Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2018

Bertahan Di Tengah Ujian Hidup

Baca:  Mazmur 66 "Sebab Engkau telah menguji kami, ya Allah, telah memurnikan kami, seperti orang memurnikan perak." (Mazmur 66:10) Di dunia ini tidak ada sesuatu yang indah dan berharga mahal, yang dihasilkan secara kebetulan, atau muncul secara tiba-tiba, tetapi semuanya melalui sebuah proses. Begitu pula kehidupan rohani, jika kita rindu menjadi 'perabot' Tuhan untuk maksud yang mulia, bukan yang kurang mulia atau biasa, tentu ada syaratnya:  "...jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni. Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak." (2 Timotius 2:22-23a). Kita juga harus mau menjalani proses yang Tuhan kehendaki. Oleh karena itu milikilah sikap hati yang benar atau respons yang positif terhadap situasi-situasi yang terjadi dalam kehidupan ini. Mungkin kita harus melewati ujian, penderitaan, masalah, kesukaran, dan berbagai m...

Pertandingan Iman (4)

Baca:  2 Timotius 2:1-13 "Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga." (2 Timotius 2:5) Rasul Paulus adalah contoh orang yang memiliki tujuan dan tekad yang kuat dalam pertandingan iman. Masalah, penderitaan, kesukaran, tekanan, aniaya tak membuatnya lemah, kendor, apalagi sampai mundur dalam mengerjakan panggilan Tuhan. Justru ia semakin giat dan rohnya menyala-nyala dalam pelayanan.  "Apakah mereka pelayan Kristus? -aku berkata seperti orang gila- aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak...

Pertandingan Iman (3)

Baca:  2 Timotius 4:1-8 "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman." (2 Timotius 4:7) Hal lain yang harus diperhatikan dalam pertandingan iman:  saat berlari jangan menoleh ke belakang.   "Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!" (1 Korintus 9:24b).  Tidak menoleh ke belakang berarti fokus kepada tujuan atau sasaran.  "...aku tidak berlari tanpa tujuan..." (1 Korintus 9:26).  Lari begitu rupa artinya berlari dengan semangat tinggi dan tekad yang kuat, sebab jika berlari setengah hati, apalagi sambil menoleh ke belakang terus-menerus, kita pasti akan tertinggal jauh sehingga  "...banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu." (Matius 19:30). Kita berlari dengan mata mengarah ke depan, tertuju kepada Tuhan.  "Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam ima...

Pertandingan Iman (2)

Baca:  1 Timotius 6:11-16 "Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal." (1 Timotius 6:12a) Banyak orang Kristen menyerah di tengah pertandingan iman dan meninggalkan Tuhan. Mereka merasa sudah lama mengikut Tuhan tetapi hidupnya tidak mengalami perubahan berarti. Mereka terpedaya oleh bujuk rayu Iblis yang menawarkan kenikmatan duniawi. Jika motivasi kita dalam mengikut Tuhan hanya mengejar materi saja kita akan kecewa. Banyak orang berbondong-bondong mencari Tuhan Yesus bukan karena merindukan pribadi-Nya.  "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang." (Yohanes 6:26).  Karena masalah ekonomi ini banyak orang Kristen kecewa, mengeluh dan bersungut-sungut. Mereka tenggelam dalam kesedihan, penyesalan, kekuatiran, kekecewaan, sakit hati, kebencian, kepahitan. Tuhan Yesus berkata,  "Marilah kepada-Ku, semua yang ...

Pertandingan Iman (1)

Baca:  1 Korintus 9:24-27 "Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal." (1 Korintus 9:25a) Perjalanan kekristenan tak ubahnya pertandingan olahraga lari jarak jauh yang melewati rute berliku-liku. Ada kalanya kita menempuh jalan yang menanjak penuh kerikil dan bebatuan, atau juga menyusuri lembah yang curam dan terjal. Tuhan memanggil kita untuk turut serta dalam pertandingan tersebut bukan hanya sebagai penonton. Ada perbedaan mencolok antara peserta dan penonton. Penonton paling mahir berkomentar, melontarkan kritikan dan hujatan terhadap peserta lomba karena ia hanya menonton, bukan turut bertanding. Kondisi berbeda harus dialami oleh peserta lomba, di mana ia harus berjuang begitu rupa di gelanggang pertandingan, bermandi peluh dan tak jarang harus mengalami cidera di tengah pertandingan. Ingatlah bahwa penonton sampai kapan pun tidak pernah berhak mendapatkan medali atau piala; yang berhak menerima adalah peserta...

WaktuMu Tidak Singkat

Ada Singkatnya Hari Yang Dapat Terlalui Sebab Hari Terlalui Dengan Kelelapan Tidur Sepanjang Waktunya Aku Merenungkannya Tiada Yang Terbuat Di Dalamnya Hanyalah Satu Yang Terbuat Di Dalamnya Tidur Sepanjang Hari Tapi Itu Hanyalah Yang Aku Lihat Di Dalam Kenyataannya Tapi Kini Aku Telah Mengetahuinya Di Kejauhan Apa Yang Aku Lihat Di Dalam Kenyataannya Ada Dunia Di Dalam Tidurnya Yang Ia Kerjakan Ada Sesuatu Yang Terbuat Di Dalam Tidurnya Sehingga Terlelap Sepanjang Hari Bekerja Di Dalam Tidurnya Aku Salah Telah Memberikan Tanda Tiada Yang Di Kerjakan Selain Tidur Saja Ternyata Kini Engkau Benar Bahwasanya Engkau Bekerja Di Dalam TidurMu Mengerjakan Hal Yang Tidak Dapat Aku Lihat Dan Aku Dapat Kerjakan Engkau Mampu Mengerjakannya Sebab Kini Telah Aku Ketahui Ada Seorang Yang Di Belakangmu Seorang Yang Selalu Mengerjakan Segala Hal Sesuatunya Yang Tidak Dapat Aku Lihat Kini Telah Engkau Pegang Di Tangan Kirimu Sebuah Segitiga Emas Dan Kini Engkau Telah Di Berikan Pakaian Hit...

Iblis Menunggu Waktu Yang Tepat (2)

Baca:  2 Korintus 2:5-11 "supaya Iblis jangan beroleh keuntungan atas kita, sebab kita tahu apa maksudnya." (2 Korintus 2:11) Banyak orang Kristen suka sekali meninggalkan jam-jam kebaktian dengan berbagai alasan. Itu tandanya mereka sudah tidak lagi mengutamakan perkara-perkara rohani, padahal semakin kita melangkah menjauh dari persekutuan dengan Tuhan semakin kita menjadi pusat perhatian dan incaran si Iblis. Rasul Paulus menasihati,  "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat." (Ibrani 10:25).  Begitu juga sekalipun kita tampak aktif pelayanan, namun jika kita sendiri tidak karib dengan Tuhan secara pribadi melalui saat teduh, kita tetap saja menjadi sasaran empuk Iblis. Itulah pentingnya berjaga-jaga dan selalu berdoa!  "Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam p...

Iblis Menunggu Waktu Yang Tepat (1)

Baca:  Lukas 4:1-13 "Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik." (Lukas 4:13) Jangan pernah berpikir bila keadaan kita sedang baik-baik saja berarti kita sedang terbebas dari incaran si Iblis. Salah! Dalam keadaan tenang ini kita harus selalu waspada dan ekstra hati-hati, sebab sampai detik ini Iblis terus  "...berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Petrus 5:8).  Iblis tahu tidak ada gunanya melancarkan serangan membabi buta kepada orang percaya, tapi ia harus mencari kondisi yang tepat. Karena itu Iblis terus berjalan keliling sambil menunggu waktu yang baik. Saat seseorang bergaul karib dengan Tuhan dan hidup seturut kehendak-Nya adalah saat yang tidak tepat bagi Iblis, karena orang itu tidak mungkin dapat dikalahkannya karena di dalam orang tersebut ada Roh Kudus. Kapan waktu yang tepat bagi Iblis?  Saat kita mulai meninggalkan jam-jam kebaktian...

Tuhan Yang Menuntun

Baca:  Mazmur 25 "Siapakah orang yang takut akan TUHAN? Kepadanya TUHAN menunjukkan jalan yang harus dipilihnya." (Mazmur 25:12) Seorang dapat membuat pilihan hidup yang benar seiring bertambahnya tingkat kedewasaan rohani. Tingkat kedewasaan rohani tidak ada kaitannya dengan usia, tingkat sosial atau berapa lama menjadi Kristen, tapi berbicara tentang pertumbuhan iman di dalam Tuhan dan bagaimana mengaplikasikan ajaran firman ke dalam kehidupan nyata. Seseorang dikatakan dewasa rohani bila memiliki pancaindera yang terlatih, sehingga mampu membedakan yang baik dari pada yang jahat  (baca  Ibrani 5:14 ).  Dengan kata lain orang yang dewasa rohani adalah orang yang takut akan Tuhan; dan terhadap orang yang takut akan Dia Tuhan akan menunjukkan jalan yang harus dipilihnya  (ayat nas). Rasul Paulus berdoa untuk jemaat di Filipi:  "Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu da...

Sekarang Waktunya Bertindak

Baca:  Pengkhotbah 9:1-12 "Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba." (Pengkhotbah 9:12) Menunda-nunda pekerjaan adalah hal yang seringkali dilakukan banyak orang. Contohnya: ketika mendapatkan tugas dari sekolah atau kantor yang dapat dikerjakan hari itu, tidak langsung kita kerjakan, karena kita berpikir esok masih ada. Kita membiarkan waktu berlalu dengan percuma. Akibatnya tugas-tugas semakin menumpuk dan membuat kita kewalahan sendiri. Alkitab memperingatkan agar kita tidak menunda-nunda apa yang bisa kita kerjakan sekarang atau hari ini.  "Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja." (Yohanes 9:4).  Bila sampai hari ini kita masih diberi nafas hidu...

Berjaga-jagalah senantiasa

Baca:  Kolose 4:1-6 "Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur." (Kolose 4:2) Berjaga-jaga berarti waspada terhadap segala kemungkinan, terutama dalam hal-hal negatif. Berjaga-jaga juga berarti sikap bersiap-siap, awas atau berhati-hati. Mengapa kita harus selalu berjaga-jaga? Karena hari-hari yang kita jalani ini penuh kejutan, perubahan, percepatan atau hal-hal tak terduga yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu. Tak ada seorang pun tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari, karena itu  "Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu." (Amsal 27:1).  Samuel Taylor Coleridge  dengan sangat bijak berkata, "Kita tidak tahu bagaimana hari esok, yang bisa kita lakukan ialah berbuat sebaik-baiknya dan berbahagia pada hari ini." Ada beberapa faktor mengapa orang tidak berjaga-jaga: 1. Terlalu percaya diri atau  over confidence.  Rasa percaya diri yang berlebihan membuat or...

Tetaplah Waspada

Baca:  2 Yohanes 1:4-11 "Waspadalah, supaya kamu jangan kehilangan apa yang telah kami kerjakan itu, tetapi supaya kamu mendapat upahmu sepenuhnya." (2 Yohanes 1:8) Sampai hari ini di dunia ini selalu diwarnai goncangan-goncangan: ada bencana, teror bom, ada konflik di mana-mana, bahkan peperangan. Dunia benar-benar tidak aman. Karena itu semua orang benar-benar harus ekstra waspada. Untuk mengantisipasi segala kemungkinan buruk terjadi, akhirnya semua orang berusaha membentengi diri dengan menggunakan alat penangkal. Pemeriksaan, pengawasan dan penjagaan keamanan di berbagai tempat pun semakin diperketat. Di hotel, mall, bandara atau tempat-tempat umum lainnya petugas keamanan dilengkapi dengan detektor logam, yaitu alat pendeteksi logam, untuk memastikan setiap orang yang akan memasuki area tertentu bebas dari benda berbahaya, seperti pistol, senjata tajam dan juga bom. Pengawasan dan pengamanan secara fisik saja begitu sangat penting, terlebih-lebih pengawasan dan penga...

Ananias Dan Safira : Tidak Tulus Ikhlas

Baca:  Kisah Para Rasul 5:1-11 "Dengan setahu isterinya ia menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul-rasul." (Kisah 5:2) Sekilas Ananias dan Safira adalah sosok orang yang tampak sangat rohani, karena mereka memiliki kepedulian terhadap pekerjaan Tuhan. Buktinya? Setelah menjual sebidang tanahnya mereka tidak melupakan Tuhan begitu saja, tapi mereka memberikan persembahan kepada Tuhan.  "Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu," (Amsal 3:9).  Namun mengapa Tuhan tidak berkenan dengan persembahan ini? Bahkan menjadi bumerang bagi mereka yaitu keduanya harus menanggung akibat yang sangat fatal yang berujung kepada kematian. Alkitab menyatakan bahwa mereka telah mendustai Tuhan dengan menahan sebagian dari hasil penjualan tanahnya. Apa yang dilakukan Ananias dan Safira adalah bukti bahwa keduanya tidak menghormati Tuhan. Pada waktu itu jemaat mula-mula memiliki...

Buang Segala Kemunafikan

Baca:  Mazmur 28 "...yang ramah dengan teman-temannya, tetapi yang hatinya penuh kejahatan." (Mazmur 28:3) Apa itu munafik? Munafik memiliki arti: bermuka dua, orang yang perkataannya berbeda dengan isi hatinya, penuh dengan kepura-puraan, apa yang diucapkan tidak sesuai dengan perbuatannya. Dalam Perjanjian Baru, kata "munafik" diterjemahkan dari kata Yunani, " hupokrithes"  yang diartikan: seorang pemain drama atau sandiwara. Peran/karakter yang mereka lakoni di atas panggung sangat bertolak belakang dengan kenyataan sehari-hari. Kemunafikan adalah hidup yang sedang in dalam kehidupan masyarakat di zaman sekarang ini, yang akhirnya menghasilkan budaya berpura-pura. Munafik berarti penuh kepalsuan atau kepura-puraan. Inilah yang dilakukan oleh ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Mereka sangat ahli dalam hal Alkitab atau Taurat, tapi sayang hal ini tidak selaras dengan perbuatan. Itulah sebabnya Tuhan Yesus sangat mengecam mereka dan menyebutnya se...

Jalan Orang Fasik

Baca:  Amsal 4:11-27 "Jalan orang fasik itu seperti kegelapan; mereka tidak tahu apa yang menyebabkan mereka tersandung." (Amsal 4:19) Berkat dan kebahagiaan adalah dua hal yang dirindukan dan diimpikan oleh semua orang. Siapakah di antara kita yang tidak mau diberkati dan bahagia? Tak seorang pun. Itulah sebabnya banyak orang menempuh jalan yang salah guna mewujudkan keinginannya itu. Bagi orang-orang dunia berkat dan kebahagiaan selalu mereka identikan dengan banyaknya uang, harta yang melimpah, rumah megah, mobil mewah, pangkat dan kedudukan yang tinggi. Akhirnya berbagai cara ditempuh untuk mendapatkan semuanya itu. Sayang, banyak dari mereka yang menempuh jalan yang salah dan sesat. Contoh yang marak dilakukan dan sepertinya sudah menjadi tradisi bagi para pejabat pemerintahan negeri ini yaitu menyalahgunakan jabatan dengan melakukan tindakan korupsi; ada pula yang melakukan bisnis kotor dengan menipu sana-sini; tidak sedikit pula orang yang berduyun-duyun pergi ke du...

Memprioritaskan Tuhan

Baca:  Matius 6:25-34 "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:33) Banyak orang Kristen bertanya-tanya dalam hati, "Kalau kita mengikut Tuhan, katanya hidup kita akan diberkati, apa saja dibuat-Nya berhasil, semua usaha akan lancar dan kita akan terbebas dari masalah. Namun mengapa tidak demikian?" Adalah benar bila hidup di dalam Tuhan itu selalu ada berkat, perlindungan dan juga jaminan pemeliharaan karena ada penyertaan Tuhan di setiap langkah hidup kita. Inilah janji Tuhan,  "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." (Ibrani 13:5b). Tetapi adakalanya dalam perjalanan hidup ini kita diperhadapkan dengan jalan yang berbatu, penuh cadas dan mendaki, ada masalah dan juga ujian. Namun yakinlah bahwa semuanya adalah bagian dari proses yang harus kita jalani.  "Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dic...