Cerpen Sang Mujahid Jatuh Cinta



     Ponselku berdering tanda panggilan masuk, Andi incoming call tertera dilayar LCD ponselku. Ternyata sepupuku yang satu itu rupanya!
Ku angkat, "Assalmu'alaikum Ndi?"
"Wa'alaikumussalam mbak! Piye kabare mbak Rahma?" suara seorang ikhwan di seberang sana, Andi; adik sepupuku yang paling kusayangi.
"Alhamdulillah dek! Ada apa Ndi, magrib gini kamu nelpon?"
"Aku pengen curhaat ama mbak!" rengeknya. Andi memang seperti itu padaku, menurutnya tak ada yang bisa mengerti dia selain kakak sepupunya yang manis ini hehe :')
Setiap kali ada masalah Andi selalu datang kepadaku, entah itu curhatkah atukah meminta membantunya menyelesaikan masalahnya lah.. atau apa lah.. karena aku tahu dan aku sangat mengerti adik sepupuku itu. Dia terlahir sebagai anak tunggal tak punya kakak ataupun adik. Sebelum Andi pindah rumah ke Mataram, Andi tinggal di rumahku. Kami memang dekat sejak kecil karena Andi dari kecil "dititip" pada orang tuaku. Bukan tanpa alasan Om Rahman dan tante Bety (orang tua Andi) menitipkan anaknya. Setahuku dulu orang tua Andi bekerja serabutan, makanya anaknya dititip pada orang tuaku.

     Terlepas mengenai kisah masalalu Andi, ku coba menanyakan perihal yang membuat hati adik kesayanganku itu menjadi kelabu.
'Ndi, ada apa masalah apa?" tanyaku.
"Aku lagi jatuh cinta mbak, dan aku sedang dilemma besar!" jawabnya tanpa ragu.
"Apa? Jatuh cinta?" tanyaku untuk meyakinkan diri bahwa yang kudengar barusan itu tidak salah. Andi mengiyakan pertanyaanku. Aku ternganga dibuatnya. Wanita manakah yang membuat hati adikku itu terhujam panah asmara yang begitu membuatnya di rundung dilemma.
Benar ini adalah dilemma, aku saja yang lebih tua darinya belum pernah merasakan cinta, dan aku memang tidak ingin mencintai makhluk yang nyata masih belum halal bagiku. Kenapa Andi bisa begitu ya.. setan mana yang telah menyambetnya sehingga dia berani jatuh cinta.

"Ndi? Perempuan mana yang telah menawan hatimu?" selidikku.
"Dia teman satu sekolah, orangnya cantik mbak.. dia anaknya kalem.. ndak neko-neko! Itu yang membuatku suka sama dia mbak!" jelasnya panjang lebar.
"Ndi? Kamu sadar gak sih! Nyebut Ndi.. Nyebut!"
"Lho emangnya aku kenapa to mbak! Salah kalo aku jatuh cinta?"
Aku terdiam dibuatnya. Lantas Andi melanjutkan dengan sebuah alasan.
"Dimana letak salahku mbak? Mbak tahu kan, aku ini manusia sama seperti mbak. Karena aku memang bukan robot! aku ngerti maksud mbak, bahwa kita salah jika mencintai seseorang yang belum halal untuk kita. Tapi bagaimana tuhan telah menganugerahkan suatu "rasa" untuk kita. Yang menurutku unik, aku tak ingin memendamnya sampai berkarat, aku ingin menggunakannya untuk mencintai seorang hamba yang begitu indah dimataku, dan itu juga merukapan ungkapan syukur atas anugerah yang telah diberikan tuhan."
"Andi, matamu telah tertutup oleh lembaran malam yang kosong, begitu gelap hingga setitik cahaya pun tak terlihat oleh dua matamu yang bening itu. Jika engkau jatuh cinta pada orang yang belum halal untukmu, apakah kau menegerti bagaimana perasaan Alloh yang telah kau duakan cinta-Nya!"
"Mbak, Wallohi.. aku tidak pernah berpaling mencintai Allah! Aku hanya memanfaatkan rasa yang telah Allah berikan, dan aku hanya sekedar pacaran..!"
"Apa? Sekedar! Semudah itu kau bilang sekedar? Sayang.. cinta bukan berarti harus pacaran!"
"Lantas aku harus bagaimana? Jika aku bilang aku tidak akan melepasnya! Mbak dia itu baik, Aku yakin Alloh telah menetapkan dia sebagai jodohku, perasaanku begitu kuat meyakininya."
"Andi, laki-laki yang sholeh itu tidak mengajak orang yang dicintainya untuk pacaran melainkan langsung walimah. Ketika kau jatuh cinta, maka hatimu yang semulanya hanya termaktub nama Allah di dalamnya akan harus tergantikan oleh nama wanita yang belum tentu halal bagimu. Fikiranmu akan terus memikirkan orang yang kau kasihi, sedangkan dulu kau begitu selalu mengingat Alloh dalam setiap desah nafasmu. Sekarang kau merindu wanita yang belum halal bagimu, tidak seperti dulu sewaktu kau terus melantunkan nasyid-nasyid rindu pada sang Allohu rabb. Apa kau akan terus begitu?"
"Mbak!"
"Andi.. mbak sayang padamu dek, mbak gak ingin hati andi, fikiran serta perasaanmu terganggu oleh kehadiran wanita yang masih belum halal bagimu. Fokuslah Ndi, katanya kau ini ingin menjadi seorang mujahid,.. masa' mujahid kayak gini!"
"Mbak, lantas solusinya bagaimana?"
"Hentikan semua permainan semu ini, putuskanlah ikatan yang membelenggumu dengannya!"
"Tapi mbak!"
"Mbak tau akan pedih sekali rasanya, namun coba kau fikirkan.. perih di awal masih belum seberapa menderitanya dibandingkan menyesal dikemudian hari, seberapapun kau mengikat hati yang kau sayangi, kalau tidak jodoh maka akan terlepas juga! Nah lebih baik kau melaepaskan ikatan itu, biarkanlah skenario tuhan yang menentukan jalan kehidupan. Kalau memang jodoh pasti akan bertemu, kita harus optimis akan masa depas yang telah diusung sang waktu!"
Kulanjutkan kembali
"Andi sayang.. ikhwan sejati itu tidak akan membiarkan dirinya menjadi orang ketiga diantara kedekatan orang yang disayanginya dengan tuhan-Nya. Tak juga menjadi onak dalam hati orang yang dicintainya.. tak juga menjadi kelabu dalam kehidupan orang yang dicintainya. Dan tak juga menjadi hantu yang bergentayangan dalam fikiran orang yang disayanginya. Nah pilih mana? Putus atau lanjut menjadi orang ketiga?"
"Ah.. mbak sukanya gitu!" keluh Andi.
"Lho.. koq mbak sih! Sekarang gimana, ya terserah kamu lah! Toh juga kamu yang ngerasain, mujahid itu gak cengeng begini. Cobak Andi fikirin lagi, baru aja segini Andi udah dilemma berat, makan ati lah.. apa lah.. gimana kalau udah setahun.. dua tahun.. udah berapa ati cobak yang udah Andi makan? Udah berapa banyak pengorbanan yang udah Andi berikan. Penantian yang tak pasti apakah diakhir cerita akan bahagia bagaikan Cinderella atau malah sebaliknya,.. Fikirkanlah dek! Usiamu masih belia untuk memikirkan hal-hal semacam itu, semangat dakwahmu masih dibutuhkan agama ini.. Katanya mau jadi Mujahid sejati..?!" terangku dengan sedikit meledeknya.
"Iya.. iya.. Andi akan mencobanya, Andi akan putusin dia! Andi kan Mujahid sejati.." timpalnya semangat.
"Gitu donk! Baru ni yang namanya Andi Khaerul Umam si Mujahid sejati...!"
"Terus... kalo mbak Rahmaku sayang, kapan nih mau menikahnya?" tanyanya yang membuatku tersentak.
"Andi... kau itu selalu saja! Kerjaanmu ngeledek mbak terus!"
"Cieh.. ngambek! Andi cariin ya mbak!"
Tut.. tut.. tut.. langsung ditutupnya, emang dasar tuh si Andi paling doyang godain aku. Gak secara langsung saat ketemu eh.. lewat telpon juga! Tapi bener sih apa yang dikatakannya, sampe detik ini aku memang belum menikah, walau usiaku masih muda tapi.. kegelisahan sering datang menyergap ketika ku tahu teman-teman seusiaku telah berkeluarga, bahkan terakhir kabar yang ku dengar Ukhty Izah telah melahirkan.

     Memang ada sedikit rasa iri ketika mendengar itu semua. Tapi aku gak mungkin akan memaksakan diri menikah sedangkan mujahid impian belum juga terlihat datang mengkhitbah. Sabar saja.. ga apa-apa koq, lagi pula dengan begitu aku masih punya banyak waktu untuk mencintai Allah seutuhnya, tanpa ada yang menghinggapi hati, fikiran serta perasaan. Allah tau apa yang terbaik untuk kita, walau dalam tiap bait-bait do'a selalu ada pengharapan bertemu dengan sang mujahid namun tuhan telah mengatur semuanya secara sempurna dan secara rapih. Aku yakin Allah telah mempersiapkan suatu hal yang istimewa untukku suatu hari nanti. Karena aku tahu bahwa Allah adalah sang creator yang penuh pesona cinta.

Penulis: Baiq Rahmayanti Masruri


No comments:

Post a Comment

Informations From: Omnipoten

Featured post

Melihat Melalui Mata yang Berbeda

Melihat Melalui Mata yang Berbeda Aku melihat melalui matamu. Dan ketika saya melakukannya, dunia semuanya biru, ungu dan hijau. Warnanya s...