Semua Bangsa Milik Allah

Zakharia 9:1-8

Dalam nubuatnya Zakharia menegaskan bahwa semua bangsa adalah milik Allah (1). Allah berkuasa dan berdaulat terhadap semua bangsa di dunia. Sekali lagi karena mereka semua adalah kepunyaan-Nya. Pada masa itu bangsa-bangsa mempunyai-dan menyembah-dewanya sendiri, namun sesungguhnya semua bangsa itu adalah milik Allah. Karena itu, Allah memiliki wewenang mutlak untuk melakukan apa yang Dia anggap baik.

Allah akan memiskinkan Tirus dan menghabiskannya dengan api (4). Kota-kata Filistin seperti Askelon, Ekron, Gaza, Askelon, dan Asdod juga akan merasakan hukuman Allah. Allah juga akan melenyapkan persembahan korban orang Filistin (7). Meskipun mereka tidak mengakui Allah, namun pada akhirnya mereka akan menjadi milik Allah sendiri. Mereka akan dianggap kaum Yehuda dan orang Ekron digambarkan seperti orang Yebus (7).

Inilah kabar baik nubuat ini-mereka semua menjadi milik Allah. Ungkapan "seperti suatu kaum di Yehuda" dan "orang Ekron seperti orang Yebus" memperlihatkan betapa Allah juga mengasihi bangsa lain. Di dalam penghukuman karena telah bertindak melawan Allah-menyembah allah lain dan menindas umat pilihan Allah-ada anugerah yang disediakan Allah. Orang Yebus pada masa Yosua diperbolehkan tinggal di tengah kaum Yehuda di Yerusalem, bukan sebagai orang yang ditaklukkan, melainkan sebagai orang yang sederajat (Yos 15:63). Dalam nubuat ini jelaslah, Allah tidak bersikap sewenang-wenang. Dia murah hati. Di balik hukuman yang disiapkan-Nya, Allah memberikan anugerah-Nya. Allah memberi kesempatan bagi bangsa lain menjadi umat milik-Nya.

Jika Allah ingin setiap orang menjadi milik-Nya, maka orang Kristen pun harus bertindak demikian. Pekabaran Injil harus dilakukan dengan penuh ketulusan. Jangan sampai cara pekabaran Injil malah membuat orang tidak merasakan kasih Kristus.

Doa: Tuhan tolong kami bersikap tulus dalam mengabarkan Injil-Mu. [YM]

Anda harus Mengenal Tuhan untuk Tahu Bagaimana Berbicara Kepada-Nya

Bacaan Hari ini:
Mazmur 100: 5 “Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.”


Bukankah Anda benci ketika orang menelepon Anda tapi mereka tidak menyebutkan nama mereka? Mereka langsung berbicara ketika Anda mengangkat telepon, mereka kira kita tahu siapa mereka. Jika Anda tidak tahu siapa yang berada di ujung telepon, itu pasti akan begitu mempengaruhi pembicaraan Anda. Anda tidak tahu nada suara apa yang akan Anda digunakan. Anda sedikit lebih berhati-hati.

Bahkan ketika Anda berbicara dengan seseorang secara pribadi, jika Anda tidak tahu banyak tentang orang itu, Anda cenderung berbicara lebih formal. Jika bertemu di jalan, saya pasti akan mengenali jemaat Gereja Saddleback sebab mereka akan menyapa, “Hei, Pendeta Rick, apa kabarnya?” Tapi ketika seseorang berkata, “Halo, Pendeta Warren,” jelas mereka tahu siapa saya tetapi mereka tidak tahu banyak tentang saya.

Jarak dan hubungan menentukan cara Anda berbicara dengan seseorang. Apa yang Anda ketahui tentang seseorang menentukan percakapan Anda dengan orang itu.

Hal yang sama berlaku juga dengan Allah. Pemahaman Anda tentang Allah membentuk segala hal lainnya dalam hidup Anda, termasuk kehidupan doa Anda.

Banyak orang punya kesalahpahaman tentang Tuhan. Beberapa orang mengira Dia adalah dewa pemarah, yang sombong dan yang kesal sepanjang waktu. Mereka berpikir bahwa mereka tidak pernah bisa menyenangkan-Nya. Beberapa orang menggambarkan Dia sebagai dewa "harimau yang menerkam,” yang siap menerkam mereka ketika mereka melakukan kesalahan. Beberapa orang beranggapan Tuhan itu dewa yang tidak bisa diandalkan, yang moody dan yang berubah pikiran terus akan mereka.

Beberapa orang menganggap Tuhan sebagai polisi alam semesta, yang tujuannya hanya untuk memastikan Anda mematuhi peraturan, atau dewa yang diktator yang tidak pernah puas dan yang selalu menuntut lagi dan lagi. Dan beberapa orang berpikir memiliki Tuhan yang saya sebut sebagai dewa Play-Doh yang membentuk kita sesuka hatinya.

Pernah dengar seseorang berkata, “Saya sering menganggap Tuhan seperti..."? Tapi maaf, pendapat Anda tentang Allah itu tidak penting. Apa yang penting adalah yang dikatakan di dalam Alkitab tentang Dia!

W. Tozer menulis, "Apa yang terlintas dalam benak Anda saat memikirkan Allah adalah hal yang terpenting bagi Anda, sebab pemikiran itulah yang mempengaruhi segala aspek hidup Anda."

Mengenal Allah dengan dalam adalah penting adanya. Jika Anda memiliki kesalahpahaman tentang Dia, maka doa akan terasa seperti sebuah tugas dan aktivitas yang membosankan. Tuhan tidak ingin Anda berdoa karena rasa bersalah! Dia ingin Anda berbicara dengan-Nya karena Anda mencintai-Nya. Dan Anda akan lebih mengasihi Dia karena Anda mengenal Dia lebih baik melalui Firman-Nya.

Renungkan hal ini:
- Berdasarkan apa yang telah Anda pelajari dari Firman Allah, kata-kata apa yang akan Anda gunakan untuk menggambarkan Allah?
- Mengapa banyak orang memilih mengikuti kata hati mereka tentang Tuhan?
- Anda mungkin ingin orang lain mengenal siapa Anda yang sesungguhnya dan Anda ingin benar-benar dikenali dan dimengerti. Menurut Anda mengapa dan bagaimana Tuhan ingin dikenali dan dimengerti dengan cara yang sama?



Bacaan Alkitab Setahun :
Yehezkiel 12-15; I Timotius 6

Kenali hati Tuhan dengan seutuhnya, sehingga Anda bisa mempercayaiNya sepenuh hati Anda.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 


Hidup yang Berbuah

Zakharia 8:20-23

Allah memulihkan Yehuda dan Israel. Hal itu berdampak tidak hanya secara internal, tetapi juga eksternal. Tuhan mempersiapkan mereka untuk menjadi panutan bagi bangsa-bangsa lain. Oleh karena itu, mereka harus memancarkan kasih Allah kepada bangsa-bangsa lain. Intinya adalah Yehuda dan Israel harus setia menjadi pelaku firman Allah.

Banyak bangsa telah mendengar Yehuda menjadi berkat. Sehingga, banyak bangsa-bangsa dan penduduk kota akan mendatangi mereka (20). Selanjutnya mereka akan menyampaikan berita tersebut ke kota-kota yang lain. Mereka ingin mengenal Allah Yehuda dengan tujuan ingin melunakkan hati Tuhan dengan mencari-Nya (21). Akhirnya, mereka akan datang ke Yerusalem untuk beribadah.

Kejadiannya sangat menakjubkan. Sepuluh orang dari berbagai bangsa akan memegang erat ujung jubah seorang Yahudi. Mereka berkata akan mengikuti Allah Yehuda (23). Mereka seperti haus dan ingin menikmati ranumnya berkat yang dinikmati oleh bangsa Yehuda.

Yehuda akan menjadi berkat jika hidup seturut perintah Allah. Mereka akan berbuah banyak dan harum namanya di antara bangsa lain. Kehebatan dan kemahakuasaan Allah Yehuda akan terus diperbincangkan. Allah Yehuda akan menjadi buah bibir dan dicari bangsa lain. Inilah yang disebut berbuah ranum berlipat ganda. Sehingga, bangsa lain pun ingin ikut serta menikmatinya.

Yesus memerintahkan para murid untuk hidup berbuah. "Jika kamu hidup tinggal di dalam-Ku, " kata Yesus, "maka kamu akan berbuah." Buahnya bisa beratus kali lipat ganda, sehingga orang lain akan memuliakan nama Yesus.

Bagaimana hal ini bisa terjadi? Sebagai murid Kristus, hati kita wajib menjadi tanah yang subur agar firman Allah bertunas dan bertumbuh. Sehingga, pohonnya akan menghasilkan buah ranum yang bisa dinikmati oleh semua orang dari berbagai kalangan. Dengan demikian, hal yang perlu kita renungkan adalah, "Buah hidup apakah yang sedang Anda hasilkan?"

Doa: Mampukan kami untuk berbuah, ya Allah. [RP]

Kamu akan Menjadi Berkat

Zakharia 8:1-19

Tujuh puluh tahun masa pembuangan telah membuat hidup bangsa Yehuda dan Israel terpuruk. Di tanah pembuangan Babelonia, mereka tidak diperhitungkan sebagai warga negara. Ketika dipanggil pulang, hanya segelintir dari mereka yang merespons.

Tuhan memulangkan mereka ke tanah perjanjian sebagai tindakan penyelamatan (7-8). Tuhan menggerakkan hati Raja Koresy agar mengizinkan mereka pulang. Hal itu merupakan tindakan Allah yang nyata dalam sejarah.

Setelah mereka menetap, Tuhan masih berbicara kepada sisa-sisa orang Yehuda. Pertama, mereka harus menguatkan hati. Tuhanlah yang mengerjakan semua kebaikan itu, sehingga mereka bisa pulang ke tanah perjanjian. Tuhan berjanji akan mengubah hidup mereka menjadi berkat (9-13).

Kedua, jika mereka melaksanakan hukum yang benar, mendatangkan damai di pintu-pintu gerbang, merancang kebaikan, mengucapkan kata-kata dengan benar, dan ibadah yang benar, mereka akan mengalami kepenuhan kebaikan Tuhan (14-19).

Dengan melakukan semua itu, mereka akan mengalami sukacita dan kegirangan. Ibadah kepada Tuhan menjadi suatu kegairahan oleh karena pembebasan dan komitmen baru yang telah mereka perbuat.

Yehuda tetaplah umat Tuhan. Mereka adalah biji mata-Nya. Tuhan sangat mengasihi bangsa ini, sehingga selalu memberi kesempatan baru kepada mereka. Oleh karena itu, seharusnya mereka mesti serius melakukan firman Tuhan. Dengan begitulah, mereka akan menjadi berkat bagi dunia.

Umat Kristen, menurut Petrus, adalah milik kepunyaan Allah dan imamat rajani (1Ptr 2:9). Oleh karena itu, kita harus memberitakan perbuatan-perbuatan besar dari Allah. Imamat rajani harus berperilaku yang patut dijadikan teladan oleh sesama, misalnya, menjadi pendoa dan panutan di dalam persekutuan, sehingga orang lain bisa mendapat berkat. Kesaksian hidup apa yang telah Anda tunjukkan kepada orang lain hari ini?

Doa: Tolong kami, ya Allah, untuk menjadi saluran berkat-Mu. [RP]

Bukan Siapa-Siapa Di Mata Manusia

Baca: Hakim-Hakim 3:31

"Samgar bin Anat; ia menewaskan orang Filistin dengan tongkat penghalau lembu, enam ratus orang banyaknya." (Hakim-Hakim 3:31)

Kebanyakan orang berpikir bahwa Tuhan hanya akan memakai orang-orang yang di pandangan manusia memiliki banyak kelebihan: cerdas, pintar, kaya, cantik, tampan atau punya sesuatu yang dibanggakan di hadapan sesamanya. Tuhan tidak pernah memperhatikan apa pun yang tampak hebat secara kasat mata! Yang Tuhan perhatikan dan perhitungkan adalah respons hati seseorang ketika menerima panggilan Tuhan. "Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya;" (Amsal 19:22). Apalah artinya seseorang tampak hebat di mata manusia, atau punya multi talenta, jika ia sendiri tidak mau mengembangkan potensi yang ada dengan penuh kesetiaan.

Samgar adalah orang sederhana yang hanya berprofesi sebagai peternak atau petani, suatu profesi yang dipandang remeh, sepele dan sangat tidak diperhitungkan oleh manusia, namun justru dipilih Tuhan untuk melakukan perkara yang luar biasa. Karena namanya hanya disebut sebanyak 2 kali di Alkitab, tidaklah mengherankan jika nama Samgar masih terdengar asing di telinga, padahal ia adalah salah satu tokoh hebat di Israel. Ia hidup pada masa setelah Ehud sukses menundukkan bangsa Moab (sehingga bangsa Israel menjadi aman selama 80 tahun). Kalahnya bangsa Moab tidak membuat bangsa Israel terbebas dari musuh sepenuhnya, karena ada banyak musuh yang sewaktu-waktu bisa datang, salah satunya adalah bangsa Filistin. Di tengah ancaman bangsa Filistin ini tampillah Samgar sebagai pahlawan bagi bangsanya.

Meski hanya berbekal tongkat penghalau lembu (tongkat yang terbuat dari kayu panjangnya kira-kira 8 kaki (2,4 meter), dilengkapi paku-paku besi runcing di ujungnya, biasanya berfungsi menggiring lembu pada waktu membajak tanah) Samgar mampu menewaskan 600 tentara Filistin. Tongkat penghalau lembu adalah tongkat biasa, tapi jika Tuhan turut campur tangan, "Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk TUHAN?" (Kejadian 18:14a).Mungkin di mata manusia kita ini bukanlah siapa-siapa, tapi jika Tuhan ada di pihak kita, siapakah lawan kita?

"Tetapi...apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat," (1 Korintus 1:27)

Berpuasa: Melepas Belenggu Dosa

Baca: Yesaya 58:1-12

"Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi." (Yesaya 58:4)

Tuhan tidak pernah melihat cara berpuasa secara lahiriah, yang Ia perhatikan adalah hati. Puasa seseorang akan menjadi sia-sia jika tidak disertai dengan sikap hati yang benar, atau tetap melakukan perbuatan dosa (terbelenggu dosa). Adalah penting sekali kita menyediakan waktu secara khusus untuk berdoa dan berpuasa supaya dengan pertolongan Roh Kudus kita dilepaskan dari roh-roh jahat yang selama ini membelenggu hidup kita: roh percabulan, roh kesombongan, roh iri dengki, roh amarah, roh sulit mengampuni dan sebagainya. Puasa jenis ini adalah bentuk pertobatan secara pribadi!

Secara terperinci, jujur dan terbuka kita mengakui segala dosa dan kesalahan di hadapan Tuhan. Jangan pernah menyembunyikan dosa sekecil apa pun, sebab "...tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab." (Ibrani 4:13). Dosa harus benar-benar dibereskan di hadapan Tuhan secara tuntas, jika tidak, pertumbuhan rohani kita tidak akan pernah maksimal dan berkat-berkat Tuhan pun akan menjadi terhalang. Karena itu kita harus menjadi orang Kristen yang benar-benar merdeka, terbebas dari segala belenggu dosa dan kuk. Tuhan berkata, "Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk," (Yesaya 58:6).

Kesalahan yang sering dilakukan ketika sedang berpuasa yaitu berpuasa tanpa disertai pertobatan. Puasa model demikian tak lebih dari sekedar rutinitas dan hanya akan menyiksa badan tanpa membawa hasil, karena "...suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi." (ayat nas), doa kita tidak akan didengar Tuhan. Berpuasa yang benar adalah belajar menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Menyalibkan kedagingan itu memang sakit, tetapi buahnya kelak pasti manis.

Puasa yang benar adalah puasa yang disertai dengan pertobatan, olehnya kita dibebaskan dari belenggu dosa dan menjadi seorang yang lebih dari pemenang!

Berpuasa: Merendahkan Diri Dan Bertobat

Baca: Ezra 8:21-30

"Jadi berpuasalah kami dan memohonkan hal itu kepada Allah dan Allah mengabulkan permohonan kami." (Ezra 8:23)

Ketika hendak memimpin rombongan orang-orang Israel kembali ke Yerusalem setelah menjadi tawanan di Babel, Ezra dihadapkan pada dua pilihan: langsung meminta pertolongan kepada raja (apalagi ia memiliki hubungan yang dekat dan dipercaya raja), atau datang kepada Tuhan meminta campur tangan-Nya.

Tercatat bahwa Ezra membuat keputusan yang benar yaitu mencari Tuhan dengan sungguh. Hal itu menunjukkan bahwa ia tidak bertindak menurut akalnya sendiri atau menggunakan jurus 'aji mumpungnya' dengan berharap kepada raja. Kesungguhannya mencari Tuhan ditunjukkan dengan memaklumkan puasa kepada seluruh rakyat: "Kemudian di sana, di tepi sungai Ahawa itu, aku memaklumkan puasa supaya kami merendahkan diri di hadapan Allah kami dan memohon kepada-Nya jalan yang aman bagi kami, bagi anak-anak kami dan segala harta benda kami. Karena aku malu meminta tentara dan orang-orang berkuda kepada raja untuk mengawal kami terhadap musuh di jalan; sebab kami telah berkata kepada raja, demikian: 'Tangan Allah kami melindungi semua orang yang mencari Dia demi keselamatan mereka, tetapi kuasa murka-Nya menimpa semua orang yang meninggalkan Dia.' Jadi berpuasalah kami dan memohonkan hal itu kepada Allah dan Allah mengabulkan permohonan kami." (ayat 21-23).

Berpuasa dengan disertai berbagai permintaan kepada Tuhan, tanpa terlebih dahulu merendahkan diri dan bertobat, tidak akan mendatangkan faedah apa-apa. Puasa yang sesuai dengan kehendak Tuhanlah yang dapat mendatangkan kuasa, menggerakkan tangan Tuhan untuk berbuat sesuatu. Sekalipun keadaan sepertinya tidak ada harapan, asal kita mau datang kepada Tuhan dengan merendahkan diri dan berpuasa, jalan pemulihan pasti terbuka. Puasa kudus adalah obat mujarab untuk segala macam kesulitan dan kesesakan. Namun tidak sedikit orang melakukan puasa dengan tujuan bukan rohaniah, tetapi melakukan puasa hanya karena kebiasaan (rutinitas) dengan bergantung pada hari-hari tertentu.

Berpuasa harus punya tujuan yang khusus ke hadirat Tuhan, dan tujuan utama berpuasa adalah merendahkan diri di hadapan Tuhan dan bertobat!

Tuhan Ingin Anda Memiliki Iman yang Lebih Dalam

Bacaan Hari ini:
Markus 10:52 "Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan."


Saya tidak tahu langkah apa yang perlu Anda ambil selanjutnya, tapi saya tahu bahwa Anda harus mengambilnya. Mungkin langkah Anda selanjutnya ialah menerima Yesus Kristus ke dalam hidup Anda. Atau mungkin sekaranglah waktunya untuk dibaptis. Mungkin Anda perlu bergabung dengan persekutuan gereja, bergabung dengan persekutuan doa, mulai memberi perpuluhan, melakukan pelayanan, melakukan perjalanan misi, atau mengajak teman ke gereja. Saya tidak tahu apa langkah Anda selanjutnya, tapi satu yang saya yakini: Anda memiliki sebuah misi. Tuhan tidak akan pernah berhenti membuat Anda memiliki iman yang lebih dalam. Akan selalu ada langkah selanjutnya.

Apabila Anda tidak mengambil langkah berikutnya, Anda akan terjebak di dalam lubang bekas roda kendaraan berat- dan satu-satunya perbedaan antara lubang kuburan dan lubang bekas roda hanyalah panjangnya. Jika Anda tidak maju di dalam iman, iman Anda akan mati. Hati Anda akan menjadi dingin, dan Anda akan merasa lebih jauh dari Tuhan. Dia tidak akan membantu Anda dengan langkah ke dua, tiga, empat, dan lima sampai Anda mengambil langkah pertama. Jika Anda meminta bantuan Tuhan, Dia akan bertanya kepada Anda, "Mengapa kau belum juga melakukan apa yang sudah Kuperintahkan?" Anda hanya "membidik" untuk melakukan sesuatu. Berhenti membidik, Tarik pelatuknya, mulai lakukan saat ini juga. 

Sebelum bertemu Yesus, Bartimeus sedang duduk di pinggir jalan. Ia adalah seorang lelaki buta yang mengemis di pinggir jalan. Setelah penglihatannya kembali karena mujizat Yesus, "ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya" (Markus 10:52). Manakah dari dua frasa tersebut yang menggambarkan kehidupan Anda: duduk di pinggir jalan, atau ikut Yesus di jalan-Nya? Manakah dari dua gaya hidup tadi yang menurut Anda lebih membawa sukacita? Menurut Anda, mana yang lebih menyenangkan, lebih bermakna, dan lebih memberi pemenuhan? Manakah dari cara hidup tadi yang mencerminkan kehidupan Anda? 

Hanya ada satu cara untuk mengikuti jalan Yesus: Ambil langkah berikutnya. 

Iman lebih dari sekedar percaya. Iman lebih dari sekadar berpikir, berbicara, atau memiliki keyakinan tentang Yesus. Alkitab mengatakan dalam Yakobus 2:14, "Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?"

Dari mana Anda mendapatkan iman untuk memulai awal yang baru? Hanya ada satu sumber: Yesus Kristus.

"Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita" (1 Korintus 1:30). Bartimeus tidak tahu bahwa Yesus Kristus akan lewat di depannya hari itu. Baginya, itu hanyalah hari-hari yang biasa ia lalui. Tapi Tuhan memberinya kesempatan tak terduga; Dia menawarkan awal yang baru baginya. Tuhan memberi Anda kesempatan yang sama. Jangan sampai melewatkannya. Ambillah langkah iman Anda berikutnya sebelum kesempatan itu berlalu. 

Sudahkah Anda menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat Anda?

Alkitab mengatakan kita semua telah gagal memenuhi standar Allah yang sempurna. Namun Dia tetap mengasihi kita - walaupun kita berdosa dan bercacat cela. Kenyataannya, Allah sangat mengasihi kita sehingga Ia mengutus Anak-Nya, Yesus, untuk menyucikan kita dari dosa-dosa kita, dan membawa kita masuk ke dalam keluarga Allah.

Jika Anda tidak pernah menerima cinta kasih Allah dan mengundang Yesus masuk ke dalam hati Anda, saya ingin Anda memiliki kesempatan itu sekarang. Jika kata-kata doa ini dapat mewakili hati Anda, maka biarkan Dia tahu bahwa dengan mengucapkan doa ini adalah seperti Anda berkata, "Aku juga."

"Ya Tuhan, aku tidak mengerti semuanya, tapi aku mengucapkan syukur bahwa Engkau mengasihiku. Aku bersyukur kepada-Mu bahwa Engkau ada untukku dan bahwa Engkau tidak mengirim Yesus untuk menghukumku, melainkan untuk menyelamatkanku.

"Aku akui bahwa ku telah berdosa terhadap-Mu, dan aku akui bahwa kumembutuhkan Yesus sebagai Juruselamatku. Aku ingin menjalin hubungan dengan Yesus. Aku ingin ikut Dia dan melakukan hal-hal yang Dia perintahkan. 

"Selamatkanlah aku dari masa laluku, dari penyesalanku, kesalahanku, dosa-dosaku, kebiasaanku, rasa sakitku, dan kegagalanku.

"Aku meminta-Mu untuk menyelamatkanku sehingga ku bisa menjalankan rancangan-Mu. Aku ingin tahu mengapa Engkau menempatkanku di planet ini. Dan aku ingin memenuhi apa yang menjadi kehendak-Mu atas hidupku. Aku ingin belajar untuk mencintai-Mu dan mempercayai-Mu dan berada di dalam keluarga-Mu selamanya. Di dalam nama-Mu, kuberdoa. Amin."

Renungkan hal ini: 
- Apa yang Anda tunggu-tunggu sebelum Anda mengambil langkah iman berikutnya?
- Bagaimana selama ini Anda mencoba membenarkan pilihan Anda untuk menunda-nunda mengambil langkah selanjutnya untuk ikut Yesus?
- Apa "langkah selanjutnya" yang akan Anda ambil hari ini untuk maju di dalam iman?



Bacaan Alkitab Setahun :
Yehezkiel 6-11; I Timotius 5

Iman adalah tindakan. Iman adalah gerakan; iman adalah aktivitas. Iman adalah sesuatu yang Anda lakukan. 
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 


Anda Harus Menerima Realita Kegagalan

Bacaan Hari ini:
Pengkhotbah 7:20 “Sesungguhnya, di bumi tidak ada orang yang saleh: yang berbuat baik dan tak pernah berbuat dosa!”


Di Amerika, kegagalan hampir merupakan dosa yang tidak bisa diampuni. Kami mendewakan kesuksesan. Namun akibatnya, tekanan ini menyebabkan stres yang luar biasa. Ketakutan akan kegagalan punya bermacam warna yang berbeda. Ini bisa membuat Anda menjadi orang yang plin-plan, gila kerja, dan perfeksionis yang bergantung sepenuhnya pada kenyamanan. Karena kita takut gagal, maka kita menghindari berbagai risiko.

Bagi kebanyakan dari kita, rasa takut gagal itu bagaikan bom waktu di hati kita. Bahkan beberapa orang terbaik dan tercerdas di dunia ini adalah mereka yang paling dipengaruhi oleh rasa takut gagal.

Itulah mengapa saya mendorong Anda untuk merenungkan pesan sederhana ini: Kita semua pernah membuat kesalahan. Ini bukan hanya "masalah Anda"; ini masalah setiap manusia. Alkitab berkata, “Sesungguhnya, di bumi tidak ada orang yang saleh: yang berbuat baik dan tak pernah berbuat dosa!“ (Pengkhotbah 7:20)

Anda bukan saja pernah membuat kesalahan di masa lalu, tetapi Anda juga akan membuat lebih banyak kesalahan di masa depan. Saya jamin itu. Bermain aman dan menolak mengambil risiko juga merupakan satu kesalahan. Sebagai seorang pendeta, saya sering sekali mendengar orang bertanya, "Bagaimana jika saya gagal?" Saya bertanya balik kepada mereka, "Apa maksud Anda jika?"

Anda sudah gagal berkali-kali dalam hidup. Begitu juga saya. Anda sudah gagal di beberapa bidang kehidupan Anda saat ini, begitu pula ke depannya, Anda akan jauh lebih banyak mengalami kegagalan. 

Bahkan seorang bintang terkenal pun pernah tersandung. Pemain basket professional yang paling terkenal pun tidak selalu berhasil memasukkan bola ke ring. Pemain bisbol profesional terbaik pun pernah gagal memukul bola. Kegagalan itu hal yang normal.

Alkitab mengatakan hanya ada satu kegagalan yang perlu Anda takuti: “Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang” (Ibrani 12:15).

Anda membutuhkan anugerah Allah. Kita semua membutuhkannya!

Hanya ketika kita telah melenyapkan rasa takut gagal, barulah kita akan dapat lepas dari cengkeraman menakutkan dalam kehidupan kita. Begitu Anda melakukannya, maka Anda dapat sepenuhnya menerima anugerah Tuhan.

Renungkan hal ini:
- Dalam hal apa dalam hidup Anda dimana Anda paling takut gagal, mengapa?
- Bagaimana rasa takut Anda akan kegagalan menghalangi Anda untuk mengambil risiko penting dalam hidup Anda?
- Apa yang bisa Anda lakukan bersama dengan teman Anda untuk saling mendorong satu sama lain dalam menggenapkan rancangan Allah atas kehidupan Anda berdua tanpa rasa takut akan gagal?



Bacaan Alkitab Setahun :
Yehezkiel 1-5; I Timotius 4

Anda tidak akan pernah bisa mengatasi rasa takut gagal sampai Anda benar-benar menerima kenyataan bahwa Anda tidak sempurna.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 


Anda Diselamatkan untuk Suatu Tujuan

Bacaan Hari ini:
1 Korintus 6:20 “Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”


Ada sebuah paradoks luar biasa tentang kasih karunia Allah. Kasih-Nya itu diberikan sepenuhnya dengan cuma-cuma bagi semua orang yang datang kepada Yesus dengan iman, namun itu juga merupakan karunia paling paling mahal yang akan pernah kita terima.

Karunia-Nya itu mengorbankan nyawa Putra Allah yang tunggal.

Jadi, setelah apa yang telah Yesus lakukan untuk kita, bagaimana seharusnya kita menanggapi pengorbanan-Nya itu? Kita harus bersyukur. Satu cara untuk menunjukkan rasa syukur kita kepada Allah yaitu dengan membuat hidup kita berharga.

Anda tidak bisa sepenuhnya memahami anugerah Tuhan dan harga yang telah Ia bayar untuk Anda apabila Anda hidup semaunya, mengabaikan perintah Yesus, atau menyia-nyiakan hidup Anda untuk hal-hal yang tak penting. Alkitab menggarisbawahinya seperti ini: “Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” (1 Korintus 6:20).

Setelah mengalami percobaan pembunuhan yang gagal, Presiden Ronald Reagan mengatakan, “Kini saya memiliki pemahaman baru bahwa saya diselamatkan untuk sebuah tujuan dan bahwa semua waktu saya adalah miliki Tuhan.”

Kita semua harus memiliki tujuan yang sama. Karena apa yang telah Yesus lakukan bagi kita di kayu saliblah, maka kita diselamatkan untuk menjalankan sebuah tujuan: untuk membuat pembaharuan melalui hidup kita. Yesus tidak mati di kayu salib agar kita bisa menjalani hidup yang semau kita. 

Alkitab mengatakan dalam 1 Petrus 4:10, “Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.” Anda dianugerahkan karunia rohani, kemampuan, pendidikan, dan hubungan dengan orang lain untuk sebuah alasan— untuk membantu orang lain dan memberitakan kepada mereka tentang Yesus.

Tuhan menyelamatkan Anda agar Ia dapat menggunakan Anda.

Sudahkah Anda mempercayakan Yesus untuk keselamatan Anda?

Alkitab mengatakan bahwa kita hanya bisa masuk surga dengan percaya kepada Allah melalui Anak-Nya, Yesus Kristus. Dan kita tidak harus mengusahakan kasih Tuhan atau membeli jalan kita ke surga. Alkitab berkata, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” (Efesus 2: 8-9) .

Apabila Anda belum percaya pada Yesus dan berkomitmen untuk ikut Dia, apa lagi yang Anda tunggu? Jika Anda siap melangkah melintasi garis tersebut dan mengambil keputusan untuk percaya kepada Yesus Kristus dan ikut Dia, berdoalah:

“Ya, Tuhan Yesus, Engkau telah berjanji bahwa jika aku percaya kepada-Mu, maka semua kesalahan yang pernah kulakukan akan diampuni, aku akan mempelajari tentang tujuan hidupku. Terimalah aku masuk ke dalam rumah-Mu yang kekal di Surga suatu hari kelak.

“Aku mengakui dosaku, dan aku percaya bahwa Engkau adalah Juruselamatku. Engkau telah berjanji bahwa jika aku mengakui dosaku dan percaya pada-Mu, maka aku akan diselamatkan. Aku percaya kepada-Mu ketika Engkau berkata bahwa keselamatanku ada karena anugerah-Mu, melalui imanku, dan itu bukan karena apa yang telah kulakukan. Aku menerimamu masuk ke dalam hidupku sebagai Tuhanku. Hari ini, aku menyerahkan semua area kehidupanku ke dalam pemeliharaan-Mu. Engkau berhak memegang kendali hidupku.

“Yesus, aku ingin bersandar di dalam kasih-Mu. Terima kasih sebab aku tak perlu mengusahakan atau bekerja untuk memperolehnya. Aku ingin menggunakan sisa hidupku untuk melayani-Mu ketimbang melayani diriku sendiri. Dengan kerendahan hati kumenyerahkan hidupku kepada-Mu dan memohon agar Engkau menyelamatkanku dan menerimaku masuk ke dalam keluarga-Mu. Di dalam nama-Mu ku berdoa. Amin.”.

Renungkan hal ini:
- Apa pendapat Anda tentang orang-orang yang menyia-nyiakan karunia rohani mereka?
- Apakah Anda khawatir suatu hari Anda mungkin akan menyia-nyiakan karunia rohani Anda? Katakanlah kepada Tuhan apapun yang Dia ingin Anda lakukan. Dia memberi Anda kasih karunia karena suatu alasan.
- Apa karunia dan talenta rohani yang telah Tuhan berikan kepada Anda yang bisa Anda gunakan untuk membantu orang lain?



Bacaan Alkitab Setahun :
Ratapan 4-5; I Timotius 3

Dia menciptakan kita untuk suatu tujuan — dan Dia menebus kita untuk suatu tujuan juga. Dan Dia ingin kita melaksanakan tujuan tersebut.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 


Kesempatan Berperan Serta

Zakharia 6:9-15

Pada nas ini, Zerubabel diperkirakan sudah selesai membangun Bait Allah. Akan tetapi, dia masih harus mempersiapkan penahbisan Yosua bin Yozadak sebagai imam besar. Jadi, sejumlah orang dipanggil mempersiapkan hajatan ini. Mereka adalah Yosia, Heldai, Tobia, dan Yedaya (10).

Tuhan berfirman kepada Zakharia untuk mengingatkan Yosia bin Zefanya untuk memungut persembahan kepada Heldai, Tobia, dan Yedaya. Selain dari mereka, persembahan juga dipungut dari orang-orang yang sudah kembali dari Babel. Dari mereka akan diperoleh perak dan emas yang berguna untuk membuat mahkota bagi imam besar.

Imam Yosua disebut juga Tunas (12). Ia akan mendirikan Bait Tuhan. Tunas ini akan mendapat keagungan dan akan memerintah di atas takhtanya (13). Ia akan didampingi oleh seorang imam dan permufakatan damai terjadi di antara mereka.

Mengapa di sini ditekankan lagi mengenai pembangunan Bait Tuhan? Rupanya penggambaran imam Yosua mengenakan mahkota mengacu pada nubuat tentang Tunas yang akan datang, yaitu Yesus Kristus. Yesus akan membangun Bait Allah yaitu Gereja. Orang-orang percaya adalah Tubuh Kristus. Mereka akan datang dari jauh dan dikumpulkan dari segala bangsa, suku, dan bahasa (15).

Peristiwa memahkotai Imam Yosua melibatkan Heldai, Tobia, Yedaya, dan Yosia. Nama mereka akan harum dan tetap dikenang karena mau bekerja sama untuk mewujudkan perintah Allah. Mereka menyelesaikan tugas pelayanan tersebut dengan ketaatan terhadap firman Tuhan. Hal ini menjadikan mereka teladan bagi orang Yehuda di Yerusalem.

Tiap orang percaya dipanggil menjadi alat untuk memuliakan nama-Nya. Ada yang dipanggil sebagai karyawan, penulis, atau profesi yang lain. Sudahkah kita menggunakan kesempatan itu untuk mengharumkan nama Yesus? Kita hidup di dunia hanya sekali. Jadi, mari gunakan kesempatan itu untuk kemuliaan-Nya.

Doa: Ingatkan kami akan panggilan istimewa baik sebagai individu maupun bagian dari Tubuh Kristus. [RP]

Baca Gali Alkitab 8

Zakharia 7

Allah telah menyatakan belas kasih-Nya kepada umat Israel yang dihukum karena perbuatan dosa mereka. Setelah menghukum, Ia membebaskan mereka dari perbudakan di negeri Babel. Dengan mengizinkan mereka pulang ke Tanah Perjanjian, Allah sedang memulihkan kehidupan umat-Nya. Namun, pemulihan Tuhan tersebut perlu direspons dengan pertobatan yang sungguh-sungguh, yang keluar dari hati yang terdalam untuk menyesali dosa dan tidak lagi hidup dalam kejahatan. Allah hendak melihat perbuatan nyata dari pertobatan mereka.

Apa saja yang Anda baca?
1. Apakah yang ditanyakan penduduk Betel kepada Tuhan melalui Zakharia (2-3)?
2. Apa jawaban Tuhan kepada mereka (4-7)? Apa yang salah dari pertanyaan penduduk Betel?
3. Apa sebenarnya yang diharapkan Tuhan atas mereka, sama seperti kepada nenek moyang mereka, supaya murka Allah tidak kembali menimpa mereka (9-14)?

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Mengapa pertanyaan dan perbuatan penduduk Betel dianggap Tuhan sebagai tidak sungguh-sungguh bertobat? Apakah yang salah dengan sikap berpuasa seperti itu?
2. Bagaimanakah pertobatan sejati itu seharusnya?
3. Apa bukti nyata bahwa seseorang sungguh-sungguh bertobat?

Apa respons Anda?
1. Apakah Anda sudah sungguh-sungguh bertobat? Apa yang menjadi buktinya?
2. Hal-hal apa saja yang bisa Anda tunjukkan untuk membuktikan pertobatan sejati Anda?
3. Hal-hal apa saja yang masih perlu Anda ubah dalam hidup Anda sebagai bukti bahwa Anda sudah sungguh-sungguh bertobat?

Pokok Doa:
Gereja memberitakan pertobatan sejati yang menghasilkan buah-buah kebenaran.

Jangan Tunda Waktu Untuk Bertobat (2)

Baca: Yoel 2:12-17

"Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, dan ditinggalkan-Nya berkat, menjadi korban sajian dan korban curahan bagi TUHAN, Allahmu." (Yoel 2:14)

Tuhan memakai hama belalang sebagai teguran dan bentuk pendisiplinan terhadap umat Israel yang telah menyimpang dari jalan-jalan-Nya. Ini adalah momentum tepat bagi mereka untuk menginstropeksi diri dan bertobat. Selagi waktu masih bergulir, selagi pintu kesempatan masih terbuka, jangan tunda-tunda waktu lagi untuk bertobat, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi, "'Tetapi sekarang juga,' demikianlah firman TUHAN, 'berbaliklahh kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh.'" (ayat 12). Jika tidak, maka 'hari Tuhan' akan datang sebagai bencana yang jauh lebih dahsyat dan mengerikan daripada hama belalang.

Tuhan mengutus Yoel untuk menyerukan pertobatan secara massal disertai dengan puasa. "Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang tua, kumpulkanlah anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah penganten laki-laki keluar dari kamarnya, dan penganten perempuan dari kamar tidurnya; baiklah para imam, pelayan-pelayan TUHAN, menangis di antara balai depan dan mezbah," (ayat 15-17).

Tujuan diadakannya puasa raya ini adalah untuk merendahkan diri dihadapan Tuhan dan bertobat. Mereka juga diperintahkan untuk 'mengoyakkan hati', artinya datang kepada Tuhan dengan hati yang hancur dan patah, sebab tertulis: "Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah." (Mazmur 51:19); dan inilah janji Tuhan, "...umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka." (2 Tawarikh 7:14).

Sekarang ini bencana terjadi di mana-mana: banjir bandang, gempa bumi, tindak kejahatan, konflik, perpecahan dan sebagainya -yang tidak kalah hebat dari bencana belalang- sedang terjadi.

Tuhan akan menyatakan kuasa-Nya untuk memulihkan keadaan yang ada apabila kita hidup dalam pertobatan, baik itu secara pribadi maupun bangsa.

Jangan Tunda Waktu Untuk Bertobat (1)

Baca: Yoel 2:12-17

"Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya." (Yoel 2:13)

Nama Yoel memiliki arti "Yehovah adalah Allah". Ada pun kata kunci dari kitab Yoel ini adalah tentang hari Tuhan. Pada zaman Yoel ini bermacam-macam belalang menyerbu dan tidak menyisakan satu pun tanaman di dataran Palestina. Hama belalang menimpa seluruh negeri sehingga tumbuh-tumbuhan rusak karena serangan ini. Ini menjadi bencana nasional! Yoel memperingatkan bahwa serangan belalang ini merupakan hukuman Tuhan sebagai dampak dari dosa-dosa yang diperbuat manusia. Yoel pun mengingatkan umat Israel akan kedatangan hari Tuhan, itulah sebabnya Yoel terkenal dan dikenal sebagi nabi hari Tuhan.

Ditimpa bencana hama belalang saja sudah mendatangkan penderitaan dan kengerian yang teramat dahsyat, apalagi jika hari Tuhan yang sesungguhnya itu datang, pasti akan jauh lebih dahsyat lagi. Bagi orang percaya yang setia dan taat melakukan kehendak Tuhan, hari Tuhan itu akan menjadi hari kelepasan dan penuh sukacita, "Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu." (Wahyu 21:4).

Sebaliknya bagi orang yang tidak percaya kepada Tuhan dan tetap hidup dalam dosa, hari Tuhan akan menjadi malapetaka, karena penghukuman kekal sudah ada di depan mata. Maka sebelum terjadi, harapan satu-satunya untuk mengubah malapetaka menjadi sesuatu yang mendatangkan kelepasan dan sukacita adalah melalui pertobatan. Karena itu Yoel menyerukan umat Israel untuk segera bertobat dari kehidupan mereka yang jahat. "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman" (Ibrani 3:15).

Dalam bahasa aslinya kata "bertobat" itu berarti: berubah arah tujuan, yaitu dari jalan orang berdosa yang selama ini dijalaninya ke arah jalan kehendak Tuhan. Atau secara umum pertobatan selalu mempunyai arti berbalik dari jalan semula, lalu berubah (berbalik dari dosa dan jalan kita) kepada Tuhan.

Pertobatan itu selalu menuju kepada perubahan, yang tentunya ke arah yang baik dan benar.

Rahasia Keberhasilan Hidup : Mencari Tuhan!

Baca: 2 Tawarikh 14:2-15

"Ia memerintahkan orang Yehuda supaya mereka mencari TUHAN, Allah nenek moyang mereka, dan mematuhi hukum dan perintah." (2 Tawarikh 14:4)

Rancangan Tuhan bagi orang percaya adalah rancangan hidup yang penuh dengan kemenangan, keberhasilan, kelimpahan dan hari depan yang berpengharapan. "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." (Yeremia 29:11). Supaya rancangan Tuhan tergenapi dalam hidup ini kita harus terlebih dahulu mengerjakan apa yang menjadi bagian kita: "apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati," (Yeremia 29:13). Orang yang mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh pasti akan menemukan Dia, "...sebab tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya TUHAN." (Mazmur 9:11).

Sepanjang masa pemerintahan Rehabeam dan Abia terjadi kemerosotan rohani di Israel karena penyembahan berhala begitu meningkat dan berbagai tempat penyembahan berhala didirikan. Namun ketika Asa menjadi raja, ia mulai membersihkan Yehuda dari penyembahan berhala dan mendorong umat mencari Tuhan yang benar dan menaati perintah-perintah-Nya. Raja Asa "...melakukan apa yang baik dan yang benar di mata TUHAN, Allahnya. Ia menjauhkan mezbah-mezbah asing dan bukit-bukit pengorbanan, memecahkan tugu-tugu berhala, dan menghancurkan tiang-tiang berhala." (2 Tawarikh 14:2-3), lalu mencari Tuhan dengan sungguh.

Kata "mencari Tuhan" ditulis sebanyak 29 kali dalam seluruh kitab Tawarikh ini, menunjukkan bahwa mencari Tuhan adalah faktor penting dalam kehidupan ini. Mencari Tuhan dengan sungguh berarti berbalik kepada Tuhan dengan segenap hati, punya rasa haus dan lapar akan kebenaran dan kehadiran Tuhan, taat mengikuti kehendak Tuhan, dan bersandar sepenuhnya kepada Tuhan.

Sebagai raja, sesungguhnya Asa punya otoritas dan kuasa, namun ia tidak mengandalkan apa yang dimiliki, melainkan mencari Tuhan dan mengandalkan-Nya. Karena kesungguhannya mencari Tuhan, apa yang dilakukan Asa berhasil: Zerah beserta tentaranya yang berjumlah sejuta orang dan tiga ratus keretanya dikalahkan.

Tuhan memberi upah kepada orang yang sungguh mencari Dia (baca Ibrani 11:6).

Sepuluh Manfaat Kasih Karunia Tuhan

Bacaan Hari ini:
Filipi 2:13 “Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.”


Sebagai orang Kristen, jika berbicara soal keselamatan, kita biasanya memikirkan tentang kasih karunia Allah. Namun kasih karunia itu jauh lebih dari bagaimana kita datang kepada Kristus. Seluruh perjalanan Kekristenan kita harus digerakkan oleh kasih karunia Allah.

Alkitab berkata, “Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya” (Filipi 2:13).

Kasih karunia-Nya mendatangkan 10 manfaat besar bagi kehidupan kita:

- Kita diselamatkan oleh kasih karuna-Nya. Satu-satunya jalan menuju surga ialah melalui pintu anugerah-Nya. Anda tidak bisa membelinya. Itu bukan atas hasil usaha Anda, melainkan oleh karena kasih karunia dari Allah (Efesus 2: 8-9).

- Kita diampuni oleh kasih karunia-Nya. Meskipun kita tidak layak mendapatkannya, Allah melupakan segala dosa kita (Yesaya 43:25).

- Kita dimampukan oleh kasih karuna-Nya. Tuhan tidak akan pernah meminta Anda melakukan apa pun tanpa memberi Anda kemampuan dan kekuatan untuk menjalankan misi-Nya. Kekuatan dan kemampuan itu kita kenal sebagai anugerah (Filipi 2:13).

- Kita disembuhkan oleh kasih karuna-Nya. Tuhan menyembuhkan hati kita yang hancur dan membalut luka kita meskipun kita tak layak menerimanya (Mazmur 147: 3).

- Kita dibebaskan oleh kasih karunia-Nya. Hubungan kita dengan Yesus bukanlah setumpuk tugas yang harus dikerjakan. Sebaliknya, berhubungan dengan-Nya berarti beristirahat di dalam Dia. Jika Anda menolak bersandar kepada kuasa-Nya, artinya kehidupan Kekristenan Anda bergerak ke arah legalisme: doktrin yang menekankan sistem peraturan dan hukum supaya manusia bisa memperoleh keselamatan. (Matius 11: 28-30).

- Kita bertalenta oleh kasih karunia-Nya. Tuhan telah memberi kita masing-masing kemampuan agar kita menggunakannya untuk kemuliaan nama-Nya (Roma 12:6).

- Kita digunakan oleh kasih karunia-Nya. Tuhan menggunakan kita untuk melaksanakan pekerjaan-Nya di dunia ini, bukan karena usaha kita, melainkan sesimpel, hanya oleh karena kasih karunia-Nya (Efesus 3: 7).

- Kita diselamatkan oleh kasih karunia-Nya. Kita tidak akan pernah kehilangan keselamatan kita, karena itu merupakan hadiah dari Allah. Seandainya Anda memperolehnya oleh karena usaha Anda, maka Anda juga bisa kehilangan keselamatan itu, begitu Anda gagal atau berhenti berusaha mendapatkannya (Yudas 1:24).

- Kita diubahkan oleh kasih karunia-Nya. Melalui kasih karunia-Nya, Allah menjadikan kita baru melalui pembaharuan pikiran kita (Roma 12: 2).

- Kita menjadi dewasa oleh kasih karunia-Nya. Kita dapat menjadi serupa sengan Yesus bukan karena kita mendapatkannya atau dengan usaha kita sendiri, melainkan oleh karena kuasa dan kasih karunia Allah yang memampukan kita (2 Petrus 3:18).

Kasih karunia Allah itu nyata dan berkuasa dalam hidup kita. Mungkin ketika Anda membaca semua manfaat ini, Anda bertanya-tanya, “Bagaimana caranya agar saya bisa memperoleh kasih karunia Allah?” 

Renungkan hal ini:
- Manakah dari kesepuluh manfaat di atas yang menurut Anda paling sulit diterima? Mengapa?
- Bagaimana Anda bisa mengambil manfaat dari kasih karunia yang telah disebutkan di atas untuk membantu orang lain memahami dan menerapkannya di dalam kehidupan orang tersebut?
- Bagaimana bisa dengan mengetahui kesepuluh manfaat kasih karunia Allah memberi Anda kepercayaan diri untuk melakukan perubahan dalam hidup Anda?



Bacaan Alkitab Setahun :
Ratapan 1-3; I Timotius 2

Kita tidak dapat melakukan apa pun di dalam Dia atau untuk Dia, jika itu tidak didasarkan dari kasih karunia-Nya.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 


Mengerti Panggilan Dan Pilihan Dengan Usaha Kesungguhannya Sebagai Umat Pilihan Allah

2 Petrus 1:10-11 (TB)  Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.
Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.

Semuanya Dari Kita Akan Terpanggil,Sebab Semuanya Akan Terpanggil Oleh Suatu Jalan Yang Di Sediakan,Ada Yang Terpanggil Di Jalan Tuhan,Ada Juga Yang Di Jalan Dunia.Oleh Sebab itu Kita Perlu Mengusahakannya Untuk Menlangkah Dan Berjalan Pada Jalan Panggilan kita,Dengan Sungguh -sungguh.

Bahkan Juga Semuanya Dari kita juga Akan Di Hadapkan Sebuah Pilihan Pada Sebuah Jalan Panggilan Tersebut,Pilihan Yang Benar Sudah Di Pastikan Tidak Akan Membuat Kamu Menjadi Salah.Kejatuhan Akibat Tersandung Di Dalam Pilihan Ini Akan Membuat Waktumu Di Perlambat,Jika Waktu Di Perlambat Maka Kamu Tidak Akan Menjadi Seorang Yang Di Pilih Oleh Tuhan,Untuk Dapat Masuk Ke Dalam Kerajaannya,Sebab Belum Sampailah Kamu Pada Tempatnya.

Maka Dari itu Kita Perlu Kesungguhan Di Dalam Berusaha,Di Setiap Jalan Panggilan Dan Ketika Di Hadapkan Oleh Pilihan Jalan.Kamu Perlu Mengetahui Apa Jalan Kesungguhan Hidup Kamu Untuk Berusaha Dengan Memperhatikan,Berhikmat Dan Mendapati Pengetahuan Bahwa Jalan Panggilan Hidupmu Adalah Sesuatu Hal,Jika Itu Jalan Tuhan Kamu Perlu Mengetahui Lalu Memperhatikan Kesungguhannya Di Dalam Berusaha Dalam Hal Itu.Maka Kamu Akan Menjadi Seorang Yang Di Pilih Oleh Tuhan Di Jalan Tuhan.

Lalu Bagaimanakah Jika Kita Di Hadapkan Oleh Pilihan Di Jalan Panggilan Hidup? Sama Pula Dengan Panggilan,Butuh Memperhatikan Keseluruhan Pilihan Itu Bahwa Itulah Sebuah Pilihan Yang Benar,Karena Allah Selalu Memberikan Kita Gambaran Akan Sebuah Pilihan Jika Itu Baik Atau Buruknya.Maka Pilihan Yang Terbaik Adalah Telah Di Perhatiannya Keseluruhan Gambaran Di Dalam Pilihan Tersebut Sebagai Baik Atau Buruknya.Maka Dengan Demikian Engkau Telah Berusaha Dengan Kesungguhan Di Dalam Memilih Dan Menjalankan Panggilan,Sehingga Kamu Akan Menjadi Orang Pilihan Tuhan Allah.

Perasaan Jesus,Mengerjakan Untuk Dunia, Saat Di Dalam Dunia Ia Tidak Menerima buah Hasil

Markus 9:31 (TB)  sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit."

Inilah Sebuah Hal Yang Terkadang Jika Manusia Biasa Yang Telah Mengetahui Apa Yang Ia Kerjakan Di Dalam Dunia,Tidak Memberikannya Hasil Saat Di Dalam Dunia,Kebiasaan Manusia Akan Berlari Dari Sebuah Pilihan hidup.

Sebab Kita Tahu Jika Kita Telah Mengetahui Apa Yang Kita Kerjakan Tidak Akan Memberikan Kita Keuntungan Saat Hidup Di Dalam Dunia,Tentu Kita Akan Berpaling Dari Pada Jalan itu.Namun Kita Bisa Melihat Jesus Yang Telah Mengetahui Segala Sesuatunya Namun Tetap Ia Kerjakan,Sebab Bukan Aku Yang Akan Menuai Akan Tetapi Mereka Yang Telah Bekerja Dengan Aku Dan Mereka Yang Telah Mendengar Perbuatan Aku Yang Akan Menuai Apa Yang Telah Di Kerjakan Oleh Tuhan Jesus.

Bukankah Itulah Buah Pekerjaan Dari Tuhan? bahwasanya Kebenaranlah Tuhan Mengerjakan Menciptakan Segala Sesuatunya Namun Ia Tidak Menuainya,Sebab Yang Menuai Adalah Ciptaannya,Yang Menikmati Segala Sesuatu Yang Tuhan Kerjakan Adalah Ciptaannya Sendiri,Kita Dapat Melihat Bagaimana Iblis Menuai Buah Orang Yang Buruk,Dan Bagaimana Malaikat Menuai Buah Orang Yang Baik,Dan Manusia Yang Menuai Tumbuhan,Hewan,Air,Tanah Dan Segala Sesuatunya,Tapi Allah Tidak Menuai Sesuatu Hal Apapun Pada Dasarnya Tuhan Hanya ingin Kita Tahu Segala Sesuatunya Adalah Ia Yang Menganugrahkannya Kepada Kita Semuanya,Sehingga Supaya Semua Ciptaanya Tidak Bertanya Lagi Siapakah Yang Menganugrahkannya Kepada Kita,Ini Juga Hanyalah Untuk Menjawab Apa Yang Menjadi Pertanyaan Ciptaan Tuhan.

Itulah Mengapa Seorang Anak Manusia Dapat Dekat Dengan Tuhan Allah,Sebab Ia Mengerti Dan Paham Benar Apa Yang Tuhan Allah Rasakan,Sebab Itu Jesus Ada Di Samping Kanan Tuhan Allah.Seorang Anak Manusia Yang Telah Layak Berada Di Samping Kanan Tuhan Allah Sebab Ia Telah Menjadi Serupa Dengan Tuhan Allah kita.Dan Yesus Adalah Roh Allah Yang Menjadi Anak Manusia Supaya Dengan Ini Allah Dapat Dekat Dengan Kita,Sebab Jika Allah Tidak Menjadikan Roh Allah Menjadi Anak Manusia,Kita Tahu Pada Zaman Musa Orang Yang Biasa Ia Akan Mati,Sebab Itulah Allah Menjadikan Yesus Immanoel Turun Ke Dalam Dunia ini.

Kuasa Allah Bekerja

Zakharia 6:1-8

Dunia berubah begitu cepat. Apa yang sekarang ada, mungkin tahun depan sudah hilang tertelan zaman. Roda sejarah berputar cepat menyimpan sejuta cerita tentang penguasa. Dari cerita mereka, kita seharusnya disadarkan untuk tidak mengandalkan manusia karena kalau masih bersandar pada manusia, maka kita harus bersiap untuk kecewa.

Perikop yang telah kita baca adalah penglihatan Zakharia yang terakhir. Malaikat Tuhan menyingkapkan tentang kebesaran kuasa Allah yang dilukiskan oleh kereta yang ditarik kuda. Mereka keluar dari dua gunung tembaga sebagai simbol dari gerbang surga (1).

Kereta pertama ditarik oleh kuda merah, sementara kereta kedua ditarik oleh kuda hitam (2). Kereta ketiga oleh kuda putih dan kereta keempat oleh kuda berbelang-belang dan berloreng (3).

Kereta yang ditarik kuda hitam menuju Tanah Utara. Kereta berkuda putih menuju arah barat. Kereta berkuda belang-belang ke Tanah Selatan (6). Sementara itu, kereta berkuda merah keluar dan tampak sangat gelisah untuk pergi (7). Akan tetapi, pada akhirnya, ia pergi juga menjelajah bumi.

Hanya kereta hitam menuju Tanah Utara (Sinear) yang diberi keterangan. Kuasa Allah pergi ke sana untuk menenteramkan Roh-Nya (7). Yehuda melihat kuasa Allah bekerja untuk memulangkan mereka kembali.

Kuasa Allah tidak hanya berpusat pada tanah Sinear. Kuasa-Nya bekerja di seluruh belahan dunia. Di kemudian hari, kuasa Allah di dalam Kristus memanggil seluruh manusia agar datang kepada-Nya. Kuasa ini menembus ruang, waktu, dan zaman.

Zakharia melihat kuasa Allah lewat penglihatan. Sedangkan kita masih bisa melihatnya melalui iman kepada Yesus. Kuasa-Nya sangat hebat, dahsyat, dan terus bekerja kapan dan di mana saja.

Jika kita menggantungkan hidup pada manusia, itu adalah tindakan bodoh. Seharusnya, kita bergantung pada kuasa Allah, yang kita kenal lewat Yesus Kristus.

Doa: Kami puji kuasa-Mu yang nyata di dalam Kristus, Penebus. [RP]

Membangun Yang Telah Musnah

Baca: Yehezkiel 36:1-38

"Dan bangsa-bangsa yang tertinggal, yang ada di sekitarmu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, yang membangun kembali yang sudah musnah dan menanami kembali yang sudah tandus. Aku, TUHAN, yang mengatakannya dan akan membuatnya." (Yehezkiel 36:36)

Keadaan dunia sekarang ini semakin tidak menentu, tak seorang pun termasuk para ahli dapat menebak segala sesuatunya karena banyak hal yang tak terduga terjadi. Jika demikian, apa yang bisa dibanggakan dalam hidup seseorang selain harus bergantung penuh kepada Tuhan? Tidak sedikit orang frustasi karena apa yang semula diyakini akan berhasil justru menuai kegagalan dan kehancuran.

Secara akal apa yang sudah hancur tak mungkin bisa dipulihkan kembali. Benar, orang-orang di luar sana boleh saja berkata seperti itu, tapi orang percaya tidak seharusnya bersikap demikian, sebab kita selalu memiliki harapan di dalam Tuhan. "Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!" (Markus 9:23). Asalkan kita sungguh-sungguh mempercayakan hidup sepenuhnya kepada Tuhan dan mengandalkan Dia, masalah separah apa pun pasti ada pertolongan dan jalan keluarnya karena Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang sanggup membangun kembali apa yang telah musnah. "Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang." (Matius 12:20).

Jangan terprovokasi oleh bisikan Iblis yang selalu berusaha melemahkan dan menghancurkan hidup kita! Sekalipun keadaan sudah teramat parah dan secara manusia tak mungkin untuk dipulihkan dan diperbaiki, tetaplah arahkan pandangan kepada Tuhan Yesus, Dia Tuhan yang Mahabesar, jauh lebih besar dari masalah apa pun di dunia ini, yang kasih dan kuasa-Nya tak pernah berubah dari dahulu, sekarang dan selamanya, "...yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan," (Ibrani 12:2). Tuhan Yesus menegaskan, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup." (Yohanes 14:6). Karena itu jangan sekali-kali mencari jalan atau pertolongan di luar Dia! Tuhan Yesus lebih dari cukup bagi kita, sebab sekalipun kita jatuh, "...tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya." (Mazmur 37:24).

Tidak ada yang terlalu sukar bagi Tuhan untuk mengubah keadaan orang benar!

Kegagalan Bukanlah Akhir Segalanya

Baca: Amsal 24:15-20

"Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana." (Amsal 24:16)

Semua orang pasti pernah mengalami kegagalan di sepanjang hidupnya, bukan sekali atau dua kali, tapi mungkin berkali-kali. Ketika gagal kebanyakan orang merespons dengan sikap negatif: menyerah dan berputus asa. Namun sebagai orang percaya kita diajar untuk tidak gampang menyerah dalam situasi apa pun, melainkan terus berusaha dan berjuang. Ketika gagal adakalanya kita merasa lelah untuk berdoa dan berharap, lalu kita mulai membuat banyak banyak alasan untuk berhenti berdoa dan berusaha. Ada tertulis: "Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur; dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai." (Pengkhotbah 11:4). Tuhan tidak menghendaki kita terpaku kepada kegagalan-kegagalan masa lalu, melainkan terus maju menatap ke depan.

Justru kita harus menjadikan kegagalan sebagai cambuk untuk kita keluar dari zona nyaman dan mengijinkan Tuhan untuk bekerja lebih lagi di dalam kita. "...aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus." (Filipi 1:6). Tetaplah percaya kepada Tuhan bahkan saat kita berada di titik terendah sekali pun dan tak berdaya, sebab "Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel. Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu." (Mazmur 121:3-5). Janji Tuhan adalah ya dan amin, tiada janji yang tak ditepati-Nya!

Yusuf adalah salah satu contoh orang yang mengalami berbagai masalah berat dan berada di situasi yang seolah-olah mengantarkannya kepada kehancuran; namun ketika ia terus menjaga konsistensi iman dan tetap mempertahankan hidup benar di hadapan Tuhan, proses demi proses yang dijalaninya semakin mengantarkannya kepada penggenapan janji Tuhan, karena dalam segala perkara Tuhan turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan. Oleh karena itu jangan sekali-kali bersandar pada apa yang kita lihat secara jasmani, melainkan percayalah pada kuasa adikodrati-Nya! (baca Mazmur 37:5).

"Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi." (Mazmur 126:1)

Siapa yang akan ke Surga berkat Anda?

Bacaan Hari ini:
Kisah para Rasul 20:24 “Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.”


Alkitab mengatakan dalam Kisah Para Rasul 20:24, “Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.”

Perhatikan, ayat ini tidak mengatakan bahwa hal terpenting dalam hidup ini adalah menikah, menikmati dana pensiun, keliling dunia, menjadi terkenal, atau lunas cicilan rumah. Ayat ini mengatakan bahwa hal terpenting dalam hidup adalah menjalankan misi Anda. Jika Yesus mati di kayu salib untuk Anda supaya Anda dapat melaksanakan misi pelayanan namun Anda tidak melaksanakannya, itu sungguh suatu hal yang sangat disayangkan. 

Tuhan menempatkan Anda di Bumi untuk melakukan satu tujuan. Dia memiliki sebuah misi yang hanya bisa dilaksanakan oleh Anda, salah satunya yaitu memberi tahu orang lain tentang Kabar Baik kasih karunia itu. Anda mengenal Kristus karena seseorang memberi tahu Anda tentang Dia. Sekarang siapa yang akan Anda wartakan tentang Kristus?

Jika seseorang mati untuk Anda, tidakkah Anda ingin tahu tentang orang tersebut? Yesus bersedia mati untuk setiap orang di dunia ini. Di akhir pekan, orang Amerika biasanya hanya santai di rumah menonton TV ditemani sekaleng soda atau bir, mungkin membaca koran, hanya santai dan bermalas-malasan— dan sama sekali tidak menyadari bahwa Yesus Kristus telah mati untuk mereka dan tidak menyadari bahwa ada anugerah keselamatan untuk mereka. 

Alkitab memberi tahu kita dalam 2 Petrus 3: 9 bahwa Allah tidak berkeinginan bahwa Dia tidak ingin seorang pun binasa, melainkan ingin semua orang harus bertobat. 

Cara kita menunjukkan rasa syukur kita atas anugerah Allah yaitu dengan membuat hidup kita sendiri berarti, dengan menjalani kehidupan yang penuh kemurahan hati yang luar biasa, dan dengan mewartakan sebanyak mungkin orang tentang Kabar Baik.

Renungkan hal ini:
- Kapan pertama kali Anda mendengar Kabar Baik tentang kasih karunia Allah? Perubahan-perubahan apa yang mulai Anda lihat setelah Anda menerima pesan Kabar Baik itu?
- Apa yang menghambat Anda untuk membagikan Kabar Baik itu kepada orang-orang di sekitar Anda?
- Luangkan waktu untuk menuliskan kesaksian Anda sehingga Anda lebih siap untuk mewartakannya saat Allah memberi Anda kesempatan.



Bacaan Alkitab Setahun :
Yeremia 51-52; I Timotius 1

Tuhan ingin semua orang berada dalam keluarga-Nya dan karena Tuhan peduli, maka kita juga harus peduli.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 


Kejahatan Dijauhkan-Nya

Zakharia 5:5-11

Kejahatan apalagi yang harus dibereskan dalam kehidupan umat Yehuda? Penglihatan ketujuh tentang perempuan dalam gantang. Ini menjelaskan tentang kejahatan umat Yehuda, khususnya mengenai kefasikan. Alasannya, mereka masih menggantikan Allah dengan para Baal dan dewa. Inilah alasan mengapa Allah menyampaikan firman-Nya kepada Zakharia.

Zakharia melihat sebuah gantang dengan tutup, yang terbuat dari timah, sedang terangkat (6). Dalam terjemahan lain, gantang adalah keranjang pengukur (measuring basket). Malaikat mengatakan isi gantang itu adalah kejahatan. Disebutkan juga, seorang perempuan sedang duduk dengan nyaman di dalamnya (7). Penglihatan ini, tampaknya, mengandung pesan. Jika kejahatan dilakukan dan tidak dibereskan, orang akan merasa nyaman dengan kejahatan itu. Semakin tenggelam dalam kejahatan, malaikat menilai telah terjadi kefasikan (8).

Selanjutnya, Zakharia melihat dua perempuan yang bersayap seperti burung ranggung (9). Mereka mengangkut gantang itu menuju tanah Sinear dengan sayap didorong angin (Roh Allah). Gantang itu dibuang kembali ke negeri Babilonia. Di sanalah kejahatan akan membangun rumahnya sendiri. Kejahatan dan kefasikan dimusnahkan oleh kuasa Allah.

Allah bisa saja membiarkan umat-Nya tetap terbuang di Babilonia. Akan tetapi, Dia tidak melakukan itu karena janji-Nya kepada umat Yehuda. Allah telah menjanjikan sebuah kehidupan baru bagi mereka. Oleh sebab itulah, kejahatan dan kefasikan umat-Nya harus dihapuskan.

Setiap hari, kita menikmati pimpinan Allah. Ketika menyadari dosa dan kesalahan, biasanya kita berjanji untuk tidak melakukannya lagi. Namun, acap kali kita malah gagal memenuhi janji itu. Untuk ini, kita membutuhkan bimbingan Allah. Tanpa itu, usaha kita akan sia-sia dan terus-menerus menemui kegagalan. Selain itu, kita juga harus bertekad agar hidup dengan cara yang berbeda dari dunia.

Doa: Tuhan, bantu kami untuk menjauhi cara hidup yang jahat dan yang fasik. [RP]

Hidup Di Akhir Zaman : Penuh Tipuan Iblis (2)

Baca: 1 Korintus 6:12-20 

"Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan?" (1 Korintus 6:15)

Alkitab menyatakan bahwa situasi akhir zaman akan sama seperti zaman Sodom, Gomora dan zaman Nuh, di mana dosa seks (percabulan) dan kejahatan begitu merajalela. "Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia: mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua. Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun. Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua." (Lukas 17:26-29).

Sekarang ini kejahatan seksual semakin hari semakin meningkat: pencabulan terhadap anak di bawah umur, pemerkosaan, prostitusi, penyimpangan seks yang akhirnya memunculkan istilah 'LGBT'. Tertulis: "...isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka." (Roma 1:26-27). Situasi serupa juga terjadi di Korintus di masa pelayanan rasul Paulus. Kemerosotan moral mengakibatkan orang kehilangan perasaan berdosa dan menganggap dosa seksual sebagai hal yang biasa dan lagi ngetren.

Rasul Paulus memperingatkan bahwa "...tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh." (1 Korintus 6:13). Karena itu "...matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas orang-orang durhaka)." (Kolose 3:5-6). Bila ingin hidup tidak bercacat dan tidak bernoda di hadapan Tuhan, tidak ada jalan lain, selain harus menjaga kekudusan hidup dan menjauhkan diri dari segala kecemaran.

Orang percaya dipanggil untuk melakukan apa yang kudus, bukan yang cemar!

Hidup Di Akhir Zaman : Penuh Tipuan Iblis (1)

Baca: 2 Petrus 3:10-16

"Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia." (2 Petrus 3:14)

Menjadi mempelai Kristus yang tak bercacat dan tak bernoda adalah tujuan hidup orang percaya. Mengapa kita harus dalam keadaan tak bercacat dan tak bernoda? Karena Tuhan Yesus telah mencurahkan darah-Nya untuk menyucikan dan menyempurnakan mempelai-Nya, sehingga kalau kita tetap dalam keadaan cacat dan bercela ketika Tuhan menjemput kita, berarti kita telah menyia-nyiakan pengorbanan Kristus di kayu salib. Hari-hari yang sedang kita hadapi ini adalah hari-hari akhir menjelang kedatangan Kristus. Jadi bukan waktunya kita main-main dalam menjalani hidup. "Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!" (Wahyu 22:11).

Alkitab menyatakan bahwa di akhir zaman yang jahat akan semakin jahat dan yang suci akan semakin suci. Karena itu kita harus semakin terpacu untuk hidup benar dan tidak lagi berkompromi dengan dosa. Waspadalah dan berjaga-jagalah, karena Iblis selalu mencari celah sekecil apa pun untuk menipu semua orang. Salah satu tipuan Iblis adalah berkenaan dengan 'waktu'. Iblis berusaha mengalihkan fokus hidup semua orang agar menyibukkan diri untuk hal-hal duniawi. Waktu mereka tersita oleh berbagai aktivitas sampai-sampai mereka tidak lagi punya waktu untuk memikirkan perkara-perkara rohani (bersaat teduh atau melayani Tuhan). Mereka berkata "Waktu kok terasa begitu cepat... pekerjaan ini dan itu belum selesai." Sungguh, waktu akan berlalu begitu cepatnya seperti sekam yang ditiup oleh angin (baca Zefanya 2:2).

Bila kita tidak bisa menggunakan waktu dengan bijaksana, waktu itu akan habis untuk perkara yang sia-sia. Itulah yang menjadi tujuan Iblis! Bukan berarti kita tidak boleh melakukan pekerjaan atau aktivitas apa pun, namun hendaknya jangan semua perkara yang ada di dunia ini semakin menjauhkan kita dari Tuhan. Hendaklah segala sesuatu yang kita kerjakan berorientasi kepada perkara-perkara yang menuju kepada kekekalan!

Evaluasilah waktu-waktu yang Saudara pakai dan prioritaskan Tuhan!

Bagaimana Persembahan Anda Mencerminkan Kasih Karunia Allah?

Bacaan Hari ini:
2 Korintus 9: 7-8 “Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.”


Jika Anda ingin mengukur seberapa besar Anda memahami kasih karunia Allah dan seberapa besar hidup Anda diberkati oleh kasih karunia-Nya, lihatlah persembahan Anda.

Alkitab berkata, “Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan” (2 Korintus 9: 7-8).

Perhatikan kata “segalanya” di dalam ayat ini: “senantiasa,” “segala sesuatu,” “di dalam pelbagai kebajikan.” Itulah janji-janji yang berkaitan dengan seseorang yang kian serupa dengan Kristus. Seperti apakah karakter Kristus itu? Dia senang memberi. Allah amat mengasihi dunia ini sehingga Ia pun menganugerahkannya kepada kita. Apabila Anda belum belajar bermurah hati dengan waktu, uang, harta, dan peluang Anda, maka Anda tidak akan pernah bisa menjadi serupa dengan Kristus. Dalam hal mengasihi Allah, tidak ada bukti yang lebih kuat selain saling mengasihi, berbelas kasih, dan bermurah hati terhadap orang lain dan kepada Allah.

Jika Anda merasa gelisah atau defensif ketika pendeta Anda mulai berbicara soal memberi persembahan, itu artinya Anda tidak memahami kasih karunia-Nya. Pelajarilah kembali Alkitab. Firman-Nya mengatakan bahwa jika Anda memberi dengan sukacita dan dengan kerelaan hati, Tuhan akan memenuhi segala yang Anda butuhkan— “senantiasa,” “segala sesuatu,” “di dalam pelbagai kebajikan.”

Pertanyaannya adalah: Apakah Anda bersedia percaya kepada Tuhan yang telah memberikan hidup-Nya untuk Anda? Jika Anda dapat mempercayakan keselamatan Anda di dalam Dia, mengapa Anda tidak bisa mempercayakan keuangan Anda kepada-Nya juga? 

Sesungguhnya, Anda tidak memiliki apa pun di muka bumi ini. Allah hanya meminjamkannya kepada Anda selama 70 atau 80 tahun. Segalanya adalah milik-Nya. Waktu anak saya masih kecil, saya memberinya lima dolar untuk membelikan saya sebuah hadiah, tapi dari mana asalnya uang itu?

Tuhan juga melakukannya kepada kita. Dia memberi kita dengan berkelimpahan. Kemudian Dia berkata, “Jalanilah hidupmu dengan penuh rasa syukur. Bermurah hatilah dalam memberi, termasuk dalam perpuluhanmu.” Apakah Tuhan butuh uang Anda? Tidak. Dia ingin Anda menjadi serupa seperti Dia. Tuhan ingin Anda memiliki hati yang berkata, "Aku tak sabar ingin memberi untuk Tuhan.”

Roma 8:32 mengatakan, “Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?” Memang, Anda bisa memberitahu Tuhan bahwa Anda mengasihi Dia, bahwa Anda percaya kepada-Nya, bahwa Anda mengutamakan Dia, namun buku tabungan Andalah bukti nyata bagaimana Anda menunjukkan kepada Allah betapa berharganya anugerah Dia bagi Anda. 

Renungkan hal ini: 
- Apakah Anda menyebut diri Anda orang yang senang memberi dengan sukacita? Mengapa atau mengapa tidak?
- Bagaimana selama ini Anda melihat Tuhan memberkati keuangan Anda atau menyediakan segala yang Anda butuhkan sebagaimana Anda juga telah setia kepada-Nya dalam hal memberi perpuluhan?
- Dalam hal apa saja Anda mengungkapkan rasa syukur Anda atas kasih karunia Allah?



Bacaan Alkitab Setahun :
Yeremia 48-50; II Tesalonika 3

Tuhan mengasihi Anda lebih dari apa pun. 
Salib membuktikan segalanya. Bagaimana dengan Anda ?
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 


Putus terhadap Sumpah

Zakharia 5:1-4

Apa reaksi kita saat mendengarkan orang mengucapkan sumpah tanpa kesungguhan hati? Sumpah yang terucap ternyata gagal ditepati. Ini namanya sumpah palsu, bukan? Sementara itu, ada juga orang yang senang mengucapkan sumpah serapah yang bertujuan untuk membalas perbuatan orang lain yang tidak menyenangkan. Jika setiap hari kita melihat kondisi seperti ini, mungkin dunia akan terasa kacau dan menyedihkan.

Zakharia, dalam penglihatan, menyaksikan kondisi orang Yehuda sepulang dari Babilonia. Mereka sudah cukup lama tinggal di Yerusalem. Namun, kehidupan mereka tidak berpusat kepada Allah karena Bait Allah belum dibangun kembali. Akibatnya, mereka tidak dapat beribadah, sehingga hidup mereka penuh dengan dosa.

Zakharia melihat sebuah gulungan kitab sepanjang dua puluh hasta dengan lebar sepuluh hasta (2). Dalam kitab itu tercatat dosa mereka, yaitu sumpah serapah dan sumpah palsu (3). Hukum Tuhan siap dinyatakan. Sumpah itu akan masuk ke rumah pencuri dan rumah mereka yang bersumpah palsu. Tuhan akan menghancurkan rumah mereka, baik kayu dan batu-batunya (4). Artinya, setiap yang melanggar hukum Tuhan tidak akan bisa menghindari konsekuensinya.

Allah membenci dosa dan mereka yang menyalahgunakan nama-Nya. Tuhan akan menghukum siapa saja yang merasa aman dengan dosa-dosanya. Allah sangat tegas kalau hukum-Nya dilanggar. Jika Allah tampak diam atas pelanggaran yang sembarangan menggunakan nama-Nya, itu hanya sementara. Tidak akan lama, Tuhan akan merasuk dan melumpuhkan si pelaku. Misalnya, Tuhan akan mengembalikan sumpah serapah yang terucap kembali kepada si pengucap.

Untuk mengatasi ini, kita harus bertobat. Kita harus memulai hidup baru dengan meninggalkan dosa. Mari kita jadikan Yesus sebagai Tuhan, termasuk dalam setiap ucapan. Kita undang Allah memasuki kehidupan kita seutuhnya dan terus berusaha setia dalam pembaruan dari Tuhan.

Doa: Tuhan, ajari kami agar selaras dalam perkataan dan perbuatan. [RP]

Menantikan Tuhan:Ibadah Dengan Sungguh

Baca: Mazmur 2:1-12

"Beribadahlah kepada TUHAN dengan takut dan ciumlah kaki-Nya dengan gemetar," Mazmur 2:11

Kita semua tidak tahu secara pasti kapan Kristus datang, namun melihat akta-fakta yang ada (kekristenan mengalami tekanan yang semakin berat, munculnya organisasi tertentu yang ditunggangi roh antikristus untuk melakukan penganiayaan terhadap orang percaya, bencana alam yang datang silih berganti dan sebagainya) semakin memperjelas bahwa Tuhan datang tidak akan lama lagi. Siapakah kita menyambut kedatangan Tuhan?

Hal mendasar yang harus kita perhatikan adalah perihal ibadah! Apakah selama ini kita sudah beribadah kepada Tuhan dengan sungguh? Orang yang sungguh-sungguh beribadah pasti mengalami kuasa ibadah itu sendiri. Kenyataannya, meski banyak orang tampak aktif ke gereja setiap Minggu, tidak semua mengalami kuasa ibadah, karena mereka beribadah kepada Tuhan dengan sikap hati yang benar. Ada tertulis: "Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat." (Pengkhotbah 4:17).

Ibadah dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai service, artinya pelayanan, sedang dalam bahasa aslinya adalah abodau yang artinya bekerja, melayani Tuhan, dan menjadikan diri sebagai seorang hamba. Ada pun kata hamba selalu identik dengan labour yang artinya bekerja keras. Jadi ibadah yang benar itu bukan sekedar duduk, memuji Tuhan ala kadarnya dan mendengarkan firman Tuhan sambil lalu, tetapi kita bekerja keras untuk memberikan yang terbaik kepada Tuhan.

Di Perjanjian Lama untuk beribadah kepada Tuhan setiap orang harus membawa korban binatang seperti domba, kambing, burung merpati dan sebagainya. Kini kita tidak perlu lagi membawa korban binatang ketika datang beribadah, karena Kristus sudah mati menjadi korban tebusan bagi kita melalui kematian-Nya di kayu salib, namun hal ini tidak boleh mengubah arti ibadah yang sesungguhnya yaitu kita mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus dan yang berkenan (baca Roma 12:1).

"...ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang." (1 Timotius 4:8)

Sanjungan Yang Melenakan

Baca: Kisah Para Rasul 14:8-20

"Maka datanglah imam dewa Zeus, yang kuilnya terletak di luar kota, membawa lembu-lembu jantan dan karangan-karangan bunga ke pintu gerbang kota untuk mempersembahkan korban bersama-sama dengan orang banyak kepada rasul-rasul itu." (Kisah 14:13)

Mengerjakan Amanat Agung Tuhan Yesus adalah tanggung jawab semua orang percaya, karena itulah "Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya." (Markus 16:20). Ke mana pun hamba-hamba Tuhan pergi memberitakan Injil Roh Kudus menyertai dan turut bekerja. Di mana ada Roh Kudus sesuatu yang dahsyat pasti terjadi, perkara-perkara adikodrati dinyatakan: yang sakit disembuhkan, yang terbelenggu dibebaskan, yang buta pun dicelikkan, yang lumpuh berjalanlah!

Di Listra ada orang yang lumpuh kakinya sejak lahir. "Ia duduk mendengarkan, ketika Paulus berbicara. Dan Paulus menatap dia dan melihat, bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan. Lalu kata Paulus dengan suara nyaring: 'Berdirilah tegak di atas kakimu!' Dan orang itu melonjak berdiri, lalu berjalan kian ke mari." (Kisah 14:9-10). Orang-orang pun kagum dan mengelu-elukan Paulus dan Barnabas, bahkan mereka menganggap keduanya dewa yang turun dari langit. Paulus disebutnya Hermes, dan Barnabas disebut Zeus! Mereka mengira bahwa yang melakukan mujizat adalah hamba Tuhan tersebut, tak mengerti bahwa yang mengerjakan semua mujizat itu sesungguhnya adalah Tuhan sendiri melalui kuasa Roh-Nya, sedangkan hamba Tuhan adalah alat-Nya.

Sanjungan manusia acapkali melenakan dan membuat orang lupa daratan. Ini berbahaya! Ada banyak pelayan Tuhan jatuh ketika mereka sedang 'di atas' karena tidak tahan dengan pujian, hormat dan sanjungan manusia. Memang sulit untuk tetap rendah hati dalam situasi seperti itu. Ketika dielu-elukan segeralah Paulus dan Barnabas lari ke tengah-tengah mereka dan berkata, "Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu." (Kisah 14:15a). Di zaman sekarang tidak sedikit pelayan Tuhan yang justru membusungkan dada ketika namanya semakin dikenal oleh khalayak ramai.

Sanjungan adalah untuk Tuhan, jangan sekali-kali kita mencuri kemuliaan-Nya!

Tuhan dapat Memulihkan Anda Meski Anda Berbuat Dosa

Bacaan Hari ini:
Yeremia 15:19 “Karena itu beginilah jawab TUHAN: "Jika engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan engkau menjadi pelayan di hadapan-Ku, dan jika engkau mengucapkan apa yang berharga dan tidak hina, maka engkau akan menjadi penyambung lidah bagi-Ku. Biarpun mereka akan kembali kepadamu, namun engkau tidak perlu kembali kepada mereka.”


Ketika Anda menjadi orang percaya di dalam Kristus, Anda terlahir kembali ke dalam keluarga Allah. Anda juga tak dapat menolak dilahirkan kembali. Meskipun persekutuan dengan Allah bisa rusak oleh karena dosa, namun hubungan itu tetap ada. Anda hanya selangkah lagi kembali kepada-Nya. 

Lalu, apa yang harus Anda lakukan ketika Anda berbuat dosa? Satu kata: Kembali! Kembalilah kepada Kristus. Sesederhana itu. 

Yesaya 1:18 mengatakan, “Marilah, baiklah kita berperkara! --firman TUHAN--Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.”

Jika ada dosa yang menurut Anda tidak akan pernah bisa diampuni, mungkin Anda berpikir itu adalah menyangkal Yesus tiga kali di malam Ia dikhianati. Tetapi Yesus sudah lebih dulu tahu bahwa Petrus akan menyangkal-Nya, dan Dia bahkan tahu Petrus akan kembali kepada-Nya. Bahkan, sebelum itu terjadi, Yesus telah lebih dahulu berkata kepada Petrus di Ruang Atas, “Tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu” (Lukas 22:32).

Yesus tahu bahwa pelayanan Petrus akan lebih berbuah dibanding sebelum ia menyangkal Yesus. Dan, itu memang benar! Petrus menulis dua kitab di dalam Alkitab, yaitu 1 dan 2 Petrus. Dan kemudian ia membagikan catatan perjalanannya mengikut Yesus kepada seseorang, dan terciptalah Injil Markus. 

Anda mungkin berpikir Tuhan telah melupakan Anda. Dia tidak pernah sekali pun melupakan Anda. 

Gembala yang Baik meninggalkan 99 domba untuk mencari satu domba yang hilang. Dia tahu bagaimana Anda jatuh ke dalam dosa; apakah Anda terperosok karena satu langkah yang salah, atau melalui serangkaian langkah kecil yang menyebabkan Anda tidak sedekat yang dulu dengan Kristus, berdoalah seperti apa yang Daud serukan ketika ia datang kembali kepada Allah setelah melakukan dosa perzinahan. Dia berkata, “Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela!” (Mazmur 51:12). Daud tidak harus berdoa, “Tuhan, kembalikanlah keselamatanku,” sebab dia tidak kehilangan keselamatannya yang dari Allah. Namun, ia telah kehilangan sukacita.

Mengapa tidak kembali kepada Kristus? 

Renungkan hal ini:
- Apa yang menghalangi Anda untuk kembali kepada Kristus setelah Anda berbuat dosa?
- Apa yang Anda butuhkan agar Tuhan mengembalikan hidup Anda yang telah rusak karena dosa?
- Bagaimana Anda bisa lebih produktif bagi Kristus dengan cara kembali kepada-Nya dan bertobat kepada-Nya? Apa yang ingin Anda kerjakan untuk Kerajaan Allah?



Bacaan Alkitab Setahun :
Yeremia 44-47; II Tesalonika 2

Tidak ada dosa yang terlalu besar untuk Tuhan ampuni. Hanya dibutuhkan kerendahan hati Anda untuk mau mengakui dan berbalik padaNya
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)


Hadapi Masalah dengan Kuasa Allah


Zakharia 4:1-14

Kita tahu merintis pelayanan bukan tugas yang mudah. Ada banyak kendala yang bisa melunturkan semangat. Halangan, mulai dari kerikil sampai batu besar, bisa datang bergantian mengadang. Namun, di tengah situasi itu, kita harus tetap yakin bahwa Allah akan selalu memimpin

Zerubabel mendapat tugas untuk membangun Bait Allah dan umat-Nya (9). Mereka, yang kembali ke tanah perjanjian, bersusah payah untuk membangun kembali tanah leluhurnya dari reruntuhan.

Namun, setelah sekian lama, mereka lupa tugas akan utamanya sebagai umat, yaitu beribadah. Akan tetapi, permasalahannya adalah Bait Allah telah lama runtuh. Lalu, di mana mereka harus beribadah?

Tuhan hendak memakai Zerubabel untuk menyadarkan umat Yehuda agar mulai membangun Bait Allah. Namun, orang-orang yang dihadapi Zerubabel bagaikan gunung batu besar. Oleh karena itu, tugas Zakharia adalah menyampaikan janji Allah kepada Zerubabel bahwa ia akan menyelesaikan tugas tersebut bukan karena kuat dan perkasanya, melainkan karena Allah (6). Dalam hal ini, Roh Allah akan meneguhkan setiap perkataan Zakharia kepada Zerubabel. Zerubabel dan Yosua adalah dua dahan pohon zaitun itu (11). Merekalah perintis pekerjaan Allah untuk membangun kembali Bait Allah di Yerusalem.

Allah memilih orang untuk membangun umat-Nya. Akan tetapi, bukan berarti rintangan segera sirna begitu saja. Gesekan, salah paham, dan berbagai masalah datang bak batu besar yang menghalangi pekerjaan Allah. Namun, kita tidak boleh mundur karena Allah, melalui Roh-Nya, akan selalu menguatkan. Inilah yang menjadi pegangan kita saat bekerja melayani Dia.

Zaman sekarang, teknologi sudah semakin maju. Kita patut bersyukur karena semua kemajuan itu bisa digunakan untuk mengatasi rintangan dalam pelayanan. Namun, kita harus tetap mawas diri. Semua kemudahan itu tidak boleh mengganti peran Roh Allah. Kita tetap harus mengandalkan Tuhan di atas segalanya.

Doa: Ya Allah, ajar kami agar selalu peka pada kuasa-Mu dalam pelayanan kami. [RP]

Berbahagialah Orang Yang Diingat Tuhan

Baca: Mazmur 25

"Dosa-dosaku pada waktu muda dan pelanggaran-pelanggaranku janganlah Kauingat, tetapi ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya TUHAN." (Mazmur 25:7)

Semua orang pasti berharap dirinya selalu diingat dan tidak dilupakan oleh sesamanya, seperti teman, kerabat atau saudara. Betapa sedih dan kecewanya bila pada suatu kesempatan kita bertemu dengan teman lama, ternyata teman kita itu sudah tidak lagi mengingat kita alias lupa. Kita patut bersyukur, sekalipun manusia bisa saja melupakan dan tidak lagi mengingat kita tapi Tuhan tak pernah melupakan kita. "Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?" (Mazmur 8:4-5).

Alkitab menegaskan orang benarlah yang selalu diingat oleh Tuhan, "...orang benar itu akan diingat selama-lamanya." (Mazmur 112:6). Namun ada seorang penjahat yang diingat Tuhan, karena pada saat akhir perjalanan hidupnya ia merendahkan diri dan berpengharapan penuh kepada Tuhan. Oleh karena imannya itu Ia tidak lagi memperhitungkan dosa-dosanya, sebaliknya Ia mengingat dan menyelamatkannya. Orang itu adalah salah seorang penjahat yang disalibkan bersama Tuhan Yesus. Ketika penjahat lain menghujat-Nya, "Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!" (Lukas 23:39), tetapi penjahat yang satunya justru berkata, "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." (Lukas 23:42). Ketika Tuhan Yesus dalam keadaan tak berdaya, masih tergantung di atas kayu salib, penjahat ini percaya bahwa Dia adalah Raja. Karena imannya berkatalah Tuhan Yesus kepadanya, "...sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus." (Lukas 23:43).

Walaupun tadinya penjahat itu sama seperti penjahat lain di sebelah Tuhan Yesus, namun ia telah membuat keputusan penting dalam hidupnya yaitu bertobat dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pada saat ia masih berada di atas kayu salib. Ia menerima Tuhan Yesus sebagai Raja sebelum ia mati.

Kehidupan di masa lalu tak menentukan keselamatan: asal kita mau bertobat, langkah terakhir dari hidup ini yang menentukan!

Pilihan Ada Pada Manusia Sendiri

BacaWahyu 3:14-22

"Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku." (Wahyu 3:20)

Orang bertanya-tanya, jika Tuhan itu berkuasa mengapa Dia seolah-olah membiarkan sakit-penyakit dan kesusahan menimpa semua orang? Mengapa Ia tidak langsung menyembuhkan atau memberkati? Tentu saja Tuhan itu Mahakuasa, tetapi Dia hanya akan mengerjakan sesuatu dalam diri seseorang ketika orang itu mengijinkan Dia bekerja. Ada orang yang berbantah lagi, "Kalau Tuhan berkuasa, tentunya Ia dapat melakukan segala sesuatu menurut kehendak-Nya sendiri!" Dalam sekejap mata Tuhan pasti sanggup untuk menyembuhkan, memberkati, menolong dan menyelamatkan setiap orang yang berdosa tanpa melalui proses pertobatan.

Tuhan tak ingin manusia ciptaan-Nya itu seperti robot yang dapat dijadikan apa saja. Sesungguhnya Tuhan dapat saja memaksa setiap orang untuk bertobat dan menerima-Nya sebagai Juruselamat dalam hidupnya. Tetapi Tuhan memberikan kepada setiap manusia free will (kehendak bebas), sehingga manusia mempunyai hak untuk menentukan pilihannya sendiri. Manusia dapat memilih untuk menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam hidupnya, atau sebaliknya mereka melakukan seperti orang dunia lakukan saat ini yaitu membenci, menghujat dan menolak Yesus Kristus.

Tuhan Yesus hanya berdiri di depan pintu hati setiap orang dan mengetuk. Jika kita mendengar suara-Nya dan membukakan pintu hati bagi-Nya, Dia kan masuk ke dalam kehidupan kita. Jadi Tuhan tak pernah memaksa kita, walaupun sesungguhnya Ia begitu ingin semua orang mendapatkan keselamatan kekal melalui iman percaya kepada-Nya, "...tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat." (2 Petrus 3:9).

Bahkan setelah seseorang bertobat dan lahir baru ia juga tak kehilangan kehendak bebasnya untuk memilih taat kepada firman atau tidak taat. Yang harus disadari adalah, bahwa "...ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal," (Ibrani 2:2), sebaliknya kalau kita mau taat maka berkatlah yang menjadi bagian hidup kita.

"...barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran;" (Wahyu 22:11)

Mengapa Tuhan Tidak Menolak Orang-Orang Berdosa?

Bacaan Hari ini:
Mazmur 103: 9-10, 13 "Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia."


Alkitab mengatakan tidak ada penghukuman atas dosa kita begitu kita meletakkan iman kita di dalam Yesus, namun Alkitab juga tidak mengatakan bahwa itu tidak akan ada konsekuensinya. Setiap kali Anda tidak taat kepada Allah, Anda sedang menyakiti diri Anda sendiri dan orang lain. Anda kehilangan persekutuan dengan Kristus. Anda kehilangan keuntungan dan sukacita di Bumi. Anda kehilangan upah di surga.

Namun, Anda tidak akan kehilangan keselamatan Anda. Mengapa demikian? Mengapa Allah tidak mengusir kita begitu kita berbuat dosa? Mengapa Allah tidak menyingkirkan orang percaya ketika kita berbuat dosa?

Sebab kasih Allah itu tanpa syarat.

Allah tidak berkata, "Aku mengasihimu kalau..." atau "Aku mengasihimu karena..." - Dia hanya berkata, "Aku mengasihimu. Titik! ”Dia tidak akan pernah berhenti mengasihi Anda, karena Anda adalah penerima kasih karunia-Nya.

Ratapan 3:22 mengatakan, “Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya," 

Keselamatan Anda tidak didasarkan pada perbuatan baik Anda.

Alkitab mengatakan, "Pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus," (Titus 3: 5). Anda tidak bisa mengusahakan jalan Anda ke surga, membeli jalan Anda ke surga, bekerja keras untuk masuk Surga, memperdaya jalan Anda ke surga. Satu-satunya cara agar Anda punya harapan untuk masuk surga ialah hanya oleh karena kasih karunia Allah.

Yesus telah menanggung hukuman atas Anda. 

Hukuman ganda dalam sistem peradilan pidana yang mengatur bahwa seseorang tidak dapat diadili untuk kedua kalinya untuk pelanggaran hukum yang sama. Hal ini juga benar di dalam Firman Tuhan. Orang-orang tidak dihukum karena kejahatan yang sama atau dosa yang sama dua kali.

Dua ribu tahun lalu, Yesus merentangkan tangan-Nya di kayu salib dan mengambil alih hukuman atas dosa Anda. Dia telah membayar lunas dosa Anda. Harganya telah dibayar penuh — yang harus Anda lakukan hanyalah menerima karunia pengampunan dan keselamatan yang Dia tawarkan! 

Yesus memahami kelemahan Anda sebagai manusia.

Tuhan itu penuh simpati dan pengertian. Dia tahu kelemahan Anda, kesalahan Anda, dan bagaimana Anda jatuh ke dalam dosa yang sama. Namun Dia tetap sabar dengan Anda.

"Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa" (Ibrani 4:15). Yesus hidup sebagai manusia selama 33 tahun, sebab itulah Dia memahami kelemahan Anda.

Tuhan tidak menyimpan dendam.

Alkitab berkata, "Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia" (Mazmur 103: 9-10, 13). Jika Anda adalah orang percaya, Tuhan tidak akan marah kepada Anda. Mengapa? Sebab semua hukuman itu telah Dia pikul di kayu salib.

Anda mungkin berpikir, “Anda tidak tahu seberapa jauh saya telah jatuh. Anda tak tahu apa yang telah saya lakukan." Tidak, saya tidak tahu. Tetapi Tuhan tahu. Jika Anda berpikir Anda sudah terlalu jauh tersesat dari Allah, ini yang Dia katakan kepada Anda: "Kembalilah, hai anak-anak yang murtad! Aku akan menyembuhkan engkau dari murtadmu.” (Yeremia 3:22a).

Renungkan hal ini:
- Apa yang Anda pelajari dari kasih Allah tentang cara mengasihi orang lain?
- Mengapa kita berusaha menyembunyikan dosa kita dari Tuhan, meskipun sebeenarnya kita tahu Dia melihat dan mengetahui segalanya?
- Menurut Anda apa artinya takut akan Tuhan?



Bacaan Alkitab Setahun :
Yeremia 38-43; II Tesalonika 1

Tuhan masih memberikan kesempatan untuk Anda kembali padaNya. Tuhan membenci dosa, namun sangat mengasihi orang berdosa.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 


Pengenalan Akan Tuhan Adalah Hal Berharga Bagi Hidup Dan Mati

Amsal 30:4 (TB)  Siapakah yang naik ke sorga lalu turun? Siapakah yang telah mengumpulkan angin dalam genggamnya? Siapakah yang telah membungkus air dengan kain? Siapakah yang telah menetapkan segala ujung bumi? Siapa namanya dan siapa nama anaknya? Engkau tentu tahu!

Tanda Peringatan  Ada Di akhir dari semua Tanda Pertanyaan, yang mengertikan pengetahuan akan Tuhan adalah kata terakhir yang akan menjawab dari segala pertanyaan yang ada.

Bila pertanyaan terus terulangi di dalam satu ayat Firman, ini mengartikan bertanya untuk dapat mengenal Tuhan itu Adalah Hal Awal Dan Sepanjang Jalan Yang Perlu Kita Ketahui.

Sebab itu Pengenalan Untuk Mendapatkan Pengetahuan Akan Tuhan Ini Adalah Hal Yang Berharga Dari Awal Hidup Hingga Akhir Kematian, Tidak Ada Hal Berharga Lagi Jika Bukan Pengetahuan Dan Pengenalan Akan Kehidupan Setelah Kematian, Sebab Kehidupan Setelah Kematian Adalah Sebuah Hidup Yang Tidak Dapat Kita Ketahui Di Sepanjang Jalan Kehidupan, Karena Barulah Setelah Kamu Menjalaninya Baru Dapat Mengetahui Kepada Siapa Kamu Akan Di Hadapkan? Jika Bukan Kepada Tuhan,Tapi Jika Semuanya itu Telah Sebaik Mungkin Engkau Ketahui Dan Kenal.

Sudah Menjadi Hal Yang Jelas Jika Sesuatu Hal Yang Belum Kita Ketahui Akan Di Tempatkan Dimana?, Di Hadapkan Oleh Siapa?.Itulah Hal Yang Sangatlah amat berharga bagi Kehidupan Dan Kematian, Dan Telah Menjadi Harga Mati Seseorang Untuk Mengetahui Dan Mengenal Sesuatu Hal Yang Tidak Di Ketahui Dan Tidak Di Kenal, Sebab Hidup Adalah Untuk Belajar Bagaimana Kita Dapat Sampai Kepada Tempat Yang Kita Inginkan Yaitu Surga, jika kita Tidak mengenal Dan Mengetahui Tuhan Allah Yang Benar.

Dan Marilah Sodaraku Seiman Dengan Nasehat Yang Di Berikan Kepada Allah Kita, Mari Kita Mengajarkan Dan Mendidik Mereka Semuanya Supaya Mengenal Dan Mengetahui Siapa Itu Tuhan Allah Yang Benar, Sebab Tuhan Allah Yang Aku Lihat Adalah Tuhan Allah Yang Sama Yang Di Lihat Para Pendahulu, Tuhan Allah Yang Hatinya Penuh Cahaya Kemuliaan Dan Itulah Namanya, Dan Anaknya Yang Di Samping Kanannya Yesus Immanoel Itulah Namanya, Sebab Amsal Menanyakannya Supaya Kita Tahu Namanya Dan Nama Anaknya. GBU

Featured post

Melihat Melalui Mata yang Berbeda

Melihat Melalui Mata yang Berbeda Aku melihat melalui matamu. Dan ketika saya melakukannya, dunia semuanya biru, ungu dan hijau. Warnanya s...