Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2017

Kaleb : Kesetiaan Yang Beroleh Upah

Baca: Yosua 14:10-15 "Jadi sekarang, sesungguhnya Tuhan telah memelihara hidupku, seperti yang dijanjikan-Nya." (Yosua 14:10a) Banyak orang suka sekali membangga-banggakan dan memegahkan diri sendiri, entah itu tentang prestasinya, keberhasilan usahanya, keluarganya, harta kekayaannya, mobilnya yang mewah, anak-anaknya dan sebagainya. Firman Tuhan tegas menyatakan,  "Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan;" (Yesaya 2:11-11a).  Tidak seharusnya kita bermegah tentang diri kita sendiri,  "tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah Tuhan yang menunjukkan kasih setia,..." (Yeremia 9:24). Inilah yang dilakukan Kaleb: ia menceritakan tentang Tuhan, bukan keberhasilan dan kesuksesannya. Kaleb tidak membanggakan kehebatan masa lalunya, tapi ia senantiasa mengarahkan pandangannya pada kesetiaan dan kasih Tuhan dalam hidupnya. Selama 45 tahun Kaleb men...

Saul : Merosot Dan Hancur

Baca: 1 Samuel 28:1-20 "Dan Saul bertanya kepada Tuhan, tetapi Tuhan tidak menjawab dia, baik dengan mimpi, baik dengan Urim, baik dengan perantaraan para nabi." (1 Samuel 28:6) Tuhan menyediakan berkat dan pemulihan bagi anak-anakNya, dan secara terperinci berkat-berkat itu bisa kita baca dalam  Ulangan 28:1-14,  salah satunya adalah:  "Tuhan akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun,..." (Ulangan 28:13). Banyak orang Kristen yang mengklaim janji Tuhan ini tanpa memperhatikan lebih dahulu kelanjutan ayatnya:  "...apabila engkau mendengarkan perintah Tuhan, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia, dan apabila engkau tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dari segala perintah yang kuberikan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain dan beribadah kepadanya." (Ulangan 28:13-14). Saul adalah salah satu contoh orang yang justru menglami kemunduran atau kemerosotan d...

Panggilan Hidup Orang Kristen

Baca: 1 Timotius 6:11-16 "Turutilah perintah ini, dengan tidak bercacat dan tidak bercela, hingga pada saat Tuhan kita Yesus Kristus menyatakan diri-Nya." (1 Timotius 6:14) Tuhan memanggil kita untuk menjadi alat kemuliaaNya di bumi, artinya hidup kita harus mencerminkan kemuliaan Kristus dengan mempraktekkan firman dan tegas terhadap dosa, serta berani melawan semua hal yang bertentangan dengan firman Tuhan. Inilah yang disebut panggilan hidup Kristen sebagaimana disampaikan rasul Paulus kepada Timotius. Hal-hal apa saja yang harus kita lakukan untuk memenuhi panggilan hidup kita sebagai seorang Kristen? Pertama,  kita harus menjauhi keinginan-keinginan duniawi yang sia-sia, yaitu segala jenis ketamakan, cinta harta dan uang, percekcokan dan gosip  (ayat 4-5). Kita harus menjauhi perbuatan-perbuatan daging yang merusak kehidupan rohani kita, seperti  "...percabulan, kecemaran, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabuka...

Tahun Baru : Hidup Dalam Ketenangan

Baca:  Mazmur 62:1-13 "Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku." (Mazmur 62:6) Hari ini adalah awal kaki kita menapaki hari baru di tahun yang baru. Sejuta angan dan harapan ada di benak setiap orang. Banyak prediksi bahwa hari-hari ke depan tidak semakin mudah, sebaliknya semakin sulit, banyak ujian dan tantangan yang menghadang. Sebagai orang percaya kita harus tetap tenang. Ketenangan bukanlah sebuah keadaan melainkan sebuah keputusan. Artinya seburuk apa pun situasi yang ada dan membuat hati tidak tenang kita dapat memutuskan agar tetap tenang. Mengapa kita harus tetap tenang dalam menjalani hari-hari yang sulit? Karena kita mempunyai Tuhan yang tidak pernah meninggalkan kita dan pertolonganNya selalu tepat pada waktunya. Daud berkata,  "Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti." (Mazmur 46:2). Jadi tidak ada alasan untuk tidak tenang. Hari-hari ini dunia sudah s...

Allah Sumber Berkat

Allah Sumber Berkat Mazmur 16 Tak sedikit orang memahami bahwa apa yang didapat dan dimilikinya merupakan hasil usahanya sendiri. Orang pintar karena rajin belajar, orang kaya karena rajin bekerja, dan orang berhasil karena cekatan. Jika logika itu benar, itu berarti orang yang tidak berusaha pasti tidak akan pernah mendapatkan apa yang diinginkannya. Nah, pertanyaannya, di manakah peran Allah-Sang Sumber Hidup-dalam kehidupan manusia? Apakah semuanya memang karena usaha manusia semata? Kelihatannya, mata rohani penganut pemahaman macam begini telah dibutakan oleh logika pemikirannya sendiri. Daud, dalam nas bacaan kita hari ini menyatakan bahwa dirinya dijaga dan dilindungi Allah (2). Mazmur yang dimulai dengan sebuah doa ini berlanjut sebagai pernyataan iman kepada satu-satunya Allah. Dan karena Daud percaya-juga setia kepada Allah- ia merasa berbahagia karena diberkati Allah. Sebab allah lain tidak dapat melakukan apa-apa. Karena itu, siapa yang mengikuti allah lain pasti kecew...

Mengalahkan Pencobaan Dengan Kuasa Firman

Baca: Lukas 4:1-13 "Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik." (Lukas 4:13) Selama hidup di dunia ini kita akan terus diperhadapkan pada ujian dan pencobaan karena dunia di mana kita tinggal ini telah dikuasai oleh dosa, dan sudah sangat jelas bahwa sifat-sifat dosa itu sangat bertentangan dengan kehendak Tuhan. Itulah sebabnya setiap orang yang percaya harus terus berjuang melawan pencobaan dan godaan yang dipanahkan iblis. Adalah tidak mudah menang melawan pencobaan-pencobaan yang menyerang kita, karena  "...roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Matius 26:41). Mengapa kita harus diperhadapkan pada pencobaan-pencobaan? Ketahuilah bahwa Tuhan tidak pernah menjanjikan kehidupan orang percaya itu bebas dari segala pencobaan, tapi yang pasti Dia berjanji untuk selalu memberikan jalan keluar, sedangkan  "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan...

Perkataan Kita Masa Depan Kita

Baca: Lukas 6:43-45 "Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik..." (Lukas 6:45a) Penulis Amsal berkata,  "Hidup dan mati dikuasai oleh lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya." (Amsal 18:21).  Ini menandakan bahwa apa yang kita ucapkan, atau perkataan yang keluar dari mulut kita itu angat berdampak karena apa yang kita ucapkan dan kita percayai akan benar-benar terjadi. Yesus berkata,  "Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu." (Lukas 17:6) Karena perkataan kita itu sangat penting, maka kita perlu memastikan bahwa apa yang kita ucapkan itu sesuai dengan apa yang Tuhan katakan melalui firmanNya. Memperkatakan firman Tuhan adalah cara yang sangat baik untuk membangun iman kita. Sebagai orang percaya, setiap kita memiliki kuasa atas kehidupan atau kematian, kemen...

Menjadi Sahabat Tuhan

Baca: Yohanes 14:14-17 "Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu." (Yohanes 15:14) Memiliki teman karib atau sahabat adalah mudah bagi orang yang berpangkat, terkenal dan juga kaya seperti tertulis:  "Kekayaan menambah banyak sahabat, tetapi orang miskin ditinggalkan sahabatnya" (Amsal 19:4).  Sebaliknya bagi kita yang susah, miskin, gagal dan terpuruk, sangat mudah ditinggalkan atau diabaikan teman dan sahabat. Kita merasa sangat rendah dan membayangkan betapa sulitnya orang mau menjadi sahabat kita, terlebih di zaman sekarang ini susah sekali menemukan sahabat sejati, apalagi sahabat yang  "...menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran." (Amsal 17:17).  Banyak orang berprinsip:  "Asal dia menguntungkan, saya mau jadi sahabatnya. Kalau tidak, I am so sorry, I say goodble!" Mencari sahabat di antara sesama manusia saja begitu sulit, mana mungkin kita bisa mempercayai bahwa Tuhan ...

Hamba Tuhan, Jangan Memegahkan Diri!

Baca: 1 Korintus 9:1-18 "Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil." (1 Korintus 9:16) Banyak yang terjadi di kalangan kita, orang Kristen suka menilai, mengukur atau membanding-bandingkan hamba Tuhan yang melayani di gereja masing-masing. Berbagai faktor digunakan untuk menilai siapakah di antara mereka yang layak disebut sebagai hamba Tuhan yang berhasil, hebat, berpengaruh, banyak karunia, terkenal dan sebagainya. Bukanlah pada tempatnya bila kita menilai atau mengukur pelayanan seorang hamba Tuhan menurut kriteria kita sendiri. Popularitas, jabatan dan jumlah anggota jemaat yang dilayani oleh seorang hamba Tuhan tidak sepenuhnya menjadi ukuran keberhasilan seorang pelayan Tuhan. Yang berhak untuk menilai dan punya kriteria itu adalah Tuhan, bukan kita,  "Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana p...

Taat Dan Bersyukurlah

Baca: Ulangan 10:12-22 "Sebab itu sunatlah hatimu dan janganlah lagi kamu tegar tengkuk." (Ulangan 10:16) Adakah di antara kita yang tidak pernah megecap kebaikan Tuhan? Pastilah tak seorang pun di dunia ini yang tidak pernah mengalami dan merasakan kebaikan Tuhan dalam hidupnya. Daud juga mengakuinya,  "Engkau Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!" (Mazmur 16:2).  Sungguh,  "Tuhan itu baik kepada semua orang," (Mazmur 145:9a). Apa yang dialami bangsa Israel menjadi contoh nyata betapa Tuhan itu baik! Saat berjalan keluar meninggalkan negeri perbudakan (Mesir), tak sekali pun dibiarkanNya bangsa itu berjalan sendirian. Tuhan senantiasa menuntun dan menyertai mereka. Ketika mereka harus melewati padang gurun  "Tuhan berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam. Dengan tidak beralih tia...

Sudahkah Kita Memberi Yang Terbaik?

Baca: Mazmur 4:1-9 "Persembahkanlah korban yang benar dan percayalah kepada Tuhan." (Mazmur 4:6) Kepada umat Israel Tuhan berfirman,  "Janganlah engkau mempersembahkan bagi Tuhan, Allahmu, lembu atau domba, yang ada cacatnya, atau sesuatu yang buruk; sebab yang demikian adalah kekejian bagi Tuhan Allahmu." (Ulangan 17:1). Di zaman Perjanjian Lama dulu, setiap kali bangsa Israel datang menghadap kepada Tuhan mereka harus selalu membawa persembahan berupa hewan korban. Tetapi tidak sembarang hewan persembahan itu berkenan di hati Tuhan. Jadi mereka harus membawa hewan-hewan yang terbaik: gemuk atau tambun, sehat dan tidak bercacat sebagai persembahan, karena Tuhan menyukai persembahan yang terbaik. Di zaman anugerah ini kita tidak perlu membawa hewan korban dalam ibadah atau saat datang menghadap Tuhan. Lalu, apa yang kita bawa kepada Tuhan sebagai persembahan? Persembahan itu adalah hidup kita sendiri seperti yang disampaikan rasul Paulus kepada jemaat di Roma,  ...

Ketidaksetiaan = Menjadi Orang Buangan

Baca: 1 Tawarikh 9:1-13 "...sedang orang Yehuda telah diangkut ke dalam pembuangan ke Babel oleh karena perbuatan mereka yang tidak setia." (1 Tawarikh 9:1b) Bangsa Israel adalah bangsa yang paling beruntung dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain, karena bangsa Israel adalah bangsa pilihan Tuhan dan umat kepunyaanNya sendiri. Begitu luar biasanya Tuhan menuntun dan membela umatNya ini. Setiap kali mereka berperang melawan musuh, kemenangan menjadi milik bangsa Israel karena Tuhan ada di pihak mereka. Namun jika kita membaca ayat nas di atas, masa-masa kejayaan bangsa Israel sudah hilang lenyap. Kemegahan, kebesaran dan kejayaan Israel di masa-masa Salomo memerintah sepertinya hilang tak berbekas, tinggal puing-puing kehancuran, padahal pada waktu itu semua bangsa di dunia begitu mengagumi dan menghormatinya. Kini mereka tak berdaya dan takluk di tangan tentara-tentara Babel. Kerajaan Israel menjadi hancur dan semua penduduknya diangkut keluar dari Israel dan menjadi tawana...

Pelajaran Dari Sebuah Jam

Alkisah, seorang pembuat jam tangan berkata kepada jam yang sedang dibuatnya, “Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak paling tidak 31.536.000 kali selama setahun ?” “Ha?” kata jam terperanjat, “Mana sanggup saya?” “Bagaimana kalau 86.400 kali dalam sehari?” “Delapan puluh enam ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti ini?” jawab jam penuh keraguan. “Bagaimana kalau 3.600 kali dalam satu jam?” “Dalam satu jam harus berdetak 3.600 kali? Banyak sekali itu.” Tetap saja jam ragu-ragu dengan kemampuan dirinya. Tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian bicara kepada jam, “Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?” “Nah, kalau begitu, aku sanggup!” kata jam penuh dengan antusias. Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik. Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar biasa ka...

Jendela Hati

Ada sepasang suami istri yang baru pindah rumah, ketika mereka menyantap sarapan pagi pada keesokan harinya, sang istri melihat tetangganya yang menjemur pakaian di luar rumah. "Cuciannya tidak begitu bersih," ucap sang istri kepada suaminya. "Dia tidak tahu cara mencuci yang bersih, mungkin dia butuh sabun cuci yang lebih bagus." Suaminya pun ikut melihat tetapi tidak berkomentar. Setiap kali tetangganya menjemur pakaian, sang istri selalu mengatakan hal yang sama. Sebulan kemudian, sang istri terkejut ketika melihat cucian yang bersih dijemuran tetangganya, ia pun berkata pada suaminya, "Lihatlah! dia telah belajar cara mencuci yang benar, siapa yang mengajarkan padanya ya?" Sang suami berkata, "Aku bangun awal pagi ini dan membersihkan jendela kita!" Bukankah ide yang bagus untuk mengecek terlebih dahulu apakah "jendela" anda bersih? Apa yang kita lihat ketika melihat seseorang tergantung dari kebersihan "jendela" temp...

Kepiting Dan Pertapa

Suatu ketika di sore hari yang sejuk, nampak seorang pertapa muda sedang bermeditasi di bawah pohon, tidak jauh dari tepi sungai. Saat sedang berkonsentrasi memusatkan pikiran, tiba-tiba perhatian pertapa itu terpecah kala mendengarkan gemericik air yang terdengar tidak beraturan. Perlahan-lahan, ia kemudian membuka matanya. Pertapa itu segera melihat ke arah tepi sungai, sumber suara tadi berasal. Ternyata, di sana nampak seekor kepiting yang sedang berusaha keras mengerahkan seluruh kemampuannya untuk meraih tepian sungai sehingga tidak hanyut oleh arus sungai yang deras. Melihat hal itu, sang pertapa merasa kasihan. Ia segera mengulurkan tangannya ke arah kepiting untuk membantunya. Melihat tangan terjulur,dengan sigap kepiting menjepit jari si pertapa muda. Meskipun jarinya terluka karena jepitan capit kepiting, tetapi hati pertapa itu puas karena bisa menyelamatkan si kepiting. Kemudian, dia pun melanjutkan kembali pertapaannya. Belum lama bersila dan mulai memejamkan mata, ter...

Menemukan Koin Penyok

Alkisah, seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur. Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya. Anak-anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, istrinya sering marah-marah karena tak dapat membeli barang-barang rumah tangga yang layak. Laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan ia tidak yakin bahwa perjalanannya kali inipun akan membawa keberuntungan, yakni mendapatkan pekerjaan. Ketika laki-laki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya terantuk sesuatu. Karena merasa penasaran ia membungkuk dan mengambilnya. “Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok-penyok,” gerutunya kecewa. Meskipun begitu ia membawa koin itu ke sebuah bank. “Sebaiknya koin in Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno,” kata teller itu member...

Prinsip 90/10 Ala Stephen Covey

Di suatu pagi si ayah bersiap siap berangkat kerja dengan pakaian rapi menuju ke meja makan untuk menyantap sarapan pagi. Dia memegang secangkir kopi yang siap diminum, tidak diduga ternyata gadis kecilnya menyengol tangan ayahnya yang mengakibatkan tumpahan kopi mengenai kemeja. Seketika itu si ayah refleks merespon kejadian tersebut, marah kepada gadis kecilnya dengan membentak untuk menyuruh menyelesaikan sarapannya. Si ibu merasa sikap ayah berlebihan dan membela gadis kecilnya. Masih dengan mengerutu si ayah masuk ke kamar untuk ganti baju, segera kembali ke meja makan berharap gadis kecilnya sudah selesai menyantap sarapannya. Ternyata si kecil masih menangis sesenggukan dan makannya belum selesai yang mengakibatkan dia ketinggalan bis sekolah, akhirnya si ayah harus mengantarkan si anak ke sekolah. Sesampai di sekolah si anak tidak lagi melambaikan tangan seperti biasa di lakukan. Perjalanan ke arah kantor yang masih jauh membuat ayah ngebut dan kecepatan mobilnya melebihi kec...

Cerminan Diri

Seorang pria mendatangi seorang Guru. Katanya, “Guru, saya sudah bosan hidup. Benar-benar jenuh. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apapun yang saya lakukan selalu gagal. Saya ingin mati.” Sang Guru tersenyum, “Oh, kamu sakit.” “Tidak Guru, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati.” Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Guru meneruskan, “Kamu sakit. Dan penyakitmu itu bernama, ‘Alergi Hidup’. Ya, kamu alergi terhadap kehidupan. “Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan. Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan ini mengalir terus. Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit. Penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit. Usaha, pasti ada pasang-surutnya. Dalam...

Lakukan Yang Terbaik

Ada seorang pemuda yang ingin menimba pengalaman dari seorang pengusaha sukses. Dia pun mendatangi pengusaha tersebut dan berkata, “Terus terang saya sangat ingin menimba pengalaman dari Bapak sehingga bisa sukses seperti Bapak.” Mendengar permintaan itu, sang pengusaha tersenyum sejenak. Kemudian, ia pun meminta anak muda itu menengadahkan tangannya. Si pemuda pun terheran-heran. Namun, lantas si pengusahapun menjelaskan maksudnya. “Biar aku lihat garis tanganmu. Dan, simaklah baik-baik apa pendapatku tentangmu sebelum aku memberikan pelajaran seperti yang kamu minta” Setelah menengadahkan kedua tangannya, si pengusaha pun berkata, “Lihatlah telapak tanganmu ini. Di sini ada beberapa garis utama yang menentukan nasib. Di sana ada garis kehidupan. Kemudian, di sini ada garis rezeki dan ada pula garis jodoh. Sekarang, menggenggamlah. Di mana semua garis tadi?”  “Di dalam telapak tangan yang saya genggam.” jawab pemuda tersebut. ...

Berkat Atau Kutuk

Alkisah ada seorang tua yang hidup di desa kecil. Meskipun ia miskin, semua orang cemburu kepadanya karena ia memiliki kuda putih cantik. Bahkan raja pun menginginkan kuda putihnya tersebut. Orang menawarkan harga amat tinggi untuk kuda itu, tetapi orang tua itu selalu menolak, “Bagiku ia bukan kuda. Ia adalah sahabat. Bagaimana kita dapat menjual seorang sahabat?” Suatu pagi ia mendapati kudanya itu tidak ada di kandangnya. Orang-orang di desa datang mengejeknya, “Orang tua bodoh. Sudah kami peringatkan bahwa seseorang akan mencuri kudamu. Anda itu miskin. Mana mungkin anda dapat melindungi binatang yang begitu berharga? Coba sebelumnya anda menjualnya. Harga setinggi apapun akan dibayar. Sekarang kuda itu hilang dan anda dikutuk oleh kemalangan.” Orang tua itu menjawab, “Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan. Katakan saja bahwa kuda itu tidak berada di kandangnya. Itu saja yang kita tahu. Apakah saya dikutuk atau tidak, bagaimana kalian dapat menget...

Alasan Untuk Bersyukur

Seorang anak duduk bersila di sebuah tangga pintu masuk pada sebuah supermarket. Anak itu buta dan mengenakan baju yang lusuh. Dia duduk sambil mengharapkan belas kasihan dari para pengunjung yang berlalu lalang di depannya. Sebuah kaleng bekas berdiri tegak di depan anak itu dengan hanya beberapa keping uang receh di dalamnya, sedangkan kedua tangannya memegang sebuah papan yang bertuliskan  “Saya buta, kasihanilah saya.” Seorang pria kebetulan lewat di depan anak kecil itu. Ia merogoh sakunya, mengeluarkan beberapa keping uang receh, lalu memasukkannya ke dalam kaleng anak itu. Sejenak, pria itu memandang dan memperhatikan tulisan yang terpampang pada papan. Seperti sedang memikirkan sesuatu, dahinya mulai bergerak-gerak. Lalu pria itu meminta papan yang dibawa anak itu, membaliknya, dan menuliskan beberapa kata di atasnya. Sambil tersenyum, priaitu kemudian mengembalikan papan tersebut, dan berkata "semoga sukses" lalu pergi meninggalkannya. Sepeninggal pria itu, u...

Anak Katak Dan Hujan

Seekor anak katak sangat takut dan gelisah ketika langit tiba-tiba gelap. "Bu, apa kita akan binasa. Kenapa langit tiba-tiba gelap?" ucap anak katak sambil merangkul erat lengan induknya. Sang ibu menyambut rangkulan itu dengan belaian lembut. "Anakku," ucap sang induk kemudian. "Itu bukan pertanda kebinasaan kita. Justru, itu tanda baik." Anak katak itu pun mulai tenang. Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama. Tiba-tiba angin bertiup kencang. Daun dan tangkai kering yang berserakan mulai berterbangan. Pepohonan meliuk-liuk dipermainkan angin. Lagi-lagi, suatu pemandangan menakutkan buat si katak kecil. "Ibu, itu apa lagi? Apa itu yang kita tunggu-tunggu? " tanya si anak katak sambil bersembunyi di balik tubuh induknya. "Anakku. Itu cuma angin," ucap sang induk tak terpengaruh keadaan. "Itu juga pertanda kalau yang kita tunggu pasti datang!" tambahnya begitu menenangkan. Dan anak katak itu pun mulai tenang. Ia mulai men...

Kebencian Hanya Menyakiti Hatimu Sendiri

Seorang anak laki-laki curhat kepada ayahnya tentang kebenciannya terhadap seorang teman yg menyakitinya. Sang ayah berkata, "Maafkan aja dia, hilangkan kebencianmu." "Tidak bisa ayah. Saya sangat membencinya." Anak itu bersikeras. "Ya sudah sekarang tidurlah, besok pagi ada yang harus kita kerjakan," kata sang ayah. Pagi hari sang ayah sudah menyiapkan sekarung kerikil yang digantung di pintu pagar belakang. "Coba kamu bayangkan karung ini sebagai perwujudan temanmu, kemudian pusatkan kebencianmu pada kepalan tanganmu dan pukulah sekeras dan sebanyak mungkin karung ini," kata sang ayah kepada anaknya. Sang anak menuruti perintah ayahnya. Tetapi hanya 3 kali pukulan keras dia sudah kesakitan di tangannya, memar dan berdarah. "Apakah teman yang kamu benci di sana merasakan sakit seperti yang kamu derita saat ini?" tanya sang ayah. "Tentu tidak," kata sang anak. Sang ayah mulai menasehati. "Begitulah yang terjadi pa...

Gema Kehidupan

Seorang anak kecil dan ayahnya sedang berjalan di sebuah gunung. Tiba-tiba anak itu tergelincir dan menjerit, “Aaaaahhh!!!” Betapa kagetnya ia, ketika mendengar ada suara dari balik gunung, “Aaaaahhh!!!” Dengan penuh rasa ingin tahu, ia berteriak, “Hai siapa kau?” Ia mendengar lagi suara dari balik gunung, “Hai siapa kau?” Ia merasa dipermainkan dan dengan marah berteriak lagi, “Kau pengecut...!!!” Sekali lagi dari balik gunung terdengar suara, “Kau pengecut...!!!” Ia lalu menengok ke ayahnya dan bertanya, “Ayah, sebenarnya apa yang terjadi?” Ayahnya tersenyum dan berkata, “Anakku, mari perhatikan ini.” Kemudian ia berteriak sekuat tenaga pada gunung, “Aku mengagumimu...!!!” Dan suara itu menjawab, “Aku mengangumimu...!!!” Sekali lagi ayahnya berteriak,”Kau adalah sang juara...!!!” Suara itu pun menjawab lagi,”Kau adalah sang juara...!!!” A...

Monyet Dan Angin

Seekor monyet sedang bersantai di pucuk pohon kelapa. Dia tidak menyadari bahwa 3 angin besar sedang mengintipnya: Angin Topan, Angin Puting Beliung dan Angin Tornado. Ketiga angin itu rupanya sedang berdiskusi, siapa gerangan yang bisa paling cepat menjatuhkan si monyet dari pohon kelapa. Angin Topan bilang, cuma perlu waktu 45 detik. Angin Puting Beliung tidak mau kalah, 30 detik! Angin Tornado dengan sombongnya berkata,"15 detik!" Akhirnya satu persatu angin itu maju. Angin Topan mulai duluan, dia bertiup sekencang-kencangnya. "Wuuusss." Merasa ada angin besar datang, si monyet langsung memegang batang pohon kelapa dengan sekuat-kuatnya. Beberapa menit lewat, si monyet tidak jatuh juga. Angin Topan pun menyerah. Giliran Angin Puting Beliung. "Wuuusss… wuuusss…" Dia bertiup sekencang-kencangnya. Si monyet tidak jatuh-jatuh pula. Angin Puting Beliung menyerah juga. Terakhir, Angin Tornado. Lebih kencang lagi dia bertiup, ingin mengalahkan 2 angin sebe...

Lemah Tetapi Kuat

Ada 2 benda yang bersahabat karib yaitu besi dan air. Besi seringkali berbangga akan dirinya sendiri. Ia sering menyombongkan diri kepada sahabatnya, "Lihat ini aku, kuat dan keras. Aku tidak seperti kamu yang lemah dan lunak." Air hanya diam saja mendengar tingkah sahabatnya. Dalam hatinya ia merasa apa yang dikatakan sahabatnya itu benar. Ia pun merasa rendah diri karena lemah dan tidak bisa seperti besi. Suatu hari besi menantang air berlomba untuk menembus suatu gua dan mengatasi segala rintangan yang ada di sana. Aturannya : barangsiapa dapat melewati gua itu dengan selamat tanpa terluka maka ia dinyatakan menang. Besi dan airpun mulai berlomba. Rintangan pertama mereka ialah mereka harus melalui penjaga gua itu yaitu batu-batu yang keras dan tajam. Besi mulai menunjukkan kekuatannya. Ia menabrakkan dirinya ke batu-batuan itu.Tetapi karena kekerasannya, batu-batuan itu mulai runtuh menyerangnya dan besipun banyak terluka di sana sini karena melawan batu-batuan itu. A...

Sikap Yang Berubah

Seorang lelaki yang baru menikah tinggal menumpang di rumah mertuanya. Beberapa saat tinggal bersamanya, akhirnya ia demikian kesal dengan ibu mertuanya yang menurutnya sangat brengsek, cerewet dan angkuh sekali. Setelah 2 tahun, baginya cukup sudah penderitaan itu. Ia memutuskan untuk mengakhiri dengan berencana membunuh ibu mertuanya. Setelah memutar otak, ia pergi mendatangi petapa tua yang paling sakti di daerahnya. Usai ia bercerita dengan penuh kegeraman, sang petapa tersenyum dan mengangguk-angguk. Diberinya sebotol cairan yang menurut petunjuk sang petapa adalah racun yang sangat mematikan. Syaratnya harus diberikan sedikit demi sedikit selama 2 bulan, dan dalam memberikan ia diharuskan bersikap manis, berkata lebih sopan, serta selalu tersenyum. Hal ini untuk membuat si mertua supaya tidak mencurigainya. Dengan penuh kesabaran, hari demi hari ia mulai meracuni si mertua, tentunya dengan sikap manis, tutur kata yang lebih santun serta senyum yang tidak lepas dari mulutnya. Per...

Mendengar Suara Tuhan

Seorang pemuda yang baru saja kehilangan pekerjaan datang ke rumah seorang pendeta tua. Sang pemuda bersahabat baik dengan pendeta tua tersebut.  Pemuda itu berteriak-teriak memanggil pendeta sambil mengeluh mengenai masalah yang menimpanya. “Pendeta! Pendeta! Aku banyak mengalami masalah dalam hidupku dan sekarang aku hehilangan pekerjaan. Mengapa bisa begini?” Karena pendeta yang sedang belajar di dalam ruangan tidak mendengar suaranya, maka si pemuda menjadi kalap. Ia mengepalkan tinjunya sambil berteriak, “Pendeta bilang Tuhan akan selalu menolong! Tetapi mengapa aku seperti ini?” Mendengar ada suara ribut-ribut di luar, pendeta tua pun berjalan keluar. Ia mengucapkan sesuatu dan menanti tanggapan si pemuda. Tetapi si pemuda itu tidak mendengar apa yang dikatakan oleh pendeta tua.    Masih diam di tempatnya, si pemuda bertanya, “Pendeta bilang apa?"”   Sambil duduk di sebuah bangku kayu, pendeta itu mengucapkan sesuatu...

Setia Mengikuti Perintah

Setia Mengikuti Perintah Mazmur 119:1-16 Setiap orang percaya dituntut untuk setia mengikuti perintah Allah, ketetapan dan firman-Nya, sebagai pedoman hidup. Dengan melakukan hal itu, sesungguhnya kita telah memuliakan Allah. Dalam mazmur ini, kita melihat adanya sikap ketaatan dan kesetiaan untuk mengikuti perintah Allah (1-2). Taat dan setia merupakan sikap iman seseorang dalam menghayati dan melakukan kehendak Allah agar ia terhindar dari kejahatan dan perilaku yang cela. Allah sendiri telah menunjukkan titah-Nya dengan tujuan agar ketetapan-Nya itu dipegang dengan sepenuh hati sebagai perintah yang harus diikuti dengan tekun dan setia. Sebab Ia mengatakan, "Berbahagialah orang yang setia melakukan kehendak-Nya dan bersyukur karena setia belajar hukum-hukum-Nya yang adil" (3-7). Pemazmur juga berseru agar Allah tidak meninggalkannya. Sebab ia mau belajar taat dan setia dengan belajar melakukan ketetapan Allah. Pemazmur menyadari bahwa ketetapan Allah itu sulit dipah...

Poin Untuk Masuk Sorga

Seorang pria meninggal dunia dan rohnya pergi ke sorga. Di gerbang sorga ia disambut oleh Petrus. Petrus berkata, “Inilah syarat untuk masuk ke sorga. Engkau memerlukan 100 poin untuk masuk. Caranya, sebutkan semua perbuatan baik yang telah engkau lakukan semasa hidupmu. Tiap-tiap perbuatan baik akan diberi poin sesuai dengan derajat kebaikannya. Kalau engkau sudah mencapai 100 poin maka engkau berhak menjadi penghuni sorga.” “Baiklah,” kata orang tersebut, “saya telah menikah selama 50 tahun dan tidak pernah berselingkuh maupun berbohong terhadap istriku walau di dalam pikiran sekalipun.” “Itu bagus,” kata Petrus, “nilainya 3 poin” “Tiga poin?” kata orang itu dengan sedikit kecewa. “Baiklah, saya selalu hadir dalam setiap kebaktian Minggu selama hidup saya. Saya selalu membayar perpuluhan dan mendukung penuh pelayanan pekerjaan Tuhan di gereja.” “Luar biasa!” kata Petrus. “Hal ini...

Kesabaran Yang Membawa Pada Pengharapan

Ada sebuah keluarga yang terdiri suami, istri, anak berumur 6 tahun dan kakek yang telah renta. Begitu rentanya ia sehingga tangannya selalu gemetaran bila memegang sesuatu sehingga seringkali berantakan. Penglihatannya pun buram. Keluarga itu biasa makan bersama di ruang makan. Namun, sang kakek ini sering mengacaukan segalanya. Tangannya yang bergetar dan mata yang rabun, membuatnya susah untuk menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh ke bawah. Saat si kakek meraih gelas, segera saja susu itu tumpah membasahi taplak. Hal ini mendatangkan kejengkelan suami istri tersebut. Tak jarang mereka mengomel dan marah-marah. Itulah sebabnya mereka membuatkan meja kayu dan menempatkan di pojok rumah sebagai tempat kakek makan agar tidak mengganggu suasana makan mereka. Setiap kali makan, kakek ini berlinangan air mata, tetapi ia tidak berani menggugat anak dan menantunya itu. Suatu ketika suami istri ini tertarik melihat apa yang dilakukan oleh anak mereka. Tampak anak tersebut mengump...

Kisah Penebang Kayu

Alkisah, seorang pedagang kayu menerima lamaran seorang pekerja untuk menebang pohon di hutannya. Karena gaji yang dijanjikan dan kondisi kerja yang bakal diterima sangat baik, sehingga si calon penebang pohon itu pun bertekad untuk bekerja sebaik mungkin. Saat mulai bekerja, majikan memberi sebuah kapak dan menunjukkan area yang harus diselesaikan dengan target waktu yang telah ditentukan kepada si penebang pohon. Hari pertama bekerja, dia berhasil merobohkan 8 batang pohon. Sore hari, mendengar hasil kerja si penebang, majikan terkesan dan memberi pujian dengan tulus, “Hasil kerjamu luar biasa. Saya kagum dengan kemampuanmu menebang pohon-pohon itu. Belum pernah ada yang sepertimu sebelum ini. Teruskan bekerja seperti itu”. Sangat termotivasi pujian, keesokan hari penebang bekerja lebih keras, tetapi dia hanya berhasil merobohkan 7 batang pohon. Hari ketiga, dia bekerja lebih keras lagi, tetapi hasilnya tetap tidak memuaskan bahkan mengecewakan. Makin hari, semakin sedik...

Bunga Dan Kupu-Kupu

Seorang anak berdoa kepada Tuhan agar diberikan bunga dan kupu-kupu. Namun Tuhan memberikannya kaktus dan ulat. Anak ini sedih dan tidak paham mengapa pemberian-Nya berbeda dari permintaannya. Kemudian dia berpikir, Tuhan mempunyai banyak umat untuk di urus. Dan dia memutuskan untuk tidak mempersoalkannya. Selepas beberapa waktu, anak ini memikirkan semula permohonan doanya yang telah lama dilupakannya. Anak ini sangat terkejut ketika melihat dari pohon kaktus yang buruk dan berduri itu tumbuh bunga yang cantik. Dan dari ulat yang terselubung telah berubah menjadi kupu-kupu yang cantik. Anak itupun sangat bahagia karena sekarang dia telah memiliki bunga dan kupu-kupu, seperti yang diinginkannya dulu. Tuhan selalu melakukan semua perkara dengan benar! Cara Tuhan selalu yang terbaik, walaupun kelihatannya semuanya salah. Apa yang diterima tidak selalu apa yang dibutuhkan! Tuhan tidak akan gagal mengabulkan permintaan, teruslah berdoa tanpa ragu dan mengeluh. Ketika kita berdoa memin...

Tempayan Yang Retak

Seorang tukang air memiliki dua tempayan besar, masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan, yang dibawa menyilang pada bahunya. Satu dari tempayan itu retak, sedangkan tempayan yang satunya lagi tidak. Jika tempayan yang tidak retak itu selalu dapat membawa air penuh setelah perjalanan panjang dari mata air ke rumah majikannya, tempayan retak itu hanya dapat membawa air setengah penuh. Selama dua tahun, hal ini terjadi setiap hari, si tukang air hanya dapat membawa satu setengah tempayan air ke rumah majikannya. Tentu saja si tempayan yang tidak retak merasa bangga akan prestasinya, karena dapat menunaikan tugasnya dengan sempurna. Namun si tempayan retak yang malang itu merasa malu sekali akan ketidaksempurnaannya dan merasa sedih sebab ia hanya dapat memberikan setengah dari porsi yang seharusnya dapat diberikannya. Setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini, tempayan retak itu berkata kepada si tukang air, “Saya sungguh malu pada diri saya sendiri, dan ...

Kisah Anak Kerang

Pada suatu hari, seekor anak kerang di dasar laut mengeluh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek. "Anakku," kata sang ibu dengan lembut, "Tuhan tidak memberikan kita bangsa kerang sebuah tangan pun sehingga ibu tak bisa menolongmu. Sakit sekali, aku tahu. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu. Kerahkan semangatmu melawan rasa pedih dan sakit yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat." Maka si anak kerang pun melakukan nasihat ibunya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakit bukan alang kepalang. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan bertahun-tahun. Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Makin lama mutiaranya makin besar. Rasa sakit menjadi terasa wajar. Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengkilap, dan berh...

Kisah Pemburu Dan Peternak Domba

Alkisah, pada zaman dahulu di sebuah desa, hiduplah keluarga pemburu dan keluarga peternak yang saling bertetangga. Untuk membantu saat berburu, si pemburu memiliki anjing-anjing peliharaan yang galak namun kurang terlatih. Celakanya, saat di rumah, anjing-anjing itu sering melompati pagar dan melukai domba-domba si peternak. Walaupun sudah diperingatkan untuk menjaga anjing-anjingnya, si pemburu tidak mau peduli. Hingga suatu hari, kembali salah satu domba diserang dan terluka cukup parah. Habislah kesabaran si peternak! Setelah berpikir lama, ia memutuskan pergi ke kota untuk menemui seorang hakim yang bijaksana. Setelah sang hakim mendengarkan cerita si peternak itu, dia berkata bijak, "Peternak yang baik, saya sebagai hakim, terhadap aduanmu, bisa saja menghukum si pemburu untuk mengganti kerugianmu dan memerintahkan dia untuk merantai atau mengurung anjing-anjingnya. Tetapi, bila itu saya lakukan, kamu akan kehilangan seorang teman. Mana yang lebih kamu inginkan, teman atau ...

Memilih Hidup Sekali Lagi

Alkisah, Tuhan ingin sekali tahu bagaimana jika para makhluk ciptaan-Nya diberi kesempatan memilih hidup sekali lagi, ingin menjadi apakah masing-masing dari mereka? Maka, Ia membagikan pertanyaan kepada para makhluk ciptaan-Nya. Tikus dengan cepat menjawab, "Jika diberi kesempatan memilih, aku ingin menjadi kucing. Enak ya jadi kucing, bisa bebas merdeka berada di dapur bahkan disediakan makanan, susu, dan dielus-elus oleh manusia." Kucing pun dengan sigap menjawab, "Kalau bisa memilih, aku ingin jadi tikus. Kepandaian tikus mengelilingi lorong-lorong rumah bisa membuat orang serumah kewalahan. Tikus bisa mencuri makanan yang tidak bisa aku santap. Hebat sekali menjadi seekor tikus." Saat pertanyaan yang sama disampaikan ke ayam, begini jawabnya, "Aku ingin menjadi seekor elang. Lihatlah elang di atas sana! Wah, ia tampak begitu perkasa mengepakkan sayapnya yang indah di angkasa luas, membuat semua makhluk iri dan ingin menjadi seperti dirinya. Tidak sepert...