untuk bangkit lagi. Walaupun aku sama sekali tak mengerti tentang cinta, aku masih bias mengerti dan memahami perasaan sahabatku. Aku yang tak pernah jatuh cinta justru bersyukur karenanya. Karena dengan tidak jatuh cinta aku juga tidak pernah sakit hati. Aku tak perlu menjadi seperti Tasya yang harus membuang-buang air matanya, mubazir itu namanya.

"Eh Lyra liat tuh ada si ganteng tengil kesini."
"Hah? Siapa?" Aku berbalik dan melihat sesosok makhluk aneh menyebalkan berjalan ke arahku dan Tasya.
"Ngapain yah si Andi kesini?"
"Kaga tau." Gumam Tasya.
Andi adalah idola di sekolahku. Tapi semua hal yang dimiliki olehnya adalah hal-hal yang dibenci olehku.
"Kurus! Haha." Katanya tiba-tiba saat sudah berada tepat didepanku.
"Hhhh cowok gila." Gumamku dengan suara keras.
Tiba-tiba, "pletukk" dia menjitak kepalaku.
"Heyyyy." Bentakku sambil bangkit berdiri.
"Hahahahaha."
Saat itu pula semua temanku memperhatikanku dan Andi.
"Pergi sana!" Bentaku lagi.
"Hmmmm dari deket ganteng banget yah." Kata Tasya tiba-tiba. Mendengar hal itu, Andi kemudian mengedipkan matanya persis orang cacingan. Sementara aku memelototi Tasya yang masih menatap lekat wajah menjijikan Andi.

       Andi melangkah perlahan lebih dekat denganku, menatap mataku dan terus melangkah seakan menantangku. Hingga hidungnya kini hanya beberapa sentimeter didepan hidungku saat ia mendekatkan wajahnya ke wajahku. Dia tetap dalam posisinya dalam waktu 5 menit, waktu yang cukup lama bagiku. Yang membuatku tak mengerti adalah alasan kenapa jantungku berdetak begitu cepat dan napasku seakan berhenti sesaat. Semakin tak kumengerti ketika semua yang terjadi dalam waktu yang singkat itu mampu mengendalikan perasaanku yang tak mau menuruti perintahku sendiri. Entah apa yang kurasakan saat hembusan napasnya terasa begitu hangat menyapu wajahku. Oooh Tuhaaaan aku tak mengerti apa yang terjadi.

"Gue cakep kan?" Tanyanya tiba-tiba. "Hahahaha" Ia tertawa sambil kembali berdiri tegak lagi.
"Nggak!" Tegasku.
"Boong. Terus kenapa tadi bengong?" Ia menyudutkanku.
"Hahaha." Satu kelas mentertawakanku, dan aku benar-benar malu. Merasa, dipermainkan juga merasa dikalahkan.
Tasya menyusulku saat aku pergi membasuh wajahku, mencoba mengendalikan perasaan dan detak jantungku. Tasya menghadapkan tubuhku kearahnya. Ia menatapku dengan pandangan aneh.
"Wow!" umamnya.
"apaan?" Tanyaku sambil menyingkirkan lengannya dari pundakku.
"Aku baru tahu, kamu yang super dingin ini bias juga bereaksi hangat sama si Andi itu."
"Hangat apanya? Ngaco!"
"Swear Lyra. Yaaaa walaupun keliatan aga kasar, tapi kalo diperhatiin lagi kalian jadi kaya akrab banget, cocok banget pokonya." Tasya berekspresi aneh dan menggebu-gebu.
"Aaaaaah hapeuk banget deh tu kata-katanya." Kemudian aku pergi meninggalkan Tasya yang masih berbinar-binar.

      Malam harinya saat aku masih sibuk dengan tangisan adik bayiku, handphoneku berdering. Sementara mama masih di dapur membuatkan susu untuk adikku. Telpon itu jelas tak bias kuangkat.
"Ra angkat aja telponnya!" Teriak mama dari dapur.
"Iya mah. Ssssss sayaaaang. Udah yah! Jangan nangis lagi!" Aku menidurkan adikku diatas tempat tidurnya.
"Ya, assalammualaikum! Siapa ni?" Aku menjawab telponnya.
"Waalaikummusalam!" Jawab orang di sebrang sana.
"Siapa ini?" Aku mengulang pertanyaanku.
"Hahahahaha." Laki-laki ditelpon itu tiba-tiba tertawa.
"Hhhhh salah sambung." Kataku. "Tut tut tut." Aku menutup telpon tidak jelas itu.

      Beberapa detik kemudian, nomor itu memanggil lagi. Tak cepat kuangkat mengingat kejadian beberapa detik yang lalu. Tapi ia memanggil hingga 3x. Terpaksa kuangkat lagi.
"Yaelaaaaah sabar dikit napa. Ini gue Ra." Katanya
"Siapa?" Tanyaku dengan nada dingin.
"Gue cinta pertama lo. Huahaha."
"Dasar gila yah."
"Gue, Andi."
"Hah? Andi?" Fikirku. "Ngapain nelpon aku?" Tanyaku lagi.
"Iyaaaa tadi tuh Tasya ngasih nomer ini. Dia bilang kamu pengen ditelpon sama aku, soalnya kamu kan suka sama aku. Ia kaaaan? Ngaku deeeh. Haha, berarti cinta pertama dong? Kamu kan ga laku-laku."
"Gila tuh siTasya." Gerutuku dalam hati.
"Heh say kok diem? Hahaha."
"Say apaan? Sorry ya jangan pernah ngarep deh. Ga bakalan." Kemudian kututup lagi telponnya.

      Dengan perasaan kesal yang luar biasa, aku memarahi Tasya habis-habisan. Membuatku semakin kesal saat dia malah tertawa-tawa mendengar ceritaku.
"Udah Ra, yang penting kamu bahagia. Nggak usah pake pura-pura marah segala deh." Kesalku bertambah lagi dan kututup lagi telpon Tasya.

      Saking kesal sebal dan marahnya, aku sampai susah untuk memejamkan mataku. Hanya karena bayanganorang aneh itu tak mau pergi dari ingatanku. Semua ruang di otakku terisi penuh oleh semua tentang dia. Membuatku tak bias tenang saja. Bahkan saat tidurpun dia masih menjadi tokoh utama dalam mimpiku. Ternyata orang yang kita benci akan selalu mengganggu kita dimanapun dan kapanpun.

      Aku yang tak yakin akan bercerita pada Tasya memutuskan untuk menceritakan apa yang kualami itu pada guru BK langgananku, Pak Ray.
"Jadi kamu nggak tahu apa yang sebenarnya terjadi sama kamu atau pura-pura tidak tahu?" Tanya Pak Ray.
"Tahulaaah Pak, itu terjadi gara-gara aku udah kelewat benci sama dia."
"Salah."
"Lho? Jadi apa dong Pak?"
"itu artinya cinta. Haha." Pak Ray tertawa kecil setelah mengatakannya.
"Hah?" Aku benar-benar kaget mendengtar guru yang paling kupercaya mengejekku juga.
Aku belum pernah dibuat kesal oleh pak Ray, kecuali hari ini. Aku berjalan lagi menuju kelasku.
"Heh neng." Andi tiba-tiba sudah menyamakan langkahnya denganku. "Udah deeeh syukuri aja tuh cinta. First love pula. Kan asyik tuh."
"Hhhh"" Aku hanya menghela napas tepat saat aku sampai didepan kelas dan lalu aku duduk disana.
"Kita baikan aja yu! Abis itu kita pacaran deh. Haha, asyik gak tuh? Aku juga kayanya aga sedikit lumayan suka nih sama kamu. Haha akhirnya ngaku juga." Ia melanjutkan celotehannya. "Lagian yah Ra, siapa lagi coba yang mau sama cewek jelek kaya kamu. Jadi gimana nih?" Tanyanya lagi.
"What? Jadi dia lagi nembak aku nih ceritanya?" Fikirku.
"Masih nggak mau jawab juga? OK. Liat yah." Ia tiba-tiba berdiri. Lalu berteriak. "Hey temen-temen! Gue sama Lyra..."
"Stop!" Aku balas berteriak saat semua mata tertuju pada kami.
"Gue saying banget sama Lyraaaa." Ia tetap berteriak dengan wajah puas.
"My God!" aku malu setengah mati. Semua orang disana bertepuk tangan.
"Terima! Terima!" Semua temanku menyerukan hal yang sama, mendukung Andi.
"Udah deh Ndi. Malu-maluin aja!" Gerutuku sambil meraih tangannya untuk menariknya duduk lagi.
"Eit eit udah mulai pegangan tangan nih?" Teman-temanku mulai menggodaku lagi. Andi semakin puas saja tampaknya.
"Jadi gimana nih?" Andi berbisik padaku.
"Terima aja deeeeh." Tasya berteriak di barisan paling depan pendukung Andi.
"Hhhhhh." Aku menghela nafas lagi.
"Jawab dong!" Andi meminta.
"Hmmmm iya deh iya, Ok aku terima."
"Suit suit." Kompak teman-temanku bertepuk tangan.
"Thanks yah Ra. Kamu jadi cantik banget sekarang. Bukan gombal yah. Ini jujur dari hati." Ia tersenyum padaku.

      "Heh tapi ini karna temen-temen aku yah. Bukan berarti aku beneran......" Belum sempat kuselesaikan perkataanku, ia tiba-tiba memelukku. Entah seperti apa perasaanku. Yang kutahu, pada saat itulah aku merasakan kehangatan yang belum pernah kudapat sebelumnya. Pada saat itu pula aku mengerti bagaimana rasanya jatuh cinta. Harus kuakui, aku memang mencintainya.

Penulis: Nira Nurani Teresna Dewi


Cerpen Tinta Merah


     Darah mengalir dengan perlahan dari luka yang terbuka. Kau tersenyum padaku seakan menjahit mili demi mili luka ini. Perih menjalar ke urat sarafku menyadarkan otakku, aku mulai memutar lagi rekaman tadi, apa yang terjadi dan mengapa bisa? aku mencari tahu di wajahmu apakah kau menyimpan sesuatu yang tak kuingat. Coba katakan dan jujurlah. Walau aku akan lebih menderita pun tak apa karena hal ini akan lebih baik kurasakan daripada kau sembunyikan belati di belakang punggungmu, wow, aku mulai menduga kau terlibat dalam masalah besar ini, kasih.

      Terserah bila terus kau bermain petak umpet dengan pikiranku, aku menyapamu tapi suaramu seperti lirih angin meniup kelambu abu abu bercorak angsa, kau seperti putri angsa berdiri di dekat jendela. Kau tersenyum pada seorang perempuan berbaju putih putih dengan topi kecil di atas rambut bersanggul yang tiba tiba saja menyembunyikan wajah mungilmu dan tubuh pendatang ini benar benar kelebihan ukuran tidak hanya wajahmu yang ingin selalu kulihat lagi tapi juga seluruh tubuhmu menghilang begitu saja entah kau kini beringsut kemana?

      Entah apa yang dikatakan perempuan itu dia memakai bahasa yang tak kumengerti. Aku mulai memanggil namamu, tak ada sahutan. Ahk, rupanya kau sudah tak di kotak kubus putih dengan sedikit garis biru selang seling di tengah horizontalnya. Punggung berseragam itu memenuhi lebar pintu, sebelum menghilang dia memalingkan muka dan melempar senyum sinis, kepalanya terangkat dan lenyap. Oh, apa aku sekarang selalu berpraduga apakah benar perempuan itu tersenyum sinis atau justru tersenyum manis. Hei! di mana dirimu? jangan tinggalkan aku dengan selimut belang belang ini.

     Bahkan aku hampir memekik tapi senyummu tak hadir di mataku. Kasiih...apakah aku bersuara?

     Aku masih berkutat dengan detil, tak kusangka kau akan membanting semua isi rak piring kita. Berhambur memenuhi lantai bersemen. Mataku menangkap matamu. Kau beringas menghibas semua uluranku. Aku terdesak ke dinding dan terpeleset ketika tumpuanku pada selembar kertas detail terakhirku, ironis selembar kertas yang kucari sedari tadi telah membuatku celaka, tubuhku terbanting di atas serpihan gelas dan piring di atas lantai bersemen. Kau tak menjerit bahkan kau tidak meminta pertolongan seperti biasa saat kita bertengkar, kau hanya mematung dan gerai rambutmu melukiskan kekuasaanmu.

     Pagi itu rencanaku menyerahkan tulisan terakhirku dan itu memang sudah kutekadkan menjadi tulisan terakhir demi janjiku padamu mengapa kau tak memberi kesempatan sekali ini bukankah dengan selesai berkas terakhirku maka kau akan memilikiku seutuhnya dan kau akan membawaku ke tengah ladang kentang di tempat ketinggian di tanah pelantaran candi para pandawa, Dieng.

      Kau mengeluh malam malammu penuh dengan kebosananan dan kau tak berani untuk sedikit bermain main seperti yang kau tuduhkan padaku jika aku berhari hari tak hadir di dekatmu, kau bergumam dengan suara sengau bahwa aku telah terlalu lelah dengan beberapa wanita. Kau berbisik kepada dinding, bahwa kebahagiaanmu telah kurampas sejak aku melamarmu. Bila terjadi mengapa kau bersedia di bawah sumpah dengan ijab qobul di depan para wali dan saksi, kau dengar gemuruh itu ketika penghulu baru selesai mengucap pertanyaan, sah? sah !!! gemuruh memenuhi ruangan rumahmu hingga ke lorong lorong desamu mungkin juga ke tebing dan jurang Kejajar. Kau menulis di setiap perabot rumah tangga kita tentang prilakuku yang tidak dekat dengan sempurna bahkan kau mulai berani membandingkan dengan panutan yang kau dapat di luar sana. kau menyanyi di seluruh ruangan rumah kita dengan seribu bait lirik keresahanmu. Api api yang kau nyalakan di setiap tungku seperti rasa di dadamu.

      Menulis sudah terlanjur menjadi jembatanku. Tulisan untuk memenuhi dahaga para editor tabloib murahan itu juga memenuhi dahagaku. Sebelum kukenal gadis desa yang datang mengganti tugas bibinya sebagai pembantu di tempat aku kost yang ternyata adalah Ayu Ningrum, aku telah makan dari tulisanku jadi mengapa? Memang kaya jauh dari tanganku, bukankah aku telah jujur sejak semula dan kau telah kuberi pilihan untuk menikah dengan pemuda gagah Atmo yang katamu seperti rambo. Aku adalah pilihanmu dan aku memilihmu dengan semua alasan dan pertimbangan. Ketika kau bertanya tentang cinta aku pertamanya menyembunyikan di balik tutur kataku, sesungguhnya aku tidak mencintaimu. Hanya waktu dan kebutuhanlah yang meyeret hatiku untuk kemudian aku mengakui bahwa aku telah benar larut dalam mencintaimu, Kasih.

       Kau ingin aku bekerja seperti Atmo yang jelas kedudukannya sebagai tukang aduk semen sehingga setiap sabtu sore kau bilang dapat bersama dengan Titin dan Wati pergi shoping ke mini market. Kau berseru mengapa aku tidak ikut kakakmu yang seharian duduk membungkuk menyambung lembar lembar kain untuk sebuah baju. Untuk seperti Atmo jelas aku tidak punya otot otot sepertinya dan mengaduk seharian bisa bisa aku tidak berdiri dengan lurus lagi sedang mengikut kakak ipar berarti aku harus bertarung dengan lubang kecil dan seutas benang bagaimana bisa aku menuntaskan untuk selembar baju pun bila benang tak masuk juga ke lubang jarumnya. Untuk semua alasanku kau bilang preeeet.

       Aku memang tidak selalu menulis waktuku habis untuk mengadu nasib, ke utara selatan memperdagangkan ijasahku, beberapa pekerjaan pada mulanya sempat membuat senyum manismu terbit kembali tapi hanya sesaat setelah aku lunglai dengan pekerjaanku dan bosan menyergap kau mulai menunjukkan taringmu. Kemudian kau mulai ambil keputusan untuk mencekalku dengan tidak lagi berbagi tempat tidur. Tidur sendiri tanpa dengkurmu aku masih bisa bermimpi. Lalu kau mengambil keputusan menunda mempunyai anak kupikir kau akan dingin setelah beberapa hari namun sudah berbilang bulan kau masih dengan tulisan dengan tinta merah di pintui kamar kita yang kini hanya menjadi kamarmu dengan tulisan “Dilarang Masuk BAgi Yang Tidak Berkepentingan” yang kau pungut dari tempat kerja barumu di toko sepatu di bilangan pasar baru. Aku mempunyai kepentingan karena aku masih pejantanmu, Kasih.

       Ya pagi itu aku ingat sekarang. Setelah sarapan dan meminum teh racikanmu yang daunnya kau dapatkan dari kerbatmu di desa kau menagih janji bahwa kita akan segera berkemas meninggalkan kota serakah ini, meninggalkan tempat remahan seperti tong sampah. Katamu kita ini sepansang anjing buduk yang berjatah remah yang bau. Ya, kujawab. Ya kita akan pergi setelah tulisanku ini terbayar dan tiba tiba saja kau histeris dan mulai mengamuk. piring piring meluncur begitu saja menghantam lantai semen, pecah seperti hati kita, gelas beradu denting lalu menyusul berkeping hancur seperti hati kita. Kita.

      Aku memekik lagi kurasakan otot leherku menonjol, jemariku tergetar kaku hanya putaran kipas di langit langit yang kujumpa tidak wajahmu. Putaran baling baling itu senyap.

      Entah aku bermimpi atau tidak kini aku melihat Atmo berdiri menyerengai di samping tubuhku yang terbujur di tempat tidur besi disebelahnya Titin, Wati, kakak iparku dan kau Kasih. Wajah Titin, Wati, kakak iparku penuh keharuan dan wajahmu penuh misteri.

      Kasih aku mau mencangkul di ladang kita. Kasih aku mau berotot seperti Atmo. Aku akan membungkuk seharian menyambung kain bila kau mau seperti kakakmu. Aku akan selalu di belakangmu. Katamu dingin dieng akan membuat peranakanmu subur dan aku akan mempunyai keturunan berkecambah. Kasih dengarkan suara hatiku. Bacalah tulisan mataku di matamu.

Penulis: rahmat mujiantoro


Cerpen 4 Sahabat Takkan Pernah Berpisah

Pada hari sabtu, Layla, Syahara, Zhakira dan Zaynab berkumpul di rumah Syahara

“teman-teman, kita kan sudah lama bersahabat, aku ingin membuatkan group untuk kita bersama. Nama groupnya adalah si BFF SELAMANYA, apakah kalian setuju?” kata Syahara mengangkat pembicaraan.
“SETUJU…” kata teman-teman Syahara serempak.

Sesudah itu, seperti biasa Layla, Syahara, Zhakira dan Zaynab bermain sepeda bersama. Pada saat Layla, Syahara, Zhakira dan Zaynab sedang membeli minum mereka bertemu dengan musuh mereka, mereka adalah Syalwa dan Shalsa. Dari dulu Syalwa dan Shalsa ingin merusak persahabatan Layla, Syahara, Zhakira dan Zaynab.
“Eh… Shalsa, itu kan Layla n friends!” bisik Syalwa kepada Shalsa.
“Eh iya, ngapain ya mereka disitu…?” kata Shalsa bertanya ke Syalwa.
“Mendingan kita samperin yuk…!” seru Syalwa.

Syalwa dan Shalsa mendekati mereka. “Eh… kalian berempat, ngapain disini!” kata Syalwa mengagetkan mereka semua.
“Eh ada Syalwa taunya? dikirain gak ada orang” kata Zaynab sedikit bercanda diselingi tawaan.
“Hahahahahahaha…” tawa teman-teman Zaynab.
“Eh, Syalwa ngapain sih kamu? ngagetin kita aja!” protes Zhakira.
Lalu Syalwa dan Shalsa menarik tangan Layla dan Syahara. “Aduh… sakit!” kata Layla dan Syahara serempak.
“UDAH DIAM!!! DASAR ANAK MANJA!!!” kata Syalwa sambil berteriak.
“EH… Syalwa asal kamu tau ya, kita tuh bukan anak manja! KAMU KALI YANG ANAK MANJA!” teriak Layla.
“Eh… Lay, mendingan kita injek kaki mereka berdua! abis itu kita kabur deh…” bisik Syahara dengan santai.
“1… 2… 3…” kata Syahara memberi aba-aba. KREKK. “AWWWWWWW…” teriak Syalwa dan Shalsa berbarengan. Lalu Syalwa dan Shalsa pulang dengan keadaan kaki bengkak. Lalu si BFF SELAMANYA pulang.

Keesokan harinya seperti biasa, mereka berkumpul di rumah Syahara. TOK… TOK… TOK… terdengar bunyi ketukan pintu dari luar, lalu Syahara bergegas membukakan pintu. “Eh… kalian, mau ngapain lagi kalian?” kata Syahara saat tahu bahwa itu Syalwa dan Shalsa.
“Syah, kita mau minta maaf sama kamu dan teman-teman kamu” kata Syalwa kepada Syahara.
“TEMAN-TEMAN…” panggil Syahara dari luar.
“Ada apa Syah…?” tanya Layla.
“Syalwa sama Shalsa mau minta maaf ke kita, maafin gak?” bisik Syahara kepada Layla.
“Eh, teman-teman Syalwa dan Shalsa mau minta maaf, maafin gak?” tanya Layla pada teman-temannya.
“Ya udah deh… maafin aja, kan kasian merekanya” kata Zhakira.
“Syah…” panggil Layla kepada Syahara.
“Gimana, maafin gak?” tanya Syahara lagi.
“Kata teman-teman maafin aja” bisik Layla pada sahabatnya.
“Oke… kita maafin kalian” kata Syahara pada Syalwa dan Shalsa.
“Makasih ya… Syahara n friends!” kata Syalwa.
“Sama-sama” balas Syahara.

Cerpen Karangan: Nisrina Shafa

Nama Pengarang: Nisrina Shafa
Umur: 9 tahun
Kelas: 5 SD
Nama sekolah: SDIT AnNur Indonesia
Ini cerpen karanganku yang pertama, doakan ya… agar lebih unik ceritanya Thank You yang sudah baca ^^

Cerpen 3 Sahabat

Pada suatu hari tinggallah seorang anak yang bernama Kayla. Dia tinggal di Bogor baru pindah dari Jakarta.

Suatu hari dia akan bersekolah.
Ibu: “Kayla bangun cepat, mandi nak!”
Kayla: “Kya, bu”
(Kayla pun segera mandi dan berganti baju)

Kayla: “Bu, tolong ambilin seragam bu, di kamar Bi lis”
Ibu: “Minta tolong aja sma bi lis, ibu lagi masak
Kayla: “Iya, bu, Bi lis tolong ambilin seragam kayla!”
Bi lis: “Iya, non, sebentar”

(setelah memakai seragam, Kayla pun langsung sarapan, sesampainya di sekolah, kayla pun bertemu dengan2 orang murid baru dan langsung berkenalan).
Kayla : “assalamualaikum, hai nama kalian siapa?”
Keysya dan Kirana : “wa’alaikum salam namaku Keysya dan aku Kirana, namamu siapa?”
Kayla: “namaku kayla, salam kenal ya”
Keysya dan Kirana : “salam kenal juga.”

(sudah lama berkenalan bel masuk pun berbunyi. mereka langsung berbaris dengan rapi masuk kelas dan pelajaran pertama adalah pelajaran dari wali kelasnya bernma bu Ani).

………………………….

setelah pelajaran selesai mereka pun pulang, mereka pun menujulapangan sambil melanjutkan pembicaraan).
Kayla : “bagaimana kalau kita jadi sahabat?”
Keysya dan Kirana :”setuju”
Kayla : “tapi nama sahabatnya apa ?”
Kirana dan Keysya:”Muslimah girls aja !”
Kayla:’setuju.”
(mereka pun pulang bersama-sama dengan menaiki angkot menuju toko buku).
Sopir angkut : “mau ke mna,dik?”
Keysya:: “mau ketoko buku raja murah, berapa pak jadinya tiga orang?”
Sopir angkot: “empat ribu lima ratus, dik ?”
(keysya pun langsung membayarnya)

kayla: “makasih, ya sya?”
kirana: “makasih, yha kak ??”
keysya; “ya, sma sama”
(sesampainya di toko buku mereka pun langsung berpencar mencari buku masing-masing ).

kayla: “kita kumpul di kasir “A”
Kirana DAN Keysya : “yupp…”
(di tempat kayla tiba tiba muncul seseorang yang tidak di kenal dan mencurigakan mengambil sompet kayla bruntung keysya dapat memotret pencuri itu). sesampainya d kasir
kayla : “hiks…hiks….. dompet ku hilang .”
keysya : “tenang ya kayla aku sdh memotret wajah pencuri itu ”
kayla: “makasih yha sya?”
keysya : “sekarang kmu pake uang akhu dulu yha”
kayla: “maksih banyak bnget yhaa sya ?”

…………………..

(setelah keluar dari toko buku, kayla, keysya & kirana menemui polwan).
keysya: bu maaf mengganggu bisa bantu kmi gk ??
polwan: “owh iya,dik saya insya allah bisabantu /”
keysya: ini bu teman saya kecopetan bu ?
polwan: maaf yha dik sya gk bsa bantu kalau gk ad ciri – cirinya
keysya: sya punya fotonya kog bu
polwan: bleh saya lihat fotox dik ?
keysya:oh,tentu bleh, ini bu ?’
polwan: ini pencuri gelandangan yg sering kabur
ayo kita selidiki………….!
keysya: ayo…..

(setelah lama di cari akhirnya tertangkap juga pencuri itu ).
pencuri: ampun… ampun…. maaf kan sayabu polisi…
kayla: makasih yha sya, bu terimakasih sekali
polwan dan keysya: iyha, makanya lain kali hati hati….

Cerpen Karangan: Zahra Meilanie
Facebook: Zahra Meilanie






Yohanes Markus : Tidak Siap Mental

Baca: Kisah Para Rasul 15:35-41

"tetapi Paulus dengan tegas berkata, bahwa tidak baik membawa serta orang yang telah meninggalkan mereka di Pamfilia dan tidak mau turut bekerja bersama-sama dengan mereka." (Kisah 15:38)

Nama Yohanes Markus yang disebutkan dalam kisah ini tak lain dan tak bukan adalah Yohanes Markus sang penulis Injil Markus, artinya ia bukanlah orang Kristen yang biasa-biasa saja, tapi seorang pemberita Injil yang dipakai Tuhan secara luar biasa. Walau demikian bukan berarti Yohanes Markus ini tidak pernah gagal dalam hidupnya. Ia sempat mengalami keputusasaan dan mengambil langkah yang salah yaitu mengundurkan diri dari team misi penginjilannya bersama Paulus dan Barnabas, dan memutuskan diri untuk pulang ke kampung halamannya di Yerusalem. "Lalu Paulus dan kawan-kawannya meninggalkan Pafos dan berlayar ke Perga di Pamfilia; tetapi Yohanes meninggalkan mereka lalu kembali ke Yerusalem." (Kisah 13:13).

Mengapa Yohanes Markus mundur dari pelayanan? Alkitab tidak mencatat secara jelas, tetapi kemungkinan besar alasan yang masuk akal adalah ketidaksiapan secara mental untuk menghadapi resiko. Menempuh perjalanan penginjilan ke tempat yang sangat jauh dan mengarungi lautan lepas bukanlah perjalanan mudah: sewaktu-waktu harus menghadapi badai dan gelombang dahsyat, kemungkinan kapal karam, bahaya penyamun/perompak/bajak laut. Belum lagi ancaman pihak-pihak yang anti kekristenan, yang menghalalkan secara cara untuk menghalangi Injil diberitakan yang berujung kepada tindakan penganiayaan dan pembunuhan terhadap pemberita Injil/misionaris. Sebagai orang yang masih muda dan 'belum banyak makan asam garam kehidupan' wajar bila Markus mengalami keragu-raguan dan menjadi ciut nyalinya.

Tindakan mundur dari pelayanan perdana ini memicu perselisihan Paulus dan Barnabas. Paulus keberatan jika Markus kembali turut serta, sementara Barnabas ingin melibatkan kembali si Markus yang tak lain adalah keponakannya sendiri. Akhirnya Paulus dan Barnabas memutuskan berpisah. Barnabas membawa Markus melakukan misi penginjilan ke Sirpus, sedangkan Paulus memilih Silas untuk pergi ke Siria dan Kilikia.

Tidak siap membayar harga menjadi alasan Yohanes Markus memilih mundur dari misi penginjilan perdananya.

Berubah Lebih Baik (2)

Baca: 2 Korintus 3:1-18

"Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar." (2 Korintus 3:18b)

Menjadi serupa dengan Kristus adalah sasaran utama kehidupan orang percaya. Bagaimana kita mencapai sasaran tersebut bila grafik kualitas hidup kita tidak menunjukkan suatu peningkatan? Untuk mencapai tingkat serupa dengan Kristus kita harus mau berubah yaitu ke arah yang positif.

Apa yang harus kita lakukan supaya hidup kita semakin hari semakin berubah ke arah yang lebih baik? Hal pertama adalah mengevaluasi diri. Salah satu unsur utama evaluasi diri adalah kejujuran. Kendala terbesar penghambat evaluasi atau koreksi adalah keakuan yang besar, kesombongan, gengsi, kenyamanan dan keengganan mengalami perubahan itu sendiri. Karena itu diperlukan kerendahan hati dan juga kerelaan membayar harga.

Kalau di waktu-waktu lalu kita gagal karena mengandalkan kekuatan sendiri, maka hari ini dan esok kita harus belajar mengandalkan Tuhan dan melibatkan Dia dalam segala perkara. Kalau kemarin kita bermalas-malasan beribadah dan melayani Tuhan, sekarang "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." (Roma 12:11). Kalau dulu fokus hidup kita semata-mata untuk kepentingan diri sendiri, sekarang kita harus bertekad supaya bisa menjadi berkat bagi orang lain sehingga kita semakin disukai Tuhan dan juga manusia, seperti Samuel.

Kalau dulu dalam melakukan segala sesuatu selalu terbersit motivasi tidak benar yaitu mencari pujian dan hormat bagi diri sendiri, segeralah minta ampun kepada Tuhan, dan mulai sekarang kita harus punya tekad seperti Yohanes Pembaptis: "Ia (Yesus) harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil." (Yohanes 3:30). Jika kemarin kita tak mampu mengekang lidah untuk tidak mengomel dan bersungut-sungut, mulai hari ini kita bertekad memungsikan lidah sesuai firman Tuhan yaitu penuh ucapan syukur, bersaksi dan memberitakan Injil. Perihal berubah tentulah dari pihak kita ada kemauan untuk terus dipimpin Roh Kudus setiap hari.

"Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu." (Yesaya 60:1)

Berubah Lebih baik

Baca: 1 Samuel 2:18-26

"Tetapi Samuel yang muda itu, semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan TUHAN maupun di hadapan manusia." (1 Samuel 2:26)

Semua orang tahu bahwa hidup di dunia ini hanyalah satu kali saja. Sekali dan singkat, itulah masa hidup manusia di dunia. Musa berkata, "Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun,...Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput yang bertumbuh, di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu." (Mazmur 90:10, 5). Jika menyadari bahwa hidup ini hanya sekali dan teramat singkat seharusnya kita termotivasi mengisi hari-hari kita yang waktunya sangat terbatas ini dengan hal-hal yang positif dan berguna.

Ada pepatah: "Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama." Alkitab pun menyatakan: "Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar," (Amsal 22:1). Karena itu selagi kita masih beroleh kesempatan menghirup udara baru marilah melakukan segala tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan dengan kualitas terbaik, karena tidak selamanya pintu kesempatan itu terbuka untuk kita. "Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi." (Pengkotbah 9:10)

Mengapa? Karena "Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya." (Pengkotbah 3:1). Tidak selamanya kita memiliki tubuh bugar dan kuat, ada masanya di mana manusia lahiriah kita mengalami kemerosotan. Selagi sehat dan segala sesuatunya berjalan dengan baik kita harus memaksimalkan potensi yang ada. Daud pernah berkata, "Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua," (Mazmur 37:25), artinya hidup ini pasti mengalami perubahan: bayi, kanak-kanak, remaja, pemuda, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Karena hidup ini diwarnai perubahan maka kita pun juga harus siap dan mau untuk berubah.

Samuel tidak hanya mengalami pertumbuhan secara fisik saja, tetapi karakter dan kerohaniannya pun semakin bertumbuh sehingga hidupnya berkenan kepada Tuhan dan menjadi kesaksian yang baik bagi sesama.

Menemui Jalan Buntu (2)

Baca: Yesaya 51:1-23

"Bukankah Engkau yang mengeringkan laut, air samudera raya yang hebat? yang membuat laut yang dalam menjadi jalan, supaya orang-orang yang diselamatkan dapat menyeberang?" (Yesaya 51:10)

Ketika mengikuti jalan-jalan Tuhan dan taat melakukan kehendak-Nya bukan berarti perjalanan hidup kita terus mulus dan lancar. Terkadang kita harus menghadapi lorong-lorong gelap, bahkan lembah kekelaman. Doa-doa kita serasa tak mampu menembus langit-langit kamar. Sepertinya semakin kita setia kepada Tuhan semakin kita dihadapkan pada masalah demi masalah yang tidak ada jalan keluarnya.

Dalam kondisi seperti ini mari kuatkan iman kepada Tuhan, jangan marah, kecewa dan menyalahkan Tuhan. Berkatalah Musa kepada umat Israel, "Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya." (Keluaran 14:13).

Meski secara kasat mata umat Israel sedang diperhadapkan pada jalan buntu, Tuhan memerintahkan mereka untuk terus bergerak maju karena Tuhan tidak berkompromi dengan ketakutan. Kalimat "berdirilah tetap" artinya sesulit apa pun keadaan kita tetaplah berada di pihak Tuhan, tetap mengerjakan bagian kita yaitu percaya dan taat kepada Tuhan. Kata "tetap" berarti terus-menerus, tidak berubah.

Tuhan tidak menghendaki kita menyerah di tengah jalan. Memang bukan perkara mudah, dibutuhkan iman untuk melakukan apa yang diinstruksikan Tuhan karena perintah Tuhan itu seringkali tidak masuk di akal. Tetapi jika kita mau taat dan melangkah dengan iman, kita akan melihat pembelaan Tuhan. Kita akan melihat kemuliaan, keselamatan dan kemenangan yang Tuhan sediakan bagi kita.

Inilah buktinya: ketika umat Israel taat, Tuhan pun bertindak. Dengan tangan-Nya yang penuh kuasa Tuhan menunggangbalikkan pasukan Firaun dengan kereka dan kudanya ke tengah-tengah laut. "Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terhantar di pantai laut." (Keluaran 14:30b).

Jangan menyerah pada keadaan, percayalah kepada Tuhan karena Dia adalah jalan dan kebenaran dan hidup (baca Yohanes 14:6); di dalam Dia selalu ada jalan keluar, dan jalan-Nya selalu penuh keajaiban.

Humor Parno

Penjual Telor

Di sebuah pasar tradisional
Pembeli: "Mas, telornya berapa sekilo?"
Penjual: "Telor ayam atau telor bebek?"
Pembeli: "Telor ayam."
Penjual: "Telor ayam biasa atau ayam kampung?"
Pembeli: "Ayam biasa."
Penjual: "Yang lokal atau yang import?"
Pembeli: "Yang lokal aja."
Penjual: "Yang lokalnya mau yang dari Jakarta, Bogor atau Depok?"
Pembeli: "Yang Jakarta deh..." (Sambil terlihat kesal).
Penjual: "Mau yang Jakarta Pusat, Barat, Timur, Utara, atau Selatan?"
Pembeli: "Mas ini jual telor atau mau jalan-jalan?"
Penjual: "Maaf Bu, saya penjual mie ayam di sebelah. Kebetulan yang jual telor lagi ke belakang. Saya disuruh ngobrol dulu sama pembeli sampe dia dateng."

Dokter Dan Parno

Dokter : Dengan menyesal harus saya katakan pada Anda bahwa Anda terkena tumor di otak.
Parno : Horee!! ! (melompat kegirangan)
Dokter : Anda mengerti maksud saya bukan?
Parno : Tentu saja, apakah Anda kira saya bodoh?
Dokter : Mengapa Anda begitu gembira?
Parno : Karena itu membuktikan bahwa saya mempunyai otak.

Parno Beli Vitamin

Parno : Saya ingin membeli vitamin untuk cucu saya.
Karyawan : Vitamin apa, A, B atau C?
Parno : Apa saja, cucu saya belum bisa membaca!!

Parno Tahu Pin Atm Orang

Orang : Apa yang kamu lihat?
Parno : Saya tahu nomor PIN ATM Anda, hee, hee...
Orang : OK, berapakah nomor PIN saya?
Parno : Empat buah asterisk (*).

Parno Dan Kaset Video

Teman : Bagaimana dengan kaset video yang Anda pinjam dari saya kemarin? Bagus?
Parno : Apanya yang bagus, tadinya saya kira itu sebuah film horor, ternyata tidak ada gambarnya.
Teman : Apa judul film itu?
Parno : Head Cleaner.

Parno Kemalangan

Parno : (menangis) Dokter bilang, ibu saya meninggal.
Teman : Saya ikut berdukacita, sahabatku.
Dua menit kemudian Parno menangis lagi bahkan lebih keras.
Teman : Ada apa lagi?
Parno : Kakak saya baru menelepon, ibunya juga meninggal.

Parno Terjebak Lift

Rekan : Maaf saya terlambat. Saya terjebak di dalam lift selama 4 jam karena listrik padam.
Parno : Tidak apa, saya juga... saya terjebak di eskalator selama 3 jam.

Parno Dan Anaknya

Anak Parno : Pa, bagaimana ejaan kata "successful"... dengan satu c atau dua c?
Parno : Beri saja tiga agar yakin.

Parno Nonton Bioskop

Teman : Mengapa kamu mengajak 18 teman menonton bioskop.
Parno : Karena di bawah 18 tidak boleh.

Parno Beli TV

Parno : Apakah ada TV warna?
Penjual : Ya!
Parno : Beri saya yang hijau.

Parno Dan Termos

Parno : Barang apakah ini?
Penjual : Ini adalah termos.
Parno : Untuk apa itu?
Penjual : Membuat yang panas tetap panas, yang dingin tetap dingin.
Parno : Ha, ha. Saya akan beli.
Besoknya Parno ke kantor dengan membawa termos.
Bos : Mengapa Anda membawa termos?
Parno : Karena membuat yang panas tetap panas, yang dingin tetap dingin.
Bos : Anda isi apa?
Parno : Dua gelas kopi dan secangkir es krim.

Parno Dan Setrika

Parno datang ke dokter dengan kedua telinganya luka bakar.
Dokter : Apa yang terjadi?
Parno : Saya sedang menyeterika dan telepon berdering, saya salah mengambil gagang telepon, tidak sengaja saya mengangkat seterika dan menempelkannya di telinga saya.
Dokter : Wow..! Tetapi apa yang terjadi dengan telinga Anda yang satu lagi?
Parno : Teman saya yang goblok itu menelepon lagi.

Featured post

Melihat Melalui Mata yang Berbeda

Melihat Melalui Mata yang Berbeda Aku melihat melalui matamu. Dan ketika saya melakukannya, dunia semuanya biru, ungu dan hijau. Warnanya s...