Cerpen Raja Bijaksana dan Murah Hati


Pada dahulu kala ada sebuah kerajaan yang memiliki sebuah raja yang sangat bijaksana dan sangat murah hati, raja tersebut memiliki istri yang sangat cantik. Sayangnya mereka belum sama sekali memiliki seorang anak yang akan menerima tahta kerajaan dari sang raja, walaupun mereka sudah sangat lama menikah. Mereka sudah berusaha sangat keras meminta bantuan dari sana-sini namun tetap tidak mendapatkan hasil. Akhirnya sang raja memutuskan untuk datang kepada dewa harapan.


Raja pergi meninggalkan istana dan meninggalkan sang ratu. Raja berkuda untuk mencapai tujuannya, namun sang raja tahu bahwa perjalannya akan sangat berbahaya. Salah satu peri datang menghampiri raja sesaat sebelum dia meninggalkan istana “Wahai sang raja yang bijaksana dan murah hati, Apakah anda tidak ingin membawa anak buah anda?”
“Saya tidak akan membahayakan satu pun orang dari kerajaan saya bahkan saya tidak ingin ada yang terluka selama saya menuju ke tempat para dewa” jawab sang raja.
“Engkau akan mendapatkan banyak rintangan. Aku melihat ada seseorang yang ingin merebut kerajaan anda, dia akan melakukan hal-hal yang sangat berbahaya”
“Siapakah orang tersebut?”
“Maafkan saya sang raja, saya tidak bisa memberitahu siapa orangnya, karena engkau akan mengetahuinya selama perjalana nanti”
“Baiklah kalau itu yang terbaik, saya harus segera pergi”
“Raja, saya akan memberikan beberapa benda yang mungkin akan membantu”
Peri memberi sebatang kayu, sebuah batu kerikil, dan sebotol air. Sang raja bingung kenapa peri memberikan benda-benda yang dapat ditemukan selama perjalanan. Akhirnya sang raja berangkat menuju tujuan. Selama perjalanan raja terus berpikir tentang benda-benda yang diberikan oleh peri.


Malam pun tiba, raja akhirnya berhenti di sebuah tempat yang sangat tandus di tempat itu raja melihat banyaknya hewan yang mati dan tidak ada kehidupan. Sang raja meneteskan air mata, dalam hatinya dia berkata “Apakah saya raja yang buruk? Mengapa ada tempat yang sekejam ini?”
Raja melanjutkan perjalanan mencari tempat peristirahatan. Raja bertanya pada seseorang yang dia temui di depan rumah.
“Permisi apakah di sini ada sebuah penginapan?”
“Hahahaha. Di tempat seperti ini kau mencari penginapan, semua sama saja disini kau akan mati di tempat ini, bahkan binatang dan tumbuhan pun mati hanya dalam beberapa jam”
“Kalau begitu apakah saya bisa menemukan sungai?”
“Apa kau bodoh? Jika binatang dan tumbuhan tidak dapat tinggal di sini maka di sini tidak ada air”
Sang raja terdiam sejenak “Lalu mengapa anda masih bisa bertahan?”
“Saya bisa bertahan karena saya ingin membunuh raja, apapun yang terjadi saya harus bisa membunuhnya”
“Mengapa kau ingin membunuh raja? Apakah raja berbuat salah?”
“Baiklah saya akan memberitahu, dahulu tempat ini sangat subur tidak ada tempat yang lebih subur selain disini”
“Lalu apa yang terjadi?”
“Beberapa waktu yang lalu ada seorang yang mengaku bawahan raja mengatakan bahwa dia harus membakar semua tumbuhan dan membelokkan sungai yang mengalir melalui daerah ini”
“Apa?” sang raja kaget.
“Ada apa?”
“Mohon maaf wahai pemuda, saya adalah sang raja, jika kau ingin membunuhku, bunuhlah aku sekarang, tapi aku ingatkan sesuatu dengan membunuh seseorang yang kau benci kau tidak akan dapat mengubah keadaan”
“Lalu bagaimana kau mempertanggung jawabkan keadaan ini wahai sang raja?”
“Aku memang salah, karena saat itu aku ingin menolong sebuah daerah yang sama tandusnya dengan ini, aku tidak tahu bahwa jadinya akan seperti ini, memang bukan raja yang baik tapi aku akan memperbaikinya”
“Bagaimana caranya?”
“Kau pergilah menuju ke istana, katakan bahwa kau bertemu denganku, kau katakan bahwa aku memerintahkan untuk membuat aliran baru menuju daerah ini dan menanam kembali tumbuhan”
“Percuma aku tidak dapat kesana, karena aku sudah tidak bertenaga”


Tak lama pemuda tersebut pun meninggal tepat di hadapan raja, sang raja merasa sangat bersalah dengan apa yang pernah dia lakukan dulu. Lalu raja mengingat sesuatu yang diberikan oleh sang peri sebelum dia berangkat. Dia mengeluarkan sebatang kayu dan menancapkan kayu tersebut ke tanah, lalu dia menyiramnya dengan air yang dia bawa. Dan sang raja tertidur di depan kayu tersebut.


Cahaya matahari pun mulai muncul dan saat raja bangun dari tidurnya dia terkejut dengan apa yang dia lihat, ada sebuah pohon besar. Raja menangis melihatnya akhirnya raja belajar bahwa selama ada kenikmatan di situ juga ada kesulitan, dua hal tersebut tidak bisa dirubah namun bisa diperbaiki secara perlahan.


Raja melanjutkan perjalanannya menuju ke tempat dewa harapan, sepanjang perjalanan sang raja merasa bahwa dia telah berhasil memperbaiki kesalahannya. Sudah jauh berjalan raja akhirnya sampai di sebuah tempat yang sangat makmur karena jelas telihat bangunannya sangat mewah bahkan sampai menyerupai bangunan istana sang raja. Raja berhenti di depan sebuah rumah, dia turun dan mengetuk pintu rumah tersebut.
“Permisi ….”
“Iya sebentar” terdengar suara dari balik pintu.
“Permisi apakah di sini ada sebuah sebuah kedai yang menjual makanan?”
“Di sini tidak ada lagi yang menjual makanan, karena di sini sangat makmur. Bahkan sampai makmurnya banyak orang yang mati disini”
“Kenapa? Bukankah disini tempat yang sangat makmur?”
“Iya saking makmurnya tidak ada orang bekerja di sini, di sini juga tidak ada yang mencari makanan dan air, karena itulah banyak yang mati di sini”


Raja terdiam dan merenung dia bertanya kepada hatinya “Apakah saya salah karena menjadikan tempat ini makmur?”
“Hey” tanya gadis yang ada di dalam rumah.
“Oh ya maaf, apakah saya boleh meminta sedikit makanan dan air?”
“Baiklah kebetulan kami masih memiliki banyak persediaan. Masuklah!”
“Saya boleh bertanya memangnya dulu ini tempat seperti apa?”
“Dulu tempat ini sangat miskin bahkan hanya untuk meminum segelas air orang harus saling membunuh satu sama lain, dulu kami pernah ingin membunuh raja, tapi raja bertindak cepat untuk memperbaiki tempat ini, tapi pada akhirnya semua yang ada disini membenci raja karena memberikan kemakmuran yang berlebihan”
“Apakah saya salah? Mengapa semua yang saya lakuakan selalu salah”
“Memang anda ini siapa?”
“Saya adalah raja”
“Hahahaha”
“Kenapa anda tertawa? Apakah anda ingin membunuh saya?”
“Tidak saya tidak ingin membunuh anda, apa saya boleh memberikan saran terhadap anda?”
“Saran seperti apa?”
“Lebih baik anda memperbaiki apa yang anda lakukan”
“Caranya?”
“Saya pun tak tahu, anda adalah rajanya, harusnya anda bisa menyelesaikan masalah ini”


Raja berpikir bagaimana untuk memperbaiki semua kekacauan yang ada di daerah ini. Raja akhirnya mengeluarkan batu kerikil dan melemparkannya ke tanah, “DUAR!” Dalam sekejap daerah tersebut hancur menjadi ladang tandus, raja kembali melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan di tempat sebelumnya. Dan penduduk pun datang menghampiri raja.
“Kenapa anda harus melakukan ini raja?”
“Saya melakukan ini agar kalian mau berusaha sendiri, dan tidak bermalas-malasan”
“Akhirnya raja melakukan hal yang benar, terima kasih raja”
Raja tersenyum lebar, akhirnya raja dapat melanjutkan perjalanan menuju tempat tujuan.
Di tempat itu raja kembali belajar bahwa semua orang adalah sama, tidak akan ada kekayaan jika tidak ada kemiskinan, karena mereka saling berhubungan, dan tidak ada yang lebih baik selain hidup dengan berkecukupan.


Akhirnya raja sampai ke tempat tujuan, tempat di mana para dewa berkumpul. Sang raja bergegas menuju tempat sang dewa harapan agar sang ratu hamil.
“Akhirnya kau datang wahai raja yang bijaksana dan murah hati” sang dewa berkata.
“Jadi engkau sudah tahu bahwa saya akan datang menemui anda?”
“Tentu saja, tapi saya tidak akan mengabulkan permohonan anda”
“Mengapa? Apa gunanya saya menemui engkau disini?”
“Wahai sang raja anda tahu kesalahan anda?”
“Tentu saya sudah bisa mengubah hidup mereka kembali seperti semula, rakyat pun merasa senang”
“Inilah kesalahan anda”
Sang raja kebingungan dan berpikir apa dia telah melakukan kesalahan. Selama beberapa jam raja masih berpikir, sampai akhirnya dia menyerah dan bertanya pada sang dewa.
“Wahai sang dewa, bisakah anda memberitahu apa kesalahan saya?”
“Engkau terlalu baik hati kau tidak memiliki sebuah ketegasan”
“Lalu apa hubungannya dengan permohonan ku ingin memiliki seorang anak?”
“Kau belum mengerti juga, baiklah kau pegang tanganku”
Sang raja datang menghampiri dewa dan memegang tangannya, dewa mengeluarkan kekuatan untuk melihat masa depan dan memperlihatkan kehidupan sang raja jika memiliki anak. Dalam penglihatannya raja melihat dia memiliki anak kembar laki-laki. Kedua anak sang raja sangat berbeda anak yang pertama memiliki kemurahan hati yang sama dengan sang raja, sedangkan anak yang kedua memiliki sifat kebijaksanaan dari sang raja. Namun saat mereka besar dan mewarisi tahta dari sang raja itulah saat kehancuran dari kerajaan itu. Mereka berdebat bahwa seorang raja hanya perlu memiliki kebijaksanaan atau kemurahan hati, karena salah paham akhirnya sang anak raja memutuskan untuk perang agar tahu siapa yang pantas mengisi kedudukan raja. Pada akhirnya kerajaan itu hancur karena semasa hidup raja tidak pernah mengajarkan ketegasaan pada kedua anaknya. Akhirnya raja tahu apa yang dimaksudkan peri dan apa maksud dari tujuan dewa tidak mengabulkan harapannya.


Cerpen Karangan: Muhamad Andi Maulana

No comments:

Post a Comment

Informations From: Omnipoten

Featured post

Melihat Melalui Mata yang Berbeda

Melihat Melalui Mata yang Berbeda Aku melihat melalui matamu. Dan ketika saya melakukannya, dunia semuanya biru, ungu dan hijau. Warnanya s...