Renungan Alat Uji Iman: Kelimpahan

Baca: 1 Petrus 4:12-19

"Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu." (1 Petrus 4:12)

Dari ayat nas ini kita dapat belajar bahwa adakalanya Tuhan mengijinkan suatu peristiwa terjadi dalam kehidupan kita (namun banyak kurang kita pahami), di mana ini menunjukkan Ia sangat peduli terhadap kita dan bukti bahwa Ia adalah Bapa yang baik. Tuhan mengerjakan segala sesuatu dalam hidup kita bukanlah tanpa maksud, selalu ada rencanaNya yaitu hendak mengukur atau menguji kualitas iman kita, tahan uji atau tidak. Tuhan berkata, "Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena namaKu; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat." (Matius 10:22).

Pertanyaannya: mampukah iman kita bertahan sampai akhir? Iman seseorang akan benar-benar teruji apabila ia mampu bertahan sampai akhir. Dari sinilah kita tahu bahwa kita tahan uji. Contoh cara atau alat yang digunakan Tuhan menguji iman kita adalah melalui kelimpahan (baca Lukas 12:16-19). Ketika seseorang hidup dalam kelimpahan atau bergelimang harta, hatinya cenderung berpaut pada harta yang ia miliki dari pada kepada Tuhan; Tuhan tidak lagi menjadi yang utama dalam hidupnya, "Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." (Matius 6:21): karena merasa punya segalanya, Tuhan tidak lagi diperlukan, toh semuanya ada. Pikirnya uang bisa mendapatkan apa saja yang dikehendaki. Jangan sampai kita terlena dengan berkat, sebaliknya "Muliakanlah Tuhan dengan hartamu..." (Amsal 3:9). Tuhan memberkati kita supaya menjadi saluran berkat bagi pelebaran Kerajaan Allah dan juga orang lain. 

Itulah sebabnya rasul Paulus berpesan kepada Timotius, "Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaanNya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati." (1 Timotius 6:17). Berhati-hatilah! Justru dalam keadaan sentosa kita harus memberi yang terbaik buat Tuhan.

Tetapi "Aku (Tuhan - red.) telah berbicara kepadamu selagi engkau sentosa, tetapi engkau berkata: 'Aku tidak mau mendengarkan!' (Yeremia 22:21a).

No comments:

Post a Comment

Informations From: Omnipoten

Featured post

Melihat Melalui Mata yang Berbeda

Melihat Melalui Mata yang Berbeda Aku melihat melalui matamu. Dan ketika saya melakukannya, dunia semuanya biru, ungu dan hijau. Warnanya s...