Cerpen 1 Cinta di Antara 3 Pilihan


Memilih? Memilih adalah salah satu hal yang paling sulit untuk aku lakukan. Aku mencintainya, dia dan dirinya. Aku merasa bahwa aku terlalu serakah apabila aku tidak bisa memilih satu di antara mereka bertiga. “Cukup! Aku tidak bisa jika aku harus selalu seperti ini, aku harus bisa memilih satu di antara mereka bertiga” Suara hatiku terus-menerus menegur dengan kalimat seperti itu.

“Hey babe, How are you today? How was your day? I miss you a lot! Less than one months i will go to there” Pesan text dari Ryan, Ryan adalah pacarku yang saat ini kita menjalani long distance relationship dari Singapore dan Indonesia. Aku merasa bahagia mendapat pesan text seperti itu. Wajar karena selama 5 bulan kita tidak bertemu dan akhirnya dia datang untuk menemuiku.

Tiba-tiba, aku serentak bingung dengan hubunganku yang lain yaitu dengan Roy dan Alex. Roy adalah lelaki Indonesia yang kuliah di Singapore dan Alex adalah lelaki Indonesia rekan kerja di kantorku. Aku tidak peduli dan mengabaikan kekhawatiranku tentang pacarku akan datang ke Indonesia, toh itu masih lama juga.

Saturday Night pun tiba, aku mendapat pesan text dari Roy yang baru pulang dari Singapore tadi pagi “Ndut, Aku baru pulang nih tadi pagi, Nanti malem ada acara gak? aku maen ke rumahmu ya :)”. Dia tiba di rumah, kita mengobrol, bercanda dan sampai kita tidak merasakan bahwa jam sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB dan akhirnya dia pun berpamitan untuk pulang ke rumah. Alex dan Ryan tidak mengetahui tentang hal ini dan begitu juga sebaliknya, semua masih dalam keadaan rahasia.

Pada hari jum’at saat Break Time dari kerja, Alex mengajakku untuk nonton bareng. Aku sangat enjoy melewati hari dengannya, Alex itu adalah orang yang baik, penyayang, perhatian, sabar dan selalu mengerti aku. sedangkan Roy lebih kekanak-kanakan sifatnya. Aku merasa bahwa benih-benih cinta dari Alex mulai tumbuh di hatiku dan itu membuat aku menjadi lebih bimbang dan pikiranku mulai mengacu kepada Roy. Entah mengapa aku tidak pernah memikirkan Ryan meskipun dia adalah pacarku. Semakin hari aku merasa hubunganku dengan Roy dan Alex semakin dekat.

Namun, di lain sisi pada akhirnya pun aku tidak akan bisa memiliki salah satu di antara mereka berdua karena aku telah memiliki Ryan yang saat ini dia adalah real Kekasihku. 'Kamu itu PHP banget sih jadi manusia, mending sekarang kamu lebih baik ninggalin mereka berdua, kamu kan sudah punya Ryan! Apa kamu nggak takut sama yang namanya Karma? Ingat hukum karma masih berlaku di hidup ini!' Tegur sahabatku Tama dengan muka yang menatapku dengan serius. 'Aku harus bagaimana? Aku sayang mereka berdua dan itu sebabnya aku nggak bisa ninggalin mereka!' jawabku dengan nada sedih. 'Tapi kasihan mereka, dan itu sama aja lu nyakitin mereka berdua!' Tegur Tama lagi. Aku hanya bisa terdiam memikirkan ucapan Tama tadi.

Hari demi hari aku terus memikirkan hal itu, aku tidak tau apa yang seharusnya aku perbuat. Aku tidak ingin menyakiti hati mereka berdua, namun aku juga tidak mau kehilangan mereka. Dengan perlahan apa yang aku pikirkan pun mulai menghilang dengan sendirinya dan aku masih tetap berhubungan dengan Roy dan Alex. Sekarang Roy sudah kembali ke Singapore untuk melanjutkan kuliahnya dan hanya tinggalah aku dan Alex disini. Aku merasa semakin dekat dengan alex bahkan kita sering untuk keluar bareng.

Di Saturday night ini kita berencana untuk pergi ke suatu mall untuk dinner bersama. Rasanya sangat bahagia menjalani hari bersamanya dan itu membuat aku untuk semakin susah melepasnya. Akan tetapi, aku harus jujur dengannya tentang semua ini, karena aku tak ingin menyakitinnya lebih dalam lagi. 'Alex, sorry ya sebelumnya aku bingung harus memulai omongan ini darimana? Aku takut ini menjadi salah paham dan ini membuatmu kecewa' ucapku kepada Alex. 'Ngomong aja sayang, aku tidak apa-apa. Aku nggak bakalan marah atau kecewa sekalipun. Aku sudah terlanjur sayang banget sama kamu' jawab Alex dengan nada halus dan penyayang itu. Aku tertegun mendengar perkataannya dan mulai memberanikan diriku untuk lebih jujur. 'Maaf ya sayang, sebenernya aku nggak bisa ngelanjutin hubungan ini terlalu jauh, aku sayang banget sama kamu tapi aku sudah punya pacar dan aku nggak bisa ninggalin dia juga'. Dengan nada yang halus Alex pun menjawab 'Jadi selama ini kamu PHPin aku dong, hmm ya sudah kamu jangan sedih ya ini bukan salahmu kok ini salahku kenapa aku nggak pernah nanyain kamu apakah kamu punya pacar apa belum? Dan sekarang mending kita jadi Sahabat aja ya! Aku nggak mau jadi orang yang perusak hubungan orang lain tapi aku percaya kok, kalau kita memang jodoh kita akan balik lagi. Aku sayang kamu'. Tanpa sadar aku meneteskan air mataku saat aku mendengar ucapan Alex. 'Mengapa aku bisa menyakiti orang sebaik dia, Mengapa aku tega melakukan semua ini' Kata hatiku kembali menggumam kalimat seperti itu. Namun semua tidak berakhir, Alex masih keep contact denganku walaupun dia sudah mengetahui semuanya. Aku merasa sangat bersalah kepadanya, Aku begitu kejam telah menyia-nyiakannya. Aku ingin dia bisa meninggalkanku dan cepat move on sehingga aku mulai membatasi apabila dia terlalu sering mengontakku.

Sedikit lebih lega rasanya setelah berkata jujur kepada Alex. Dan sekarang yang menjadi beban di pikiranku adalah Roy. Aku kesulitan untuk berkata yang sejujurnya karena aku tau dia bukan orang yang dewasa dan susah untuk menerima pendapat dari orang lain. Dan akhirnya, aku tetap menjalani hubunganku dengan Roy. Hari pun cepat berlalu kurang dari seminggu lagi Ryan akan datang ke Indonesia untuk menemuiku. 'Baby, I'm really happy. Less than one week i will meet you' Pesan text dari Ryan. Aku semakin bingung dengan keadaanku yang terjepit ini, aku tetap menjalani ini semua dengan hati yang tidak tenang.

Hari demi hari berlalu, dan akhirnya tiba pada deadlinenya. Hari Sabtu pukul 14.00 WIB Ryan pun tiba di Indonesia. Aku menjemputnya di Airport dan segera membawanya ke rumah untuk bertemu dengan mamaku. Kita bersantai bersama di rumah, bercerita dan becanda. Tak kusangka tiba-tiba datang sebuah mobil dia adalah Roy dengan membawa serangkaian bunga mawar yang indah hendak diberikannya untukku. Lalu keadaan berubah menjadi canggung karena disitu juga ada Ryan. 'Jadi selama ini kamu telah dengannya, mengapa kamu tidak pernah memberitahuku tentang hal ini? Kamu jahat banget. Sorry sudah ganggu waktu kalian. Have Fun!!' Kata Roy dengan nada marah dan membuang serangkain bunga mawar yang indah itu. Aku kelagapan dengan situasi ini, Tiba-tiba Ryan mendatangiku dan berkata 'Who is he? Is he your second boyfriend? What the hell with this, I think you are nice girl but i was closed! You are a Liar!'. Hancur sudah semua kisah cintaku.

Aku menyesal dengan perbuatanku yang bodoh ini, aku sangat menyesal. Berawal karena aku mengharapkan yang terbaik tetapi semua malah berbalik sehingga aku harus kehilangan semua orang yang aku sayangi. Inilah hidup, apabila ada orang yang sangat mencintaimu sayangilah dia, hargai cinta yang telah dia berikan untukmu. Janganlah kau sia-siakan selagi dia masih ada di sampingmu. The End.

Cerpen Karangan: Octavia Anizar
Facebook: https://www.facebook.com/thatha.raineys

No comments:

Post a Comment

Informations From: Omnipoten

Featured post

Melihat Melalui Mata yang Berbeda

Melihat Melalui Mata yang Berbeda Aku melihat melalui matamu. Dan ketika saya melakukannya, dunia semuanya biru, ungu dan hijau. Warnanya s...