التخطي إلى المحتوى الرئيسي

Cerpen Seperti Chakky dan Okoiku (Kisah Sepotong Kayu)

Tak biasanya langit biru nan cerah berubah menjadi gelap dan mencekam. Kakek tua yang tinggal di atas bukit lari tergopoh-gopoh membawaku di atas punggungnya yang bungkuk dengan sedikit tenaganya yang masih tersisa. Keesokan harinya, ia menjemurku di bawah terik matahari yang sangat panas bagaikan di savana hingga aku mengering dan tak mempunyai setetes air pun di tubuhku.


Di gubuknya yang sudah reot ia mulai memotong-motongku dengan kapaknya yang tajam, dilanjutkan dengan gambar-gambar sketsa yang tak jelas. Aku tak tahu, di tangannya akan dijadikan apa aku nanti. Aku hanya pasrah dan rela tubuhku dipotong-potong sesukanya. Gambar-gambar sketsa itu semakin lama semakin jelas dan bermakna. Ia mengukir tubuhku dengan sangat teliti. Walaupun matanya berair dan tak bisa melihat dengan jelas seperti sewaktu muda dulu tapi dengan bantuan kacamata dan luv peninggalan Ayahnya ia terus mengukirku dengan hati-hati.


Hari berganti hari bulan berganti bulan tubuhku mulai terbentuk. Ia menggosok-gosokku menggunakan ampelas agar tubuhku yang kasar menjadi halus dilanjutkan dengan pulasan kuas cat yang bewarna-warni hingga menimbulkan warna yang apik. Dijemurnya kembali aku di bawah sinar matahari hingga warna itu semakin melekat dalam diriku. Rupanya ia menjadikanku sebuah boneka, boneka kayu yang menurutku mempunyai arti seni yang tinggi. Aku berharap aku bisa seperti pinokio yang bisa memperoleh nyawa dari seorang peri biru yang cantik agar aku bisa menemani dan membantu Kakek tua yang telah menciptakanku. Tapi aku tahu, itu semua hanyalah sebuah dongeng yang sampai kapanpun tak akan bisa menjadi kenyataan.


Saat mentari masih bersembunyi, Kakek tua membawaku pergi dari gubuk reotnya. Aku bertanya pada Kakek tua itu, kemanakah akan kau bawa diriku ini? Kakek tua hanya diam dan terus melangkahkan kakinya. Jelas saja, sampai kapanpun dia tak akan bisa medengarkanku. Aku terus bertanya pada diriku sendiri.
“apakah dia akan membuangku? Atau apakah dia akan menjualku?”


Pertanyaan itu terus berada dalam benakku hingga aku dan Kakek tua sampai di sebuah tempat di mana banyak sekali orang yang berlalu lalang. Lantas ia berjalan menuju ke sebuah toko boneka, seketika itu pertanyaan yang selama ini aku tanyakan terjawab. Ya, aku dijual Kakek tua itu, aku sedih karena harus meninggalkan Kakek tua tapi aku juga senang karena bisa membantunya menghasilkan uang untuk kelangsungan hidupnya.


Di dalam toko tersebut banyak sekali terdapat boneka-boneka buatan pabrik yang modern dan cantik. Boneka-boneka itu menertawaiku karena aku hanya dibuat dengan kayu dan tak menarik, mereka pikir aku hanya akan menjadi pajangan yang tak berguna dan tak akan ada seorang anak pun yang akan membeliku.
Benar saja, sekian lama aku di sini tak ada seorang anak pun membeli diriku, bahkan menyentuh pun tidak. Yang membuatku sakit adalah ada seorang anak yang berkata pada ibunya, “ibu, aku tidak mau melihat boneka itu, boneka itu sangat menyeramkan, cepat buang boneka itu!!”


Aku kembali berpikir, “apakah aku seburuk itu? Apakah ciptaan Kakek tua ini gagal? Hingga anak-anak pun menganggap diriku sesuatu yang menyeramkan” Boneka-boneka modern itu semakin menertawaiku, tapi aku terus mendongakkan kepala dan yakin suatu saat ada yang ingin memilikiku dan menyanyangiku dengan sepenuh hati.


Semakin lama warnaku semakin pudar dan tak menarik lagi seperti dulu. Wanita penjaga toko tiba-tiba datang menghampiriku, dia membawaku pergi dari rak tempatku dan lainnya dipamerkan. Aku bertanya-tanya, akan dibawa ke mana lagi aku ini? Boneka-boneka modern itu kembali mongolok-olok dan menertawaiku. Aku tak mempedulikan apa kata mereka, aku hanya berpikir mungkin wanita ini akan memberikanku pada anaknya.


Wanita penjaga toko menghentikan langkahnya di sebuah ruangan yang gelap dan pengap. Ya, itu adalah sebuah gudang. Di tempat itulah dia meletakkanku dan membiarkanku bersama barang-barang rongsokan lainnya. Kulihat juga di sana banyak sekali boneka-boneka yang tak terjual seperti diriku, mereka sudah berputus asa dan pasrah dimakan para rayap. Sudah bertahun-tahun aku ditempatkan di ruangan ini, setiap ada orang yang masuk aku berpikir mereka akan mengambilku kembali dan memainkan diriku. Tapi kenyataan berkata lain, mereka masuk hanya untuk meletakkan boneka yang tak terjual sama sepertiku dulu. Boneka-boneka di sini sama saja dengan boneka-boneka di luar sana, mereka selalu menertawaiku karena aku masih percaya akan ada orang yang ingin memilikiku.


Semakin lama keyakinanku memudar, aku sudah berputus asa dan memasrahkan tubuhku dimakan rayap-rayap yang lapar. Tiba-tiba saja seorang lelaki gagah mengambilku dan membawaku pergi dari tempat mengerikan itu, seketika itu aku kembali bersemangat dan berbalik mengolok-olok yang lainnya.


Sesampainya di rumah lelaki itu, tiba-tiba saja dia melemparku ke dalam kobaran api yang sangat panas. Seketika itu juga aku menjerit.
“kenapa kau membuangku ke sini? Apa salahku? Aku ini bukan chakky ataupun okoiku, tapi kenapa tak ada orang di dunia ini yang ingin memilikiku?” Tapi apa daya, mereka tak bisa mendengar jeritanku dan hanya bisa memandangku hingga badanku menjadi abu sepenuhnya.


Cerpen Karangan: Isna F Kaefiyah

تعليقات

المشاركات الشائعة من هذه المدونة

The Painting of Destiny

"Are you sure of this, Navan?" The old pirate stared at King Mannas' chief merchant. However, his bright emerald green eyes sparkled with laughter. "The information came from Daoud, one of my former crew members, when I was ravaging the coastal villages of Vyrone." Navan smiled at the expression crossing Gerrod's face, whose family had fled from one of these villages. The Iron Falcon was a legend and parents had always used the threat of its crew and its flaming-haired captain to scare naughty children into sleeping and behaving differently. Gerrod quickly recovered and smiled. "Then he must be a man to be trusted, indeed." "Ah!" cried Navan. "Daoud will take the coin from the mouth of a dead man while it is still warm. I trust him only because he knows the fate of him who lies to me." I may have made him captain when I decided to infiltrate King Mannas' court, but he still knows who is in charge. "We must tell ...

Good Morning America is a popular

Good Morning America is a popular morning news show that airs on ABC. It has been a staple in American households since its debut in 1975. The show covers a wide range of topics including news, entertainment, lifestyle, and pop culture. With its team of talented hosts and reporters, Good Morning America provides its viewers with the latest updates on current events and trending stories. One of the things that sets Good Morning America apart from other morning shows is its lively and energetic atmosphere. The hosts, including Robin Roberts, George Stephanopoulos, Michael Strahan, and Lara Spencer, bring a sense of fun and camaraderie to the show. They engage with their audience and each other in a way that feels genuine and relatable. In addition to its engaging hosts, Good Morning America also features a variety of segments that cater to a diverse audience. From cooking demos and fashion tips to celebrity interviews and human interest stories, the show offers something for everyone. Wh...

The liz hatton

The liz hatton is a unique piece of headwear that has been gaining popularity in recent years. This hat is characterized by its wide brim and low crown, which gives it a distinctive and fashionable look. The liz hatton is often made of materials such as wool, felt, or straw, making it a versatile accessory that can be worn in various seasons. One of the key features of the liz hatton is its versatility. This hat can be dressed up or down, making it suitable for a range of occasions. Whether you're going for a casual look or a more formal outfit, the liz hatton can easily complement your ensemble. Additionally, the wide brim of the hat provides excellent sun protection, making it ideal for outdoor activities such as picnics or garden parties. In terms of style, the liz hatton can be compared to other types of hats such as the fedora or the boater. While these hats may have similar silhouettes, the liz hatton stands out for its unique shape and design. The low crown and wide brim of ...
  • Cerpen A Day With New Friend

    This is her first day come to Fendi’s home, her classmates. Clarissa came to Fendi’s home for doing group tasks. Before, Clarissa was never close with Fendi at school. She think Fendi is very naughty. Clarissa was greeted by Fendi’s mother in front of his house. “Good afte... Readmore

  • Cerpen Aku Bisa Sendiri!

    Namanya Oni. Ia anak miskin. Bapaknya selalu merantau, dan emaknya… hm, Oni hanya tahu emak membuka warung dan dagang makanan kecil. Oni sekolah di SD Bintang Spesia, SD favorit, Ia mendapat beasiswa untuk sekolah disana. Seragam Oni sekarang kekecilan, dari kelas 1 sampai kelas 4 ini, ia m... Readmore

  • Humor Surti Liburan

    Surti Liburan Surti datang dari desa untuk liburan ke Jakarta. Kemudian masuk Hotel bintang 5 dan pesan 1 kamar luxury room. Lalu dia diantar RoomBoy yang bertugas membawakan kopernya menuju kamarnya. Setelah pintu tertutup, Surti kaget dan marah-marah ke RoomBoy. "Hey bang!!. Aku emang orang kampu... Readmore

  • Humor Burung Mahal

    Burung Mahal etika main-main ke rumah sohibnya, sebut saja namanya Abon, Papih Gembul melihat Abon tengah mengurus burung-burung hias miliknya. Maklum, Abon, memang hobi memelihara burung. Dan saat dilihatnya banyak burung hias di sana, Papih Gembul bertanya-tanya. Beginilah gaya Papih Gembul bertan... Readmore

  • Mukjizat Bagi Keluarga : Mengundang Tuhan Yesus

    Baca: Yohanes 2:1-11 "Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu." (Yohanes 2:2) Injil Yohanes menyatakan bahwa mujizat air menjadi anggur adalah mujizat pertama yang dikerjakan Tuhan Yesus dalam pelayanan-Nya. Mujizat itu terjadi di Kana, sebuah desa kecil di Galilea. Hal yang m... Readmore

  • Habakuk : Tidak Terpengaruh Situasi

    Baca: Habakuk 3:1-19 "namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku." (Habakuk 3:18) Dalam pasal 3 ini disebutkan bahwa Habakuk berdoa dengan nada ratapan, hal yang tidak dituliskan di pasal-pasal sebelumnya. Awalnya ia tidak mengerti maksud Tuhan... Readmore

  • Cerpen Loker

         Pagi sendu, mendung.. bagai awan tak ingin menunjukan dirinya pada matahari, memperlambat langkah Rafsya, seorang mahasiswi di salah satu universitas terkemuka di kota Jakarta, gadis yang sedang merantau dan jauh dari keluarganya ini sangat berambisi menjadi seorang penulis. W... Readmore

  • Cerpen Sepucuk Mawar Hitam dan Sebening Udara Malam

         Ketika semuanya berakhir, Rina membelai paras cantik temannya yang selama ini menetes kan bunga kesedihan lantaran ditinggal kan oleh kekasih nya.      Setiap malam Lya menangis dan besedih , hingga air matanya yang mengeruh tak tampak lagi diwajah cantik nya. b... Readmore

  • Cerpen Triangle Love

    "Aku tahu, Move On itu memang tidak semudah membalikan telapak tangan. Tapi, asalkan kau memiliki niat yang kuat. Aku yakin kamu pasti berhasil.." - Ana      Abby mengetukan jari-jarinya pada meja kayu berhiaskan goresan-goresan pena, membentuk rangkaian kata yang lebih cocok diseb... Readmore

  • Cerpen Aku Berpenyakit Kanker

    “Mah, Pah kenapa aku sering mimisan, pusing dan pingsan.” Tanyaku kepada orangtuaku. “mah, pah cerita sama aku, apakah aku mempunyai penyakit kanker?!” tanyaku lagi kepada orangtuaku. Mamaku dan papaku tersontak kaget mendengar ucapan ku. “Kamu hanya kecapean sayang&... Readmore