التخطي إلى المحتوى الرئيسي

Cerpen Flamela


"Bagaimana perasaanmu padaku?" tanyaku pada orang itu.
"Perasaanku akan tetap sama baik itu dulu, sekarang ataupun nanti" jawabnya tegas.
"Benarkah?" pertanyaanku hanya di jawab anggukan olehnya. Cukup lega setelah mendengar jawabannya, setidaknya kami akan tetap bersama untuk waktu yang lama, pikirku.
"Treya" panggilku pada laki-laki yang sejak tadi duduk disampingku.
"Hm" jawabnya tanpa memalingkan wajahnya dari buku yang ia baca.
"Lihat aku" kataku sambil menatap wajahnya.
"Ada apa Fla?" ucapnya, Kini Treya sedang menatapku.
"Eemm, apa kau sudah bosan denganku?" tanya denga mimik wajah cemas.
Treya mengerutkan dahinya, dia tampak bingung dengan pertanyaan yang kuajukan padanya.
"Kenapa kau tanyakan itu?" tanyanya kembali membaca buku yang ada ditangannya.
"Tidak apa-apa" jawabku lirih, seperti tak punya tenaga.

FLAMELA
Treya, bagiku dia adalah cahaya dalam gelapku. Aku sangat menyanyanginya. Dia lah yang membantuku bangkit dari setiap masalah yang menimpaku. Aku selalu tenang saat bersamanya, dia selalu membagi ilmunya padaku. Dia pintar, manis dan baik. Siapapun orangnya, jika dalam kesulitan Treya pasti membantunnya dengan senang hati.
Dulu dia selalu membantuku, sejak itu kami sering bertemu dan akhirnya dia bilang padaku kalau dia menyukaiku. Aku pikir itu hanya lelucon yang sengaja ia buat, tapi dia serius.
"Kenapa bisa?" tanyaku padanya.
"Entahlah rasanya ada yang berbeda" jawabnya.
"Untuk saat ini aku belum bisa menerimamu, masih ada banyak hal yang harus kulakukan" kataku pada Treya yang menatapku tajam dengan matanya itu.
"Aku akan menunggumu" ucapnya meyakinkan.
Aku senang, dalam hati aku berteriak kegirangan. Tapi untuk saat ini kau belum jadi milikku, aku harus mengerjakan tugasku dulu. Terbang bersama awan, menembus duniaku.
Ya, kami bukanlah manusia. Kami adalah makhluk yang bertugas untuk mengendalikan musim di seluruh dunia. Setelah ini aku akan pergi jauh untuk mengganti musim, dan aku harus berpisah dengannya, dengan Treya.

TREYA
"Aku akan menunggumu Fla" ucapku lirih saat melihat Flamela terbang bersama kelompoknya meninggalkan Holora, tempat tinggal kami.
Aku peri musim dingin, sementara Flamela peri musim semi. Itu sebabnya aku dan dia tidak pergi bersama untuk melakukan tugas. Butuh waktu sekitar 1 bulan untuk kami melakukan tugas kami mengganti musim, dan 1 bulan pula aku menunggu Flamela disini tanpa kehadirannya. Rasanya begitu sepi.
"Hei" panggil seorang peri dari arah belakangku.
"Ada ada Heira?" tanya sambil menopang dagu dengan tanganku.
"Kau masih menunggu Flamelamu ya?" tanyanya lagi.
"Iya" kataku.
"Semangatlah, bantu kami untuk menyiapkan acara penyambutannya yang tinggal Seminggu lagi" kata Heira sambil menepuk pundakku lalu ia terbang pergi.
"Hhhmmm" aku bangkit dari dudukku dengan malas.
"Cepatlah kembali" kataku sendiri. Kata-kata itu tentu kutujukan untuk Flamela.

AUTHOR
Flamela sudah tak sabar ingin bertemu dengan Treya. Kini Flamela dalam perjalanannya pulang ke Holora. Dia akan menerima Treya, dan akan menjadi pasangan.

FLAMELA
"Tunggu aku Treya, kita akan bertemu lagi" kataku gembira.
"Fla, kau tampak bahagia sekali" ucap Lebriosa.
"Iya" kataku sambil tersenyum.
"Kenapa?" tanyanya lagi.
"Tidak apa-apa" kataku lalu terbang lebih cepat meninggalkannya jauh dibelakangku.

AUTHOR
Lebriosa sejak dulu kurang menyukai Flamela, dia selalu iri saat melihat Flamela senang. Lebriosa diam-diam juga menyukai Treya, tapi tak ada yang mengetahui hal itu. Lebriosa di kenal karena kecantikannya, dia sangat cantik. Banyak yang menyatakan cinta pada Lebriosa, tapi tak satupun di terima hanya karena Treya.
Apapun akan dilakukan Lebriosa untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.

TREYA
Akhirnya hari yang di tunggu datang juga. Pesta menyambutan sudah di mulai, mataku tak berhenti untuk mencari sosok yang selama ini ku tunggu. Tapi aku tak menemukannya.
"Treya" panggil suara lembut itu. Aku menoleh kearahnya.
"Fla" teriakku lalu menghambur memeluknya.
"Hei, banyak orang disini" katanya.
"Aku tak peduli, apa kau tak tau kalau aku sangat merindukanmu Fla" kataku sambil
Terus memeluk Flamela.
"Aku juga, tapi tidak harus disini juga Treya" katanya. Dia berhasil melepas pelukanku.
Aku menarik tangannya, bermaksud untuk menghindar dari keramaian.
"Kemana?" tanya Flamela, tapi aku tak menjawabnya.

"Nah, sampai" kataku.
"Kau masih ingat tempat ini? Ku kira kau sudah melupakannya"
"Tentu aku ingat Fla, tempat ini adalah tempat dimana kita bertemu untuk pertama Kalinya. Aku takkan lupa itu, saat itu kau menangis kan?" ucapku sambil meledek.
"Sudah lah, kenapa kau membahas itu lagi" katanya cemberut.
"Iya, maaf".
Di bukit inilah aku dan Flamela bertemu, saat itu ia menangis entah kenapa aku tak tau pasti alasannya. Aku takkan pernah melupakannya.

"Eemm, Treya" panggilnya.
"Iya"
"Tentang itu.. aku menerimamu" kata Flamela sambil menundukkan mukanya, sepertinya dia malu.
"Tentang apa?" tanyaku pura-pura tak tau.
"Apa kau sudah lupa?" tanyanya sambil mengerutkan dahinya.
Aku mengangkat bahu, aku ingin tertawa melihat ekspresi wajahnya yang seperti itu, lucu sekali. Tapi aku menahan tawaku agar tidak meledak. Sampai akhirnya Flamela terlihat pasrah.
"Iya iya, aku ingat. Sangat ingat" kataku sambil terkekeh sendiri.
"Kau membohongiku" katanya dengan melipat tangannya di dada, dan tentu dengan ekspresi muka yang berbanding terbalik dengan yang tadi. Dia terlihat kesal.
"Hei aku kan bercanda. Jangan marah, apa ini sambutan yang kau berikan padaku yang telah menunggumu sekian lama" kataku menerawang ke langit.
"Kau menungguku?" tanya Flamela.
"Tentu"

AUTHOR
Tanpa sepengetahuan Treya dan Flamela, Lebriosa mendengar semua percakapan mereka berdua. Ia tampak marah, ia tak suka melihat Flamela dan Treya bahagia seperti yang ia lihat.

FLAMELA
Aku akan selalu mengingat hari ini. Hari indah bagiku.
"Fla" panggil Gideo dari arah pintu rumahku.
"Ada apa Gideo, pagi-pagi sudah bertamu kesini?" tanyaku.
"Ada masalah" kata Gideo.
"Masalah apa?" tanyaku panik. Ku harap itu bukanlah masalah yang serius.
"Kau di panggil Ratu Elliana untuk segera mengahadap, dari raut mukanya dia terlihat marah. Cepat ke istana"
"Apa benar katamu?" tanyaku tak percaya. Semua tugas sudah kulakukan dengan sempurna, pikirku.

Di istana..
"Flamela" panggil suara lembut berwibawa itu, suara Ratu Elliana.
"Iya ratu" jawabku.
"Apa benar kau sudah melaksanakan tugasmu dengan baik?" tanya Ratu Elliana.
"Iya ratu, saya sudah melaksanakannya dengan baik." Kataku tetap menunduk.
"Tapi apa ini?" tanya Ratu Elliana dengan suara yang meninggi sambil menunjukkan secarik kertas.
Aku melihatnya, "Itu laporan saya Ratu" kataku menunduk kembali.
"Lalu kenapa seperti ini, ini kacau. Sangat kacau. Kerjakan kembali" kata Ratu
Elliana dan memberiku kertas laporanku. Saat aku melihatnya, aku terkejut.
"Ini bukan laporan saya Ratu" ucapku.
"Sudah, pergilah" kata Ratu Elliana. Ku lihat disana ada Lebriosa dengan senyuman sinisnya.
"Apa dia yang membuat masalah ini" pikirku.

Aku duduk terdiam di bukit memandang secarik kertas yang diberikan Ratu Elliana padaku. Ku amati satu per satu tulisan disana. Ini bukan tulisanku, ya walaupun mirip tapi aku yakin bukan aku yang menulis laporan ini.
Aku menutup wajahku dengan kedua tanganku, aku bingung, kesal dan kecewa. Tak terasa aku menangis lagi.
"Menangis lagi" ucap seorang peri, ternyata Treya. Lalu dia duduk di sebelahku.
"Kenapa?" tanyanya. Tapi aku tak menjawab pertanyaannya. Dia langsung mengambil Kertas yang berada dipangkuanku.
"Ini bukan tulisanmu kan?" tanya Treya sambil mengamati dengan cermat tulisan itu.
"Memang bukan" kataku masih terisak.
"Sudah, aku akan membantumu. Tapi sebisaku" kata Treya lalu tersenyum.
Aku hanya mengangguk mengiyakan.

AUTHOR
Melihat kedekatan antara Treya dan Flamela, Lebriosa semakin geram. Lebriosa terus mencari cara agar mereka terpisah. Sampai suatu ketika Lebriosa menemukan cara, dia membuat ramuan penghilang ingatan. Selain cantik, Lebriosa juga handal dalam hal meracik ramuan.

Hari itu juga Lebriosa menjalankan rencananya. Dia membawakan semangkuk bubur untuk Flamela di saat masih pagi buta. Flamela tak pernah curiga pada Lebriosa, jadi Flamela menerimanya dengan senang hati dan berterima kasih pada Lebriosa. Tapi Flamela tak tau kalau bubur itu sudah di beri ramuan penghilang ingatan oleh Lebriosa.

Esok harinya, Flamela masih terlihat seperti biasa. Ramuan penghilang ingatan itu memang lambat tapi itu pasti.

HEIRA
"Fla, kau tak apa?" tanyaku pada Flamela yang terlihat aneh.
"Tidak apa-apa" kata Flamela, lalu beranjak pergi.
Saat aku juga hendak pergi, ku lihat Flamela terjatuh pingsan di halaman istana. Aku langsung membawanya ke rumah Toxia, dia adalah dokter di Holora.
"Dia kenapa Toxia?" tanyaku pada Toxia setelah memeriksa Flamela.
"Apa dia habis makan sesuatu?" tanya balik Toxia.
"Aku tak tau" jawabku.
"Flamela terkena ramuan penghilang ingatan" ucap Toxia.

TREYA
"Apa?" kataku tak percaya dengan apa yang diucapkan Heira.
"Itu yang dikatakan Toxia padaku" kata Heira.
"Kenapa bisa?" tanyaku lagi.
"Aku tak tau" jawab Heira, menggelengkan kepala.

Aku khawatir dengan Flamela, aku pergi ke perpustakaan kerajaan tapi aku tak menemukan penawarnya. Sampai di bukit yang biasa aku kunjungi bersama Flamela, ku lihat ada Lebriosa disana. Aku mendengar apa yang dia katakan.
"Apa maksudmu?" teriakku padanya.
"Treya" ucapnya kaget.
"Jadi kau yang melakukannnya" kataku sambil menunjuk kearahnya.
"Apa maksud ucapanmu? Aku tak mengerti"
"Aku sudah mendengar semua yang kau kau katakan tadi"
"Kenapa kau lakukan itu?" tanyaku lagi pada Lebriosa.
"Aku.. aku, aku hanya tidak suka melihat kalian dekat seperti itu. Aku menyukaimu Treya" jelas Lebriosa.
"Apa?"
"Maafkan aku" pinta Lebriosa sambil berlutut di kaki Treya.
"Apa penawarnya?" tanyaku pada Lebriosa.
"Penawarnya adalah bunga Clarissa"

AUTHOR
Treya mencari bunga Clarissa itu untuk Flamela, namun itu tak mudah karena bunga Clarissa sudah hampir punah. Tapi itu tak menyurutkan niat Treya untuk menyelamatkan Flamela. Setelah beberapa hari Treya mencari akhirnya dia menemukan bunga Clarissa. Treya membawanya pulang ke Holora dan berharap bunga itu bisa menyelamatkan Flamela.

Penulis: Ajeng Eka Pratiwi


تعليقات

المشاركات الشائعة من هذه المدونة

The Painting of Destiny

"Are you sure of this, Navan?" The old pirate stared at King Mannas' chief merchant. However, his bright emerald green eyes sparkled with laughter. "The information came from Daoud, one of my former crew members, when I was ravaging the coastal villages of Vyrone." Navan smiled at the expression crossing Gerrod's face, whose family had fled from one of these villages. The Iron Falcon was a legend and parents had always used the threat of its crew and its flaming-haired captain to scare naughty children into sleeping and behaving differently. Gerrod quickly recovered and smiled. "Then he must be a man to be trusted, indeed." "Ah!" cried Navan. "Daoud will take the coin from the mouth of a dead man while it is still warm. I trust him only because he knows the fate of him who lies to me." I may have made him captain when I decided to infiltrate King Mannas' court, but he still knows who is in charge. "We must tell ...

Good Morning America is a popular

Good Morning America is a popular morning news show that airs on ABC. It has been a staple in American households since its debut in 1975. The show covers a wide range of topics including news, entertainment, lifestyle, and pop culture. With its team of talented hosts and reporters, Good Morning America provides its viewers with the latest updates on current events and trending stories. One of the things that sets Good Morning America apart from other morning shows is its lively and energetic atmosphere. The hosts, including Robin Roberts, George Stephanopoulos, Michael Strahan, and Lara Spencer, bring a sense of fun and camaraderie to the show. They engage with their audience and each other in a way that feels genuine and relatable. In addition to its engaging hosts, Good Morning America also features a variety of segments that cater to a diverse audience. From cooking demos and fashion tips to celebrity interviews and human interest stories, the show offers something for everyone. Wh...

The liz hatton

The liz hatton is a unique piece of headwear that has been gaining popularity in recent years. This hat is characterized by its wide brim and low crown, which gives it a distinctive and fashionable look. The liz hatton is often made of materials such as wool, felt, or straw, making it a versatile accessory that can be worn in various seasons. One of the key features of the liz hatton is its versatility. This hat can be dressed up or down, making it suitable for a range of occasions. Whether you're going for a casual look or a more formal outfit, the liz hatton can easily complement your ensemble. Additionally, the wide brim of the hat provides excellent sun protection, making it ideal for outdoor activities such as picnics or garden parties. In terms of style, the liz hatton can be compared to other types of hats such as the fedora or the boater. While these hats may have similar silhouettes, the liz hatton stands out for its unique shape and design. The low crown and wide brim of ...
  • Renungan Pengetahuan Ilahi Yang Sempurna

    Baca: Yohanes 2:13-25 "...Ia mengenal mereka (orang-orang Yerusalem - red.) semua, dan karena tidak perlu seorangpun memberi kesaksian kepadaNya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia." (Yohanes 2:24-25) Tuhan mengetahui apa yang ada dalam hati manusia. Segala perbuat... Readmore

  • Cerpen Kutukan Sang Penyihir

         Di pinggir hutan yang lebat, hidup laki-laki tua bersama seorang anaknya yang telah dewasa. Pemuda tersebut selalu tinggal di rumah. Sang ayah tidak mengizinkannya untuk pergi jauh, apalagi masuk ke dalam hutan. Dia takut anaknya akan mengalami nasib yang sama seperti sang ist... Readmore

  • Cerpen Senyuman di Langit Awangga

         Awan mendung menggelayut langit Awangga. Angin dingin berhembus menerkam kebahagian. Semua berganti muram. Awangga telah lelah dipermainkan oleh alam. Dan saat ini negara itu telah jatuh dalam kemurungan. Kesedihan melanda seluruh istana.      Tangisan lirih men... Readmore

  • Renungan Tuhan Tahu Yang Kita Alami

    Baca: Yesaya 40:1-11 "Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternakNya dan menghimpunkannya dengan tanganNya; anak-anak domba dipangkuNya, induk-induk doba dituntunNya dengan hati-hati." (Yesaya 40:11) Tuhan tahu setiap langkah hidup kita. Kesedihan, sakit, penderitaan atau kesendiri... Readmore

  • Renungan Allah Yang Tak Terbatas

    Baca: Yohanes 3:22-36 "Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan RohNya dengan tidak terbatas." (Yohanes 3:34) Sudah terlalu lama manusia membatasi Allah dengan segala macam pikiran sia-sia. Tetapi Allah ingin menunjukkan tentang ketidakter... Readmore

  • Renungan Janji Penyertaan Tuhan Bagi Orang Percaya

    Baca: Matius 28:16-20 "Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:20b) Janji penyertaan Yesus kepada murid-muridNya berlaku juga bagi semua orang Kristen, karena kita adalah pengikutNya juga. Tetapi banyak yang masih ragu-ragu, tak mempercayai janji Tuh... Readmore

  • Cerpen Boneka Misterius

    Seperti biasa aku sekolah, apalagi hari ini adalah hari piketku. “Vika, Jangan lupa! Kamu kebagian bersihin gudang sekolah!” kata ketua piket. “Sabar ya, Vika!” kata temanku Talia menghibur. Ketika aku akan mengambil sapu, Nessa menghampiriku. “kamu juga kebagian ... Readmore

  • Cerpen Sang Naga Dan Pemuda Yang Cerdik

         Alkisah ada seorang petani yang mempunyai dua anak-anak laki. Keduanya tidak memiliki hubungan yang baik layaknya kakak dan adik saling menyayangi. Sang kakak sangat benci kepada adiknya karena ketampanannya. Hingga suatu hari mereka berdua diperintahkan sang ayah untuk mencar... Readmore

  • Cerpen Princess Pinochio

         Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang putri cantik yang tinggal di sebuah istana megah dan selalu dikawal oleh banyak prajurit yang gagah perkasa ketika sang putri ingin pergi ke luar istana. Namanya, putri Angelita. Sesuai dengan namanya, putri Angelita memiliki paras yang... Readmore

  • Renungan Berhentilah Menyalahkan Tuhan

    Baca: Ayub 10:1-22 "Tangan-Mulah yang membentuk dan membuat aku, tetapi kemudian Engkau berpaling dan hendak membinasakan aku?" (Ayub 10:8) Penderitaan dan kesengasaraan yang terjadi di dunia ini tak memandang bulu dan dapat terjadi dalam berbagai bentuk: ekonomi, sakit penyakit atau hal-hal la... Readmore