Cerpen 1 Januari


Hari ini tepat seperti malam itu waktu yang indah menyenangkan tetapi juga terlalu sakit untuk diingat. 12.00 hari ini awal tahun 2014. Dan malam ini aku berdiri sendiri. Berdiri dengan kedua kaki ku. Berdiri dengan terompet di tanganku. Berdiri dengan angin yang menerpa dan mercon disana-sini. Persis seperti tahun lalu saat semua yang tak ku inginkan terjadi. Saat semua yang aku takutkan terjadi. Saat apa yang aku takutkan saat awal berkenalan denganmu terjadi. Ya. Meninggalkanku.

Aku bahagia saat mengenalmu saat kita pertama berjumpa di kantin yang sederhana dengan ketidaksengajaan. Senyummu yang membuat aku tiba-tiba tertegun dan membuat air panas di tanganku terjatuh melukai kakiku. Dan dengan kejadian itu pula aku bisa berkenalan denganmu. Melewati hari-hari yang serasa cerah dengan tiba-tiba bersamamu. Hingga waktu berjalan dengan cepat detik demi detik, minggu demi minggu dan bulan demi bulan hingga akhirnya aku menaruh harapanku padamu.

Hingga malam ini datang aku telah menyiapkan seluruh keberanian ku untuk menyatakan sesuatu kepadamu. sesuatu yang telah aku pendam selama berbulan-bulan. Aku pernah menunggu untuk kamu menyatakannya tapi aku rasa waktu itu tak ada, dan aku mencoba untuk memulainya duluan. Semua aku rencanakan dengan rapi dan aku berharap waktu itu akan jadi hal yang terindah dalam hidupku.

Hinggaa waktu telah menunjukkaan pukul 12.00 WIB tepat kita berdua turut serta dalam keramaian pesta terompet malam itu. Betapa meriahnya. Hingga aku terkagum-kagum. Lalu aku rasa waktu inilah yang tepat. Jantung ku berdebar-debar namun kau tampak santai saja aku semakin deg-degan hingga kata-kata itu terucap mulus dari mulutku “Lo mau jadiin gue lebih dari sekedar teman buat lo?” setelah mengucapkan kata itu aku menunduk dengan terompet di tanganku… sekilas aku melihat dengan sudut mataku bahwa dia terkejut dan menoleh shock ke arah ku…

Aku diam. Aku marah. Aku menangis. Aku kecewa. Aku malu. Aku menyesal.. Dan aku kehilangan. itulah semua ekspresi perasaanku saat menerima jawabanmu yang sama sekali tak ku inginkan “Maaf… gue kira berteman dan gak lebih itu cukup buat kita. Gue sudah duluan menjadikan seseorang untuk dijadiin lebih dari teman untuk gue” kata-kata itu 5 menit yang lalu. 5 menit yang singkat. 5 menit yang penuh dengan kekacauan. Semuanya sudah terjadi semuanya… semua yang tak ku inginkan. Malam yang indah. Malam yang meriah. Malam yang penuh kesedihan.

Setelah mengingat semua itu akhirnya aku tersadar pada malam tahun baru ini. Cinta memang merubah segalanya. Cinta tak bisa dipaksakan. Dan cinta terkadang sering datang di saat kita tak menginginkannya. Sekarang aku memulai hidupku dan terbiasa dengan semua sebelum aku mengenalmu. Hidup ku akan terus berjalaan…

Cerpen Karangan: Alma Hidayah
Blog: http://almahidayah.blogspot.com

No comments:

Post a Comment

Informations From: Omnipoten

Featured post

Melihat Melalui Mata yang Berbeda

Melihat Melalui Mata yang Berbeda Aku melihat melalui matamu. Dan ketika saya melakukannya, dunia semuanya biru, ungu dan hijau. Warnanya s...