Skip to main content

Cerpen Begitulah Rindu


Cinta sejak awal memberi tanda dan —sama-sama sadar. Sama-sama sadar ketika sejak awal cinta timbul dan kobarannya makin besar. Besarnya kobaran itu mulai membakar ketakutan—sama-sama sadar. Sama-sama sadar dan akhirnya merenggut kebersamaan.
Suatu ketika di sebuah ruang tunggu untuk Rindu.

Pagi ini, ruangan itu bernuansa berbeda, cat yang ada kini mulai mengelupas dan kusam. Dinding-dindingnya menggeliat penuh resah. Rindu nampak duduk dengan menunduk di sudut ruangan itu, jemarinya saling terpagut, mukanya pucat pasi, sesekali melirik ke arah jam dinding yang hanya berdetak berirama seperti detak jantungnya. Tak ada suara lain selain tik..tok..tik..tok dan desau angin yang merambat lirih masuk dari celah-celah langit-langit yang menganga.

“ Dingin banget !! “ katanya lirih sambil membenarkan sweater kuningnya. Tiba-tiba pintu yang ada dihadapannya terbuka..deritnya yang panjang membuat Rindu menoleh dengan cepat ke arah pintu itu. Seorang gadis sebaya dengannya tampak menyempil dan pandangannya menyapu seluruh ruang tunggu itu. Matanya berhenti ketika yang dilihatnya masih duduk manis di pojokan. Senyumnya terkembang “ Masuklah Rindu..kau pasti senang dengan hasilnya “. Dengan langkah lemah Rindu menuruti kata-kata gadis itu.

“ Sayang…datang juga, eh Bram apa yang kamu bawa itu ? “
“ Aku gak bawa apa-apa sayang…aku hanya bawa sebongkah cinta “ bibirnya mengecup kening Rindu. Dan senyum tersimpul di bibirnya yang tipis.
“ Duduklah..aku kangen banget sama kamu..” pinta Rindu dengan manja.
“ Eh..iya??sudah lama gak ketemu ya? Maaf lo…pasti kamu BT gak aku temenin kemana-mana. Sekarang kamu kurusan deh..kenapa??kamu sakit ? ”
“ Sudahlah..peluk aku sampai pagi sayang..aku kangen sama kamu..hari ini cukup melelahkan ”

“ Hmmm..baiklah..berikan tubuhmu ”

Seberapa jauh aku bisa bersembunyi tanpa mengingatmu? Sepertinya, aku tak mampu melakukannya.

Pagi ini udara masih terasa dingin, perubahan cuaca yang berganti secara tiba-tiba memaksa Rindu untuk berlama-lama meringkuk dalam selimutnya yang tebal. Alarm yang sejak 15 menit tadi berdering tak dimatikannya. Handphone yang terletak disamping ranjangnya bergetar hebat namun tak tersentuh olehnya, seakan tubuh itu telah ditinggalkan oleh jiwanya yang entah sedang ada dimana. Suara pintu terbuka didengar oleh Rindu, namun tubuh itu seakan tak berdaya, suara-suara yang sedang berbincang terdengar lamat-lamat lalu giliran pintu kamarnya terbuka.

“ Selamat pagi sayang.. “ sapa Bram seraya mengecup kening Rindu. Tubuh Rindu menggeliat manja dari balik selimut. Tangannya meraih tangan Bram dan menariknya ke bawah selimut.

“ Rindu..aku sudah siap berangkat ke kantor. Apa yang kamu lakukan ? “ tangan kekar Bram menampik tangan Rindu dan tubuh Rindu terhempas keras jatuh. Bram hanya melirik tubuh Rindu dengan miris dan berlalu begitu saja. Rindu yang terpaku menunduk lemas menatap lantai-lantai kamarnya dengan nanar. Telinganya menangkap suara wanita lain..dia, Monica.
Kini Rindu duduk menatap langit dari balkon kamarnya, masih mengenakan piyama semalam, sesekali bibirnya mencecap kopi pahit dari cangkir kesayangannya. Cangkir itu, tercetak potretnya dengan Bram..kekasih hatinya sejak tiga tahun lalu selepas masa-masa sekolah. Bel pintu depan berbunyi, dan suaranya cukup mengusik lamunan Rindu tentang kejadian tadi pagi. Perubahan Bram dan kehadiran Monica, menari-nari dalam pikirannya. Tubuhnya beranjak dari kursi dan mempercepat langkahnya menuruni anak tangga untuk membuka pintu.

“ Eh…kau rupanya? Masuklah Bim.. “
“ Uum…sebaiknya aku diluar saja, bukankah dirumahmu ini hanya kau dan pembantumu saja yang ada ? “
“ Kenapa Bima?? Bukankah tamu memang harus masuk ke dalam rumah kalau bertamu ? “
“ Iya..setidaknya jika pemilik rumah memakai pakaian yang lengkap. “ kata Bima mantap sembari lalu menuju teras.

Rindu tersenyum simpul dan berlalu menuju kamarnya setelah memberi tahu mbok Inah untuk membuatkan minum. Bima..seorang laki-laki yang jauh berbeda dengan Bram..Bima selalu ada ketika Rindu butuh bahkan ketika orang-orang terdekat Rindu jauh darinya.

“ Sory Bim..lama tadi sekalian mandi. “
“ Iya gak papa..sory pagi-pagi gini aku sudah bertamu ke rumah gadis cantik seperti kamu ada hal yang ingin aku sampaikan. “
“ Oh ya..muka kamu kenapa berubah serius gitu ? “
“ Aku denger dari Mala..waktu dia nganter kamu ke dokter “

Rindu tersentak cangkir yang digenggamannya terjatuh. Rindu masuk dan menyuruh mbok Inah membereskan serakan cangkir. Sedang Bima masih terdiam pikiran-pikirannya terus melayang-layang.

“ Maaf Bima..apa yang kamu mau setelah mendengar itu ? “
“ Seharusnya pertanyaan itu bisa kamu jawab sendiri. Kamu tahu maksudku datang kemari..kamu mengerti semua sikap dan apa yang aku lakukan untukmu “

Rindu terhenyak, matanya membaca dalam-dalam mata Bima. Nyaris tak ada keraguan dalam tatapan Bima untuk Rindu, dan Rindu tahu itu sejak lama. Perasaanya makin terpojok ketika dengan rutin dan bahkan sengaja Monica mengiriminya foto-foto mesranya dengan Bram dikantor. Bram dan Monica memang sekantor dan intensitas bertemunya Monica dan Bram makin sering membuat jarak Rindu dengan Bram renggang. Sedetik kemudian handphone Rindu berdering..sebuah MMS masuk dan perasaan getar berdesir hebat ketika matanya melihat layar handphonenya. Sebuah pemandangan yang tak ingin dilihat oleh perempuan manapun didunia ketika kekasih hatinya bermanja dengan perempuan lain di tempat lain. Air mata Rindu menggenang di sudut matanya. Tangan Bima meraih handphone Rindu dengan cepat. Air mukanya berubah ketika melihat di layar Bram dengan perempuan lain.

“ Ini yang kamu sebut cinta ? “
“ Kamu gak berhak bertanya seperti itu Bima..” air mata Rindu makin mengalir deras.
“ Aku tahu..tapi, kamu tidak memberiku kepastian Rindu..kamu tahu perasaanku. Maafkan aku, akupun tersiksa ketika melihatmu menangis seperti ini. Cinta tidak mengajarkan kesedihan dan membiarkan air mata jatuh sia-sia seperti ini. Hentikan air mata itu, hiduplah denganku. “.
“ Gak segampang itu Bima..kamu pastinya sudah tahu dari Mala bukan ? aku makin tak layak mendapatkan kamu. “

Tiba-tiba sebuah mobil melaju kencang memasuki parkiran rumah Rindu. Dari dalam mobil keluar Bram dengan muka merah padam menahan marah. Tanpa basa-basi tangan kekar Bram menampar Rindu dengan keras. Lalu melayangkan pukulan ke arah ulu bima. Dengan nafas tersengal-sengal Bram kembali melayangkan tinju ke arah wajah Bima namun kali ini gagal dan mengenai wajah Rindu.

Tubuh Rindu terjatuh ke tanah dengan keras. Darah mengalir dari kening Rindu dan sudut bibirnya, mata Bram tersentak saat tinju yang diberikannya mengenai Rindu. Lalu Bima mengangkat Rindu masuk ke ruang tamu, memanggil mbok Inah untuk membersihkan luka Rindu. Sedang Bram terduduk lemas di teras. Bima masih menahan sakit di bagian dadanya. Tangannya menyodorkan handphone Rindu yang dilayar masih terpampang foto Bram dengan Monica. Wajah Bram berubah..air matanya mengalir. Tubuhnya beranjak menuju Rindu yang masih berbaring lemas, keduanya berpelukan sambil menangis. Bram tahu bahwa dirinyalah yang bersalah dengan Monica. Apa yang diceritakan Monica tentang Rindu sama sekali salah dan Bram menyesal.
“ Kita harus pisah Rindu..maafkan aku “ kata Bram singkat dan berlalu mengusap air matanya. Air mata Rindu mengalir hebat, deru suara mobil Bram yang meninggalkan rumah itu sudah tak terdengar lagi. Rindu menangis sejadinya.“ Bukan perpisahan ini yang aku mau..Bima, “ katanya lirih.

“ Kamu pantas bahagia denganku Rindu “ tapi Rindu menggeleng pelukan Bima dilepaskannya perlahan, dikecupnya kening Bima dan tubuhnya beranjak mengambil kunci mobil dari meja. Bima membelalakkan matanya, mukanya mendadak pucat pasi. “ Aku yang melukaimu atas nama cinta Bima dan kini aku pun terluka atas nama cinta. Bima maafpun tak cukup untukku, tapi ada yang tak bisa lepas dari Bram ( Rindu mengusap perutnya pelan ) “. Bima mengangguk kecil dan memberikan pelukan terakhir pada Rindu.

“ Aku yang membuatmu terluka dengan mencintaimu juga, tapi kenapa justru perih yang berbalik tajam melukakan hati ku Bima ? “ Rindupun berlari menuju mobil yang ada di garasi. Meninggalkan Bima terpaku mengenang kata-kata Rindu. “ Aku mencintaimu Bima “ kata itu kembali terngiang di pikiran Bima.

Aku mengais pilu dalam birunya rindu yang menusuk tanpa henti! Haruskah aku sudahi dengan pergi mengingkarimu ? jika itu jalannya, aku ingin kamu berbahagia _Sha, 22-5


Comments

Popular posts from this blog

The Painting of Destiny

"Are you sure of this, Navan?" The old pirate stared at King Mannas' chief merchant. However, his bright emerald green eyes sparkled with laughter. "The information came from Daoud, one of my former crew members, when I was ravaging the coastal villages of Vyrone." Navan smiled at the expression crossing Gerrod's face, whose family had fled from one of these villages. The Iron Falcon was a legend and parents had always used the threat of its crew and its flaming-haired captain to scare naughty children into sleeping and behaving differently. Gerrod quickly recovered and smiled. "Then he must be a man to be trusted, indeed." "Ah!" cried Navan. "Daoud will take the coin from the mouth of a dead man while it is still warm. I trust him only because he knows the fate of him who lies to me." I may have made him captain when I decided to infiltrate King Mannas' court, but he still knows who is in charge. "We must tell ...

Good Morning America is a popular

Good Morning America is a popular morning news show that airs on ABC. It has been a staple in American households since its debut in 1975. The show covers a wide range of topics including news, entertainment, lifestyle, and pop culture. With its team of talented hosts and reporters, Good Morning America provides its viewers with the latest updates on current events and trending stories. One of the things that sets Good Morning America apart from other morning shows is its lively and energetic atmosphere. The hosts, including Robin Roberts, George Stephanopoulos, Michael Strahan, and Lara Spencer, bring a sense of fun and camaraderie to the show. They engage with their audience and each other in a way that feels genuine and relatable. In addition to its engaging hosts, Good Morning America also features a variety of segments that cater to a diverse audience. From cooking demos and fashion tips to celebrity interviews and human interest stories, the show offers something for everyone. Wh...

The liz hatton

The liz hatton is a unique piece of headwear that has been gaining popularity in recent years. This hat is characterized by its wide brim and low crown, which gives it a distinctive and fashionable look. The liz hatton is often made of materials such as wool, felt, or straw, making it a versatile accessory that can be worn in various seasons. One of the key features of the liz hatton is its versatility. This hat can be dressed up or down, making it suitable for a range of occasions. Whether you're going for a casual look or a more formal outfit, the liz hatton can easily complement your ensemble. Additionally, the wide brim of the hat provides excellent sun protection, making it ideal for outdoor activities such as picnics or garden parties. In terms of style, the liz hatton can be compared to other types of hats such as the fedora or the boater. While these hats may have similar silhouettes, the liz hatton stands out for its unique shape and design. The low crown and wide brim of ...
  • Masih Ada Hari Esok Bagi Orang Benar

    Baca: Amsal 24:1-34 "Karena tidak ada masa depan bagi penjahat, pelita orang fasik akan padam." (Amsal 24:20) Di ufuk timur sang surya mulai menyapa dengan pancaran sinarnya yang hangat! Seolah dia berkata, "Selamat pagi, masih ada harapan untukmu!" Roda waktu terus berputar melumat semua kenan... Readmore

  • Orang Benar Hidup Karena Percaya

    Baca: 2 Korintus 5:1-10 "-sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat-" (2 Korintus 5:7) Alkitab menyatakan bahwa "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." (Ibrani 11:1). Jadi, iman menjad... Readmore

  • Melupakan Masa Lalu

    Baca: Kejadian 41:37-57 "Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku. ... Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku." (Kejadian 41:51, 52) Sangatlah bagus jika kita memiliki ingatan yang kuat, terlebih-lebih ingatan akan kebaikan Tuhan d... Readmore

  • Harga Itu Adalah Komitmen

    Baca: Lukas 9:22-27 "Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barngsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya." (Lukas 9:24) Rasul Paulus menulis: "Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari emas dan perak, melaink... Readmore

  • Dia Tahu Yang Terbaik Bagi Kita

    Baca: Yesaya 64:1-12 "Tidak ada telinga yang mendengar, dan tidak ada mata yang melihat seorang allah yang bertindak bagi orang yang menanti-nantikan dia; hanya Engkau yang berbuat demikian." (Yesaya 64:4) Sesungguhnya tiada mata yang tidak pernah melihat hal luar biasa yang telah Tuhan sediaka... Readmore

  • Iman :Sudah Menerima Jawaban Doa

    Baca: Markus 11:20-26 "apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu." (Markus 11:24) Di dalam Ibrani 11:1 dikatakan, "Iman adalah dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak ... Readmore

  • Kuasa Di Balik Doa

    Baca: Yakobus 5:12-20 "Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya." (Yakobus 5:18) Alkitab terlebih dahulu menjelaskan: "Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak ... Readmore

  • Firman Tuhan Tidak Bisa Batal!

    Baca: 2 Raja-Raja 10:1-17 "Ketahuilah sekarang, bahwa firman Tuhan yang telah diucapkan Tuhan tentang keluarga Ahab, tidak ada yang tidak dipenuhi, Tuhan telah melakukan apa yang difirmankan-Nya dengan perantaraan Elia, hamba-Nya." (2 Raja-Raja 10:10) Yesaya 55:11 mengatakan, "demikia... Readmore

  • Harapan Di Dalam Tuhan

    Baca: 2 Raja-Raja 7:1-20 "Empat orang yang sakit kusta ada di depan pintu gerbang. Berkatalah yang seorang kepada yang lain: 'Mengapakah kita duduk-duduk di sini sampai mati?'" (2 Raja-Raja 7:3) Kota Samaria telah diasingkan dan dikepung tentara-tentara Aram. Tentara Aram mengisolasi kota, memu... Readmore

  • Terang Dunia

    Baca: Yesaya 9:1-6 "Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar." (Yesaya 9:1) Dunia diliputi kegelapan, suatu kondisi kelam di mana manusia tidak memiliki pengharapan dan sedang menuju kepada kebin... Readmore