Skip to main content

Cerpen Cinta Itu Pengakuan


       Aku tak pernah mengagumi atau mengidolakan siapapun dalam 15 tahun perjalanan hidupku. Bahkan ibupun aku tak tahu, tak pernah bertemu. Hhhhh entahlah. Aku bahkan pernah berfikir akan lebih baik bila aku tak pernah dan tak akan pernah bertemu seseorang yang seharusnya kupanggil ibu itu bila benar dulu ia membuangku.

"Ra tadi malem liat dramkor boys Before Flower ga?" tasya membuyarkan lamunanku.
"Iya liat dikit." Jawabku dingin.
"Sedih banget kan tuh pas si Pyo hilang ingatan, trus malah bareng ma cewek lain. Oooooohhhh ga kuat nih ceritainnya juga, meleleh deh entar ni air mata."
"....................." nocomment.
"Ya ampuuuun dah itu muka lempeeeeeng aja gitu? Emang udah mati rasa kali yah. Miris banget punya temen kaya gini Ya Allah!"
"Abisnyaaaa cerita, aktor, sama aktrisnya juga ga ada yang menarik tuh. Apalagi itu tuh yang aktor utamanya, yang rambutnya keriting sama kaya bibirnya. Hhhhh sumpah deh jiji banget."
"Dasar katro, itu namanya seksi tauuu."
"Seksi kok kaya gitu."
"Kamu ga bakalan tahu atuh, orang kamu ga pernah terjamah makhluk yang namanya cowok."
"bukan muhrim"
"Jiahahaha bilang aja ga laku." Tasya tertawa puas.
"....................."

       Aku sering sekali menjadikan bajuku sebagai teempat Tasya menumpahkan air matanya. Masalahnya hanya seputar jatuh cinta dan patah hati, berkali-kali. Tapi aku salut padanya karena ia selalu berhasil untuk bangkit lagi. Walaupun aku sama sekali tak mengerti tentang cinta, aku masih bias mengerti dan memahami perasaan sahabatku. Aku yang tak pernah jatuh cinta justru bersyukur karenanya. Karena dengan tidak jatuh cinta aku juga tidak pernah sakit hati. Aku tak perlu menjadi seperti Tasya yang harus membuang-buang air matanya, mubazir itu namanya.

"Eh Lyra liat tuh ada si ganteng tengil kesini."
"Hah? Siapa?" Aku berbalik dan melihat sesosok makhluk aneh menyebalkan berjalan ke arahku dan Tasya.
"Ngapain yah si Andi kesini?"
"Kaga tau." Gumam Tasya.
Andi adalah idola di sekolahku. Tapi semua hal yang dimiliki olehnya adalah hal-hal yang dibenci olehku.
"Kurus! Haha." Katanya tiba-tiba saat sudah berada tepat didepanku.
"Hhhh cowok gila." Gumamku dengan suara keras.
Tiba-tiba, "pletukk" dia menjitak kepalaku.
"Heyyyy." Bentakku sambil bangkit berdiri.
"Hahahahaha."
Saat itu pula semua temanku memperhatikanku dan Andi.
"Pergi sana!" Bentaku lagi.
"Hmmmm dari deket ganteng banget yah." Kata Tasya tiba-tiba. Mendengar hal itu, Andi kemudian mengedipkan matanya persis orang cacingan. Sementara aku memelototi Tasya yang masih menatap lekat wajah menjijikan Andi.

       Andi melangkah perlahan lebih dekat denganku, menatap mataku dan terus melangkah seakan menantangku. Hingga hidungnya kini hanya beberapa sentimeter didepan hidungku saat ia mendekatkan wajahnya ke wajahku. Dia tetap dalam posisinya dalam waktu 5 menit, waktu yang cukup lama bagiku. Yang membuatku tak mengerti adalah alasan kenapa jantungku berdetak begitu cepat dan napasku seakan berhenti sesaat. Semakin tak kumengerti ketika semua yang terjadi dalam waktu yang singkat itu mampu mengendalikan perasaanku yang tak mau menuruti perintahku sendiri. Entah apa yang kurasakan saat hembusan napasnya terasa begitu hangat menyapu wajahku. Oooh Tuhaaaan aku tak mengerti apa yang terjadi.

"Gue cakep kan?" Tanyanya tiba-tiba. "Hahahaha" Ia tertawa sambil kembali berdiri tegak lagi.
"Nggak!" Tegasku.
"Boong. Terus kenapa tadi bengong?" Ia menyudutkanku.
"Hahaha." Satu kelas mentertawakanku, dan aku benar-benar malu. Merasa, dipermainkan juga merasa dikalahkan.
Tasya menyusulku saat aku pergi membasuh wajahku, mencoba mengendalikan perasaan dan detak jantungku. Tasya menghadapkan tubuhku kearahnya. Ia menatapku dengan pandangan aneh.
"Wow!" umamnya.
"apaan?" Tanyaku sambil menyingkirkan lengannya dari pundakku.
"Aku baru tahu, kamu yang super dingin ini bias juga bereaksi hangat sama si Andi itu."
"Hangat apanya? Ngaco!"
"Swear Lyra. Yaaaa walaupun keliatan aga kasar, tapi kalo diperhatiin lagi kalian jadi kaya akrab banget, cocok banget pokonya." Tasya berekspresi aneh dan menggebu-gebu.
"Aaaaaah hapeuk banget deh tu kata-katanya." Kemudian aku pergi meninggalkan Tasya yang masih berbinar-binar.

      Malam harinya saat aku masih sibuk dengan tangisan adik bayiku, handphoneku berdering. Sementara mama masih di dapur membuatkan susu untuk adikku. Telpon itu jelas tak bias kuangkat.
"Ra angkat aja telponnya!" Teriak mama dari dapur.
"Iya mah. Ssssss sayaaaang. Udah yah! Jangan nangis lagi!" Aku menidurkan adikku diatas tempat tidurnya.
"Ya, assalammualaikum! Siapa ni?" Aku menjawab telponnya.
"Waalaikummusalam!" Jawab orang di sebrang sana.
"Siapa ini?" Aku mengulang pertanyaanku.
"Hahahahaha." Laki-laki ditelpon itu tiba-tiba tertawa.
"Hhhhh salah sambung." Kataku. "Tut tut tut." Aku menutup telpon tidak jelas itu.

      Beberapa detik kemudian, nomor itu memanggil lagi. Tak cepat kuangkat mengingat kejadian beberapa detik yang lalu. Tapi ia memanggil hingga 3x. Terpaksa kuangkat lagi.
"Yaelaaaaah sabar dikit napa. Ini gue Ra." Katanya
"Siapa?" Tanyaku dengan nada dingin.
"Gue cinta pertama lo. Huahaha."
"Dasar gila yah."
"Gue, Andi."
"Hah? Andi?" Fikirku. "Ngapain nelpon aku?" Tanyaku lagi.
"Iyaaaa tadi tuh Tasya ngasih nomer ini. Dia bilang kamu pengen ditelpon sama aku, soalnya kamu kan suka sama aku. Ia kaaaan? Ngaku deeeh. Haha, berarti cinta pertama dong? Kamu kan ga laku-laku."
"Gila tuh siTasya." Gerutuku dalam hati.
"Heh say kok diem? Hahaha."
"Say apaan? Sorry ya jangan pernah ngarep deh. Ga bakalan." Kemudian kututup lagi telponnya.

      Dengan perasaan kesal yang luar biasa, aku memarahi Tasya habis-habisan. Membuatku semakin kesal saat dia malah tertawa-tawa mendengar ceritaku.
"Udah Ra, yang penting kamu bahagia. Nggak usah pake pura-pura marah segala deh." Kesalku bertambah lagi dan kututup lagi telpon Tasya.

      Saking kesal sebal dan marahnya, aku sampai susah untuk memejamkan mataku. Hanya karena bayanganorang aneh itu tak mau pergi dari ingatanku. Semua ruang di otakku terisi penuh oleh semua tentang dia. Membuatku tak bias tenang saja. Bahkan saat tidurpun dia masih menjadi tokoh utama dalam mimpiku. Ternyata orang yang kita benci akan selalu mengganggu kita dimanapun dan kapanpun.

      Aku yang tak yakin akan bercerita pada Tasya memutuskan untuk menceritakan apa yang kualami itu pada guru BK langgananku, Pak Ray.
"Jadi kamu nggak tahu apa yang sebenarnya terjadi sama kamu atau pura-pura tidak tahu?" Tanya Pak Ray.
"Tahulaaah Pak, itu terjadi gara-gara aku udah kelewat benci sama dia."
"Salah."
"Lho? Jadi apa dong Pak?"
"itu artinya cinta. Haha." Pak Ray tertawa kecil setelah mengatakannya.
"Hah?" Aku benar-benar kaget mendengtar guru yang paling kupercaya mengejekku juga.
Aku belum pernah dibuat kesal oleh pak Ray, kecuali hari ini. Aku berjalan lagi menuju kelasku.
"Heh neng." Andi tiba-tiba sudah menyamakan langkahnya denganku. "Udah deeeh syukuri aja tuh cinta. First love pula. Kan asyik tuh."
"Hhhh"" Aku hanya menghela napas tepat saat aku sampai didepan kelas dan lalu aku duduk disana.
"Kita baikan aja yu! Abis itu kita pacaran deh. Haha, asyik gak tuh? Aku juga kayanya aga sedikit lumayan suka nih sama kamu. Haha akhirnya ngaku juga." Ia melanjutkan celotehannya. "Lagian yah Ra, siapa lagi coba yang mau sama cewek jelek kaya kamu. Jadi gimana nih?" Tanyanya lagi.
"What? Jadi dia lagi nembak aku nih ceritanya?" Fikirku.
"Masih nggak mau jawab juga? OK. Liat yah." Ia tiba-tiba berdiri. Lalu berteriak. "Hey temen-temen! Gue sama Lyra..."
"Stop!" Aku balas berteriak saat semua mata tertuju pada kami.
"Gue saying banget sama Lyraaaa." Ia tetap berteriak dengan wajah puas.
"My God!" aku malu setengah mati. Semua orang disana bertepuk tangan.
"Terima! Terima!" Semua temanku menyerukan hal yang sama, mendukung Andi.
"Udah deh Ndi. Malu-maluin aja!" Gerutuku sambil meraih tangannya untuk menariknya duduk lagi.
"Eit eit udah mulai pegangan tangan nih?" Teman-temanku mulai menggodaku lagi. Andi semakin puas saja tampaknya.
"Jadi gimana nih?" Andi berbisik padaku.
"Terima aja deeeeh." Tasya berteriak di barisan paling depan pendukung Andi.
"Hhhhhh." Aku menghela nafas lagi.
"Jawab dong!" Andi meminta.
"Hmmmm iya deh iya, Ok aku terima."
"Suit suit." Kompak teman-temanku bertepuk tangan.
"Thanks yah Ra. Kamu jadi cantik banget sekarang. Bukan gombal yah. Ini jujur dari hati." Ia tersenyum padaku.

      "Heh tapi ini karna temen-temen aku yah. Bukan berarti aku beneran......" Belum sempat kuselesaikan perkataanku, ia tiba-tiba memelukku. Entah seperti apa perasaanku. Yang kutahu, pada saat itulah aku merasakan kehangatan yang belum pernah kudapat sebelumnya. Pada saat itu pula aku mengerti bagaimana rasanya jatuh cinta. Harus kuakui, aku memang mencintainya.

Penulis: Nira Nurani Teresna Dewi


Comments

Popular posts from this blog

The Painting of Destiny

"Are you sure of this, Navan?" The old pirate stared at King Mannas' chief merchant. However, his bright emerald green eyes sparkled with laughter. "The information came from Daoud, one of my former crew members, when I was ravaging the coastal villages of Vyrone." Navan smiled at the expression crossing Gerrod's face, whose family had fled from one of these villages. The Iron Falcon was a legend and parents had always used the threat of its crew and its flaming-haired captain to scare naughty children into sleeping and behaving differently. Gerrod quickly recovered and smiled. "Then he must be a man to be trusted, indeed." "Ah!" cried Navan. "Daoud will take the coin from the mouth of a dead man while it is still warm. I trust him only because he knows the fate of him who lies to me." I may have made him captain when I decided to infiltrate King Mannas' court, but he still knows who is in charge. "We must tell ...

Good Morning America is a popular

Good Morning America is a popular morning news show that airs on ABC. It has been a staple in American households since its debut in 1975. The show covers a wide range of topics including news, entertainment, lifestyle, and pop culture. With its team of talented hosts and reporters, Good Morning America provides its viewers with the latest updates on current events and trending stories. One of the things that sets Good Morning America apart from other morning shows is its lively and energetic atmosphere. The hosts, including Robin Roberts, George Stephanopoulos, Michael Strahan, and Lara Spencer, bring a sense of fun and camaraderie to the show. They engage with their audience and each other in a way that feels genuine and relatable. In addition to its engaging hosts, Good Morning America also features a variety of segments that cater to a diverse audience. From cooking demos and fashion tips to celebrity interviews and human interest stories, the show offers something for everyone. Wh...

The liz hatton

The liz hatton is a unique piece of headwear that has been gaining popularity in recent years. This hat is characterized by its wide brim and low crown, which gives it a distinctive and fashionable look. The liz hatton is often made of materials such as wool, felt, or straw, making it a versatile accessory that can be worn in various seasons. One of the key features of the liz hatton is its versatility. This hat can be dressed up or down, making it suitable for a range of occasions. Whether you're going for a casual look or a more formal outfit, the liz hatton can easily complement your ensemble. Additionally, the wide brim of the hat provides excellent sun protection, making it ideal for outdoor activities such as picnics or garden parties. In terms of style, the liz hatton can be compared to other types of hats such as the fedora or the boater. While these hats may have similar silhouettes, the liz hatton stands out for its unique shape and design. The low crown and wide brim of ...
  • Cerpen Pengabdianku

    By : Annisa Mega  Aku adalah seorang guru. Keseharianku mengajar disekolah-sekolah, salah satunya SMP Dirgantara, Jakarta. Untuk menjadi gurumemang sulit. Namun itu tidak mematahkan semangatku untuk mengajar anak bangsa.Membuat mereka pintar dan bisa memimpin bangsa merupakan salah satu tuju... Readmore

  • Cerpen Di sanalah Semuanya Berakhir

    Ku susuri lorong belakang sekolahku, seusai jam kegiatan tambahan. Gelap menyelimutiku sore ini, membuat jantungku berdetak kencang. Bulu kudukku berdiri, mengingat betapa seramnya kisah masa lampau dari bangunan tua ini. Ya! Sekolahku memang dulunya milik belanda. Pintunya yang tinggi besar deng... Readmore

  • Cerpen Si Buntung dan Putri Mutiara

         Di sebuah pulau kecil nan terpencil,., kehidupan masyarakatnya adalah kebudayaan nelayan dan petani..di sebelah timur pulau itu dominan masyarakat terjun kelaut sebagai nelayan, dan sebelah barat pulau dominan pertanian... dari setiap kebudayaan, masyarakat ini selalu mengadak... Readmore

  • Humor Keuntungan Membeli Rumah

    Seorang pengembang real estate sedang mempromosikan rumah kepada seorang pembeli. Pengembang : "rumah ini memiliki beberapa keuntungan dan kerugian." Pembeli : "oh ya? saya ingin tahu dulu apa kerugiannya." Pengembang : "di sebelah timur rumah ini ada tempat pembuangan sampah, di sebelah baratn... Readmore

  • Renungan Memperkatakan Firman Dengan Iman

    Baca: Ulangan 30:11-20 "Tetapi firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan." (Ulangan 30:14) Kita mengungkapkan pikiran, perasaan dan gagasan melalui perkataan atau bahasa. Perkataan kita akan membentuk hidup kita, karena hal ini mempengaruhi ja... Readmore

  • Cerpen Andai Aku Tak Pernah Mengenalmu

    Rasa rindu seringkali menyerang, mengganggu konsentrasiku. Terkadang aku ingin menghubungimu namun selalu saja kuurungkan niat itu. Semakin kusimpan rasa ini dalam dadaku, semakin sesak terasa. Entah dimana kau sekarang berada, aku hanya mampu menyentuhmu dengan hatiku. Saat itu, saat yang begitu... Readmore

  • Cerpen L.D.R (Long Distance Relationship), It’s Okay!

    Kisah ini bermula di sebuah tempat dimana terbentang luas hamparan hijau nan indah, Star Hill. Malam itu tepatnya Saturday night pukul 20.30 WIB, aku yang seorang gadis periang begitu girangnya berada di Star Hill ditemani oleh seorang cowok. Ya, dia adalah teman bermain sekaligus teman belajar, ... Readmore

  • Humor Lomba Lari

    Singapura menyelenggarakan lomba lari antara Goh Cok Tong dan Habibie Hasilnya : Goh Cok Tong keluar sebagai juara. Keesokan harinya, RRI menyiarkan berita: "Kemarin, di Singapura berlangsunglomba lari antara pemimpin negara Singapura dan Indonesia. Habibie dengan gemilang menduduki tempat kedua,... Readmore

  • Renungan Injil Menyelamatkan, Asal....

    Baca: 1 Korintus 15:1-11 "Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu - kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya." (1 Korintus 15:2) Alkitab menegaskan: "...Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap o... Readmore

  • Renungan Masalah : Proses Menuju Penggenapan Janji Tuhan (2)

    Baca: Kejadian 41:37-45 "Lalu Firaun menyuruh menaikkan Yusuf dalam keretanya yang kedua, dan berserulah orang di hadapan Yusuf: 'Hormat!' Demikianlah Yusuf dilantik oleh Firaun menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir." (Kejadian 41:43) Ketika mendapatkan mimpi-mimpi dari Tuhan, Yusuf belum memi... Readmore