Skip to main content

Cerpen Raina


“Jangan!! ku mohon, jangan lakukan itu, Raina!!” pekik seorang perempuan
“matilah kau, Linda!!!” ucap perempuan lain yang tengah menghunuskan pisaunya di jantung perempuan itu


Aaaa… lagi-lagi aku bermimpi buruk. Linda? Raina? siapa mereka? Kenapa mereka selalu muncul dalam mimpiku. Ku tatap jam dinding di kamarku. Masih pukul 02.15. Aku tak dapat melanjutkan tidurku. Mimpiku tadi benar-benar membuatku frustasi. Siapa orang dalam mimpiku selama ini?


“hey, bengong mulu, kenapa Ta” ucap Sarah mengagetkanku
“lagi-lagi aku bermimpi hal itu lagi” jawabku tanpa semangat
“apa ada hubungannya sama kamu ya” tebak Sarah
“maksud kamu” tanyaku tidak mengerti.
“mungkin saja mimpi kamu ada hubungannya sama kamu. Nggak kamu tanyain keluarga kamu, soal wanita bernama Linda dan Raina itu” ucap Sarah
“entahlah” balasku
“huh, ke kantin yuk Ta” ajak Sarah
“iya” balasku


“mau pesan apa” tanya Sarah
“es jeruk aja Rah” balasku
“ok, tunggu ya” ucap Sarah dan berlalu
Aku masih memandangi sarah. Tiba-tiba saja bayangan perempuan seperti dalam mimpiku.
“Sarah!” pekikku. Sontak seisi kantin memandang ke arahku.
Sarah pun berbalik menghampiriku
“ada apa Ta” tanya Sarah
“kita pergi sekarang” ajakku
“kemana, kok kamu panik gini. Ada apa sih” tanya Sarah
“udah, nanti aku jelasin” balasku dan menarik lengan Sarah


“apa!” ucap Sarah tidak percaya
“iya Rah, tadi bayangan Raina ada di belakang kamu. Dia mandang aku penuh kebencian” ucapku panik
“sudah-sudah, tenangin diri kamu ya” ucap Sarah menenangkanku.
Aku semakin frustasi, Kenapa bayangan Raina muncul. karena aku bukanlah orang yang mempunyai indra keenam. Arrghh


“Ta, kok nggak dimakan” ujar nenekku
“aku udah kenyang nek” balasku dan hanya mengambil segelas susu. Aku hanya menemani nenekku makan malam. Aku tinggal dengan nenekku. Hidup kami pun berkecukupan. Ayahku sibuk dengan pekerjaannya. Ibuku, entahlah. aku tak tau ibuku dimana. Melihat wajahnya saja aku tidak pernah.


Malam ini aku tak dapat tidur. Aku takut mimpi itu muncul lagi. Aku hanya mendengarkan lagu di ponselku dengan headset. Tiba-tiba saja lagu yang ku putar mati dengan sendirinya. Terdengar tawa perempuan menggema di telingaku. Aku pun ketakutan.
“Siapa kamu” ucapku ketakutan. Tawa perempuan itu masih terdengar. Kemudian ku dengar suara perempuan lain menjerit. Aku semakin ketakutan dan merinding. Tiba-tiba lampu kamarku mati. Sontak aku menjerit. Nenek, dimanakah kau. Aku takut… pekikku dalam hati. Ku lihat bayangan putih di pojok kamarku. Ia berjalan ke arahku. Aku ingin lari, namun aku tak dapat bergerak. Ia semakin mendekat ke arahku. Bau amis darah tercium oleh hidungku. Aku ingin muntah rasanya. Ia terus mendekat. Aku bisa mengenali wajahnya. Sepertinya tak asing bagiku. Wajahnya penuh luka. Amis darah semakin menyegat
“Raina!” pekikku
Ia mencekikku. Aku berusaha meronta. Namun ia begitu kuat. Aku semakin kesulitan bernafas. Dan brukk..


Aku terjatuh dari tempat tidurku. Badanku terasa sakit. Aku bermimpi lagi. Namun leherku masih terasa sakit. Aku bergegas ke kamar mandi dan bersiap ke sekolah.


“nek, aku berangkat dulu” ucapku. Namun, tak ada jawaban dari beliau. Segera aku mengambil motorku dan menuju ke SMA Budi Luhur, tempatku menimba ilmu.


Aku terdiam di taman. Masih memikirkan kejadian semalam. Apakah itu mimpi atau nyata? aku dibuat gila oleh hal itu
“Renata” panggil seseorang. Akupun menoleh
“ya Dik” balasku
“sendirian disini” tanya Dika dan duduk di sampingku
“seperti yang kau lihat” balasku dan tersenyum ke arahnya
Dia Dika, ya mantan kekasihku. Kita putus hanya karena ia tergoda oleh temannya dulu yang katanya cantik bagai putri.
“Ta” panggilnya
“iya” balasku
“emm.. aku mau bicara sesuatu” ucapnya
“ngomong aja” ucapku
“ee”


Krinngg… bel masuk berbunyi. Aku bergegas pergi
“udah masuk Dik, lanjut nanti ya” ucapku dan berlalu darinya


“darimana Ta” tanya Sarah
“biasa” balasku
“eh, tau nggak. Ada anak baru loh” ucapnya
“siapa” tanyaku
Belum lagi Sarah menjawab pertanyaanku, Bu Indah, wali kelasku masuk diiringi seorang anak perempuan
“astaghfirullah..” pekikku.
Seisi kelas melihat ke arahku.
“Renata, ada apa” tanya bu Indah
“ngg…nggak bu” balasku.
Teman-teman menyorakiku
“baiklah anak-anak, kalian mendapat teman baru. Silahkah perkenalkan namamu” ucap Bu Indah pada perempuan itu
“hai semuanya. Namaku Aisyira Putri Raina. Kalian boleh memanggilku Raina. Terima kasih” ucap perempuan itu
Tidak salah lagi. Itu Raina yang selalu muncul dalam mimpiku. Dia memandangku seakan penuh dendam. Aku pun menundukkan kepalaku.


“aku nggak bohong Rah, itu Raina yang selalu muncul dalam mimpiku” ucapku meyakinkan Sarah
“kita harus cari tau soal Raina Ta, ia memang agak mencurigakan tadi” ucap Sarah.
Tiba-tiba sepucuk surat jatuh di hadapanku. Sarah pun mengambilkannya
“dari siapa” tanyaku
“entahlah” balas Sarah dan membuka isi surat itu
“Mulai hari ini, hidupmu takkan tenang” ucap Sarah membaca isi surat itu
“tunggu, ini bukannya darah” ucapku
“i.. iya Ta” balas Sarah
“siapa yang ngirim ini!” ucapku agak emosi. Ku lihat sekeliling.
“Raina” ucapku melihatnya. Ia tersenyum licik padaku
“Rah, Raina yang ngirim. aku yakin itu” ucapku
“kita harus hati-hati Ta” ucap Sarah panik


“Aaaaaa..” teriakan seorang perempuan dari dalam toilet siswa. Semua orang pun berhamburan ingin melihatnya. Segera aku mengajak Sarah melihatnya juga


Ku lihat Dika yang penuh luka tikaman di dadanya.
“Dika!” pekikku
Aku tidak percaya. Dika meninggal secara tragis seperti ini. Aku mulai meneteskan air mata. Meskipun ia pernah menyakitiku. Dari lubuk hatiku masih ku simpan rasa untuknya.
“Ta, lihat deh Raina” ucap Sarah.
Aku memandang Raina. Senyum licik terpancar di bibirnya
“Raina! kau yang membunuh Dika kan. ayo ngaku” pekikku.
Ia memandangku tajam. Tapi secepatnya ia sembunyikan senyum liciknya itu.
“aa.. aku… aku nggak ngerti apa-apa Renata. Bahkan aku nggak kenal sama Dika. Kamu jangan fitnah aku” elaknya
“nggak usah bohong. Kamu kan tadi yang ngasih surat yang tulisannya dari darah” ucapku
“aku nggak ngerti maksud kamu Ta” elaknya dengan wajah memelas.
“Ta, jangan nuduh orang sembarangan” ucap salah satu siswi diikuti yang lainnya.
Aku pun emosi dibuatnya. Ia pandai mencari muka.


Tapi, senyum liciknya tak dapat ia sembunyikan dariku. Aku segera membantu mengurus mayat Dika


“Dika, kamu tenang disana” lirihku memandangi nisan Dika
“yang tabah Ta” ucap Sarah menguatkanku


Selesai dari makam Dika, kami pun pulang ke rumahku. Sarah berjanji akan menginap di rumahku kali ini.
Namun, apa yang ku lihat. Aku disambut bendera kuning di depan rumah. 2 orang manusia terbujur kaku dan berselimut kain putih. Aku tidak dapat menahan air mataku. Musibah bertubi-tubi menimpaku.
“ayah… nenek…” lirihku di tengah isakku
“kamu harus kuat Ta” ucap Sarah yang juga bersedih bersamaku


Ayah dan nenek ditemukan meninggal dengan tikaman di dada. Sama seperti Dika. Arghh, ada apa sebenarnya.
Ku lihat Raina berada di tengah-tengah ibu-ibu yang membacakan tahlil. Ia tersenyum licik padaku. Namun sekilas tak ku lihat lagi keberadaannya.


“aku nggak bisa terus-terusan seperti ini Rah. Satu per satu orang yang kusayang pergi secara tragis” isakku dalam pelukan Sarah
“apa ini ulah Raina” ucap Sarah
“aku juga berfikiran seperti itu Rah. Ia selalu muncul dengan senyum liciknya” balasku
Tiba-tiba saja lampu kamarku mati. Sontak aku dan Sarah ketakutan. Tidak ada siapa-siapa di rumah kecuali aku dan Sarah. Aku dan sarah berjalan keluar mengecek listriknya. Tiba-tiba saja lilin yang kami bawa mati dan lampu hidup seketika. Raina muncul di hadapan kita dengan pisau di tangan kanannya. Aku dan Sarah ketakutan. Ia mendekati kami dengan penuh kebencian.
“kalian akan mati!” ucapnya dan bersiap menghunus kami.
Kami segera berlari keluar.


“Sial! pintunya terkunci Rah” ucapku panik
“gimana ni Ta” balas Sarah tak kalah paniknya
“kalian takkan bisa keluar dari sini” ucap Raina
“mau kamu apa sih!” ucapku berteriak
Ia tertawa. Sungguh menyebalkan tawanya
“jawab! kau sudah membuatku kehilangan orang yang ku sayang” ucapku terisak
“Renata sayang… tidakkah kau mengenalku” ucap Raina
“tentu saja. Kau yang telah membunuh Dika, ayah, dan nenekku” balasku
“katakan apa mau kamu” tanya Sarah
“aku takkan tenang sebelum dendamku terbalas” ucap Raina dan dengan sigap menarik Sarah
“aa… lepaskan aku!” pekik Sarah
“diam kau bodoh!” ucap Raina
Sarah terus merintih. Aku tak tega melihatnya
“jangan sakiti dia! kau boleh membunuhku. Asal lepaskan dia. Dia tak tau apa-apa” teriakku
“kau yang tidak tau apa-apa!” balasnya sengit.
Ia pun mendorong Sarah hingga terjatuh.
“inilah saatnya” ucap Raina dengan senyum liciknya
“jangan! ku mohon!” ucapku
Raina pun mengangkat pisau di tangannya. Ia arahkan pisau itu ke arah Sarah


“Jangan!! ku mohon, jangan lakukan itu, Raina!!” pekik Sarah
“matilah kau, Linda!!!” ucap Raina yang tengah menghunuskan pisaunya di jantung Sarah


Deg’ itu seperti mimpiku. iya, aku yakin itu. Raina dan Linda. Bayangan silau menerpa mataku.
Dimana aku? sepertinya aku berada di taman kota
“Raina, berhenti mengikutiku” ujar seorang laki-laki.
Itu, ayahku. Raina tetap mengejar ayahku.
“Farhan, aku mohon. Jangan putuskan hubungan kita. Aku sangat mencintaimu” ucap Raina
“kamu egois Raina. aku nggak betah sama kamu” ucap ayah dan menggandeng seorang perempuan lain.
Sarah!
“Farhan.. aku akan balas dendam ke kamu dan Linda” teriak Raina. Namun ayah tidak menanggapinya.


“Linda, kau harus mati!” ucap Raina dan menusuk jantungnya. Linda pun meninggal seketika.
“Raina!” ucap ayah dan menusuk Raina dengan pisau yang ada di tubuh Linda
Raina pun meninggal di samping Linda. Ayah pun menyeret mayat Raina di sungai. Sementara, mayat Linda ia bawa pulang.


“sekarang giliranmu, Renata sayang” ucap Raina
“aku salah apa Raina.!” teriakku
“hahaha, apa perlu aku ceritakan dari awal” ucap Raina diiringi tawanya
“maksud kamu” tanyaku
“Kau lihat dia, dialah Linda” ucap Raina
“apa, ja.. jadi Sarah itu Linda” ucapku terbata-bata
“iya Renata sayang. Dialah ibu kamu. Aku membunuhnya sesaat kamu berumur 2 tahun. Tapi, ayahmu membunuhku. Dia tidak mau tanggung jawab atas mayatku” ucapnya penuh amarah
“aa.. apa” ucapku tidak percaya
“dan sekarang, giliranmu Renata” ucap Raina dan berjalan ke arahku.
Ia menatapku penuh kebencian. Semakin dekat, bau amis darah tercium. Ia mengarahkan pisau ke dadaku. Aku hanya bisa menjerit dan menutup mataku. Lama tak ada tusukan dari Raina. Aku beranikan membuka mata. Raina! ia tersungkur di depanku.
“Sarah!” ucapku
“Aku Linda, bukan Sarah” lirinya.
Ia tertatih ke arahku.
“maafin ibu sayang. Ibu nggak bisa jagain kamu” ucap Linda
“i.. ibu” ucapku dan memeluknya. Kurasakan hangat pelukan seorang ibu.
“kurang ajar!” pekik Raina.
“cepat Ta, kamu pergi dari sini” ucap Linda
“tapi.. ibu” ucapku
“biar aku hadapi dia” ucap Linda
Aku segera membuka pintu yang tidak terkunci seperti tadi. Aku berlari keluar. Ku dengar jeritan ibu
“ibuu..” lirihku
Raina muncul dan ke arahku. Ia mengejarku. Ku lemparkan sebuah kayu tajam ke arahnya. Kayu itu mengenai perutnya. Segera aku berlari sebisaku. Ku lihat cahaya mobil tak jauh dariku. Ia menuju ke arahku
“Aaaaa…”


Aku terbangun dari tidurku. Ku lihat sekeliling. Ini kamarku
“Renata, kamu sudah bangun” tanya ayahku yang tengah berada di pintu.
“ayah” teriakku dan memeluknya.


Kami pun menuju ruang makan.
“nenek..” panggilku.
“eh. cucu nenek sudah bangun. Yuk sarapan. Nanti kamu telat” ajak nenek
Ternyata aku bermimpi. Ayah dan nenek masih hidup.


“Renata..” panggil seseorang di depan rumah. Aku pun menghampirinya
“Dika” ucapku
Dika juga masih hidup.
“berangkat bareng yuk” ajaknya
Aku pun menerima ajakannya.


Sesampai di sekolah aku segera mencari-cari Sarah. Kemana ia? apa ia sebenarnya hanyalah anganku.


Aku pun terdiam di taman sekolah. Merenungkan kejadian atau bahkan mimpi yang baru saja ku alami. Sepucuk surat jatuh di hadapanku.


Renata,
Sayang, kamu berhasil melawan Raina. Ibu bangga sama kamu. Maafkan ibu, yang harus ninggalin kamu saat kamu belum tau apa-apa. Jaga ayah sama nenek baik-baik. Jangan merepotkan mereka. Ibu rindu kamu sayang


Linda/Sarah


Apa! jadi kejadian itu benar-benar ada. Sarah, aku pasti akan merindukanmu.
Bel berbunyi. Aku kembali ke kelas. Aku menuju bangkuku.


“Renata, darimana saja” tanya Fiola
“taman Fio” balasku dan menduduki bangkuku
“eh, ada guru baru loh” tambah Fiola
Belum lagi aku bertanya masukkan pak kepsek diikuti seorang guru perempuan. Ia memandang ke arahku.


Ya Tuhan! Raina!


Cerpen Karangan: Ulla

Comments

  1. aciloc 300 mgis used to treat ulcers of the stomach and intestines and keep them from returning after they have healed. This drug is likewise used to treat certain stomach and throat issues. A potential disease-causing impurity has been found in some ranitidine items.

    ReplyDelete

Post a Comment

Informations From: Omnipotent

Popular posts from this blog

The Painting of Destiny

"Are you sure of this, Navan?" The old pirate stared at King Mannas' chief merchant. However, his bright emerald green eyes sparkled with laughter. "The information came from Daoud, one of my former crew members, when I was ravaging the coastal villages of Vyrone." Navan smiled at the expression crossing Gerrod's face, whose family had fled from one of these villages. The Iron Falcon was a legend and parents had always used the threat of its crew and its flaming-haired captain to scare naughty children into sleeping and behaving differently. Gerrod quickly recovered and smiled. "Then he must be a man to be trusted, indeed." "Ah!" cried Navan. "Daoud will take the coin from the mouth of a dead man while it is still warm. I trust him only because he knows the fate of him who lies to me." I may have made him captain when I decided to infiltrate King Mannas' court, but he still knows who is in charge. "We must tell ...

Good Morning America is a popular

Good Morning America is a popular morning news show that airs on ABC. It has been a staple in American households since its debut in 1975. The show covers a wide range of topics including news, entertainment, lifestyle, and pop culture. With its team of talented hosts and reporters, Good Morning America provides its viewers with the latest updates on current events and trending stories. One of the things that sets Good Morning America apart from other morning shows is its lively and energetic atmosphere. The hosts, including Robin Roberts, George Stephanopoulos, Michael Strahan, and Lara Spencer, bring a sense of fun and camaraderie to the show. They engage with their audience and each other in a way that feels genuine and relatable. In addition to its engaging hosts, Good Morning America also features a variety of segments that cater to a diverse audience. From cooking demos and fashion tips to celebrity interviews and human interest stories, the show offers something for everyone. Wh...

The liz hatton

The liz hatton is a unique piece of headwear that has been gaining popularity in recent years. This hat is characterized by its wide brim and low crown, which gives it a distinctive and fashionable look. The liz hatton is often made of materials such as wool, felt, or straw, making it a versatile accessory that can be worn in various seasons. One of the key features of the liz hatton is its versatility. This hat can be dressed up or down, making it suitable for a range of occasions. Whether you're going for a casual look or a more formal outfit, the liz hatton can easily complement your ensemble. Additionally, the wide brim of the hat provides excellent sun protection, making it ideal for outdoor activities such as picnics or garden parties. In terms of style, the liz hatton can be compared to other types of hats such as the fedora or the boater. While these hats may have similar silhouettes, the liz hatton stands out for its unique shape and design. The low crown and wide brim of ...
  • Cerpen Sesungguhnya Aku Menyayangimu Tapi (Part 2)

    Dua minggu kemudian... Aku benar-benar nggak tahu harus berkata apa setelah kejadian itu. Biasanya mentionan ku kosong, sekarang bahkan penuh atau overload yang sayangnya berisi caci-maki anak-anak SMA sini. Bahkan teman-temanku di Rohis mengecam ku tak kalah pedasnya, padahal tentang masalah yan... Readmore

  • Cerpen Sesungguhnya Aku Menyayangimu Tapi (Part 1)

         Farrel Akmal Hakim namanya. Dia satu angkatan dan satu kelas, kelas XI IPS 2. Awalnya kami tidak dekat. Sifat yang bertolak belakang menjadi alasannya. Aku yang masih harus beradaptasi dengan lingkungan baruku (aku adalah anak pindahan), joker face ku, selera humorku yang gari... Readmore

  • Cerpen Ayah

    'Kamu jadi anak lelaki tidak boleh cengeng,' perkataan itu yang sampai sekarang masih terngiang-ngiang di telingaku dan selalu ke luar dari mulut ayah di saat aku kecil meminta sesuatu barang atau ketika aku kalah dalam berkelahi dengan temanku. 'Kamu nanti akan jadi 'pagar' keluarga,' kata-kata ... Readmore

  • Cerpen A Silent Woman

    She walked amid the crowd of people who are in the market. It was seen there are some people who talk about the woman, one of them said, “Look at that woman, she’s white and beautiful but unfortunately he had an unhealthy body that is fat”. They laughed out loud when talking abo... Readmore

  • Cerpen A Girl with A Thousand Faces

    Now I’m sitting on my bed, opening my laptop, taking out my task that should be done the day after tomorrow, trying to be focus but always ended up doing something else and always pretending busy when my parents entered. Yes it’s me, sitting alone in my room, the things that I always ... Readmore

  • Cerpen Aku dan Diaryku

    Aku dan diaryku sudah berteman semenjak aku duduk di kelas 1 smp. Sukaku, dukaku maupun kekesalanku aku tumpahkan di pena dan ku tulis dalam sebuah buku diary kecil kesayangan ku. Sampai pada saat itu aku pulang natalan aku ingin menulis sesuatu tetang keceriaanku di natal tahun 2011 tersebut, na... Readmore

  • Humor Kapten Hook

    Kapten Hook Pada suatu saat ada anak buah Kapten Hook yang iseng menanyakan tentang kecacatannya. ABK : "Kapten kenapa kaki kapten yg kanan diganti dengan kaki meja?" Hook : "Kakiku terkena ledakan boom waktu jaman perang dulu. Jadi ya diamputasi trus diganti kaki meja" ABK : "Klo tangan kanannya ko... Readmore

  • Humor Penyakit PNS Indonesia

    Penyakit PNS Indonesia Nama penyakit yang disebutkan dibawah ini hanya digunakan untuk humor semata, semoga para oknum yang sedang memiliki penyakit dibawah ini segera sembuh total. Humor ini bukan bermaksud untuk melecehkan profesi tersebut tapi serius melecehkan oknum PNS yang mengidap penyakit i... Readmore

  • Tuhan Di Setiap Rencana Hidup

    Baca: Yakobus 4:13-17 "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu." (Yakobus 4:15) Perencanaan adalah hal penting dalam menjalani sebuah kehidupan. Dengan perencanaan yang baik dan matang langkah hidup seseorang akan semakin teratur dan makin terarah kepada suatu sasaran... Readmore

  • Protes Kepada Tuhan

    Baca: Roma 9:1-29 "Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?" (Roma 9:21) Salah satu sikap negatif yang dimiliki oleh hampir banyak ... Readmore