Skip to main content

Cerpen Putri Lumpuh dan Datuk Kaya


     Namaku Fatimah, hari ini aku sangat sedih. Sedih sekali. Entah kenapa perasaan ini begitu menghantuiku. Tidurku menjadi tak lelap, makan tak kenyang, mandi pun serasa tak basah. Aku memikirkan suamiku yang sudah seminggu ini tidak pulang. Katanya pergi ke Binjai, untuk bersemedi mencari petunjuk dari Yang Maha Kuasa. Binjai merupakan daerah dekat segeram, tempat pertama kali aku menginjakkan kaki di Pulau Bunguran ini. Binjai sudah menjadi tempat langganan suamiku bermeditasi, hanya sekedar untuk menenangkan diri.
Namun kali ini berbeda. Ia tak kunjung pulang. Bahkan saat ia pergi tidak satu pun menteri yang boleh mengikutinya. Kini Aku sudah berbadan dua setelah satu tahun kami menikah. Hal ini menambah rasa sedihku, Usia kehamilan yang sudah delapan bulan. Tinggal satu bulan lagi Aku akan menimang seorang bayi.
"Ohh Megat, Aku merindukanmu. Kini telah tujuh hari engkau tak pulang ke rumah" rintihku.

     Terlahir sebagai putri kerajaan, Aku sangat bahagia. Namun dengan nikmat yang Tuhan berikan kepadaku, membuat Ayahanda mengusirku dari istana. Aku tak bisa menggerakan sedikitpun anggota tubuh bagian bawahku. Untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain Aku harus ditandu oleh menteri dan dayang-dayang yang setia mengikutiku. Alasan Ayah mengusirku, karena malu memiliki putri yang cacat. Dia begitu tersohor ke seluruh Nusantara.
"Apa kata orang jika mengetahui penerusku hanyalah seorang putri yang lumpuh." begitu kata Ayah kepadaku, tanpa memikirkan bagaimana perasaan Aku sebagai anaknya.
Ibu tidak dapat mencegah niat Ayah untuk mengusirku dari istana. Segala persiapan dan perbekalan sudah Ayah siapkan demi penghidupanku di daerah tujuan. Ada sedikit rasa sayang Ayah kepadaku, hanya saja rasa malunya yang mengalahkan kasih sayang itu kepadaku. Aku dibekali sebuah mahkota berwarna kuning emas. Harapan Ayah, Aku dapat membangun kerajaan di daerah tujuan nantinya.

     Rombongan kami berjumlah empat puluh orang terdiri dari dayang dan para menteri. mengarungi samudra dari johor menuju sebuah pulau yang dulunya pernah dikunjungi Raja Kertanegara (Raja majapahit), menaiki tujuh buah perahu yang disumbangkan ayah. Pulau itu dinamakan pulau serindit oleh Raja kertanegara, sebab saat Ia berkelana ke pulau itu didapati banyak burung serindit yang bertenggeran di pepohonan dekat sungai yang mereka singgahi.

     Setelah beberapa hari beradu dengan ombak, merapatlah rombonganku ke tepian dekat pantai. kami telah berada di pulau sabang mawang yang merupakan bagian dari pulau serindit. Pulau serindit yang terdiri dari berbagai pulau, tersebar dan dikelilingi lautan. Jaraknya sangat berdekatan, namun harus menggunakan kereta air untuk menggapainya. Di daerah ini tidak berpenghuni, hanya ditemani hewan dan hutan yang hijau merona. Kami menetap di daerah ini, berhari-hari bermukim, timbul niat para dayang dan menteri untuk mencarikan suami untukku, Aku akan dijodohkan dengan salah seorang menteri yang ada di rombongan. Aku setuju. Aku pun sudah menjadi wanita yang siap untuk dinikahi, namun mereka tetap menyadari Aku hanyalah putri lumpuh yang diusir ayahnya dari kerajaan. Namun hal itu tidak mengurung niat mereka, Aku dijodohkan dengan menteri tertua dalam rombongan.

     Pagi ini, Aku dan menteri siap untuk dinikahkan. Tidak ada pesta, dekorasi bahkan makan-makan. Aku tidak berhias atau didandan, seperti pengantin umumnya. Suasana tidak semeriah pesta di istanaku, seandaninya aku menikah disana. Kami hanya berkumpul dalam rumah yang sederhana, terbuat dari susunan kayu alam. Aku masih di dalam kamar, menunggu sang menteri yang sebagai penghulu kami memanggilku untuk keluar. Kemudian seorang dayang dengan tergesa-gesa menghampiriku dalam kamar.
"Engku, engku". Dayang bersorak menuju ke arahku. Panggilan engku khusus untuk wanita dari kesultanan Ayahku. Ayahku Sultan Aliayat Syah III. Tinggal di Johor.
"Ada apa, dayang?" tanyaku.
"Sang menteri, sang menteri itu."
"Sang menteri kenapa?" aku terheran melihat dayang yang begitu tergopoh-gopoh pagi itu. Tidak biasanya kejadian begini terjadi selama perjalanan kami.
"Menteri ditemukan mengapung di tepi pantai, engku." Jawabnya. Setelah bersusah payah menyebutkan informasi itu kepadaku. Para menteri yang berada di dekatku langsung menanduku menuju keluar kamar. D iluar sudah tergelatak mayat sang menteri yang semalam dijodohkan kepadaku.
"Ya tuhan, pertanda apa ini?" batinku.

     Seminggu berlalu, kejadian itu sudah menjadi kisah masa lalu bagi kami. Mereka kembali mencarikan calon suami untukku, namun berkali-kali pun. Selalu saja calon itu meninggal dunia sebelum menikahiku. Berbagai macam cara mereka tewas, entah apa penyebabnya? Tidak satu pun dari kami yang mengetahui asal masalahnya. Ada yang mati tenggelam, menghilang di hutan, tergeletak di dalam kamar, ada yang tiba-tiba sakit perut dan kemudian nyawanya lenyap dan ada pula yang mati setelah menjamu makan malam.

     Dengan kejadian aneh ini, kami pun berkesimpulan berpindah lokasi. kembali mengarungi lautan mencari wilayah yang cocok untuk membangun kerajaan. Di tempat itu bukan tempat yang diberkahiNya, jangankan untuk membangun kerajaan. Untuk mencari pangeran untuk sang putri saja tidak terkabulkan.

     Kami kembali berkayuh. Beberapa hari berlalu di lautan, perahu-perahu kami memasuki sebuah sungai kecil di pulau serindit. Tempat ini kemudian dikenal dengan nama Segeram. Tidak ada satu pun manusia yang kami temukan setiba kami disana, hanya beberapa hewan buas dan lautan hutan yang lebat dan hijau.
"Engku, mari kita mencari tempat perteduhan untuk kita menetap di pulau ini." Saran seorang menteri kepadaku.
"Lakukan sesuka kalian di tempat ini, Aku hanya bisa mengikuti kalian," jawabku. Mereka membopongku menyelami hutan lebat itu, hingga kami sampai di sebuah lokasi yang rindang. Mereka membangun gubuk untukku beserta para rombongan yang lainnya.

     Seminggu sudah kami menetap. Pagi itu, para menteri menyusuri hutan untuk berburu. Mencari hewan untuk disantap, karena perbakalan yang disumbangkan Ayah sudah menipis dan hampir habis. Di hutan yang hijau nan lebat itu, pohon-pohon sangat besar menyerupai tower-tower masa kini, berdaun rindang. Binatang-binatang seperti kera, burung, jangkrik, riuh menyapa kami setiap harinya.

     Saat kami ingin melauk, kami menuju sungai atau meneruskan ke laut, Ikan-ikan di lautan juga sangat mudah didapat. Dibanding zaman ini yang sangat sulit sebab telah banyak terumbu karang yang telah rusak oleh ulah manusia yang tidak beradab. Di dekat pohon yang agak besar, para menteri menyapa seorang pria yang duduk bersandar di bawahnya.
"Ncik siapa?". Tanya seorang menteri dengan seorang pria yang mereka temui di tengah hutan yang berjarak tiga kilometer dari pemukiman kami. Pria itu diam tanpa kata. Tubuhnya ditutupi bulu, mirip orang hutan, namun dia memiliki pakaian. Entah berapa tahun ia tidak mengganti pakaiannya, Nampak sangat lusuh. Dia bersandar di sebuah pohon besar, Balau nama pohon itu. Ia masih terpaku melihat menteri yang mendatanginya.

     Para menteri mengajaknya menuju pemukiman, dan ia diajarkan bahasa melayu serta diislamkan oleh para menteri. Dengan bahasa baru yang ia pelajari, ia dapat bercerita siapa dirinya dan dari mana asalnya. Dalam ceritanya, bahwa ia adalah hanyut ke pulau ini beberapa tahun yang lalu. Ia tidak tahu kenapa? Ia tidak dapat mengingat masa lalunya kala itu, yang diingatnya bahwa Ia hanyut menaiki sebuah buluh: bambu, terombang ambing di lautan dan merapat di sungai segaram, tempat yang kami jelajahi.

     Untuk mengidupi diri sejak kala itu, Ia hanya meminum air madu dari pohon balau tempat Ia berteduh sekalian pohon itu sebagai rumahnya. Oleh karena hanya meminum air madu setiap harinya, maka tubuhnya berbulu lebat. "Saya adalah orang pertama yang tinggal disini" ungkapnya di dalam cerita panjangnya. Ia menyebut namanya Megat. Dari bahasa asalnya, ia sepertinya berbahasa siam dari Thailand. Namun entahlah, kebenarannya tidak begitu akurat.

     Hubungan Aku dan Megat kian hari semakin dekat, sebab Ia selalu bersama kami dan tidak tinggal di pohon itu lagi. Lama kemudian, para menteri berniat kembali menjodohkanku. Dan calonnya kali ini ialah pria itu, Megat. Sepertinya yang kuasa sudah menuliskan aturan ini, Ia pun setuju tentang niat para menteri itu. Apalagi Aku, Aku sangat gembira ada seorang pria yang sudi menikahi perawan lumpuh sepertiku. Namun dalam kesenangan itu, Aku khawatir kejadian lama itu kembali terulang. "Apakah Megat juga akan mati?." Aku bertanya dalam hatiku.

     Kejadian seperti di pulau sabang mawang tidak terulang kembali, ini tandanya keberkahan telah merasuki perjalan kami ke pulau serindit. Aku dinikahkan dengan Megat. Karena Aku adalah seorang putri sultan maka di kampung baruku, sang pangeran kami beri gelar Datuk Kaya Dina Mahkota. Datuk kaya melambangkan seorang penguasa di pulau bunguran yang kekuasaannya sama dengan sultan, dina mahkota mengandung arti seorang putri yang sangat hina dina, dalam keadaan lumpuhnya, Ia juga diusir dari istana.

     Selepas menikahiku, Megat membangun sebuah punggur, bangunan rumah untukku, bangunan itu mirip lesehan rumah makan masa kini. Terbuat dari kayu yang diambilnya dari hutan, beratap daun sagu. Dengan adannya punggur ini, maka wilayah ini kami menyebutnya bunguran. Lebih lanjut turun temurun di sebut Pulau Bunguran.

     Setahun kemudian, Aku mengandung anaknya dan memasuki usia kehamilan delapan bulan. Pagi itu, Megat meminta izin untuk pergi bersemedi, seperti yang biasa dilakukannya untuk menenangkan diri. Hari itu tidak seoarang pun menteri yang boleh ikut dengannya. Aku menyetujui kepergiaannya.

     Daerah tujuannya disebut Binjai, tidak terlalu jauh dari Segeram, tempat kami bermukim. Pagi itu pula menjadi hari akhir Aku melihatnya, karena Ia tak pernah lagi kembali ke punggur. Entah kemana Ia menghilang bagai ditelan bumi. Ketika menteri menyusulnya dan setiba di tempat biasa Ia berdiam diri, hanya kekosongan yang mereka temukan. Oleh para menteri, tempat biasa Megat duduk bersila di letakkan sebuah batu agak besar sebagai tanda. Kemudian mereka kembali ke segeram.

"Ohh Tuhan, apakah ini semua sudah kehendakmu. Diriku engkau karuniai lumpuh permanen, Ayah mengusirku dan para menteri telah banyak yang tewas sebelum menikahiku, kemudian setelah memenukan seorang lelaki yang mampu bertahan menikahiku, Ia malah menghilang entah kemana.

Penulis: Siswari


Comments

  1. Supatret C Aqueous Gelis a blend of two prescriptions, used to treat acne, which shows up as spots or pimples all over, chest or back. This medication works by attacking the germs that cause them and rejuvenates sun harmed skin. Supatret C Aqueous Gel is just implied for outside use. It ought not to be applied to broken or harmed skin.

    ReplyDelete

Post a Comment

Informations From: Omnipotent

Popular posts from this blog

The Painting of Destiny

"Are you sure of this, Navan?" The old pirate stared at King Mannas' chief merchant. However, his bright emerald green eyes sparkled with laughter. "The information came from Daoud, one of my former crew members, when I was ravaging the coastal villages of Vyrone." Navan smiled at the expression crossing Gerrod's face, whose family had fled from one of these villages. The Iron Falcon was a legend and parents had always used the threat of its crew and its flaming-haired captain to scare naughty children into sleeping and behaving differently. Gerrod quickly recovered and smiled. "Then he must be a man to be trusted, indeed." "Ah!" cried Navan. "Daoud will take the coin from the mouth of a dead man while it is still warm. I trust him only because he knows the fate of him who lies to me." I may have made him captain when I decided to infiltrate King Mannas' court, but he still knows who is in charge. "We must tell ...

Good Morning America is a popular

Good Morning America is a popular morning news show that airs on ABC. It has been a staple in American households since its debut in 1975. The show covers a wide range of topics including news, entertainment, lifestyle, and pop culture. With its team of talented hosts and reporters, Good Morning America provides its viewers with the latest updates on current events and trending stories. One of the things that sets Good Morning America apart from other morning shows is its lively and energetic atmosphere. The hosts, including Robin Roberts, George Stephanopoulos, Michael Strahan, and Lara Spencer, bring a sense of fun and camaraderie to the show. They engage with their audience and each other in a way that feels genuine and relatable. In addition to its engaging hosts, Good Morning America also features a variety of segments that cater to a diverse audience. From cooking demos and fashion tips to celebrity interviews and human interest stories, the show offers something for everyone. Wh...

The liz hatton

The liz hatton is a unique piece of headwear that has been gaining popularity in recent years. This hat is characterized by its wide brim and low crown, which gives it a distinctive and fashionable look. The liz hatton is often made of materials such as wool, felt, or straw, making it a versatile accessory that can be worn in various seasons. One of the key features of the liz hatton is its versatility. This hat can be dressed up or down, making it suitable for a range of occasions. Whether you're going for a casual look or a more formal outfit, the liz hatton can easily complement your ensemble. Additionally, the wide brim of the hat provides excellent sun protection, making it ideal for outdoor activities such as picnics or garden parties. In terms of style, the liz hatton can be compared to other types of hats such as the fedora or the boater. While these hats may have similar silhouettes, the liz hatton stands out for its unique shape and design. The low crown and wide brim of ...
  • Bisnis 2017

    MODAL 50 RIBU! PROMO DISCOUNT 90%...WOOW GILA! BISNIS TERCANGGIH DI ERA DIGITAL !!! Manfaatkan Handphone Anda sebagai ATM Virtual dan dapatkan bonusnya hingga PULUHAN JUTA Rupiah dan bisa dicairkan setiap saat. Tidak hanya Bonus Pulsa, tersedia Uang Tunai, HP, Laptop, Motor , Paket Umroh serta Cash... Readmore

  • Ku Cari Penolong Hidupku

    Semesta nyatakan tak baikku sendiri Alampun gambarkan tak pernah sendiri Suara berbisik ku tak semestinya sendiri Karena itulah ku cari Kaulah Penolong hidupku Karena ku tahu nyatanya Ku tak mampu sendiri Karena ku mengerti Tuhan pun tak pernah ingin sendiri Dan Firmannya berkata tak baik bila ku... Readmore

  • Datanglah Padaku

    Senyummu yang manis menarik hati Matamu yang indah menawan hati Aku pun terhanyut tersipu oleh cinta di hatiku Kau yang di hatiku kini jangan kau pergi Kau yang di hatiku kini datanglah padaku Sebab kini aku terhanyut tersipu ke dalam cintamu Yang menusuk di hatiku Hati pun tertawan dan tertarik k... Readmore

  • Khayalan Untuk Sepak Bola Indonesia

    Aku geram, aku kesal, aku gundah, mengapa di Zaman ku Tak Pernah Ku Lihat Bendera Indonesia berkibar Di Piala Dunia.tak perlu kau tanya atau kau salahkan siapa!  Cukuplah Aku Khayalan Kan Saja, untuk masa Depan Agar Ada Gambaran Tentang Hal Yang Perlu Kita Lakukan. Esok Pagi Aku Akan Rapat Den... Readmore

  • Zaman Meneguhkan Hati Dan Jalan

    Syalom sodara yang di kasih Tuhan, Kembali Lagi marilah kita merenungkan Kehidupan Kita Di Dalam Nama Tuhan Yesus Yang Terkasih sehingga Tiada Jalan Lagi Bagi Kita Kalau Bukan Melalui Jalan Kristus Yang Sempit itu,Sehingga Kita Dapat Berkenan Sampai Kepada Tuhan Allah Kita. Untuk Kali Ini saya ingin... Readmore

  • Pena Dan Kertas

    Pena kan temani kertasnya Tuk tuliskan kata kata cinta di hatinya Pena kan temani kertasnya Tuk lukisan kisah kisah cinta di hatinya Pena kan temani kertasnya Tuk mengukir cinta di hatinya Kau dan aku kan tuliskan Kata kata cinta di hati Kau dan aku kan lukiskan Kisah cinta abadi Kau dan aku kan men... Readmore

  • Ku harus Memulainya Kembali

    Sunyi senyap kehampaan melanda di hati Tapi ku ingat jantung tak mengiringi hati Keluarkan suara detak dinding Suara yang membisikkan hati Detak denting yang timbulkan kembali Hal yang ada di hati Nyatakan ku harus Memulainya kembali Kembali mengetuk pintu di hati Biar warna pun datang kembali Tak ... Readmore

  • Cinta Pertama Yang Terulang Kembali

    Oh baru kali ini ku rasakan lagi Rasa yang pertama kali terulang lagi Oh cinta pertama yang ku rasa lagi Seperti pertama kali aku mencinta Oh suka pertama yang ku nikmati lagi Seperti pertama kali aku menyukai wanita Yang datang kembali ke dalam hati Sama seperti kau datang pertama kali ke dalam ha... Readmore

  • Hampir Dia

    Berhari hari aku tak jumpa Terasa di hati bingsal tak menentu Gelisah aku rasakan di hati Katakan cepat kau hampiri dia Yang kau rasa ada di hati Ku coba untuk menahan Namun aku tak kuasa Bagai gunung yang ingin meledak Tuk katakan cepat kau hampir dia Tak dapat ku hentikan Tak dapat ku tahan ledaka... Readmore

  • Jadikan Aku Bahan Bangunan

    Aku ini tanah Liat Asalkan Kau Tahu Aku Dari Debu Dan Tanah Beri Aku Air, Biar Aku Mudah Di Bentuk Beri Aku Air Kesedihan Agar Aku Merayap Sedih Yang Akan Memudahkanku Belajar Dari Pahit Dan Sedihku Bentukan Aku Agar Aku Sesuai jadi bahan bangunan yang di butuhkan Biar Aku tahu aku akan jadi bahan A... Readmore