Skip to main content

Cerpen Cindy dan Ella


"pangeran itu tidak akan pernah menjadi bintang di hatimu, akulah perempuan paling cantik di desa ini dan dia akan memilihku menjadi pasangannya, sedangkan kau akan jadi perawan tua yang hidup kesepian tanpa siapapun yang mencintai dan menyayangimu".

"Cindy, kenapa kata-katamu selalu bernada kebencian padaku sedangkan kita adalah saudara, kalau kau akan menjadi istri seorang pangeran bukankah seharusnya kamu belajar menjadi wanita anggun dan berkata dengan sopan pada siapapun agar mereka mengatakan kalau kau ini pantas menjadi istri seorang pangeran".

"apa kamu bilang? jadi kamu pikir aku tidak pantas menjadi istri seorang pangeran..." tangan Cindy menjiwir telinga Ella.
"aduuuh... sakit... lepaskan..." Ella merintih kesakitan karena kuping kanannya ditarik oleh saudara tirinya. cindy yang memiliki kuku-kuku panjang dengan ujung mengerucut. Sudah sejak lama ia ingin minggat dari siksaan saudara dan ibu tirinya, tapi amanah mendiang ayahnya untuk menjaga rumah warisan ibunya selalu menggagalkan keinginannya.

"sudah lepaskan! kamu ingin melihat ibu malu karena tidak bisa menjaga anak tirinya dengan baik hingga kupingnya berdarah-darah, apa kata orang nanti, jangan lupa setrika semua baju ini dengan baik, sana cepat kerjakan!"
Cindy mengalah pada ibunya, membiarkan saudara tirinya melakukan perintah ibunya, padahal ia ingin sekali mengusirnya.

"kapan sih ma perempuan dekil itu akan kabur dari sini? aku sudah tidak tahan..."
"sabar.. setelah pernikahanmu, ibu akan menjodohkannya dengan seseorang dan membawanya pergi dari sini dan ia takkan menginjakkan kakinya di rumah ini lagi".

     ucapan itulah yang membuat ibu dan anaknya itu tersenyum. menyusun sebuah rencana untuk meraih kekayaan orang lain sudah mendarah dalam diri mereka. 5 tahun yang lalu Emmi berhasil menikah dengan ayah ella, sebuah kecelakaan kereta api kembali membuatnya menjadi janda. Tapi ia malah mensyukuri kepergian suaminya, dengan begitu ia dan anaknya bisa leluasa menikmati kekayaannya.

     Ia sempat ingin mengusir Ella usai ayahnya meninggal, tapi ia selalu melihat bayangan malaikat pada gadis lugu itu dan susah untuk membuatnya menghilang.

----

     Lantaran jalan aspal menuju rumahnya sedang diperbaiki, Ella tidak bisa naik angkutan umum untuk pulang usai dari pasar. Ia melewati jalan persawahan untuk pulang, saat akan menuruni bukit kecil berumput, ia terpeleset karena menenteng 2 rinjing penuh belanjaan dari pasar.
Kalau saja tidak ada seseorang menahan tubuhnya, ia akan meluncur dari atas. "terima kasih ya, untung ada kamu, kalau tidak entah bagaimana jadinya..."
"biar aku bawakan, aku orang baru disini, kau mau kan menunjukkan jalan? aku ingin melihat pemandangan di desa ini". Pemuda itu langsung mengambil satu rinjig yang dibawa Ella. Pemuda itu berjalan di belakang Ella sambil bercerita dan melihat para petani melakukan pekerjaannya.

"sekali lagi terimakasih sudah menolongku dan membawakan belanjaanku, kau ingat jalan pulang kan? hati-hati ya". Ella hampir tiba di rumahnya, sesekali ia menengok ke belakang memperhatikan pemuda yang ia tidak sempat tanya namanya.

     Tidak seperti biasanya ibu tirinya menyuruh menyiapkan hidangan dengan daging dan ikan melebihi porsi hari-hari kemarin. Vitamin yang biasa ia beli atas suruhannya untuk Cindy pun ia minta agar Ella juga meminumnya dengan dalih untuk kesehatannya.
"dengar Ella, mulai malam ini kamu makan bersama kami, kau harus banyak makan daging supaya kau kuat, lihat tubuh kurusmu itu, mana ada lelaki yang ingin meminangmu. Ayo cepat habiskan makanmu lalu makan buah-buahan ini, jangan lupa vitaminnya".
"ya bu". ini kali pertama ia duduk semeja bersama ibu dan saudara tirinya sejak ayahnya meninggal. Begitu buruk perlakuan yang ia terima, menganggapnya seperti pembantu dan tidak menyerahkan uang miliknya. Apakah ibu tirinya akan menjodohkannya dengan lelaki pilihannya lalu membawanya pergi jauh dari rumah ayahnya. Pertanyaan itu mulai terbersit di pikirannya, apakah itu jua salah satu cara ibu tirinya agar ia bisa memiliki semua peninggalan mendiang ayahnya.

"selamat malam semuanya, saya membawa 2 buah undangan untuk nona Cindy dan nona Ella untuk hadir di pesta pencarian jodoh untuk pangeran Hafit. Persyaratannya adalah nona-nona harus datang ke pesta dengan memakai gaun rancangan sendiri. Disana pangeran juga akan menilai keahlian kalian dalam menghias sepatu kaca yang telah disediakan olehnya, siapapun pemenangnya pasti akan menjadi pasangan pangeran Hafit".
Seorang utusan dari keluarga pangeran yang baru saja kembali setelah menimba ilmu di negeri seberang sedang mencari jodoh untuknya. Utusan itu meminta ukuran sepatu Cindy dan Ella. Masih ada waktu sepuluh hari untuk mempersiapkan diri bagi mereka dan gadis-gadis lain yang diundang dalam acara itu.

"besok ibu akan mencari penjahit terbaik untuk kalian berdua, rancangan gaun kalian harus yang paling bagus dan mewah. Karena itu, Ella kembali ke kamarmu dan tidur, banyak tugas menantimu esok".
"tapi ma, kenapa mama perhatian sama si dekil itu, aku tidak mau ke istana pangeran bersamanya", ujar Cindy pada ibunya setelah melihat Ella sudah masuk ke kamarnya.
"sebagai saudara tiri kamu tidak boleh terlalu jahat, gadis itu tidak akan terpilih, mana mungkin pangeran Hafit akan memilih gadis sepertinya, tapi seandainya pun terjadi, mama punya rencana supaya dia gagal menjadi pendamping pangeran, kau tenang saja ya".
Ibu dan anak gadisnya itu sudah tidak sabar betapa inginnya mereka menjadi anggota kerajaan, hidup dalam istana berisi kemewahan dan kekayaan.

"aku dengar pangeran Hafit mengundang gadis-gadis di desa ini. apa kau juga akan datang? apa kau juga berharap dapat terpilih olehnya?.
"aku... jujur aku ingin hidup tenang, aku tidak cukup percaya diri untuk membayangkan hal itu, tapi yang penting bagiku, siapapun pasanganku, aku ingin dia mencintaiku, kami hidup bahagia, berjuang seperti mendiang ayah dan ibuku menjadi keluarga sejahtera". Ella kembali bersua dengan pemuda yang telah menolongnya tempo hari, mereka terus terlibat obrolan santai sembari menyusuri jalan di persawahan hingga dia sampai di rumahnya, wajahnya penuh keceriaan karena memiliki seorang teman.

"kenapa rancangan gaunmu sederhana sekali? tapi sudahlah, terserah kau saja, sekarang kau terlihat sedikit gemuk, tidak sia-sia ibu mennyuruhmu makan daging dan minum vitamin. Malam ini kita akan bersaing, bersikap lah biasa saja, jangan terlalu mencolok, jangan membuatku malu karena kau belum pernah menghadiri sebuah pesta, apa kau mengerti?.
"iya akan kuingat kata-katamu". Sepuluh hari berlalu, kini Cindy dan Ella tengah bersiap berangkat memenuhi undangan sangpangeran, dalam perjalanan Ella bisa melihat ajah gugup Cindy, sedangkan ia duduk dengan tenang berharap Cindy tidak membuatnya malu karena inilah pertama kalinya mereka terlihat bersama mendatangi sebuah acara.

     Suasana di dalam istana penuh dengan gadis-gadis cantik dengan gaun-gaun indah berwarna-warni, mereka sudah tak sabar menanti kehadiran sang pangeran. Sajian khas isana yang terlihat menggugah rasa membuat Ella tertarik mencoba mencicipi sedikit dari semua kue-kue itu. Riuh terlihat begitu sang pangeran muncul memakai topeng, gadis-gadis di sekelilingnya penasaran seperti apa wajah pangeran karena baru malam ini ia menunjukkan dirinya.

"nah, di ruangan sebelah sudah tersedia sepatu kaca sesuai ukuran nona-nona yang hadir disini, juga batu permata untuk menghias sepatu itu, kalian hanya punya waktu 30 menit dan pangeran Hafit akan memperhatikan bagaimana cara kalian memperindah sepatu itu, silahkan..."
Pembawa acara menyeru pada para undangan, lalu menuntun mereka masuk ke sebuah ruangan, ada kursi dan meja tempat mereka menghias sepatu, ketika waktu dinyatakan dimulai, semua gadis itu dengan cekatan mengambil batu permata berukuran kecil untuk dihias pada sepatu kaca tersebut.

     Pangeran Hafit berjalan pelan-pelan sambil memperhatikan gadis-gadis itu menyelesaikan perlombaan, beberapa terlihat gugup begitu pangeran berada dekat di sebelahnya. Ella telah membuat sketsa di rumahya, warna dan model apa yang akan ia buat sudah ia hafalkan, ia tak menyadari kalau sesekali pangeran memperhatikannya, penampilan gadis itu amat sederhana, riasan di wajahnya semakin mempercantik kepribadiannya.

     Tiga puluh menit berlalu, semua gadis keluar dari ruangan itu, mereka harus menunggu lagi hingga Pangeran menetapkan keputusannya. Semua sepatu kaca di hadapannya kini menjdadi berkilau, berbagai motif dari batu yang beraneka warna menyilaukan matanya.

"di atas baki ini ada sepatu yang telah dipilih pangeran, begitu penutupnya dibuka, bagi yang merasa menghias sepatu kaca seperti yang terlihat, harap maju ke depan". Pembawa acara kembali berkata di depan gadis-gadis yang tak henti menebar senyum, menahan degup yang semakin terasa, Cindy benar-benar tidak percaya apa yang dilihatnyya, ia tahu persis siapa penghias sepatu kaca yang kini tersibak penutupnya.

     Semua mata para gadis itu tertuju pada Ella. Ia berjalan pelan sambil berharap kalau kejadian ini bukan mimpi, ingin sekali ia mencubit kedua pipinya. Pangeran Hafit memakaikan sepatu itu di kedua kaki Ella, pangeran lalu membuka topengnya, tangannya refleks meraih tubuh Ella yang hampir jatuh karena terkejut.
"kau...?" Ella benar-benar kaget melihat wajah yang dilihatnya.
"apa kau terkejut? ya, ini aku, beberapa hari belakanganan kau mengenalku sebagai Haris karena namaku Haris Hafit, apa kau bahagia?"
"tentu saja aku terkejut, aku tidak pernah menduga kalau kau adalah Pangeran Hafit, lalu untuk apa kau pergi ke sawah?" tanya Ella.

"aku sengaja, aku ingin tahu bagaimana keseharian para warga disini dan mencari tahu sifat asli para gadis yang akan kupilih untuk menjadi pendampingku kelak". Ella hanya tersenyum terkenang insiden yang membuatnya berkenalan dengan pangeran. Alunan musik terus membahana mengiringi ia dan pangeran berdansa di depan para gadis dan Cindy yang terus memegang kepalanya yang sakit. Perempuan yang biasa ia panggil dengan gadis dekil itu kini menjelma menjadi perempuan cantik dan berhasil memikat hati pangeran pujaannya, ia menangis sejadi-jadinya begitu sampai di pelukan ibunya.

Penulis: Risma Adhani


Comments

Popular posts from this blog

The Painting of Destiny

"Are you sure of this, Navan?" The old pirate stared at King Mannas' chief merchant. However, his bright emerald green eyes sparkled with laughter. "The information came from Daoud, one of my former crew members, when I was ravaging the coastal villages of Vyrone." Navan smiled at the expression crossing Gerrod's face, whose family had fled from one of these villages. The Iron Falcon was a legend and parents had always used the threat of its crew and its flaming-haired captain to scare naughty children into sleeping and behaving differently. Gerrod quickly recovered and smiled. "Then he must be a man to be trusted, indeed." "Ah!" cried Navan. "Daoud will take the coin from the mouth of a dead man while it is still warm. I trust him only because he knows the fate of him who lies to me." I may have made him captain when I decided to infiltrate King Mannas' court, but he still knows who is in charge. "We must tell ...

Good Morning America is a popular

Good Morning America is a popular morning news show that airs on ABC. It has been a staple in American households since its debut in 1975. The show covers a wide range of topics including news, entertainment, lifestyle, and pop culture. With its team of talented hosts and reporters, Good Morning America provides its viewers with the latest updates on current events and trending stories. One of the things that sets Good Morning America apart from other morning shows is its lively and energetic atmosphere. The hosts, including Robin Roberts, George Stephanopoulos, Michael Strahan, and Lara Spencer, bring a sense of fun and camaraderie to the show. They engage with their audience and each other in a way that feels genuine and relatable. In addition to its engaging hosts, Good Morning America also features a variety of segments that cater to a diverse audience. From cooking demos and fashion tips to celebrity interviews and human interest stories, the show offers something for everyone. Wh...

The liz hatton

The liz hatton is a unique piece of headwear that has been gaining popularity in recent years. This hat is characterized by its wide brim and low crown, which gives it a distinctive and fashionable look. The liz hatton is often made of materials such as wool, felt, or straw, making it a versatile accessory that can be worn in various seasons. One of the key features of the liz hatton is its versatility. This hat can be dressed up or down, making it suitable for a range of occasions. Whether you're going for a casual look or a more formal outfit, the liz hatton can easily complement your ensemble. Additionally, the wide brim of the hat provides excellent sun protection, making it ideal for outdoor activities such as picnics or garden parties. In terms of style, the liz hatton can be compared to other types of hats such as the fedora or the boater. While these hats may have similar silhouettes, the liz hatton stands out for its unique shape and design. The low crown and wide brim of ...
  • Cerpen Cinta Matiku

         Pagi ini aku merasa senang sekali karena kemaren boy menjanjikan akan mengajakku ke pantai yang berada di luar kota, yang membuatku senang bukan acara ke pantai tapi aku akan menghabiskan hariku bersama boy, satu-satunya cowok yang sangat kucintai saat ini. Aku sudah mempersia... Readmore

  • Cerpen Malam Pergantian Tahun

    "iseng banget sich lo, gx ada kerjaan yach, gangguin orang." Umpatku kepada seorang pria yang berdiri tepat dibelakangku. Yang ternyata didengar reika sahabatku dari tadi. "ada apa sich sil ngedumel aja?" kata reika padaku. "gx tau nich gw, ni cowok iseng banget dari tadi ganggu mulu, yang nyolek... Readmore

  • Cerpen It's a Simple Friendship Changing Into Love

    "ra, ayo cepet" teriak Dira pada Diara, Dira Atmajaya. Salah satu cowok SMP pejuang yang memiliki banyak penggemar cewek karena menjadi leader dalam tim basket SMP pejuang adalah sahabat dari Diara Fransiska, cewek cuek yang punya talent dalam bidang menulis. Mereka bersahabat sejak mereka TK, wa... Readmore

  • Cerpen Akibat Bercanda Di Jalan

    Siang ini matahari begitu terik membuat anak anak SD yang baru pulang sekolah serasa ingin cepat sampai rumah. Dengan bercengkrama bersama teman teman mereka sambil mempercepat langkah kaki menyusuri jalan kampung batu gandeng. Ada juga yang mengendari sepeda. Beberapa anak lelaki bercanda, merek... Readmore

  • Cerpen Aki No Yuu Hi Ni (matahari Terbenam di Musim Gugur)

    Ryu masih diam di tempatnya. Tidak bergerak, tidak juga berkata bahkan bergumam. Bukannya ia bisu ataupun apa, tapi memang nyatanya ia tengah berpura-pura menjadi patung sekarang. Bibirnya mengerucut kesal, dan matanya tak melirik kemana pun selain ke lengannya. Ada warna merah keunguan disana, l... Readmore

  • Humor Gombal Indomie

    Sekilas Info #Sekilas info Info terbaru rencana pemerintah tahun 2012 ini akan memberikan gaji bagi para pengangguran di Indonesia, besarnya disesuaikan berdasarkan lulusan sekolahnya, yaitu: 1. SD = RP 1.350.000 2. SMP = RP 2.650.000 3. SMA = RP 3.550.000 4. S1 = RP 5.570.000 Tetapi gaji tersebut ... Readmore

  • Humor 6 Larangan Ketika Tidur

    Malaikat VS Iblis Melaikat dan Iblis saling berdebat mengenai komputer. Perdebatan mereka berdua terus berlangsung sampai akhirnya Sang Malaikat merasa bosan. Sang malaikat berterus terang bahwa Dia sangat bosan dan malas untuk bertengkar. Akhirnya Tuhan pun turun, dan Tuhan berkata " hentikan pert... Readmore

  • Kunci Hidup Yang Di Berkati

    Baca: 1 Tawarikh 26:4-8 "Mereka sekalian adalah dari keturunan Obed-Edom, yakni mereka sendiri, anak-anak mereka dan saudara-saudara mereka, masing-masing orang yang gagah perkasa, cakap untuk pekerjaan itu, enam puluh dua orang jumlahnya dari Obed-Edom." (1 Tawarikh 26:8) Di zaman sekarang ini... Readmore

  • Tuhan Memperhatikan Orang Benar

    Baca: Maleakhi 3:13-18 "Kamu berkata: 'Adalah sia-sia beribadah kepada Allah. Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya dan berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan TUHAN semesta alam?'" (Maleakhi 3:14) Dalam menjalani kehidupan di dunia banyak orang cenderung m... Readmore

  • Cerpen My Girl Nina

         Nina namanya, seorang gadis berwajah oriental yang selalu membuatku terpana melihatnya. Dia sering memanggilku "Rio" sambil tersenyum. Aku memang baru mengenalnya, tapi dia begitu istimewa, sampai aku tidak bisa bayangkan betapa aku menyukainya.      Sifatnya pe... Readmore