Bab 1: Keseimbangan yang Hilang Aisha, seorang arsitek muda berbakat di Bandar Lampung, hidup dalam dunia yang terstruktur dan terukur. Kehidupannya adalah perpaduan sempurna antara pekerjaan, desain yang rumit, dan kesempurnaan yang ia tuntut dari dirinya sendiri. Namun, di balik kesempurnaan itu tersimpan kekosongan. Ia merasa hidupnya seperti bangunan tanpa pondasi yang kokoh, selalu mengancam untuk runtuh. Hubungannya dengan kekasihnya, Dimas, seorang dokter yang selalu sibuk, semakin renggang. Keseimbangan dalam hidupnya hilang. Di tengah kesibukannya, Aisha bertemu dengan seorang seniman keramik, Bayu. Bayu adalah kebalikan dari Aisha. Ia hidup sederhana, penuh warna, dan percaya pada aliran kehidupan yang alami. Karya-karyanya, vas-vas keramik yang unik dan penuh ekspresi, mencerminkan jiwa seninya yang bebas. Pertemuan mereka terjadi di sebuah pameran seni lokal, dan sejak saat itu, hidup Aish...
Baca: Mazmur 66 "Sebab Engkau telah menguji kami, ya Allah, telah memurnikan kami, seperti orang memurnikan perak." (Mazmur 66:10) Di dunia ini tidak ada sesuatu yang indah dan berharga mahal, yang dihasilkan secara kebetulan, atau muncul secara tiba-tiba, tetapi semuanya melalui sebuah proses. Begitu pula kehidupan rohani, jika kita rindu menjadi 'perabot' Tuhan untuk maksud yang mulia, bukan yang kurang mulia atau biasa, tentu ada syaratnya: "...jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni. Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak." (2 Timotius 2:22-23a). Kita juga harus mau menjalani proses yang Tuhan kehendaki. Oleh karena itu milikilah sikap hati yang benar atau respons yang positif terhadap situasi-situasi yang terjadi dalam kehidupan ini. Mungkin kita harus melewati ujian, penderitaan, masalah, kesukaran, dan berbagai m...